Rabu, 09 Januari 2013

TUHAN MEMBENTUK KITA

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja di sebuah toko souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah Gelas Keramik yang cantik.

“Lihat gelas itu,” kata si nenek kepada suaminya.

“Kau benar, inilah gelas keramik yang tercantik yang pernah aku lihat”, ujar si kakek.

Saat mereka mendekati gelas itu, tiba-tiba gelas yang dimaksud berbicara,

“Terima kasih untuk perhatiannya. Perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi gelas yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna.

Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar. Kemudian, ia mulai memutar-mutar aku hingga aku merasa pusing.

Stop! Stop! Aku berteriak, tetapi orang itu berkata “Belum!” lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.

Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian.

Panas! Panas! Teriakku dengan keras.

Stop! Cukup! Teriakku lagi.

Tapi orang ini berkata, “Belum!”

Akhirnya, ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan.

Stop! Stop! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “Belum!”.

Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya!

Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku.

Setelah puas “menyiksaku”, kini aku dibiarkan dingin. Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkanku dekat kaca.

Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali! Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku berdiri sebuah gelas keramik yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.


Sahabat, seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemulian-Nya.

“Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai pencobaan, sebab kita tahu bahwa ujian terhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya sahabat menjadi sempurna dan utuh tak kekurangan sesuatu apapun.”

Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk kita. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, kita akan melihat betapa cantiknya Tuhan membentuk kita.

* Yohanes 11:4,
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar