Rabu, 09 Januari 2013

Kisah Pembeli Kue Manju

*1 Samuel 16:7,
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.

Pada suatu hari di sebuah kota kecil di Jepang, datanglah seorang Ibu berpakaian sederhana ke sebuah toko kue mewah di kota itu. Dia datang untuk membeli kue manju (kue yang terbuat dari kacang hijau berisi selai).

Pelayan-pelayan toko itu sangat terkejut melihat Ibu itu, karena pakaiannya yang sangat sederhana menunjukkan bahwa dia orang miskin. Sementara toko itu adalah tempat berbelanja orang-orang kaya. Karena itu seorang pelayan dengan terburu-buru membungkus kue yang dipesan Ibu itu, dengan maksud supaya si Ibu bisa segera meninggalkan toko.

Tapi belum sempat dia menyerahkan kue itu, seorang Bapak setengah baya melangkah keluar dari ruang dalam toko itu, Bapak itu adalah sang pemilik toko, mengatakan, “Tunggu, biarkan saya yang menyerahkannya.”

Pemilik toko itu kemudian menyerahkan bungkusan kue kepada sang Ibu, sambil sang Ibu menyerahkan uang pembayaran. Pemilik toko itu membungkuk hormat, “Terima kasih atas kunjungan anda.”

Setelah sang Ibu berlalu, pemilik toko itu berbalik dan menemukan pelayan-pelayan tokonya sedang memandangnya kebingungan. Karena dia memang sudah hampir tidak pernah lagi melayani pelanggan sendiri.

“Saya harus melayaninya sendiri,” katanya, “Ibu tadi adalah seorang pembeli istimewa”

Pelayan-pelayan toko itu masih saling bertatapan kebingungan, tapi tak ada seorangpun yg berani bertanya.

“Selama ini yang membeli kue di toko kita adalah orang-orang kaya. Mereka bisa membeli berapa saja dan kapan saja, sekalipun harga kue di toko kita agak mahal. Tapi Ibu tadi pasti harus mengorbankan sebagian penghasilannya yang tidak seberapa untuk bisa menikmati kue manju dari toko kita. Karena itulah dia harus dilayani dengan hormat!”


Tuhan tidak pernah memandang kita seperti cara dunia memandang. Tuhan tidak akan memandang engkau dari tampilan dan kekayaanmu, dari gelar & latar belakang keluargamu.

Dia memandang kedalaman hatimu, seberapa besar keinginanmu untuk ada di dalam-Nya, engkau dicintai apa adanya, bagaimanapun keadaanmu.

Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar