*1 Tesalonika 5:18,
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani.
Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu
lainnya.
Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu. Dia berkata kepada batang bambu," Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air, yang sangat berguna untuk mengairi sawahku?"
Batang bambu menjawabnya, "Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi
engkau, Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku
menjadi pipa saluran air itu."
Sang petani menjawab, "Pertama,
aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah
itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang
yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai
dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di
dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku
sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan
mengalirkan air untuk mengairi sawahku sehingga padi yang kutanam dapat
tumbuh dengan subur."
Mendengar hal ini, batang bambu lama
terdiam....., kemudian dia berkata kepada petani, "Tuan, tentu aku akan
merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit
ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika
engkau membelah-belah batangku yang indah ini, dan pasti tak tertahankan
ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang
sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses
itu, Tuan?"
Petani menjawab batang bambu itu, "Wahai bambu,
engkau pasti kuat melalui semua itu, karena aku memilihmu justru karena
engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi
tenanglah."
Akhirnya batang bambu itu menyerah, "Baiklah, Tuan.
Aku ingin sekali berguna bagimu. Ini aku, tebanglah aku, perbuatlah
sesuai dengan yang kau kehendaki."
Setelah petani selesai
dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias
halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang
mengairi sawahnya sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah
banyak.
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan masalah yang
datang silih berganti tak habis-habisnya, mungkin Allah sedang
memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-NYA?
Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa, ALLAH sedang membuat kita sempurna untuk dipakai menjadi penyalur berkat.
DIA sedang membuang kesombongan dan segala sifat kita yang tak berkenan bagi-NYA.
Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena ALLAH tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul.
Jadi maukah kita berserah pada kehendak ALLAH, membiarkan DIA bebas
berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna
bagi-NYA?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, "Ini aku ALLAH, perbuatlah sesuai dengan yang KAU kehendaki."
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar