Seorang
milyuner bertamasya naik kapal pesiar yang mewah. Namun, nasib sial
menimpanya. Kapal pesiar yang ia tumpangi pecah. Ia terkatung-katung
pada serpihan kapal tersebut.
Dalam keadaan tidak berdaya, ia bernazar kepada TUHAN:
"TUHAN, jika aku selamat sampai darat, aku akan persembahkan SETENGAH dari harta kekayaanku".
Tak lama kemudian, datanglah tim SAR dan ia pun tertolong dan selamat sampai di darat.
Setelah sampai di rumahnya, ia teringat akan nazarnya, dan ia
menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar. Lalu timbullah rasa
sayang terhadap kekayaannya. Ia bingung, padahal ia sudah bernazar dan
sekarang selamat.
Kemudian, timbul ide dan ia berkata kepada dirinya sendiri, "Ketika aku bernazar di laut, kekayaanku hanya yang ada didompet".
Ia membuka dompet dan menghitungnya, lalu membagi uangnya menjadi dua.
Kemudian ia berdoa, "Tuhan, kekayaan di laut beda dengan yang di darat".
PESAN CERITA:
Banyak orang juga seringkali seperti orang tersebut.
Ketika lagi dalam keadaan susah atau keadaan terpojok, seringkali kita berjanji ini dan itu kepada TUHAN.
Dan disaat TUHAN mengeluarkan kita dari keadaan itu, kita malah LUPA atau mencari alasan untuk PEMBENARAN diri sendiri.
TUHAN menghendaki kita setia kepada-NYA,
*Wahyu 2:10,
Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar