*Ibrani 12:3,
Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat
itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu
menjadi lemah dan putus asa.
Dibalik satu kisah sukses
biasanya terdapat seribu kisah kegagalan. Orang mungkin melihat
bagaimana suskesnya seseorang, tapi lupa bagaimana orang itu jatuh
bangun dan mengalami kegagalan berkali-kali sebelum akhirnya bisa mencapai kesuksesan.
Hari ini mendung, dan rumah sangat gelap jika tidak ada lampu. Dan
lampu tidak akan kita nikmati jika Thomas Alva Edison berkepribadian
mudah menyerah.
Thomas Alva Edison memang berhasil menemukan
lampu, itu sebuah keberhasilan luar biasa, namun lihatlah berapa banyak
hari-hari yang ia habiskan di laboratorium bawah tanah di rumahnya
karena terus menerus menemui kegagalan. Tidak kurang dari 2000 percobaan
gagal dialaminya, namun itu tidak membuatnya patah semangat, menjadi
lemah atau putus asa kehilangan harapan.
Thomas Alva Edison
berkata: "I never failed once. It just happened to be a 2000-step
process" Dia tidak pernah merasa gagal. Sesuatu yang dianggap orang
sebagai kegagalan itu, bagi Edison adalah sebuah proses menuju
keberhasilan.
Pada akhirnya, 2000 langkah proses itu pun menjadi buah karyanya yang bisa kita nikmati sampai sekarang.
Dari kisah Edison kita melihat bahwa seseorang yang berhasil itu
bukanlah manusia yang sempurna yang tidak pernah gagal. Mungkin satu-dua
kali, mungkin puluhan, mungkin ratusan bahkan ribuan kali mereka akan
membentur tembok, tapi semangat, ketekunan dan kerajinan membuat mereka
tidak pernah menyerah.
Begitu pula dengan keimanan kita. Jika
kita melihat orang yang hidup benar, mereka pun pasti pernah melakukan
kesalahan, tetapi mereka mau belajar dari kesalahan dan tidak
mengulanginya lagi. Dalam Amsal kita membaca: "Sebab tujuh kali orang
benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh
dalam bencana." (Amsal 24:16) Penulis Ibrani mengingatkan hal yang sama.
"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1)
Kita hidup ditengah banyak
orang yang akan selalu memperhatikan hidup kita. Maka kita wajib
meninggalkan beban dan dosa yang merintangi kita dan terus dengan tekun
berusaha untuk hidup lebih baik lagi.
Caranya tidak lain adalah
melakukannya dengan mata yang tertuju pada Yesus (ay 2). Dan setiap
kali kita merasa lemah dan hampir putus asa, arahkan pikiran kita pada
Yesus yang tidak pernah menyerah pada tekanan dan siksaan demi
menggenapi kehendak Bapa. (ay 3).
Dalam melakukan pelayanannya,
para rasul pun tidak kurang sulitnya. Mereka pun mengalami berbagai
bentuk penolakan, penindasan bahkan penganiayaan. Tapi mereka tidak
menyerah.
"Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak
terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun
tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2
Korintus 4:8-9).
Dan seperti apa yang tertulis pada Ibrani
12:3, Paulus kembali mengulangi bahwa kuncinya adalah Kristus. "Kami
senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan
Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami."(ay 10).
Dalam
Kristus selalu ada pengharapan. Manusia yang tidak luput dari kesalahan,
dan setiap hari kita pun akan selalu berhadapan dengan berbagai godaan
dosa maupun kelalaian dan sebagainya.
Yang penting, kita harus
selalu mau belajar dari kesalahan dan terus bertekun dalam doa,
mendalami firman Tuhan, dan tidak membiarkan berbagai kesalahan itu
berlarut-larut, apalagi sampai menyerah pada dosa.
Kegagalan
adalah sukses yang tertunda, selama kita tidak putus asa, tidak patah
semangat dan mau terus bertekun dalam perjalanan hidup kita. Jadikanlah
kegagalan itu sebagai sebuah proses menuju keberhasilan. Tetaplah
berlomba dengan tekun, belajarlah selalu dari kegagalan dan jadilah
orang yang berhasil keluar sebagai pemenang.
Jangan pernah putus asa karena dalam Kristus selalu ada pengharapan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar