Rabu, 09 Januari 2013

Bebek Mati

Bertahun-tahun silam seorang pria kaya berburu bebek dengan seorang upahan bernama Sam.

Mereka menggunakan kuda dan kereta. Di tengah jalan, salah satu pelek bannya terlepas. Ketika Sam memaku pelek itu ke roda, tak sengaja jarinya terpukul. Ia langsung mengumpat kasar. Tetapi ia segera bersujud mohon pengampunan Allah. “Tuhan, kerap kali begitu sulit menjalani kehidupan kristiani,” doanya.

“Sam,” ujar pria itu, “aku tahu kau seorang kristiani, tapi katakan padaku mengapa kau harus berjuang begitu keras dalam hidup kristianimu? Aku orang ateis, dan tidak mempunyai masalah seperti itu.”

Sam tak tahu harus menanggapi bagaimana. Sesaat kemudian ada dua bebek terbang di atasnya. Pria itu mengangkat senjatanya dan meletupkan dua tembakan.

“Tinggalkan bebek yang mati dan kejar yang terluka!”, teriaknya.

Sam menunjuk bebek yang sedang mengepak- ngepakkan sayap dengan putus asa hendak melarikan diri sambil berkata,

“Saya sudah mendapatkan jawaban untuk pertanyaan Anda. Anda mengatakan bahwa kekristenan saya tidak efektif karena saya harus berjuang sedemikian rupa. Ya, saya adalah bebek yang luka itu, dan saya berjuang untuk melepaskan diri dari Iblis. Tapi, Pak, Anda bagaikan bebek yang sudah mati!”

Pemahaman ini sesuai dengan gambaran Paulus tentang pengalaman kristianinya dalam Roma 7:14-26.

Perjuangan adalah bukti bahwa Allah bekerja dalam kehidupan kita. Pengampunan sudah tersedia, jadi jangan putus asa.

Ingat, bebek yang mati tidak akan mengepakkan sayapnya —Dennis De Haan

JIKA YESUS HIDUP DI DALAM DIRI KITA MAKA DOSA TIDAK DAPAT MEMBELENGGU KITA

Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar