*Yohanes 14:18,
Aku tidak akan meninggalkan kamu seperti yatim piatu.....
Tidak pernah Allah menjanjikan seseorang, bahkan umat-Nya, bahwa mereka
akan kebal terhadap penderitaan, dukacita, dan kepedihan.
Dunia ini “ lembah” air mata, dan kekecewaaan dan sakit hati tidak bisa
dihindari seperti juga tidak bisa menghindari adanya awan ataupun
bayangan.
Penderitaan sering merupakan
tempaan, tempat iman kita diuji. Mereka yang dengan berhasil melalui
“api dapur penderitaan” akan muncul sebagai “emas yang sudah diuji di
dalam api”.
Alkitab dengan pasti mengajarkan kita bahwa kita
bisa menang atas dukacita. Sang pemazmur menulis, “Sepanjang malam ada
tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai” ( Mazmur 30:5 )
Merasa kasihan kepada diri sendiri tidak akan bisa mendatangkan
penghiburan yang bertahan lama. Kenyataan hanya akan menambahkan
penderitaan kita. Dan kesedihan yang terus menerus mendera kita dengan
sendirinya tidak memberi banyak penghiburan, karena kesedihan melahirkan
kesedihan.
Kesedihan yang tidak habis-habisnya hanya akan memperbesar penderitaan kita.
Kita seharusnya tidak menjajakan kepedihan kita dan menyesalkan nasib
buruk kita- berbuat demikian hanya akan membuat orang tertekan.
Dukacita atau perkabungan, apabila dipikul dengan iman Kristen, dengan
sendirinya mengandung penghiburan. “Berbahagialah orang yang berduka
cita, karena mereka akan dihibur” ( Mat 5:4 ).
Dalam perkabungan terdapat penghiburan, karena kita tahu bahwa Tuhan ada bersama kita.
Ia telah berkata, “Aku senantiasa menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” ( Matius 28:20 ).
Penderitaan hanya bisa ditahan apabila kita tidak perlu memikulnya
sendiri, dan semakin besar belas kasihan Tuhan, semakin berkurang
kepedihan penderitaan kita.
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar