Selasa, 30 April 2013

Kasih setia Allah dalam sejarah

Kasih setia Allah dalam sejarah
Mazmur 106:13-33

Apa manfaat sejarah sebuah bangsa ditulis? Tentu saja bukan sekedar pengetahuan masa lampau sebuah bangsa. Sejarah ditulis agar generasi kemudian bangsa itu mengenali pengalaman nenek moyangnya, baik keberhasilan mau-pun kegagalan mereka. Melalui pengalaman nenek moyangnya, generasi berikutnya belajar agar mereka tidak mengulang kesalahan nenek moyang mereka.

Ada tiga fakta yang muncul dari sejarah bangsa Israel yang ditulis pemazmur:

Pertama, Israel terus- menerus berdosa kepada Allah, yaitu tidak percaya rencana Tuhan yang memimpin mereka menuju Tanah Perjanjian (ayat 13-15,24-25); penyembahan berhala (ayat 19-22,28); menolak kepemimpinan Musa dan Harun (ayat 16).

Kedua, Allah menghukum setiap dosa dengan ganjaran yang setimpal (ayat 15,17-18,23,26-27,29). Fakta berulangnya hukuman Tuhan ini bermakna paradoks. Meski seharusnya hukuman perbuatan dosa adalah maut, namun Ia menghukum supaya umat-Nya bertobat. Hukuman Tuhanbersifat mendidik bukan menghajar.

Ketiga, Israel memiliki pemimpin yang setia kepada-Nya dan mengasihi bangsanya (ayat 23,30-31). Pemimpin yang memiliki hati penuh kasih seperti ini yang akan menjadi alat untuk menyalurkan pengampunan dan pemulihan Tuhan bagi umat-Nya.

Kegagalan dan keberhasilan pengalaman nenek moyang Israel mengingatkan kita bahwa gereja dan orang Kristen bisa gagal dalam perjalanan iman. Akan tetapi, gereja dan orang Kristen harus belajar dari kegagalan itu untuk berhasil dalam langkah selanjutnya. Tuhan tidak pernah membatal-kan kasih setia-Nya bagi umat-Nya meskipun umat-Nya tidak layak menerima pengampunan-Nya dan pemulihan-Nya. Hanya anugerah-Nya yang membuat kita tetap menjadi umat yang dikasihi- Nya. Haaleluya!

Senin, 29 April 2013

Benih Kecil

Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Di bawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu.

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang. "Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?" "Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah. Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi makhluk yang sabar."

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak.

Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi makhluk dengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil? Kapankah saat itu akan datang?

Anda adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari? Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan? Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?

Tidak. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hamba-Nya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua.

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan dan kesuksesan itu telah ada dalam diri Anda.

Tuhan Yesus Memberkati.

PANGGILAN SEORANG PELAYAN

Bacaan: Yohanes 6:32-40
NATS: Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Filipi 2:8)

Suatu kali seseorang bertanya kepada Ibu Teresa, "Ibu telah melayani kaum miskin di Kolkata, India. Tetapi, tahukah Ibu, bahwa masih ada jauh lebih banyak lagi orang miskin yang terabaikan? Apakah Ibu tidak merasa gagal?" Ibu Teresa menjawab, "Anakku, aku tidak dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia ...."

Setiap pelayan Tuhan di mana pun dan dalam peran apa pun, tidak dipanggil untuk berhasil. Sebab jika panggilannya adalah keberhasilan, ia akan sangat riskan jatuh pada kesombongan atau penghalalan segala cara. Pelayan Tuhan dipanggil untuk setia. Melakukan tugas pelayanannya dengan penuh komitmen dan tanggung jawab. Semampunya, bukan semaunya.

Itulah yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Menurut ukuran dunia, Tuhan Yesus bisa dibilang tidak berhasil semasa hidup-Nya. Betapa tidak, Dia harus menjalani hukuman salib. Satu murid-Nya mengkhianati-Nya. Satu murid lagi menyangkali-Nya. Dan, para murid-Nya yang lain kocar-kacir meninggalkan-Nya dan bersembunyi. Tiga tahun berkarya, ujung-ujungnya hanya begitu. Namun, Dia toh tetap setia menjalankan tugas pelayanan-Nya; melaksanakan kehendak Bapa, dan menyelesaikan pekerjaan-Nya (Yohanes 4:34). Dia tidak undur sedikit pun. Itu sebabnya, Allah sangat meninggikan Dia (ayat 9). Kesetiaan-Nya membuahkan keselamatan manusia.

Dalam melayani, bisa saja kita melihat bahwa apa yang kita lakukan seolah-olah tidak ada hasilnya. Bila kita menghadapi situasi demikian, jangan undur. Tetaplah setia. Kesetiaan kita dalam melayani Tuhan tidak akan pernah sia-sia -AYA

LAKUKAN BAGIAN KITA SEBAIK-BAIKNYA
DAN SERAHKAN HASILNYA KEPADA TUHAN

Minggu, 28 April 2013

INDAHNYA MEMBERI

Bacaan: 1Raja-raja 17:7-16
NATS: Mereka memberikan lebih banyak daripada yang kami harapkan. Mereka memberikan diri mereka, pertama-tama kepada Allah, kemudian oleh karena kehendak Allah juga kepada kami (2Korintus 8:5)

Janda di Sarfat dihadapkan pada dilema yang cukup sulit atas permintaan Elia. Jika ia memberikan persediaan terakhir bahan makanan yang ada padanya, ia akan mati kelaparan. Namun akhirnya, ia mengambil keputusan itu, walau berisiko (1 Raja-raja 17:15). Ia memberikan makanan penyambung hidupnya kepada Elia -- yang berarti juga memberikan hidupnya. Demikian pula jemaat Makedonia (2 Korintus 8:5). Mereka menderita dan kekurangan, tetapi mereka bermurah hati. Bahkan, mereka memberi diri untuk melayani. Pertamatama mereka melayani Allah, tetapi kemudian juga melayani sesama. Sungguh indah!

Kita juga akan mengalami hal yang indah jika kita belajar dari ibu janda dari Sarfat, serta jemaat Makedonia. Mereka memberi teladan dalam hal memberi. Bagi mereka, tak ada alasan untuk tidak memberi. Apa pun keadaannya. Dalam keadaan baik atau tidak baik, dalam kelebihan ataupun kekurangan. Mereka menunjukkan bahwa kita semua bisa memberi, asal kita mau. Sebab kita pasti mempunyai sesuatu untuk diberikan dalam melayani sesama -- paling tidak waktu, tenaga, dan perhatian. Yang perlu terus kita ingat adalah bahwa apa pun yang kita punya adalah anugerah-Nya, yang diberikan bukan saja untuk diri sendiri, melainkan juga untuk melayani sesama demi kemuliaan-Nya.

Kesempatan untuk memberi, terlebih memberi diri, adalah anugerah yang tidak boleh kita sia-siakan. Memberi hidup kita untuk melayani dengan sungguh-sungguh di mana kita ditempatkan; di rumah, di tempat kerja, dan di mana pun, adalah ibadah yang sejati -ENO

ADALAH LEBIH BERBAHAGIA MEMBERI DARIPADA MENERIMA

Sabtu, 27 April 2013

Penyesalan

Ada yang bagus. Ketika GELAP, Tersadar betapa berartinya TERANG.

Ketika KEKERINGAN, Tersadar betapa berharganya AIR.

Ketika KEHILANGAN, Tersadar betapa nyamannya MEMILIKI.

Ketika SAKIT, Tersadar betapa nikmatnya SEHAT.

Ketika PERPISAHAN, Tersadar betapa indahnya KEBERSAMAAN.

Ketika KEMATIAN, Tersadar betapa sangat berharganya KEHIDUPAN.

Sayangnya KESADARAN selalu datang terlambat...

Bukan kejadian yang membuat kita bahagia atau tidak. Kita harus memilih diantara keduanya.

Kemarin sudah mati,
esok belum tiba,
Kita hanya punya 1 hari yaitu HARI INI.

Jangan sesali ketidakbahagiaan yang dialami tetapi buat sekarang bahagia agar kelak tidak menyesali ketidakbahagiaan hari ini.

Separuh dari dunia salah menebak arah dalam berburu KEBAHAGIAAN. Mereka pikir kebahagiaan itu isinya adalah MEMILIKI, MENGAMBIL & DILAYANI.

Kebahagiaan adalah bisa MEMBERI &
MELAYANI.

Jangan harap bisa bahagia di atas penderitaan orang lain.

Syukuri yang telah dimiliki agar kebahagiaan selalu mengisi kehidupan.

Jangan cari kesempurnaan tetapi sempurnakanlah yang telah ada.

KESALAHPAHAMAN DI RUANG BERITA

Bacaan: 1Raja 22:1-8
NATS: Baiklah tanyakan dahulu firman Tuhan (1Raja 22:5)

Seorang pria Kongo mendatangi kantor BBC News 24 untuk wawancara pekerjaan. Namun, seorang produser yang selalu tepat waktu mengira ia seorang tamu penting yang sudah dijadwalkan untuk siaran. Ia menuntun sang pelamar yang kebingungan, namun patuh itu ke dalam studio ruang berita dan memasangkan mikrofon kepadanya.

Saat tanda "on air" dihidupkan, orang yang mewawancarai tak memerhatikan wajah panik sang pria, dan pencari kerja yang gugup itu dengan canggung mengarang jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya. Saat kesalahpahaman itu disadari, jaringan berita itu meminta maaf.

Pria malang itu tidak berpura-pura menjadi seorang tamu penting -- ia justru dikira demikian. Sebaliknya, Ahab, raja Israel, memilih untuk mengabaikan kebenaran dengan mencari jawaban dari nabi-nabi palsu yang berpura-pura menjadi pemimpin agama. Ahab tidak ingin bertanya kepada Tuhan melalui Mikha sang nabi ilahi "sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka" (1Raja 22:8). Sang raja benci terhadap kebenaran.

Kadang kita lebih memilih mendengar dusta yang enak didengar daripada kebenaran. Namun, kita perlu mendapat nasihat dari para penasihat yang percaya bahwa "seluruh Kitab Suci yang diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran" (2Timotius 3:16). Jangan biarkan nafsu membuat kita menukar kebenaran Allah untuk dusta --MRD

Bila dosa membujuk, memikat
Hindari tipuannya, jangan mendekat
Kuasa untuk dapat mengalahkannya
Hanyalah iman kepada Tuhan. --Sper

LEBIH BAIK MENDENGARKAN KEBENARAN YANG PAHIT
DARIPADA DUSTA YANG MANIS

Jumat, 26 April 2013

Desa Di Bali Yang Cinta Yesus

Desa Belimbing Sari cinta Yesus. Bali sangat identik dengan sebuah agama tertentu namun ada sebuah desa di Bali yang seluruh warganya beragama Kristen yaitu Desa Blimbing Sari. Hal ini bisa dilihat dari tanda salib bergaya Bali yang tergantung di sekitar 250 rumah milik warga Desa Blimbing Sari.

Menurut Pendeta Ketut Suyana Ayub, gembala sidang Gereja Kristen Protestan di Bali, nenek moyang mereka membangun desa ini pada tahun 1939, pada awalnya hanya ada 39 keluarga. Mereka menganggap tanah ini sebagai tanah perjanjian.

Penduduk desa diajarkan tentang nilai-nilai kerja keras dan istirahat. Setiap keluarga mendapat dua hektar tanah dari pemerintah di mana mereka bisa bertani dan memelihara sapi. Bahkan anak-anak di panti asuhan pun diajarkan tentang nilai-nilai pekerjaan.

"Orang-orang Kristen baru memiliki semangat yang sangat kuat bagi kehidupan mereka. Mereka mengerti desa ini adalah negeri yang dijanjikan Tuhan. Karena doa mereka, berkali-kali, desa ini terpilih sebagai desa terbaik secara ekonomi, spiritual, bahkan yang terbaru kami terpilih sebagai tempat yang bebas dari narkoba dan perjudian, " ungkap Pendeta Ayub.

Ayub percaya bahwa alasan lain iman penduduk desa tetap kuat adalah karena mereka masih menyembah dalam gaya nenek moyang mereka. Dan karena kasih Allah yang dirasakan dalam komunitas ini, pemukim baru yang bukan orang percaya pun mulai tertarik kepada iman Kristen. Salah satunya adalah Giman, seorang bekas penganut kepercayaan lain, dia bersaksi,

“Saya sakit dan seorang warga desa membantu saya untuk dioperasi. Saya tinggal di antara orang-orang Kristen. Mereka baik kepada saya dan banyak membantu saya. Kemudian saya belajar tentang Kekristenan. Sekarang saya percaya pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat saya sendiri.”

Ni Ketut Sudarmiasih juga mantan penganut kepercayaan lain, saat ini dia belajar di panti asuhan Kristen. Dia mengaku, dulu dia tidak yakin tentang keselamatan tapi ketika dia percaya kepada Yesus Kristus, dia tahu bahwa dia akan bersama Yesus di Surga.

Hal yang paling menakjubkan dari semua itu, desa Kristen ini memiliki tingkat kejahatan nol persen. Saat ini, pemerintah dan organisasi-organisasi swasta berduyun-duyun datang ke Desa Blimbing Sari untuk belajar dari contoh tersebut.

Desa Blimbing Sari telah menjadi teladan bagi kita untuk menjadi terang dan garam di tengah dunia ini sehingga nama Tuhan dimuliakan. Haleluya!

YANG TAK DAPAT DIBELI UANG

Bacaan: Yesaya 55:1-7
NATS: Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! (Yesaya 55:6)

Uang memegang peranan yang penting dalam hidup. Tanpanya, kita tidak dapat memenuhi kebutuhan atau kemewahan hidup. Namun demikian, ada hal-hal yang nyata-nyata tidak dapat dibeli dengan uang. Pengkhotbah W.A. Criswell pernah mengatakan, "Uang dapat membeli kemewahan, tetapi ia tidak akan membeli kuasa roh. Uang dapat membeli kenaikan pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi, tetapi ia tidak akan membeli penghargaan dari Allah. Uang dapat membeli ... kebaikan dan pujian dari orang lain, tetapi ia tidak dapat membeli jiwa yang terhormat."

Kebaikan terbesar -- begitu besarnya, sehingga ia memiliki kategori sendiri -- tidak dapat dibeli. Sekalipun umat manusia menghabiskan seluruh sumber dayanya untuk membeli pengampunan dosa dan hidup kekal bersama Yesus, semua itu tidak akan cukup. Semua kekayaan di seluruh dunia tidak dapat membeli berkat terbesar dari pengampunan dan surga.

Kita tidak akan pernah dapat mengumpulkan kekayaan yang cukup untuk membeli tempat di Taman Firdaus Allah. Tetapi ada kabar baik! Keselamatan dapat menjadi milik kita "tanpa uang pembeli dan ... tanpa bayaran," menurut Yesaya 55:1.

Sudahkah Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat? Anda hanya perlu menyodorkan tangan kosong Anda kepada Tuhan di dalam iman seperti anak kecil (Yohanes 1:12). Berserulah kepada-Nya dan akui dosa Anda. "Ia memberi pengampunan dengan limpahnya" (Yesaya 55:7) --VCG

Aku ditebus, bukan dengan perak,
Aku dibeli, bukan dengan kencana;
Dibeli dengan harga -- darah Yesus,
Nilai kasih yang tiada tara. --Gray

KETUKAN IMAN YANG TERLEMAH
MEMBUKA LEBAR-LEBAR PINTU PENGAMPUNAN

SETIA DALAM PERKATAAN

Bacaan: Matius 5:33-37
NATS: Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak (Matius 5:37)

Tak lama sebelum kematian menjemputnya, Duke dari Burgundy memimpin Dewan Kabinet Perancis. Pada saat itu, para menteri membuat sebuah proposal yang akan melanggar sebuah perjanjian, namun akan mendatangkan berbagai keuntungan penting bagi negara. Ada banyak alasan yang diberikan untuk membenarkan perbuatan itu. Duke mendengarkan dengan diam, dan ketika semua orang telah menyampaikan pendapatnya, ia kemudian menutup rapat tanpa memberikan persetujuan. Sambil meletakkan tangannya di atas salinan perjanjian yang asli, ia berkata dengan suara tegas, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!"

Orang kristiani memang perlu bertindak dan berbicara agar Sang Juru Selamat dimuliakan. Bila Anda berjanji, tepatilah janji itu. Jika Anda membuat suatu komitmen, hormatilah itu. Jika Anda menerima suatu tanggung jawab, jalankanlah. Yesus berkata dalam Matius 5:37, "Jika ya, hendaklah kamu katakan: Ya."

Kejujuran dan kredibilitas kita harus dibuktikan sehingga kita dapat dipercaya dalam perjanjian apa pun yang kita buat. Kesaksian indah yang dapat dikatakan tentang orang kristiani adalah "Ia berjanji; itu sudah cukup bagi saya". Dan jika orang-orang nonkristiani dapat memercayai kita dalam perkara-perkara bisnis, maka mereka akan semakin mungkin memercayai kita ketika kita berbicara tentang Injil.

Jika Anda tergoda untuk ingkar janji, pikirkanlah kembali perkataan Duke dari Burgundy tadi, "Saudara-saudara, kita telah mempunyai sebuah perjanjian!" --RWD

JANGAN PERNAH BERJANJI JIKA ANDA TIDAK BERNIAT MENEPATINYA

Kamis, 25 April 2013

KISAH ALERGI HIDUP

Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya : "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati".

Sang Guru tersenyum : "Oh, kamu sakit".

"Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati".

Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan : "Kamu sakit. Penyakitmu itu bernama "Alergi Hidup".

Ya, kamu alergi terhadap kehidupan. Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.

Hidup ini berjalan terus. Sungai.kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.

Usaha pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecil itu memang wajar. Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini ?

Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita".

"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku", kata sang Guru.

"Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup lebih lama lagi", pria itu menolak tawaran sang Guru.

"Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati ?", tanya Guru.

"Ya, memang saya sudah bosan hidup", jawab pria itu lagi.

"Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini... Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang".

Kini, giliran pria itu menjadi bingung. Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.

Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai !

Tinggal satu malam dan satu hari ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah. Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu".

Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis.

Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat dua cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Sang istripun merasa aneh sekali dan berkata : "Sayang, apa yang terjadi hari ini ? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku sayang".

Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya ?" Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!

Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.

Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya sambil berkata : "Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu".

Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan : "Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami".

Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ?

Ia mendatangi sang Guru lagi. Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi dan berkata : "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan.

Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup.

Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan".

Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian. Itulah sebabnya, ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP.

Rabu, 24 April 2013

HIDUP INI NYATA

Bacaan: Mazmur 56
NATS: Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu (Mazmur 56:4)

Dalam komik Peanuts, tokoh Lucy mengatakan kepada Linus, saudaranya, bahwa anak-anak tidak bisa tinggal di rumah selamanya. Kelak mereka menjadi dewasa dan meninggalkan rumah. Lalu ia berkata bahwa bila nanti Linus pergi, ia akan menempati kamar Linus. Namun, dengan cepat Linus mengingatkan Lucy bahwa nantinya Lucy juga akan meninggalkan rumah. Menyadari akan hal itu, Lucy pun terkejut, tetapi ia segera menemukan jalan keluar. Ia mengeraskan suara TV, merangkak ke kursi beanbag-nya [kursi kantong yang berisi kacang, dipakai dalam permainan tertentu] dengan semangkuk es krim di tangan, dan menolak memikirkan hal tadi.

Menghindari keadaan yang tidak menyenangkan tidak semudah yang Lucy pikirkan. Realitas kehidupan tidak dapat dihindari. Kita dapat mencoba lari dan bersembunyi, tetapi pergumulan dan ujian kehidupan selalu dapat mengikuti langkah kaki kita dan akhirnya menyusul kita.

Sebaliknya, kita harus menghadapi masalah kita. Pemazmur Daud melakukan hal ini saat diserang oleh musuh dan teman-teman yang menyesatkan. Ia tidak berusaha mengecilkan bahaya yang ada; ia menyambut badai yang mengganas di sekelilingnya dan memandang kepada Tuhan. Ia menulis, "Kepada Allah aku percaya" (Mazmur 56:5).

Marilah kita mengikuti teladan Daud -- bukan Lucy. Menghadapi beragam kesulitan dalam hidup mungkin merupakan pengalaman yang menakutkan. Namun, ketika kita percaya kepada Allah dan mendekat kepada-Nya, kita akan mengalami pembebasan yang nyata --PRV

TATKALA KESULITAN MENGHAMPIRI ANDA, HAMPIRILAH ALLAH

Jadilah seekor ELANG

Jadilah seekor ELANG

Tidak ada seorang pun yang dapat membuatmu melayani pelanggan dengan lebih baik. Itu karenapelayanan yang baik adalah sebuah PILIHAN. Harvey Mackay, menceritakan sebuah kisah tentang seorang pengemudi taksi yang membuktikan hal ini

Suatu hari ia sedang mengantri menunggu taksi di sebuah airport. Ketika sebuah taksi mendekat hal pertama yang ia perhatikan adalah keadaan taksi tersebut yang tampak sudah digosok hingga mengkilap. Pengemudi taksi yang terlihat sangat rapi dalam kemeja putih, dasi hitam dan celana panjang hitam tersebut keluar dan memutari taksi tersebut untuk membukakan pintu untuk Harvey. Dia memberi temanku sebuah kartu yang telah dilaminating dan berkata:

"Saya Wally, supir Anda. Selagi saya memasukan barang-barang Anda ke bagasi, saya harap Anda bersedia untuk membaca pernyataan misi saya."

Harvey mengambil dan membaca kartu tersebut. Di sana tertulis:

Pernyataan Misi Wally: "Untuk mengantarkan penumpang saya ke tempat tujuan mereka denganm cara tercepat, teraman, dan termurah dalam lingkungan yang bersahabat".

Hal ini sempat membuat Harvey terkejut. Terutama ketika ia menyadari bahwa keadaan di dalam taksi tersebut persis sama dengan tampak luarnya. Bersih tanpa noda!

Sambil mengemudi, Wally berkata, "Apakah anda mau segelas kopi? Saya memiliki satu thermos kopi biasa dan satu decaf."

Sambil bercanda teman saya berkata, "Tidak, saya lebih memilih soft drink."

Wally tersenyum dan berkata, "Tidak masalah. Saya memiliki pendingin yang berisi Cola, Diet Cola, air, dan jus jeruk."

Harvey berkata dengan hampir tergagap, "Baiklah saya akan mengambil Diet Cola."

Sambil memberikan minuman kepada Harvey, Wally berkata, "Bila Anda membutuhkan bacaan, saya punya Wall Street journal, Time, Sport illustration dan USA Today."

Sambil menepi, Wally menawarkan teman saya sebuah kartu berlaminating yang lain.

"Ini adalah beberapa daftar stasiun radio dan musik yang dimainkannya yang dapat diputar di sini bila Anda berkenan mendengarkan radio."

Dan seakan semua itu tidak cukup, Wally memberitahu Harvey bahwa AC telah dinyalakan dan bertanya apakah suhunya sudah cukup nyaman untuknya. Kemudian ia menyarankan rute terbaik menuju tempat tujuannya di waktu seperti saat itu. Dia juga berkata bahwa ia akan sangat senang untuk mengobrol atau menceritakan tentang beberapa pemandangan, atau jika Harvey lebih memilih untuk dibiarkan sendiri.

"Wally, tolong beri tahu saya," dengan kagum teman saya bertanya kepada pengemudi tersebut, "Apakah Anda selalu melayani setiap penumpang seperti ini?"

Wally tersenyum melalui kaca spion depan. "Tidak, tidak selalu, malahan hal ini baru saya lakukan dua tahun belakangan ini. Selama lima tahun pertama saya mengemudikan taksi, saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk mengeluh sebagaimana yang dilakukan kebanyak pengemudi taksi. Hingga suatu hari saya mendengar guru pengembangan pribadi, Wayne Dyer, di radio. Dia baru saja menulis sebuah buku berjudul 'Anda akan Melihatnya Ketika Anda Mempercayainya'.

"Dyer berkata bila kamu bangun di pagi hari dan mengharapkan hari yang baik, namun kamu sering mengeluh dan bersikap negatif terhadap setiap keadaan. Maka kamu akan mendapati hari-hari yang buruk."

"Dia berkata, 'Berhentilah mengeluh! Buatlah dirimu berbeda dalam KOMPETISI. Jangan menjadi seekor bebek. Jadilah seekor ELANG.'

Bebek terbiasa MENGELUH sedangkan ELANG terbang tinggi di angkasa dengan penuh KEDAMAIAN dan KEMENANGAN."

Selasa, 23 April 2013

BELUM TERLAMBAT

Suatu ketika di kota Kansas, Amerika Serikat, terjadi suatu ledakan. Dalam ledakan itu ada seorang pria yang menjadi korban. Wajahnya rusak parah, ia menjadi buta dan kehilangan kedua tangannya. Pria ini adalah seorang Kristen yang baru bertobat, dan baru saja berjanji untuk mau membaca Alkitab, dan menceritakan Injil kepada setiap orang.

Sebelumnya ia adalah seorang yang tidak percaya adanya Tuhan, yang suka mencemooh orang Kristen, yang suka mengeluarkan umpatan dan makian.

Ketika peristiwa kecelakaan itu, ia mengalami kekecewaan yang sangat mendalam karena ternyata ia tidak dapat membaca Alkitab. Pertanyaan demi pertanyaan tidak dapat ia jawab. Mengapa baru sekarang ia bertobat? Mengapa baru sekarang ia mau membaca Alkitab? Mengapa justru kecelakaan itu terjadi pada saat ia baru mau membaca Alkitab dan menceritakan Injil kepada orang lain? Mengapa dia harus kehilangan kedua tangannya dan menjadi buta? Di tengah-tengah kekecewaannya, ia mulai mengumpat dan memaki-maki nasib hidupnya. Sampai suatu kali ia mendengar tentang seorang wanita di Inggris yang mampu membaca huruf braille dengan bibirnya.

Saat itu ada kuasa yang bekerja dalam hatinya yang mengingatkan dia akan pertobatannya, akan janjinya untuk membaca Firman Tuhan dan menceritakan tentang Injil. Dengan harapan ia dapat melakukan hal yang sama dengan wanita di Inggris itu, ia meminta kiriman beberapa buku dan Alkitab dalam huruf braille. Namun sekali lagi ia harus menerima kenyataan bahwa saraf pada bibirnya telah menjadi rusak karena ledakan itu.

Suatu hari, waktu ia hendak mencoba membaca lagi dengan bibirnya, lidahnya menyentuh huruf-huruf yang menonjol, dan ia dapat merasakannya. Betapa senangnya dia, ketika dia menyadari bahwa dia dapat membaca Alkitab dengan lidahnya. Lidah yang dulunya dia pergunakan untuk mencaci maki, kini dia pergunakan untuk membaca Alkitab. Lidah yang dulunya dapat membawanya pada kematian kekal, kini telah membawanya pada kehidupan kekal.

Dalam tahun yang sama dia telah berhasil membaca seluruh isi Alkitab dan membawa beberapa orang kepada Kristus melalui lidahnya. Haleluya!

APA ITU SCIENTOLOGI?

Scientology adalah sekumpulan ajaran dan teknik terkait yang dikembangkan oleh pengarang Amerika, L. Ron Hubbard selama sekitar 30 tahun, dimulai pada 1952 sebagai suatu filosofi pertolongan diri sendiri, perkembangan dari sistem pertolongan diri-sendirinya yang lebih awal, Dianetika.

Ajaran ini mengklaim menawarkan suatu metodologi yang pasti untuk menolong manusia mencapai kesadaran keberadaan rohaninya melintasi beberapa masa hidupnya. Pada saat yang bersamaan, juga untuk menjadi lebih efektif di dunia fisik.

Nama "Scientology" juga digunakan untuk merujuk kepada Gereja Scientology yang kontroversial, organisasi terbesar yang mempromosikan praktik Scientology. Gereja ini sendiri adalah bagian dari jaringan korporasi terkait yang mengklaim pemilikan dan wewenang tunggal untuk menyebarkan Dianetika dan Scientology.

Scientology menyatakan bahwa tujuannya "merehabilitasi" thetan (kira-kira setara dengan jiwa) untuk memperoleh kembali keadaannya semula berupa "kebebasan total".

Para juru bicara gereja ini dan praktisinya memberikan kesaksian bahwa ajaran-ajaran Hubbard (yang disebut "Teknologi" atau "Tek" dalam terminologi Scientology) telah menyelamatkan mereka dari begitu banyak masalah dan memampukan mereka untuk lebih menyadari potensi tertinggi mereka dalam bisnis maupun kehidupan pribadi mereka. Namun, para pengamat termasuk wartawan, anggota parlemen, dan lembaga-lembaga pemerintahan nasional dari sejumlah negara telah mencapai kesimpulan tentang Scientology yang sangat bertentangan dengan penggambaran diri gereja ini. Di  antaranya termasuk tuduhan-tuduhan bahwa gereja ini adalah sebuah usaha komersial tidak jujur yang mengganggu para kritikusnya, dan secara brutal mengeksploitasi anggota-anggotanya. Meskipun beberapa pakar dan banyak pemerintahan dunia menerima Scientology sebagai sebuah agama yang bonafid, Scientology juga telah digambarkan sebagai pseudo agama, sebuah ajaran sesat atau sebuah perusahaan transnasional.

Senin, 22 April 2013

WAKTU DAN CINTA

Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak:  ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya.

Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu.

Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu.

"Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.

Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.

Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. "Oh, orang tua tadi? Dia adalah Waktu." kata orang itu.

"Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.

"Sebab," kata orang itu, "Hanya Waktu-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu."

Sepertinya halnya Tuhan Yesus Seringkali kita berdosa dalam hidup kita, menyalibkan Dia untuk ke-2 kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita, namun Tuhan selalu punya waktu disaat kita butuh Dia Tuhan selalu ada disaat kita berjalan dalam lembah kekelaman.

Tidak Tahu Berterimakasih

Pada tahun 1860, kapal Lady Elgin bertabrakan dengan sebuah perahu pengangkut kayu. Saat itu malam sedang penuh badai. Lady Elgin pun karam. Sebanyak 393 orang penumpangnya terapung-apung di perairan Danau Michigan. Dua ratus tujuh puluh sembilan orang di antaranya tewas tenggelam.

Di kala panik, seorang mahasiswa bernama Edward Spencer terjun ke dalam air berkali-kali untuk menyelamatkan sesama penumpang. Ia pun berhasil menghela 17 orang dari air yang sedingin es. Akhirnya ia mengalami kelelahan yang luar biasa. Ia pun pingsan.

Ketika sadar, ia sudah tidak bisa berdiri lagi. Selama hidupnya, Spencer terkurung dalam sebuah kursi roda. Bertahun-tahun kemudian, seseorang bertanya tentang apa yang paling diingatnya pada malam yang naas itu. Menurut laporan wartawan dari surat kabar Chicago, Edward menjawab,

"Yang jelas tidak seorang pun dari 17 orang itu yang datang untuk mengucapkan termakasih padaku."

Sulit dipercaya.

Saudaraku, bagaimana rasanya ketika Anda mengalami hal di atas?

Kasih kita memang tiada pamrih, namun amat meyedihkan sekali bila pertolongan sebesar ini seakan tidak dihargai sama sekali.

TESTING

Testing sampai  dimana level keintiman saudara dengan Tuhan..

Baca dulu Efesus 5:22-33..

Ada 1 ayat yang 'nyempal' yaitu:

Efesus 5:32, Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.

Setelah bicara soal hubungan suami istri, kok ada ayat itu.. Setelah saya renungkan.. Saya baru nangkap sesuatu.. Ternyata hubungan Kristus dengan jemaat adalah seperti hubungan suami istri. Di mana wanita melambamgkan Gereja/Jemaat dan Pria melambangkan Yesus Kristus.

Makanya, Tuhan Yesus mengajar kalau doa itu masuk kamar dan kunci pintu. Nangkap sesuatu?

Level 1, HAMBA.
Hanya bisa datang kepada tuannya jika perlu sesuatu atau dipanggil tuannya, dan dia mau melakukan pekerjaan karena upah yg akan diterimanya. Sulit sekali membangun hubungan di sini.

Level 2, MURID.
Mau datang kepada guru saat dia perlu gurunya untuk belajar atau saat dipanggil, tetapi kelebihannya dia masih mau belajar.. Masih juga sulit membangun hubungan..

Level 3, SAHABAT.
Bisa lebih dekat, tapi masih ada batasan.. saling mempercayai tapi masih tetap aja ada batasan yaitu ruang dan waktu.

Level 4, ANAK/PUTRA.
Hubungan di sini bisa lebih dekat, karena hubungan antara anak dan orangtua tergantung dari membangun hubungan itu sendiri di antara orangtua dan anak-anaknya tapi masih saja ada batasan-batasan.

Level 5, MEMPELAI.
Baru di sini ini hubungan yang tiada batas.. Bahkan masing-masing mereka punya kode-kode sendiri.. Saat mau intim.. Tidak ada batas, tidak ada penghalang, semuanya bisa saling kelihatan (maaf, bukan porno), tidak boleh ada orang ke 3 di 'kamar pribadi', saling memuaskan, itulah suami istri.

Demikian juga dengan kita, saat berdoa kepada-Nya..

Itulah level-level keintiman hubungan doa kita dengan Tuhan.

Sambil baca, renungkan..
Sampe dilevel yang manakah Anda??? (tanya pada diri sendiri).

Saya berharap level keintiman Anda dengan Tuhan makin meningkat..

Selamat malam, selamat merenung sebelum tidur...

Tuhan Yesus memberkati.

BEJANA PILIHAN

Seorang Tuan sedang mencari sebuah bejana. Sambil berjalan sang Tuan melihat dan menilai bejana-bejana tersebut. Bejana Emas berkata: "Pilihlah aku," teriak bejana emas,"Aku mengkilap dan bercahaya. Aku sangat berharga dan aku melakukan segala sesuatu dengan benar. Keindahanku akan mengalahkan yang lain. Dan untuk orang seperti Tuanku, emas adalah yang terbaik!"

Tuan itu.hanya lewat saja tanpa mengeluarkan sepatah kata. Kemudian ia melihat suatu bejana perak, ramping dan tinggi. Bejana Perak, Ramping dan Tinggi berkata: "Aku akan melayani engkau Tuanku, aku akan menuangkan anggurmu dan aku akan berada di mejamu di setiap acara jamuan makan. Garisku sangat indah, ukiranku sangat nyata. Dan perakku akan selalu memujimu."

Tuan itu hanya lewat saja dan menemukan sebuah bejana kaca.’ Bejana ini lebar mulutnya dan dipoles seperti kaca. "Bejana Kaca berkata; "Sini! Sini!" teriak bejana itu, "aku tahu aku akan terpilih. Taruhlah aku dimejamu, maka semua orang akan memandangku."

Namun tuan itu hanya melewatinya dan melihat bejana kristal. Bejana Kristal berkata: "Lihatlah aku!", panggil bejana kristal yang sangat jernih. Aku sangat transparan, menunjukkan betapa baiknya aku. Meskipun aku mudah pecah, aku akan melayani engkau dengan kebanggaanku. Dan aku yakin, aku akan bahagia dan senang tinggal dalam rumahmu

Tuan itu kemudian menemukan bejana kayu. Dipoles dan terukir indah, berdiri dengan teguh. Bejana Kayu berkata: "Engkau dapat memakai aku, tuanku, kata bejana kayu. Tapi aku lebih senang bila engkau memakaiku untuk buah-buahan, bukan untuk roti."

Kemudian tuan itu melihat ke bawah dan melihat bejana tanah liat. Kosong dan hancur, terbaring begitu saja. Tidak ada harapan untuk terpilih sebagai bejana tuan itu. Bejana Tanah Liat hanya diam. Tuan berkata: Ah! Inilah bejana yang aku cari-cari. Aku akan perbaiki dan kupakai, dan akan aku buat sebagai milikku seutuhnya. Aku tidak membutuhkan bejana yang mempunyai kebanggaan. Tidak juga bejana yang terlalu tinggi untuk ditaruh di rak. Tidak juga yang mempunyai mulut lebar dan dalam. Tidak juga yang memamerkan isinya dengan sombong. Tidak juga yang merasa dirinya selalu benar.Tetapi yang kucari adalah bejana yang sederhana yang akan kupenuhi dengan kuasa dan kehendakku."

Kemudian ia mengangkat bejana tanah liat itu. Ia memperbaiki dan membersihkannya dan memenuhinya, ia berbicara dengan lembut kepadanya, "Ada tugas yang perlu engkau kerjakan, jadilah berkat buat orang lain, seperti apa yang telah kuperbuat bagimu."

Demikianlah halnya dengan Tuhan. Ia mencari orang-orang yang rendah hati dan mau berjalan menurut kehendak dan kemauan Tuhan. Dan tentunya orang yang mau dibentuk, sekalipun harus melalui hal-hal menyakitkan.

Minggu, 21 April 2013

- Pengharapan -

- Pengharapan -

Hidup ini memang tidak mudah. Dibutuhkan kekuatan untuk mengalahkan setiap rintangan dan hambatan di depan kita. Kebanyakan penyebab kegagalan kita bukan dari apa yang diluar kita melainkan apa yang di dalam kita, karakter dan perilaku kita. Menjadi pemenang artinya mengalahkan diri sendiri.

Taukah kamu saat semua masalah bertubi-tubi datang dan semuanya tampak rumit, Allah juga mengetahui apa yang kamu rasakan! Ambillah waktu sejenak, alihkan perhatianmu sejenak dari masalah dan mulai lihatlah sekelilingmu, saat kamu sedih , ada tumbuhan baru yang tumbuh di sekitar lingkunganmu. Kamu akan melihat bahwa Allah memelihara setiap kehidupan yang ada di dunia ini.

Ketika hidup tidak seindah yang kita bayangkan, ketahuilah bahwa harapan akan selalu ada bagi orang-orang yang berharap.

Bayangkan..
Seorang yang sedang sekarat sekarang ini berada di rumah sakit, menanti kesembuhan
Seorang ibu yang berharap agar masa depan anaknya akan lebih baik darinya
Seorang kuli yang tiap hari bekerja membanting tulang untuk makan hari ini
Seorang yang menanti-nanti ada perubahan dalam hidupnya
Seorang yang sudah lama ingin ada pemulihan keuangannya
Seorang yang putus asa karena selalu gagal ingin melihat ada mujizat terjadi
Bahkan Seorang yang tau umurnya tidak lama lagi karena vonis dari dokter menginginkan kesembuhan

Semua orang berkata tidak mungkin terjadi, tapi dalam lubuk hatinya dia masih menyimpan kepercayaan. Semua orang menginginkan terjadi perubahan yang luar biasa terjadi dalam hidupnya.

Apakah kamu mau ada perubahan terjadi dalam hidupmu? Apakah kamu ingin merasakan hidupmu penuh dengan kelegaan? Marilah kita berserah diri pada yang maha Kuasa, sang pemberi hidup karena kita hanya manusia yang butuh pertolongan darinya.

Datanglah kepada Tuhan hai kamu yang letih, lesu, dan berbeban berat, Tuhan akan memberi kelegaan padamu. Datanglah dengan penuh kerendahan hati dan percayalah mujizat pasti terjadi di keluargamu. " Amin "

Kasih Karunia dari TUHAN YESUS.. akan selalu menyertai setiap langkahmu.

TEMPAT ASING

Bacaan: Mazmur 40:2-9
NATS: Berdoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan itu (Yunus 2:1)

Suatu hari ketika sedang melewati gudang, saya mendengar kicauan gelisah di dalam. Setelah mencari, saya mendapati seekor bluejay [jenis burung di Amerika Utara] yang sedang memukulmukulkan sayapnya ke kaca jendela. Jika burung itu tidak mengeluarkan jeritan melengking dan keluhan, saya tidak akan mendengarnya. Nada suaranya yang sedih mendorong saya untuk membuka pintu gudang lebar-lebar dan burung itu pun terbang ke luar menuju kebebasan.

Gudang itu merupakan tempat yang asing bagi burung bluejay; seperti Yunus mendapati dirinya berada di tempat yang asing bagi seorang manusia. Karena ketidaktaatannya, Yunus dibuang di laut, ditelan oleh seekor ikan besar, dan terjebak di dalam perut ikan itu. Meski itu karena kesalahan Yunus sendiri, Allah tetap hadir untuk mendengarkan doanya. Ketika Yunus mengakui kesalahannya, Allah membebaskannya dari perut ikan itu.

Kadang kala karena kebodohan mereka sendiri, anak-anak Allah sampai ke tempat-tempat yang asing dan keadaan yang menyedihkan. Apakah saat ini Anda sedang berada di tempat yang asing? Apakah Anda sedang tidak berada dalam persekutuan yang baik dengan Tuhan, merasa kalah, dan tidak bahagia? Berserulah kepada Allah, akui dosa Anda, maka Anda akan dipulihkan dengan belas kasihan-Nya yang berlimpah (1Yohanes 1:9). Allah sedang menanti untuk mendengar seruan lemah Anda dan menerima pertobatan Anda.

Mungkin kini Anda berada di tempat yang asing karena keputusan bodoh Anda sendiri -- tetapi Dia tetap menyertai Anda dan menanti seruan Anda. Jangan tunda lagi --MRD

KETIKA ANDA BERADA DI TEMPAT YANG TIDAK TEPAT
ALLAH SELALU MEMPUNYAI JAWABAN YANG TEPAT

Untuk Ibuku di Hari Ini

Untuk Ibuku di Hari Ini

Seorang anak bertengkar dengan ibunya & meninggalkan rumah. Saat berjalan ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang. Ia melewati sebuah kedai bakmi. Ia ingin sekali memesan semangkok bakmi karena lapar.

Pemilik bakmi melihat anak itu berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu bertanya, "Nak, apakah engkau ingin memesan bakmi?"

"Ya, tetapi aku tidak membawa uang," jawab anak itu dengan malu-malu.

"Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu," jawab si pemilik kedai.

Anak itu segera makan. Kemudian air matanya mulai berlinang.

"Ada apa Nak?" tanya si pemilik kedai.

"Tidak apa-apa, aku hanya terharu karena seorang yang baru kukenal memberi aku semangkuk bakmi tetapi ibuku sendiri setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah. Kau seorang yang baru kukenal tetapi begitu peduli padaku."

Pemilik kedai itu berkata"Nak, mengapa kau berpikir begitu? Renungkan hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu.... Ibumu telah memasak bakmi, nasi, dll sampai kamu dewasa, harusnya kamu berterima kasih kepadanya.

Anak itu kaget mendengar hal tersebut.

"Mengapa aku tidak berpikir tentang hal itu?''

Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal aku begitu berterima kasih, tetapi terhadap ibuku yang memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli.

Anak itu segera menghabiskan bakminya lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih & cemas.

Ketika melihat anaknya, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah,

"Nak, kau sudah pulang, cepat masuk, aku telah menyiapkan makan malam."

Mendengar hal itu, si anak tidak dapat menahan tangisnya & ia menangis di hadapan ibunya.

Pesan :
Kadang kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain untuk suatu pertolongan kecil yang diberikannya pada kita. Namun kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita sering melupakannya begitu saja.

=> Tulis Apa Yang Ingin Kau Katakan Untuk Ibu Kalian ???

Sabtu, 20 April 2013

JALAN RAYA SENJA

JALAN RAYA SENJA

Bacaan: Ulangan 34
NATS: Mata [Musa] belum kabur dan kekuatannya belum hilang (Ulangan 34:7)

Pertunjukan musik Andrew Lloyd Webber yang berjudul Sunset Boulevard, mengangkat kisah Norma Desmond, seorang mantan pemain film bisu. Saat film bersuara mulai populer, ia kehilangan penonton. Sebagai seorang wanita tua, ia merindukan masa-masa jayanya. Di dalam pikirannya, ekspresi wajah bisu sajalah yang membuat sebuah film bagus, bukan dialog. Dalam lagu With One Look Norma bernyanyi:

Dengan satu pandangan aku bisa mematahkan hatimu;
Dengan satu pandangan aku memainkan semua peran ...
Dengan satu pandangan aku akan menyalakan api;
Aku akan kembali ke masa jayaku.

Karena Norma hidup di masa lalu, hidupnya berakhir tragis.

Hidup itu seperti buku, yang dijalani bab demi bab. Jika Anda berpikir bahwa tahun-tahun Anda yang paling berbuah ada di masa lalu, ingatlah Anda sedang menulis sebuah bab baru hari ini. Belajarlah menjalani hidup dengan puas setiap hari.

Menjelang akhir hidupnya, Allah memperlihatkan Tanah Perjanjian kepada Musa. Kita dapat melihat dengan jelas bahwa Musa telah mencapai misi dalam hidupnya. Namun, ia tidak merindukan mukjizat-mukjizat dari "masa jayanya". Sebaliknya, Musa merasa puas menaati Allah pada masa itu. Di usia senjanya, ia membimbing Yosua untuk menjadi penggantinya (Ulangan 31:1-8).

Hidup dengan rasa puas pada masa sekarang dapat membuat kita produktif seumur hidup, bagi kemuliaan Allah --HDF

Kuberi hidupku padamu, Tuhan,
Dan setiap hari hidup bagi-Mu;
Beri kepuasan dalam perjuangan
Mengikuti dan menaati-Mu. --Sper

HIDUP DI MASA LAMPAU
MELUMPUHKAN MASA SEKARANG DAN MERUSAK MASA DEPAN

Jumat, 19 April 2013

TIDAK CUKUP

TIDAK CUKUP

Bacaan: Pengkhotbah 2:1-16
NATS: Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? (Lukas 9:25)

Penulis kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa kesenangan, harta benda, dan bahkan pengetahuan yang hebat tidak membawa kepuasan abadi. Perkataan Yesus bahkan melebihi itu. Dia berkata bahwa seseorang yang memiliki segalanya di bumi ini, tetapi tidak siap menyongsong kekekalan adalah orang yang mati rohani. Kita semua membutuhkan lebih dari sekadar kesenangan, uang, dan ketenaran.

Merenungkan hal ini membuat saya teringat pada beberapa orang terkenal yang bunuh diri. Salah satunya adalah seorang bintang bisbol, beberapa adalah pekerja di dunia hiburan, dan dua lainnya adalah pewaris harta kekayaan yang besar. Saya juga teringat pada seorang cendekiawan yang sangat dihormati dan istrinya yang bersama-sama meminum obat-obatan dengan dosis mematikan tatkala mereka mengetahui bahwa sang istri mengidap kanker stadium akhir. Orang-orang ini gagal menemukan makna hidup mereka.

Karena kita diciptakan segambar dengan Allah, kehidupan kita memiliki makna, baik sekarang maupun kelak dalam kekekalan. Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya dan menempatkan kita di dunia ini untuk menghormati-Nya. Kita mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk merenungkan tentang Dia dan kekekalan.

Percaya bahwa Yesus telah mati bagi dosa-dosa kita dan bangkit akan memenuhi kebutuhan kita akan makna kehidupan. Keselamatan memberi jaminan bahwa kita telah diampuni. Kita memiliki tujuan kekal dan pengharapan surgawi. Ini cukup untuk membawa kedamaian dan sukacita yang mendalam bagi kehidupan kita. Sudahkah Anda mendapati hal ini terjadi dalam hidup Anda? --HVL

KENDURKAN CENGKERAMAN ANDA
TERHADAP SEGALA YANG ADA DI BUMI -- ten Boom

DIA TETAP SETIA

DIA TETAP SETIA

Bacaan: Yohanes 15:9-15
NATS: Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran .... Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada seorang sauda (Amsal 17:17; 18:24)

Pernahkah Anda dikhianati oleh seorang sahabat? Dikhianati oleh seseorang yang begitu dekat dan kita percayai? Tentu, itu sangat menyakitkan. Inilah yang dialami Yesus di harihari terakhir-Nya berada di dunia. Dan bila menyimak kisah-Nya, sukar bagi kita untuk memahami sepenuhnya kasih Yesus. Betapa tidak? Dia sudah tahu bahwa Yudas akan menjual-Nya, tetapi Dia masih mau memperingatkan tentang niatnya yang jahat. Dia juga masih memberi tempat dan kesempatan kepada Yudas untuk menerima roti Perjamuan Malam terakhir (Yohanes 13:26). Bahkan lebih dari itu, kasih-Nya tidak mencegah Yudas untuk melanjutkan apa yang sudah ia rencanakan (Yohanes 13:27). Dan sebagai balasannya, Yudas tetap tega mencium Gurunya agar jangan sampai terjadi salah tangkap di Taman Getsemani malam itu!

Menjelang perpisahan-Nya dengan para murid, Yesus tidak lagi menyebut mereka hamba, tetapi sahabat-sahabat-Nya (Yohanes 15:15). Namun, bagaimanakah sikap-Nya saat semua sahabat-Nya itu lari meninggalkan-Nya? Yesus tetap mengasihi mereka. Bahkan, kepada Petrus yang akhirnya benar-benar menyangkali Dia meski telah diperingatkan, Yesus masih membuka tangan lebar-lebar untuk merehabilitasinya (Yohanes 21:15-17). Yesus, Sang Sahabat Sejati, tak pernah meninggalkan sahabat-Nya, bahkan yang telah berubah setia daripada-Nya. Adakah kita memiliki sahabat yang begitu setia seperti Dia?

Dengan Roh Kudus-Nya, Dia akan tetap dekat dengan kita, anak-anak-Nya! Dia bahkan hanya sejauh doa, sebab Dia bersama kita untuk selamanya. Puji Tuhan! -CC

JIKA KITA TIDAK SETIA, DIA TETAP SETIA,
KARENA DIA TIDAK DAPAT MENYANGKAL DIRI-NYA (2 TIMOTIUS 2:13)

Kamis, 18 April 2013

"Pesan dari neraka"

"Pesan dari neraka"

Suatu hari, ada seorang pemuda sedang tidur di kamarnya, dan dalam tidur itu dia bermimpi didatangi "Pesan Dari Neraka" berupa sehelai surat yang dikirim oleh sahabatnya.

Si pemuda dengan ketakukan serta  kebingungan membaca surat itu :

"Hallo teman, aku sekarang berada di neraka, yang mana sakit sekali. Di mana panas melebihi api waktu di bumi. Aku mengirim surat ini karena aku menganggap aku berada di sini itu semua karena kamu. !

Kamu berkata engkau adalah teman dekatku, setiap pagi siang dan malam kita bertemu, kita bekerja bersama sama, kita belajar bersama sama, kita tertawa bersama sama. Padahal kamu tahu mengenai kebenaran, kamu tahu bahwa manusia harus lahir baru, kamu mengetahui bahwa Yesus adalah JURU SELAMAT manusia tetapi kamu tidak pernah cerita mengenai itu kepadaku.

Kamu tahu bahwa neraka adalah nyata dan benar-benar ada, kamu tahu bahwa surga juga nyata dan benar-benar ada dan kamu juga tahu bahwa upah dosa adalah maut ...neraka. Tetapi kamu tidak pernah bercerita tentang itu kepada aku.

Sekarang aku berada di api siksaan yang mana aku akan tinggal selama-lamanya di sini..

Apakah ini yang kau anggap teman, sahabat.... apakah kau puas sementara aku di neraka, kau berada di surga.? Apakah kau puas aku menangis, berteriak, tersiksa, tubuhku yang dihinggapi ulat-ulat, dan api yang panas, aku sungguh kecewa dan menyesal mempunyai teman seperti engkau. ! "


Pemuda itu terbangun dan menangis tak henti hentinya.... dan dia sadar bahwa itu hanya mimpi malam saja. Kemudian dia berjanji bahwa besok pagi dia akan bersaksi tentang Yesus, surga, neraka dll kepada sahabatnya itu.

Pagi harinya, si pemuda berada di depan pintu rumah sahabatnya. Ayah sahabatnya pun keluar.

"Bisa saya bertemu dengan anak bapak?"

"Nak, bukankah engkau tahu bahwa anak saya telah meninggal tadi malam karena kecelakaan mobil.?.." !!!

Sahabatku.., bagaimana kalau yg mendapat mimpi itu adalah kamu ?

Sudahkah Anda menjalankan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus ( Mat 28:19-20 )

*Matius 28:19-20,
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman

Bagikan juga pesan ini di wall Anda sebagai pengingat untuk teman-teman Anda.

Tuhan Yesus Memberkati.

Menyelesaikan Masalah

Menyelesaikan Masalah

Ketika kita ditimpa musibah, bencana, atau keadaan yang sulit, banyak dari kita yang meratapi nasib dan menyalahkan Tuhan.

Kenapa harus saya yang mengalami ini? Kenapa bukan orang lain saja? Apa salah saya hingga Tuhan membiarkan saya mengalami musibah ini? Bagaimana bisa melanjutkan hidup dalam keadaan seperti ini? Mengapa hidup orang lain tampak begitu mulus dan mudah?  Ah, Tuhan tidak adil!

Depresi, kecewa, dan putus asa menghantui diri kita. Namun, jika mau berpikir kembali, bijaksanakah kita kalau selalu menyalahkan keadaan? Apakah masalah akan selesai jika hanya menyalahkan keadaan?

Tidak ada suatu apapun yang kebetulan di dunia ini. Segalanya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa.

Sekecil apapun kejadian itu, tentu merupakan kehendak-Nya. Tuhan selalu punya alasan mengapa Dia memberikan keadaan demikian kepada kita. Cermati, sesungguhnya Tuhan ingin Anda mempelajari hikmah dari kejadian tersebut.

Tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilewati oleh hamba Nya. Karena itu, percayalah. Mengapa Tuhan memilih Anda untuk menjalani keadaan sulit yang Anda rasakan, adalah karena Tuhan tahu bahwa Anda mampu melewatinya. Jika orang lain yang mengalami apa yang Anda alami, belum tentu merek bisa sekuat Anda saat ini.

Setiap kesukaran yang kita alami adalah semata-mata kesempatan untuk mengasah kita menjadi pribadi yang lebih kuat. Seorang sarjana bekerja sebagai pegawai kantoran dengan gaji tiga juta per bulan. Di lain pihak, seorang berijazah SMP mampu menghidupi keluarga lewat usaha tambak ikan dengan penghasilan berkali lipat.

Ya, kesulitan memperoleh pekerjaan sering kali membuat kita berpikir lebih keras, bagaimana cara memperoleh uang. Jika setiap masalah kita hadapi dengan pikiran positif, tentu hasil yang positif juga akan kita dapatkan.

Hidup adalah untuk menyelesaikan masalah. Meski tampak bahagia di luar, setiap orang pasti memiliki masalah sendiri. Ada seorang gadis berparas cantik dari keluarga berkecukupan. Apapun yang ia inginkan hampir selalu didapatkannya. Ia memiliki kekasih yang tampan dan perhatian, di samping masih banyak pria lain yang juga memujanya. Bahagiakah hidupnya? Tidak! Kedua orang tuanya telah lama bercerai, jika bertemu pun sikapnya seperti kucing dan anjing. Masing-masing telah menikah lagi. Tak ingin memilih salah satu pihak, akhirnya si gadis dan adiknya yang masih SMA, memilih untuk tinggal berdua saja.

Coba Anda tengok orang-orang yang tampak bahagia. Pasti akan Anda temukan satu sisi yang membuat orang itu merasa hidupnya tidak sempurna. Begitu pun dengan diri Anda sendiri. Jika saat ini Anda merasa punya masalah, selesaikanlah dengan tawakal tanpa pernah mengeluh. Itulah ujian yang Tuhan berikan sesuai dengan porsi kemampuan Anda.

KEDAMAIAN PIKIRAN

KEDAMAIAN PIKIRAN

Bacaan: Mazmur 23
NATS: Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku (Mazmur 23:1)

Dalam bukunya yang praktis, More Than Sparrows, Mary Welch menceritakan diskusinya tentang kekhawatiran dengan sekelompok remaja. Sekalipun mereka orang kristiani, mereka juga khawatir seperti orang-orang tidak percaya tentang hal-hal umum dalam hidup. Sambil mendengarkan mereka dengan penuh kasih, sebuah ide yang tak biasa terlintas di pikirannya, untuk memainkan sebuah permainan. Permainannya seperti ini:

Daripada berkata, "Saya khawatir," kita harus berkata, "Tuhanlah Gembalaku." Lalu tambahkan, "Karena itu saya khawatir setengah mati!" Para murid menertawakan kemustahilan ide itu, tetapi mereka berjanji memainkan permainan "kedamaian-pikiran" yang baru ini.

Beberapa waktu kemudian, Mary ditelepon seorang gadis yang merasa tak berdaya karena khawatir menghadapi ujian yang selalu ditakutinya. Ia berkata, "Permainan itu menolong saya memercayai Allah hari ini. Ketika saya tak dapat berbuat apa-apa karena merasa khawatir, saya ingat untuk berkata, 'Tuhan adalah gembalaku ... maka saya takut tidak lulus!' Tiba-tiba saya merasakan kedamaian pikiran yang sangat aneh. Saya menertawakan diri saya sendiri, lalu saya mengerjakan ujian itu -- dan saya lulus!"

Mengatakan "Tuhan adalah gembalaku, karena itu saya khawatir setengah mati" lebih daripada sekadar sebuah permainan pikiran untuk menunjukkan kemustahilan rasa khawatir. Allah dapat menggunakan kontradiksi ini untuk membawa kita menuju kepercayaan yang lebih penuh di dalam Dia --JEY

Mengapa khawatir kalau engkau dapat berdoa?
Percayalah kepada Yesus, Penolongmu yang setia;
Jangan ragu seperti Tomas, peganglah janji-Nya.
Mengapa khawatir kalau engkau dapat berdoa? --Peterson

KEKHAWATIRAN ADALAH BUNGA YANG ANDA BAYAR
ATAS KESULITAN YANG DIPINJAMKAN KEPADA ANDA

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Kisah Bunga Mawar dan Pohon Bambu

Di sebuah taman, terdapat taman bunga mawar yang sedang berbunga. Mawar-mawar itu mengeluarkan aroma yang sangat harum. Dengan warna-warni yang cantik, banyak orang yang berhenti untuk memuji sang mawar. Tidak sedikit pengunjung taman meluangkan waktu untuk berfoto di depan atau di samping taman mawar. Bunga mawar memang memiliki daya tarik yang menawan, semua orang suka mawar, itulah salah satu lambang cinta.

Sementara itu, di sisi lain taman, ada sekelompok pohon bambu yang tampak membosankan. Dari hari ke hari, bentuk pohon bambu yang begitu saja, tidak ada bunga yang mekar atau aroma wangi yang disukai banyak orang. Tidak ada orang yang memuji pohon bambu. Tidak ada orang yang mau berfoto di samping pohon bambu. Maka tak heran jika pohon bambu selalu cemburu saat melihat taman mawar dikerumuni banyak orang.

“Hai bunga mawar,” ujar sang bambu pada suatu hari. “Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, selalu dipuji cantik dan menjadi saksi cinta manusia yang indah,” lanjut sang bambu dengan nada sedih.

Mawar yang mendengar hal itu tersenyum, “Terima kasih atas pujian dan kejujuranmu, bambu,” ujarnya. “Tapi tahukah kau, aku sebenarnya iri denganmu,”

Sang bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat mawar iri dengannya. Tidak ada satupun bagian dari bambu yang lebih indah dari mawar. “Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?”

“Tentu saja aku iri denganmu. Coba lihat, kau punya batang yang sangat kuat, saat badai datang, kau tetap bertahan, tidak goyah sedikitpun,” ujar sang mawar. “Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan lepas, hidup kami sangat singkat,” tambah sang mawar dengan nada sedih.

Bambu baru sadar bahwa dia punya kekuatan. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bis mengagumkan di mata sang mawar.

“Tapi mawar, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik, atau menjadi hiasan rambut para gadis,”

Sang mawar kembali tersenyum, “Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu,”

Bambu kembali bingung, “Aku tidak mengerti,”

“Ah bambu..” ujar mawar sambil menggeleng, “Kamu tahu, manusia
sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu menghidupkan banyak tanaman,” lanjut sang mawar. “Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukan iri padaku,”

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini, dia telah bermanfaat untuk tanaman lain. Walaupun pujian itu lebih sering ditujukan untuk mawar, sesungguhnya bambu juga memiliki manfaat yang tidak kalah dengan bunga cantik itu.

Sejak percakapan dengan mawar, sang bambu tidak lagi merenungi nasibnya, dia senang mengetahui kekuatan dan manfaat yang bisa diberikan untuk makhluk lain.

Daripada menghabiskan tenaga dengan iri pada orang lain, lebih baik bersyukur atas kemampuan diri sendiri, apalagi jika berguna untuk orang lain.

Rabu, 17 April 2013

FANANYA HARTA

Bacaan: Yakobus 5:1-6
NATS: Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah .... Kekayaanmu sudah busuk (Yakobus 5:1,2)

Steve Wynn sangat beruntung. Tahun 1997, ia membeli sebuah lukisan karya Pablo Picasso senilai 47 juta dolar di balai lelang Christie. Belum sampai 10 tahun, ia bisa menjualnya lagi seharga 139 juta dolar. Tiga kali lipat! Transaksi itu bakal masuk rekor penjualan barang seni termahal di dunia. Sayangnya, saat lelang terjadi, Wynn berdiri di dekat lukisan itu dan tanpa sengaja menyenggolnya dengan sikutnya. Celaka! Lukisan itu robek sepanjang 15 cm, tepat di tengahnya. Batallah penjualan termahal itu! Dalam sekejap, 139 juta dolar menguap dari mata Wynn.

Betapa fana harta kekayaan. Ia bisa menguap dalam sekejap. Itulah pesan yang disampaikan dalam Yakobus 5. Jika seseorang mengandalkan harta sebagai jaminan masa depan, ia perlu menangis dan meratap. Mengapa? Sebab kekayaan bisa tiba-tiba saja meninggalkannya. Rapuh. Kalaupun seumur hidup harta bisa terjaga, saat mati ia tak dapat dibawa pergi. Harta tak bisa dijadikan modal sukses di akhirat. Bahkan, kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas bagaimana cara kita mendapatkan dan mengelola harta di bumi. Menahan upah buruh, misalnya (ayat 4), adalah pelanggaran serius di mata Tuhan. Mencari harta dengan cara salah di dunia akan membuat kita melarat di akhirat!

Setiap orang perlu harta, maka tidak salah jika kita mencari uang. Menjadi kaya pun tidak masalah. Namun, jangan jadikan harta segala-galanya, sehingga kita rela menindas sesama, menipu, atau berkelahi dengan saudara demi mendapatkannya. Sebaliknya, jadikanlah harta sebagai alat berkat. Alat untuk menyatakan kasih Allah dengan menolong sesama -JTI

ALKITAB TIDAK MENENTANG KEMAKMURAN
DIA HANYA MINTA AGAR KEMAKMURAN ITU DIBAGIKAN

Selasa, 16 April 2013

BERDOA DAN BEKERJA

BERDOA DAN BEKERJA

Bacaan: Nehemia 4:1-23
NATS: Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka (Nehemia 4:9)

Mana yang lebih penting; berdoa atau bekerja? Ada yang berkata bahwa berdoa lebih penting, sebab tanpa berdoa kita tidak bisa melakukan apa-apa. Namun ada juga yang mempertanyakan, buat apa banyak berdoa, tetapi tidak bekerja?

Bagi Nehemia, kedua hal ini tak perlu diadu tingkat kepentingannya. Mari simak apa yang ia lakukan. Saat menghadapi tantangan dan ancaman dari Sanbalat dan Tobia, Nehemia menaikkan doa kepada Tuhan agar rencana musuhnya digagalkan. Namun, Nehemia juga menyuruh orang-orangnya agar tetap berjaga-jaga supaya dapat mengantisipasi bila sewaktu-waktu ada serangan musuh (ayat 9).

Dari Nehemia kita belajar bahwa doa adalah hal yang sangat penting, tetapi bekerja juga hal yang tidak kalah penting. Dalam film Facing The Giants, seorang pendeta bertutur kepada sang pelatih futbol tentang dua petani yang sama-sama berdoa meminta hujan kepada Tuhan. Petani yang pertama hanya berdoa, tetapi ia tidak mempersiapkan ladangnya untuk menerima hujan. Sedangkan petani yang kedua bukan hanya berdoa, tetapi juga mempersiapkan ladangnya. Jika kemudian Tuhan memilih; kepada petani mana Tuhan akan menurunkan hujan? Tentu yang kedua, karena dengan mempersiapkan ladang, ia beriman bahwa doanya akan dikabulkan.

Ketika menghadapi rintangan dalam hidup ini, mari kita datang kepada Tuhan. Sampaikan segala keluh kesah kita kepada-Nya, dan percayalah bahwa Tuhan pasti akan menolong. Namun sementara itu, kita pun harus waspada dan memikirkan cara terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Tak hanya berdoa, kita harus bekerja juga -RY

BERDOA DAN BEKERJA
ADALAH DUA HAL YANG HARUS DILAKUKAN BERSAMA-SAMA

Kelompok 99

Kelompok 99

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas dengan kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki. Tapi Raja ini tidak seperti itu.

Sang Raja selalu bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia memiliki perhatian semua orang kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan makan malam dan pesta yang mewah, tetapi, ia merasa ada sesuatu yang kurang dan ia tidak tahu apa sebabnya.

Suatu hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam ruang tamunya yang luas dan berhenti ketika ia mendengarkan seseorang bernyanyi dengan riang… dan perhatiannya tertuju kepada salah satu pembantunya. .. yang bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan sukacita serta kepuasan. Hal ini menarik perhatian sang Raja dan ia pun memanggil si hamba masuk ke dalam ruangannya.

Pria ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah diperintahkan. Lalu sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang gembira. Kemudian, si hamba menjawab,

“Yang Mulia, diri saya tidaklah lebih dari seorang hamba, namun apa yang saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami tidak memerlukan banyak, sebuah atap di atas kepala kami dan makanan yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya adalah sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan walaupun sedikit. Saya bersukacita karena mereka bersukacita. “

Mendengar hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan.

Sang Raja berusaha mengkaji perasaan pribadinya dan mengkaitkan dengan kisah yang baru saja didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan suatu alasan mengapa ia seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat diperoleh dengan sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya memperoleh sedikit harta tetapi memiliki rasa kepuasan yang besar.

Dengan penuh perhatian, sang asisten pribadi mendengarkan ucapan sang Raja dan kemudian menarik kesimpulan. Ujarnya, “Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99.”

“Kelompok 99? Apakah itu?” tanya sang Raja.

Kemudian, sang asisten pribadi menjawab, “Yang Mulia, untuk mengetahui apa itu Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini…. letakkan 99 koin emas dalam sebuah kantung dan tinggalkan kantung tersebut di depan rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan mengerti apa itu Kelompok 99.”

Sore harinya, sang Raja mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang berisi 99 koin emas di depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan muncul, dan sang Raja ingin memberikan 100 koin emas, namun ia menuruti nasihat si asisten pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.

Esok harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar rumah, matanya melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam hatinya, ia membawa kantung itu masuk ke dalam dan membukanya.

Ketika melihat begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak girang.. Koin emas… begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya.

Si hamba meletakkan kantung tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas, dan ia pun merasa aneh.. Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin emas.

Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi? Tidak mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras lagi untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.

Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas.

Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.

Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian.

Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.

Jawab si asisten,”Ah. . tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara resmi telah masuk ke dalam Kelompok 99.”

Lanjutnya, “Kelompok 99 itu hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada orang-orang yang telah memiliki semuanya tetapi tidak pernah merasa puas, dan mereka terus bekerja keras mencoba mencari 1 koin emas yang terakhir agar genap 100 koin emas.

Kita harusnya merasa bersyukur dengan apa yang ada, dan kita bisa hidup dengan sedikit yang kita miliki. Tetapi ketika kita diberikan yang lebih baik dan lebih banyak, kita menghendaki lebih! Tidak menjadi orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur, kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang seperti itulah yang tergabung dalam Kelompok 99!”

Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup.

* Ibrani 13:15,
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Kakek Nenek Pun Masih Sulit

Kakek Nenek Pun Masih Sulit

Pada zaman dahulu kala, hiduplah seorang petapa yang tinggal sepanjang waktu di sebatang pohon. Tak peduli hujan angin atau terik matahari, ia tetap bertahan di pohon yang tinggi itu. Karena kebiasaan anehnya itu, orang desa menjulukinya Si Sarang Burung.

Banyak orang yang suka bercakap-cakap dengan Si Sarang Burung dan mereka merasa cocok dengan nasihat-nasihat darinya. Lambat laun ia menjadi terkenal dan dianggap sebagai guru yang bijaksana. Reputasinya menyebar ke seluruh penjuru negeri. Orang–orang berdatangan dari jauh untuk meminta petuahnya. Bahkan, Pak Gubernur pun memutuskan untuk menemui petapa itu guna membahas berbagai hal penting.

Suatu pagi, Pak Gubernur berangkat menuju ke tempat Si Sarang Burung. Setelah menempuh perjalanan berat selama berhari-hari, akhirnya tibalah Pak Gubernur di pohon kediaman Si Sarang Burung. Tampak olehnya, sang petapa sedang duduk dengan tenangnya di ketinggian pohon, seraya menikmati kicauan burung dalam hangatnya musim semi.

Seraya menengadah, Pak Gubernur berteriak, ”Sarang Burung! Saya gubernur provinsi ini, datang jauh-jauh untuk bicara denganmu. Saya punya pertanyaan yang sangat penting!”

Pak Gubernur menanti jawaban, namun hanya desiran dedaunan yang didengarnya. Ia melanjutkan , “Begini pertanyaanku. Apakah hal terpenting yang diajarkan oleh semua orang bijak?”

Selama beberapa jenak hanya gemerisik lembut daun saja yang terdengar. Akhirnya, keheningan terpecahkan oleh suara penuh wibawa dari atas pohon,

“Jangan Jahat. Jadilah Orang Baik.”

Pak Gubernur yang sekolahnya tinggi merasa bahwa jawaban tersebut terlalu remeh. Belum lagi dia telah menempuh perjalanan berhari-hari, masa hanya jawaban semacam itu yang didapatnya?

Sambil menggerutu, Pak Gubernur menukas ketus, “Jangan jahat? Jadilah orang baik? Kalau cuma begitu , anak-anak saja tahu!”

Sembari melongok ke bawah, Si Sarang Burung menimpali sembari tersenyum simpul, “Memang anak-anak saja tahu, tapi kakek nenek pun masih sulit melakukannya!”

Benar. Jawaban yang diberi oleh petuah di atas terkesan remeh. Namun apakah seremeh kita melaksanakannya juga?

Silahkan direnungkan.

Tuhan Yesus Memberkati.

PANTANG MUNDUR

Bacaan: Filipi 3:10-16
NATS: Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapank (Filipi 3:13)

Setiap kali saya menunggu untuk naik pesawat, ada dua hal yang menarik perhatian saya di lapangan bandara. Pertama, bendera merah yang berfungsi menunjukkan arah angin. Kedua, kendaraan berat yang berfungsi mendorong mundur pesawat. Kedua hal ini menyadarkan saya bahwa sebuah pesawat dapat terbang karena dua hal. Ia harus melawan arus angin agar dapat terbang. Kedua, ia harus maju terus agar sampai ke tujuan. Bila sudah terbang, maka sebuah pesawat tidak dapat dan tidak mungkin mundur; berhenti sedetik saja ia akan jatuh.

Demikian juga dengan kehidupan iman orang kristiani. Pertama, seorang anak Tuhan harus berani melawan arus dunia yang tidak benar. Kedua, sebagai anak Allah ia tidak boleh mundur, imannya tidak boleh mudah kendur dan putus asa karena adanya tantangan dan hambatan.

Inilah pula rahasia kemenangan Paulus. Seburuk apa pun masa lalunya, ia tak menoleh ke belakang dan berhenti di situ. Ibarat pesawat, ia terus maju dan terbang semakin tinggi bersama Tuhan. Dan beginilah ia melakukannya,"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah" (Ibrani 12:2).

Jadi, inilah yang harus kita miliki sejak hari ini; sikap optimis, maju terus pantang mundur. Inilah sikap iman yang penuh harapan, yang terus memusatkan perhatian kepada Yesus, terfokus pada tujuan yang mulia dan kekal-ACH

BERANI TAMPIL BEDA, DAN JANGAN PERNAH UNDUR

Minggu, 14 April 2013

“JANGANLAH KATA-KATAMU HAMBAR”

“JANGANLAH KATA-KATAMU HAMBAR”
Kolose 4:5-6

Suatu ketika, ‘Hati’, ‘Otak’ dan ‘Lidah’ bermusyawarah. Mereka sepakat untuk tidak lagi menggunakan kata-kata yang sederhana tetapi menurut mereka, mereka harus menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman.

‘Hati’ berkata, “Aku sudah bosan mengucapkan kata-kata yang sederhana. Aku terasa seperti orang yang bodoh dan lemah. Tetapi bila aku mengucapkan kata-kata yang canggih, yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain, hatiku terasa damai. Aku puas karena semakin banyak orang yang bingung.”

‘Otak’ pun tidak mau kalah, ia berkata, “Mengatakan sesuatu yang sederhana, tidak membuatku tertantang, Jika aku mengucapkan kata-kata yang muluk-muluk, penuh dengan ide-ide dan perumusan yang sulit, aku merasa berada di tempat yang nyaman. Apalagi kalau aku melihat banyak orang yang memandangku dengan heran dan bengong, aku semakin merasa sejahtera. Sekali-sekali, aku terpaksa menyelipkan bahasa Inggris, Perancis, China bahkan bahasa Jepang agar kelihatan bahwa pikiranku bukan buatan local dari kampung kumuh tetapi dari Negara barat campuran dengan Asia.”

‘Lidah’ pun dengan licah berkomentar, “Aku mendukung ide kalian, dengan mengucapkan kata-kata yang canggih dan sukar dimengerti, aku merasa , mendapatkan pekerjaan yang pas. Kalau hanya bahasa-bahasa yang sederhana… wuah malas aku mengucapkannya.”

Setelah mereka membuat keputusan itu, mulailah mereka memenuhi dunia dengan kata-kata yang sulit, yang muluk-muluk, yang canggih-canggih.

Pidato dan khotbah tidak dihargai jika tidak ada kata asingnya, sekalipun semua pendengar tidak mengerti. Zaman memang berubah, yang penting bukan lagi makna tetapi gengsi. Yang penting bukan lagi membuat orang mengerti tetapi membuat orang bingung.

Akhirnya….. karena semua perkara itu dunia menjadi terasa hambar dan kosong, dingin, tidak ada harapan dan keceriaan. Tetapi sejumlah orang mulai mencari sesuatu yang hilang dari dunia ini. Mereka membuka buka lembaran sejarah manusia untuk mencari tahu apa yang telah hilang dari dunia ini.

Akhirnya mereka menemukannya, manusia telah kehilangan kata-kata penuh kasih yang tidak hambar. Kata-kata yang sederhana namun memiliki kuasa membangkitkan semangat hidup.

Kata-kata yang mencerminkan suatu penghargaan satu kepada yang lain.

Kata-kata yang menunjukkan perhatian satu kepada yang lain.

Kata-kata yang menunjukkan dukungan satu kepada yang lain.

Kata-kata itu adalah :
“Bagus sekali!”

“Terimakasih!”

“Ada yang bisa saya bantu?”

“Saya sungguh diberkati oleh apa yang Anda lakukan.”

Tuhan memberkati Anda! Luar biasa apa yang Anda lakukan.-

Sabtu, 13 April 2013

EMPATI ALLAH

Bacaan: Filipi 2:5-8
NATS: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15)

Suatu malam, seseorang yang sedang kesusahan berdoa, "Bapa, Engkau tahu keadaan saya. Uang saya sudah menipis, sahabat saya sudah lama tidak peduli kepada saya. Tugas-tugas menumpuk. Saya kesepian dan gadis yang selama ini saya dekati menolak saya. Bapa, Alkitab mengatakan bahwa Engkau sangat baik. Namun, rasanya saya tidak mengalami hal itu. Jika Engkau baik, mengapa Engkau membiarkan saya begini? Sepertinya Engkau tidak bisa mengerti perasaan saya! Ya, tentu saja. Engkau enak di atas sana, tidak tahu rasanya menderita sebagai manusia seperti saya!"

Pernahkah kita merasa sendirian dan berpikir seperti orang itu -- bahwa Allah tidak mengerti penderitaan manusia? Benarkah demikian? Perikop Alkitab yang kita baca hari ini mengingatkan bahwa Allah kita pernah menjadi manusia hina dalam diri Yesus. Dia bahkan pernah menjalani berbagai kesusahan yang tidak pernah kita bayangkan. Dia pernah lahir secara sangat sederhana di sebuah kandang (Lukas 2:7). Dia pernah dihina sebagai anak haram (Yohanes 8:41). Dia pernah merasa lelah (Yohanes 4:6), juga lapar (Matius 21:18), dan haus. Dia pernah difitnah dan disalahmengerti. Dia pernah dikecewakan sahabat-sahabat-Nya (Markus 14:50) dan ditinggal sendirian di Getsemani. Dia pernah disiksa begitu hebat sampai mati (Matius 27:26-31, Filipi 2:8).

Dengan pernah mengalami semuanya itu, tentu Tuhan Yesus sangat mampu berempati dengan semua kesusahan kita! Allah kita sama sekali bukan Allah yang kejam. Sebaliknya, Dia sangat mengerti bagaimana rasanya menjadi manusia (Filipi 2:7). Mari ceritakan kesusahan kita kepada-Nya. Dia mengerti! -ALS

TUHAN KITA SUNGGUH MENGERTI RASANYA JADI MANUSIA
KARENA IA PERNAH MENJADI MANUSIA

"Toko Penjual Suami"

"Toko Penjual Suami"

Sebuah toko yang menjual suami baru saja dibuka di kota New York di mana wanita dapat memilih suami dengan leluasa sesuai selera dan keinginannya.

Di antara instruksi-instruksi yang ada di pintu masuk terdapat instruksi yang menunjukkan bagaimana aturan main untuk masuk toko tersebut, yaitu :

“Kamu hanya dapat mengunjungi toko ini SATU KALI“

Toko tersebut terdiri dari 6 lantai dimana setiap lantai akan menunjukkan sebuah calon kelompok suami. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula nilai lelaki tersebut.

Kamu dapat memilih lelaki di lantai tertentu atau lebih memilih ke lantai berikutnya tetapi dengan syarat tidak bisa turun ke lantai sebelumnya, kecuali untuk keluar dari toko. Di setiap lantai tertera spesifikasi/kriteria dari para calon suami tersebut.

Seorang wanita pun pergi ke “toko suami” tersebut untuk mencari suami. Ia mulai mencoba mencari dari lantai satu yang tiap lantai terdapat tulisan sbb :

Lantai 1 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan dan taat pada Tuhan.

Wanita itu tersenyum, kemudian dia naik ke lantai selanjutnya.

Lantai 2 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, dan senang anak kecil.

Kembali wanita itu naik ke lantai selanjutnya.

Lantai 3 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, dan cakep banget.

” Wow”, tetapi pikirannya masih penasaran, dan terus naik.

Sampailah wanita itu di lantai 4.

Lantai 4 : Lelaki di lantai ini yang memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget, dan suka membantu pekerjaan rumah.

”Ya ampun !” Dia berseru, ”Aku hampir tak percaya.” Dan dia tetap melanjutkan ke lantai 5.

Lantai 5 : Lelaki di lantai ini memiliki pekerjaan, taat pada Tuhan, senang anak kecil, cakep banget, suka membantu pekerjaan rumah, dan memiliki rasa romantis.

Walaupun dia tergoda untuk berhenti tapi kemudian dia melangkah kembali ke lantai 6. Dan membaca kriteria calon suami di lantai 6 ini :

Lantai 6 : Anda adalah pengunjung yang ke 4.363.012. Tidak Ada lelaki di lantai ini. Lantai ini hanya semata-Mata bukti untuk wanita yang tidak pernah puas.

Terima kasih telah berbelanja di “Toko Suami”. Hati-hati ketika keluar toko. Dan semoga hari yang indah buat Anda.

~~~

Sahabatku, mungkin Anda tersenyum membaca ini, atau mungkin dongkol....,

Ah maaf, ini hanya sekedar cerita humor yang saya dapatkan di internet. Cerita ini saya posting karena ada pelajaran yang dapat kita ambil.

Bukan sekedar untuk wanita, akan tetapi priapun juga. Ya... sifat tidak pernah puas, atau kurang bersyukur. yang ada kurang-kurang, tapi tanpa diiringi rasa terimakasih kita kepada sang Pemberi..., seolah-olah, kita mempunyai hak yang lebih dari ini, tanpa mengukur diri...

Sahabatku, tak bosan-bosannya kami mengajak, "syukurilah segala karunia yang Tuhan berikan kepada kita..., Tuhan Maha Tau kebutuhan kita, Tuhan hanya ingin kita bersyukur, bukan minta kurang...

Dan Sesuai janji-Nya, Dia akan memelihara kita senantiasa hingga akhir zaman...

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 12 April 2013

MOTIVASI UTAMA

Bacaan: 2Timotius 2:1-13
NATS: ... hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik (Kolose 1:10)

Seorang anak yang duduk di bangku kelas satu tersenyum dengan rasa puas sewaktu menyerahkan hasil tes ejaannya kepada saya. Gurunya memberi tulisan besar di kertas tesnya "100% -- bagus!" Anak itu berkata, "Saya akan menunjukkan hasil tes ini kepada Ayah dan Ibu karena saya tahu ini pasti akan membuat mereka senang." Saya melihat ia pulang dengan naik bus, tak sabar lagi untuk segera melihat bagaimana orangtuanya meluapkan rasa gembira atas prestasi yang telah dicapai oleh anak mereka. Hasrat untuk membuat ayah dan ibunya merasa gembira jelas merupakan satu faktor penting yang memotivasinya dalam kehidupan.

Dalam 2 Timotius 2:3, Paulus menguraikan gambaran tentang seorang prajurit yang melayani dengan penuh pengabdian demi menyenangkan komandannya. Melalui gambaran tersebut, Paulus ingin agar Timotius mengetahui alasan utamanya dalam melayani Allah, bahkan dalam suatu kondisi yang sulit sekalipun. Pengabdian sepenuh hati yang ditandai dengan kerja keras dan perhatian terhadap ketetapan Allah, membawa kemuliaan terbesar bagi Tuhan apabila pengabdian itu berasal dari hati yang berserah dan penuh kasih.

Dalam kemanusiaan-Nya, Juru Selamat kita berharap agar kematian keji dan keberadaan-Nya yang akan menjadi korban dosa bagi manusia dapat berlalu dari-Nya. Akan tetapi, Dia berdoa, "Jangan kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang jadi" (Lukas 22:42). Motivasi utama yang dimiliki Yesus adalah hasrat untuk menyenangkan Bapa-Nya. Hal inilah yang seharusnya menjadi semangat kita juga --HVL

ORANG LAIN MELIHAT SESUATU YANG KITA KERJAKAN
TETAPI ALLAH MELIHAT ALASAN KITA MENGERJAKANNYA

Kisah 2 Bibit Tanaman

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

Bibit yang pertama berkata,

“Aku ingin tumbuh besar.

Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini.

Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi.

Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam.

“Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas - tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian. Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.


Walaupun hanya cerita yang sangat singkat, tapi saya harap teman-teman dapat menarik hikmah dari cerita ini..

Remember all my friends, janganlah ragu untuk meraih apa yang ingin kamu raih / cita-citakan..

Janganlah pernah takut dengan resiko yang bakal terjadi karena semua itu pasti ada resikonya..

Better than nothing~ akan lebih baik bila kita berani mencoba daripada tidak sama sekali..

Orang yang sukses adalah orang yang berani mengambil resiko demi kesuksesannya.

Tuhan Yesus Memberkati.

MENCARI KEABADIAN

Bacaan: 2Korintus 5:1-8
NATS: Selama kita di dalam kemah ini, kita mengeluh, karena kita rindu mengenakan tempat kediaman surgawi (2Korintus 5:2)

Setidaknya ada selusin multijutawan yang telah mewariskan uang bagi diri mereka sendiri karena mereka ingin dihidupkan kembali setelah mati. Para pencari keabadian ini telah berencana untuk dibekukan secara cryogenic [dengan suhu sangat rendah] setelah mereka mati, demikian menurut laporan The Wall Street Journal. Mereka pun telah menaruh harta kekayaan mereka dalam "dana kebangkitan pribadi", yang mereka percayai akan kembali menjadi milik mereka saat para ilmuwan menghidupkan mereka di masa depan.

Walaupun demikian, meski penghidupan kembali itu memungkinkan, mencari hidup yang kekal di luar Dia yang abadi adalah seperti mengejar mimpi yang sukar ditangkap.

Paulus menegaskan bahwa hanya Tuhanlah yang menjadi sumber keabadian (1Timotius 6:16). Karakter dan tindakan-tindakan-Nya kekal. Akan tetapi, bagi umat manusia, kematian itu universal, tidak terhindarkan, dan pada akhirnya membawa kepada penghakiman (Ibrani 9:27). Ini semua merupakan akibat dari dosa kita, yang hanya dapat dilawan oleh penebusan melalui Yesus Kristus (Yohanes 3:15,16). Melalui kebangkitan-Nya, Yesus telah mematahkan kuasa maut dan menunjukkan kepada umat manusia jalan menuju keabadian (2Timotius 1:10).

Dalam menanggapi kematian, kita tidak perlu mengawetkan tubuh fisik kita secara cryogenic, melainkan bersiap sedia menyongsong kematian kita dengan menerima karunia hidup kekal di dalam Yesus --MW

Untuk direnungkan lebih lanjut:

Sekarang juga Anda dapat memastikan bahwa Anda mendapat hidup kekal. kuilah bahwa Anda berdosa dan bahwa Yesus mati untuk menggantikan Anda agar Anda diampuni dan mendapat hidup kekal.

DI MANAKAH ANDA AKAN MELEWATKAN KEKEKALAN?

Kamis, 11 April 2013

Setiap Langkah Adalah Anugerah

Seorang professor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana, ia berjumpa dengan seorang prajurit yang tak mungkin dilupakannya, Ralph, penjemputnya di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju tempat pengambilan bagasi.

Ketika berjalan keluar, Ralph sering menghilang. Banyak hal dilakukannya. Ia membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh dan terbuka, kemudian mengangkat dua anak kecil agar mereka dapat melihat sinterklas.

Ia juga menolong orang yang tersesat dengan menunjukkan arah yang benar. Namun kemudian ia selalu kembali ke sisi sang professor dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana Anda belajar melakukan semua hal itu? " tanya sang professor.

"Melakukan apa? " tanya Ralph.

"Dari mana Anda belajar untuk hidup seperti itu? " desak sang professor.

"Oh ", kata Ralph, " Selama perang... Saya kira, perang telah mengajari saya banyak hal. "

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga tentang tugasnya saat membersihkan ladang ranjau dan bagaimana ia harus menyaksikan satu per satu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya.

"Saya belajar untuk hidup di antara pijakan setiap langkah, " katanya. "Saya tidak pernah tahu, apakah langkah berikutnya adalah pijakan terakhir, sehingga saya belajar untuk melakukan segala sesuatu yang sanggup saya lakukan tatkala mengangkat dan memijakkan kaki serta mensyukuri langkah sebelumnya."

"Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru, dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini.

Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh berapa lama kita hidup, tetapi sejauh mana kita menjalani kehidupan yang bermakna bagi orang lain. "

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia mati, melainkan bagaimana ia hidup.

Kekayaan manusia bukan apa yang ia peroleh, melainkan apa yang telah ia berikan.

Selamat menikmati setiap langkah hidup Anda dan bersyukurlah setiap saat.

Banyak orang berpikir bagaimana mengubah dunia ini. Hanya sedikit yang memikirkan bagaimana mengubah dirinya sendiri ...

Rabu, 10 April 2013

MERAYAKAN KEKECEWAAN

Bacaan: Mazmur 30
NATS: Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari (Mazmur 30:12)

Setelah menerima Piala Oscar yang kedua, Denzel Washington berkata kepada keluarganya, "Seperti yang sudah saya katakan, jika saya kalah malam ini, saya akan pulang dan kita akan berpesta. Dan, jika saya menang malam ini, saya akan pulang dan kita akan berpesta." Denzel, yang merupakan seorang kristiani, percaya kepada Allah, baik dalam kesuksesan maupun kekecewaan.

Pasangan suami istri kristiani yang saya kenal termotivasi untuk mengikuti teladan Denzel. Sang istri melamar sebuah jabatan impian yang baru saja dibuka di tempat kerjanya. Wawancaranya berjalan baik, tetapi ia tahu bahwa ia mungkin tidak akan mendapatkan posisi itu. Suaminya menyarankan, "Mari kita memesan tempat di restoran favorit kita hari Jumat ini untuk merayakan, apa pun hasilnya."

Tak lama kemudian datanglah berita bahwa orang lainlah yang mendapatkan jabatan itu. Namun pada hari Jumat, pasangan suami istri yang kecewa itu tetap merayakannya. Sambil menikmati makanan yang lezat, mereka menghitung berkat-berkat mereka dan memperbarui iman mereka di dalam Allah yang memegang peluang-peluang masa depan di tangan-Nya.

Saat sang pemazmur menghitung berkatnya, ia diangkat dari keputusasaannya dan memuji Allah, katanya, "Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari" (Mazmur 30:12).

Apakah Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda kecewa? Mengapa Anda tidak mengadakan sebuah perayaan untuk menghitung berkat-berkat Anda, apa pun hasilnya? --HDF

Bersyukurlah kepada-Nya dalam kekecewaanmu,
Masyhurkanlah karunia dan kasih-Nya;
Ingatlah Dia tak pernah meninggalkanmu
Dia akan memberkatimu dari surga. --D. De Haan

DERITA KEKECEWAAN HANYA DAPAT DIHIBURKAN OLEH
HATI YANG BERSYUKUR

APA ARTI SEBUAH SPASI ?

Bayangkankalaupenciptamesinketikpadajamandahululupamenyediakanfasilitasspasidantidakadaseorangpunyangmaumemikirkantentangfungsispasiinihinggasekarang.

Tentulahakanmembuatkitacukupbersusahpayahuntukmembacasebuahtulisandengancepatsekaligusmengertimaksuddaritulisantersebut.

Cobasajauntukmembacatulisanini,apakahdengankecepatansepertibiasanyakitamembacakitamasihbisamenangkapmaksudtulisaninidengancukupbaik?

Ataumungkinmalahanmembuatkitamalasuntukmembaca"notes"yangsatuini.

Baiklah,bagaimanakalausayapakaisajafungsispasiyangmemangsudahdisediakanolehpembuatlaptopyangsedangsayagunakanini?

Mungkinakansangatmembantukitauntukmembacadengankecepatanyangbiasakitalakukansertamengertidenganbaikapageranganmaksuddaritulisanyangsedangsayabuatini.

Ya.. ARTI SEBUAH SPASI..

Mengapa kita perlu spasi?

Jelas, spasi memisahkan kata demi kata yang kita tuliskan sehingga kita bisa menikmati sebuah tulisan.

Sebuah tulisan yang baik tentu sangatlah memerlukan spasi. Tanpa spasi sebuah tulisan tampak begitu membingungkan bahkan terlihat sangatlah semerawut dan membosankan!

Spasi membuat keteraturan dan menciptakan kenikmatan bagi kita yang membaca sebuah tulisan.

Demikian juga halnya dengan kehidupan kita. Waktu teduh dan doa adalah bagaikan spasi dalam sebuah tulisan. Rutinitas hidup tanpa waktu teduh, dan doa sangatlah membosankan dan terlihat begitu rumit. Bahkan membuat kita tidak cukup mengerti terhadap kehidupan kita sendiri yang begitu kompleks.

Kita terbiasa menggunakan spasi dalam menulis, namun cobalah untuk tidak menggunakannya. Kita akan begitu mengalami kesulitan tentunya. Demikian pula halnya dengan waktu teduh dan doa. Kita akan begitu mengalami kesulitan jika kita tidak melakukannya dalam kehidupan kita. Dan perlu kita ingat bahwa Pencipta kita telah menaruh "fungsi SPASI" itu di dalam diri kita sejak lahir.

Jadi.. mengapa kita sia-siakan fungsi tersebut?

Dengan melakukan waktu teduh dan doa maka kehidupan akan lebih teratur dan enak untuk kita nikmati bersama. Tidak membingungkan dan tidak semerawut layaknya sebuah tulisan tanpa spasi!

Selamat menggunakan "fungsi SPASI" dalam kehidupan Anda .

Tuhan Yesus Memberkati

Selasa, 09 April 2013

MENYALIBKAN EGO

Bacaan: 1Korintus 12:12-26
NATS: Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Galatia 2:19,20)

Tahun 2003-2004, Real Madrid dari Spanyol adalah kesebelasan bertabur bintang. Dalam daftar 10 pemain terbaik yang dikeluarkan FIFA (organisasi sepakbola dunia), lima di antaranya adalah pemain Madrid: Zidane, Ronaldo, Figo, Carlos, dan Beckham. Pemain lokal mereka juga tidak kalah hebat, seperti Raul dan Salgado. Kiper mereka, Iker Casilas, adalah kiper terbaik kedua di dunia. Mereka dijuluki Los Galacticos, kesebelasan dari planet lain.

Ironisnya, dalam kurun waktu itu Real Madrid justru mengalami kegagalan total. Tidak satu pun gelar mereka raih. Bahkan, di Liga Spanyol mereka hanya menduduki urutan keempat di bawah Valencia, Barcelona, dan Deportivo La Coruna. Banyak pengamat sepakbola menilai bahwa penyebab utama kegagalan Madrid adalah ego para pemain. Status bintang membuat mereka merasa hebat dan ingin menonjolkan diri. Padahal sepakbola adalah permainan tim.

Dalam pelayanan, ego juga bisa menjadi batu sandungan dan sumber masalah; keinginan untuk dipuji, untuk menonjol atau tampil, merasa paling hebat, paling berjasa, dapat merugikan bagi semua. Padahal pelayanan kristiani adalah pelayanan kolektif. Kita tak dapat bekerja sendiri, dan selalu membutuhkan orang lain. Paulus mengumpamakan gereja sebagai tubuh dan anggota-anggotanya. Setiap anggota mempunyai fungsi dan tempat yang berbeda. Semuanya berharga; tidak ada yang lebih penting atau kurang penting. Oleh karena itu, faktor utama dalam melayani bersama adalah bagaimana kita menyalibkan ego pribadi dan mewujudkan Kristus dalam hidup kita -AYA

SAAT KITA MELAYANI,
APAKAH ORANG LAIN MELIHAT KRISTUS MELALUI KITA?