Rabu, 09 Januari 2013

Siapakah orang yang terpandai yang pernah hidup?

Jika pertanyaan ini dilontarkan, pikiran yang terlintas di kepala kebanyakan orang adalah Albert Eisntein, Leonardo Da Vinci, Thomas Alfa Edison, Isaac Newton, Mozart, atau sederetan nama terkenal lainnya.

Tapi jawabannya bukan mereka. Orang yang paling pandai yang pernah hidup bernama William Sidis!

Jika orang normal memiliki IQ 90-110, Albert Eistein sebagai prototype jenius memiliki IQ 160, Sidis memiliki IQ yang `out of scale'. Diperkirakan IQ-nya berkisar 250-300.

Menurut ibunya, Sidis mulai berbicara pada usia 4 bulan dan membaca Koran pada usia 18 bulan. Pada usia 8 tahun ia mengajari dirinya sendiri bahasa Latin, Yunani,, Rusia, Prancis, Jerman, Ibrani, Armenia dan Turki.

Ia akhirnya dapat menguasai 40 bahasa dan kabarnya ia bisa belajar bahasa dalam satu hari.

Ia menyelesaikan SD dalam 7 bulan, Sekolah Menengah 6 minggu dan lulus Kedokteran Harvard dan MIT pada waktu berusia 11 tahun.

Sayangnya William Sidis meninggal pada usia 46 tahun karena stroke dan sejarah hampir tidak mencatat apa-apa tentang dia.

Ia tidak punya peninggalan seperti jenius lainnya.

Ia tidak memiliki apa-apa yang bisa disumbangkan bagi peradaban manusia padahal ia lahir di abad ke 20.

Hidup dan potensinya sia-sia karena tidak ada keinginan untuk menyumbangkan sesuatu bagi kepentingan dunia.

________

Kepandaian tidak menentukan kontribusi dan pengaruh yang kita berikan bagi sesama.

Dampak bagi umat manusia hanya datang dari keinginan atau desire untuk melakukan dan mengembangkan dan potensi yang kita miliki. Itulah yang menentukan tingginya puncak hidup seseorang.

Kebanyakan kita tidak dilahirkan sebagai orang jenius, namun kita adalah makhluk yang diciptakan sesuai dengan image Tuhan.

Kepada kita telah diberikan kemampuan yang unik oleh Sang Pencipta. Tujuan Tuhan agar manusia bisa memuliakanNya dan menjadi penguasa atas ciptaanNya yang lain.

Jangan sia-siakan potensi yang Tuhan sudah investasikan dalam hidup kita. Temukan dan kembangkan.

*Matius 25,
25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

Selamat siang,
Tuhan Yesus Memberkati.

Nb:
1.Kepandaian memang tidak dapat menyelamatkan manusia.

Namun renungan di atas bukan tentang idol terhadap kepandaian seseorang, melainkan tentang suatu talenta setiap kita yang tidak boleh kita pendam.

Kalau kita memiliki bakat bernyanyi, jangan kubur bakatmu itu, tetapi kembangkanlah, pakailah sebagai alat untuk memuliakan nama Tuhan. Inilah yang sedang kita renungkan di atas.

Supranatural/talenta yang dimiliki oleh William Sidis di atas jelas dikubur, tidak ada satu pun yang dapat dikenang dari seorang William ini, tidak seperti Albert yang justru mengembangkan talenta yang ia miliki sehingga namanya begitu dikenang-kenang, ia dianggap berguna.

Tuhan sebagaimana dalam pembacaan Alkitab di atas jelas tidak senang bila kita mengubur talenta kita, yaitu ketika kita tidak sama sekali menghasilkan/mengembangkan dari kelebihan yang kita miliki.

Ingat! Renungan di atas bukan tentang idol terhadap kepintaran, melainkan tentang talenta yang tidak boleh dikubur.

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar