Rabu, 09 Januari 2013

Si Penggosip

Seorang wanita mengulang sepotong gosip mengenai tetangganya. Dalam beberapa hari, seluruh komunitas mengetahui ceritanya.

Orang yang digosipkan itu sudah tentu sakit hati dan merasa terpukul. Kemudian si wanita yang bertanggung jawab karena telah menyebarluaskan gosip tersebut menemukan bahwa gosip itu benar-benar tidak benar.

Dia menyesal dan datang kepada orang tua yang bijak untuk mencari tahu apa yang dapat dilakukannya untuk memperbaiki kesalahannya itu.

"Pergilah ke pasar", kata orang biak itu, "dan beli seekor ayam, bunuh. Kemudian dalam perjalanan pulang, cabuti bulunya dan buang satu persatu disepanjang jalan pulang."

Meski kaget mendengar saran itu, si wanita melakukan apa yang disuruh kepadanya.

Keesokan harinya si bijak itu berkata, "Sekarang pergilah dan kumpulkan semua bulu yang kau buang kemarin dan bawa kembali kepadaku."

Si wanita pun menyusuri jalan yang sama, namun angin telah melemparkan semua bulu-bulu itu kemana-mana. Setelah mencari-cari berjam-jam, ia kembali hanya dengan tiga potong bulu.

"Lihat, kan?", kata si orang bijak, "Sangat mudah melemparkannya, namun tidak mungkin menariknya kembali. Begitu pula dengan gossip. Tidak sulit menyebarluaskan rumor, namun sekali terlempar, Anda tidak akan pernah secara penuh memperbaiki kesalahan anda!"

*Markus 7,
18 Maka jawab-Nya: "Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya,
19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?" Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal.
20 Kata-Nya lagi: "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya,
21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,


-- Adalah penting untuk menjaga apa yang masuk ke mulut, Tetapi lebih penting lagi untuk menjaga apa yang keluar dari mulut --

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar