Minggu, 28 Juni 2015

BEKERJA DENGAN BIJAK

Bacaan: Yohanes 9:1-11
NATS: Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang (Yohanes 9:4)

Pada sebuah potret di tembok rumah saya, terlihat sebuah garu berkarat yang tersandar di sebuah tiang di sebuah kebun sayuran yang ditumbuhi ilalang dengan lebat. Saya mengambil foto itu beberapa bulan setelah ayah mertua saya meninggal dan tak ada seorang pun yang merawat kebun yang biasanya terpelihara dengan baik. Suatu sore, ia menyandarkan garunya di sebuah tiang, berjalan masuk rumah, dan tak pernah keluar lagi.

Potret itu mengatakan kepada saya dua hal mengenai pekerjaan: Pertama, saya harus melakukannya selagi masih bisa. Kedua, saya harus tetap terfokus pada pekerjaan itu dan tidak membuatnya lebih penting daripada yang sebenarnya. Karena waktu hidup saya terbatas, saya butuh hikmat dari Allah agar dapat memanfaatkan setiap waktu seperti yang seharusnya.

Ketika Yesus menyembuhkan seorang lelaki yang buta sejak lahir, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia" (Yohanes 9:4,5).

Saat Yesus mengerjakan "kebun" milik Bapa-Nya di bumi, Dia menunjukkan bagaimana bekerja dengan bijaksana, yaitu dengan menyeimbangkan antara kerja dan istirahat. Ia tidak pernah menganggap produktivitas lebih penting daripada doa, dan Dia tidak pernah terlalu sibuk dengan sebuah program sehingga tak sempat menolong sesama yang membutuhkan.

Tuhan, berilah kami hikmat untuk bekerja dengan setia selama hari masih siang —DCM

PEKERJAAN ADALAH BERKAT
BILA PEKERJAAN ITU MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

SEKOLAH KEHIDUPAN

Bacaan: Mazmur 119:65-72
NATS: Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71)

Selama masa Depresi pada tahun 1930-an, Little Orphan Annie adalah komik dan acara radio yang terkenal. Bertahun-tahun kemudian, komik itu menjadi dasar untuk pembuatan komedi musikal Annie. Adegan pembukaannya menampilkan Annie yang berada di panti asuhan, tempat para gadis dipaksa membersihkan dan menggosok segala sesuatu pada tengah malam. Untuk mengungkapkan ketidakberdayaan, mereka bernyanyi: "Ini adalah kehidupan yang keras bagi kami. Tak ada yang memedulikanmu saat engkau berada di panti asuhan. Ini adalah kehidupan yang keras."

Ketika berbicara tentang "sekolah kehidupan yang sangat keras", kita mengacu pada pengalaman sulit yang telah mengajar kita dalam hidup ini. Meskipun menghindari penderitaan sudah menjadi bagian dari natur manusia, orang kristiani harus dapat memetik hikmah dari kondisi yang penuh kepedihan.

Dengan bijak pemazmur berkata, "Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu" (Mazmur 119:71). Ia sangat sedih karena fitnah yang menodai nama baiknya (ayat 69,70). Namun, bahkan dalam kondisi itu, pemazmur menyadari bahwa ia dapat belajar menghargai firman Allah.

Masalah apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Serahkan kepada Tuhan dalam doa. Lalu, renungkanlah Kitab Suci dan bersyukurlah kepada Allah atas berbagai pelajaran kehidupan yang Anda pelajari. Tuhan atas surga dan bumi itu berdaulat -- bahkan atas "sekolah kehidupan yang sangat keras" --HDF

Allah masih duduk di atas takhta,
Dia tak pernah meninggalkan kepunyaan-Nya;
Dia tak akan melupakanmu, janji-Nya setia
Allah masih duduk di atas takhta. --Suffield

PENDERITAAN KITA TIDAK DIRANCANG UNTUK MENGHANCURKAN KITA

NAMUN UNTUK MEMBAWA KITA KEPADA ALLAH

KEMATIAN ANDA

Bacaan: Roma 6:1-14
NATS: Hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya (Roma 6:12)

Cathy dan sebanyak 8.500 pasien lainnya dari sebuah rumah sakit setempat menerima tagihan mereka, bersama berita mengejutkan: Mereka telah meninggal!

Cathy berkata, "Saya yakin saya belum mati, tetapi Anda tidak pernah tahu." Ia mengatakan bahwa menurut pihak rumah sakit, hal itu hanyalah sebuah kesalahan komputer. "Akibatnya sejauh ini," ia menambahkan, "muncul sebuah cerita yang lucu untuk diceritakan sekaligus menjengkelkan."

Anda mungkin terkejut saat mengetahui "kematian" Anda sendiri ketika membaca Roma 6:6, "Manusia lama kita telah turut disalibkan [bersama Kristus], . . . agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa." Jika Anda adalah pengikut Yesus, Anda "telah mati bagi dosa" (ayat 2). Namun kita tahu bahwa kita masih berdosa, sekalipun kita milik Kristus.

Jadi, apakah maksudnya "turut disalibkan"? Artinya adalah kita tidak lagi harus kalah oleh godaan. Kita dapat memilih untuk menaati Allah melalui kuasa-Nya.

Seorang ahli tafsir Thomas Schreiner berkata, "Orang-orang percaya tidak akan mengalami pembebasan sempurna dari dosa pada zaman ini, sehingga mereka dapat benar-benar tidak berdosa. Yang telah dihancurkan bukanlah keberadaan dosa, melainkan kuasa dosa atas orang-orang percaya."

Kita sekarang dapat "hidup dalam hidup yang baru" (ayat 4). Suatu hari nanti, saat kita dibangkitkan kembali untuk hidup bersama Tuhan, kita akan dibebaskan dari dosa untuk selama-lamanya --AMC

KEBEBASAN TERBESAR KITA ADALAH BEBAS DARI DOSA

SELALU DI JEMBATAN

Bacaan: Yosua 1:1-9
NATS: Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau (Yosua 1:5)

Kawan saya Ralph mengalami kejadian mendebarkan saat melakukan perjalanan singkat dengan menaiki kapal perang induk USS Kennedy. Ia melihat bagaimana pesawat-pesawat jet penyerang mulai tinggal landas, dan mempertontonkan manuver. Ia diberi tahu bahwa kapan pun pesawat tinggal landas maupun mendarat—suatu operasi berbahaya—sang kapten mengawasi dari jembatan. Bahkan ketika pesawat-pesawat itu terus-menerus terbang, ia tetap berada di sana, tidur-tidur ayam di sela-sela tugasnya, jika perlu. Jadi, setiap kali seorang pilot tinggal landas atau mendaratkan pesawatnya, ia tahu sang kapten selalu mengawasi.

Bacaan Kitab Suci hari ini mengisahkan bahwa ketika Yosua harus mengambil alih tampuk kepemimpinan Israel, ia butuh diyakinkan kembali bahwa Allah akan menyertainya seperti Dia menyertai Musa. Bangsa Israel tahu Musa memiliki arahan ilahi selama menempuh perjalanan di padang gurun, karena Allah memimpin mereka dengan tiang api dan tiang awan.

Namun, bagaimana dengan Yosua? Allah berjanji kepadanya, "Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Yosua 1:5). Akhirnya Yosua mampu memimpin Israel dengan keyakinan mutlak bahwa Allah selalu mengawasinya.

Di mana pun kita berada kini, betapa pun kerasnya usaha yang kita lakukan, atau apa pun peperangan rohani yang mungkin kita hadapi, kita memiliki keyakinan bahwa Allah bersama kita. Terlebih lagi, Dia memimpin, melindungi, dan memimpin kita. Dia selalu berada "di atas jembatan"! —DCE

ORANG KRISTIANI MENEMUKAN RASA AMAN
BUKAN KETIKA TIDAK ADA BAHAYA, MELAINKAN DI HADIRAT ALLAH

MAKANAN SECUKUPNYA

Bacaan: Matius 6:9-13
NATS: Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11)

Belum lama berselang, saya pergi ke Republik Demokrat Kongo untuk memimpin sebuah konferensi Alkitab. Saya menikmati keindahan Hutan Nyungwe dan Sungai Ruzizi, yang memisahkan Kongo dari Rwanda. Saya merasakan keramahan yang menakjubkan dari orang Kongo, dan hati saya tersentuh oleh ketulusan iman mereka akan pemeliharaan Allah.

Pengangguran, kemiskinan, dan kekurangan gizi menjadi masalah serius di sana. Masyarakat kerap tidak tahu dari mana mereka akan mendapat makanan selanjutnya. Karena itu, setiap kali mereka duduk dan makan, mereka bersyukur kepada Allah dan memohon makanan yang berikutnya kepada-Nya.

Doa mereka sangat serupa dengan doa Yesus dalam Matius 6:11, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Kata makanan berarti makanan apa saja. Kata "hari ini" menunjukkan pemeliharaan yang datang pada mereka tiap-tiap hari.

Banyak pekerja pada abad pertama mendapatkan bayaran harian, sehingga apabila mereka sakit selama beberapa hari berarti itu merupakan tragedi bagi mereka. Kata "hari ini" dapat diartikan menjadi "untuk setiap hari yang menjelang". Dengan begitu doa tersebut bisa berbunyi demikian: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami untuk setiap hari yang menjelang." Itu menjadi doa yang sangat penting bagi mereka yang hidup pas-pasan.

Doa ini meminta para pengikut Yesus di mana pun untuk mengakui bahwa kemampuan kita untuk bekerja dan mendapatkan makanan secukupnya itu berasal dari tangan Allah --MW

Tuhan, terima kasih atas makanan kami sehari-hari
Dan segala sesuatu yang Kausediakan;
Tambahkan iman dan bantulah kami untuk mengerti
Betapa persediaan-Mu itu luas dan dalam. --Sper

MASALAH KITA TIDAK PERNAH MENJADI BEBAN YANG BERAT
TATKALA BERADA DI DALAM PEMELIHARAAN ALLAH

SIAPAKAH ANDA?

Bacaan: 1Yohanes 2:1-11
NATS: Inilah tandanya bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya (1Yohanes 2:3)

Pencurian identitas merupakan persoalan besar di era kartu kredit dan internet sekarang ini. Orang tidak sulit memperoleh informasi penting mengenai Anda dan berpura-pura menjadi diri Anda. Namun, jika ini sampai terjadi, hal itu sebenarnya tidak akan mengubah esensi Anda. Sang pencuri tidak akan mencuri identitas Anda yang sebenarnya -- hanya beberapa informasi dangkal mengenai Anda.

Identitas yang Anda miliki jauh lebih dalam daripada nomor identitas Anda. Pada kenyataannya, Anda adalah pribadi seperti yang dikatakan Allah kepada Anda. Tidak ada hal yang benar-benar berarti kecuali status Anda sebagai anak Allah. Hanya itu yang menentukan hidup Anda di dalam kekekalan, dan hanya itu yang menentukan apakah Anda dapat hidup di dalam kepenuhan atau tidak.

Dalam 1Yohanes 2, ada tiga penentu identitas -- kebenaran yang menyatakan apakah kita adalah anak-anak Allah:

o Kita tahu bahwa kita telah mengenal Tuhan jika kita menuruti perintah-perintah-Nya (ayat 3).

o Barang siapa mengatakan ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Yesus telah hidup (ayat 6).

o Barang siapa mengatakan bahwa ia ada "di dalam terang" tidak akan membenci orang lain (ayat 9).

Jadi siapakah Anda? Apakah Anda mengenal Yesus? Jika demikian, Anda akan menaati perintah-perintah-Nya, menjalani hidup sama seperti Dia telah hidup, dan mengasihi orang lain. Tidak ada seorang pun yang dapat mencuri identitas tersebut dari diri Anda --JDB

TAK SEORANG PUN DAPAT MENCURI IDENTITAS ANDA

DI DALAM KRISTUS

TULI ROHANI

Bacaan: 1Korintus 2
NATS: Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan (1Korintus 2:14)

Sebagian orang menderita gangguan pendengaran yang aneh—mereka dapat mendengar suara, namun tidak mampu memahami kata-kata. Mereka tidak mengalami masalah saat mendengarkan kicauan burung atau suara detik jam, namun mereka tidak memahami kata-kata, seolah itu adalah bahasa asing. Gangguan pendengaran itu sumber masalahnya tidak pada telinga, tetapi berakar dari cedera di otak.

Ada juga penyakit tuli rohani yang memengaruhi banyak orang. Karena hati yang penuh dosa, mereka yang tidak beriman kepada Kristus dapat membaca Alkitab dan mendengar pengajaran firman Allah. Namun, pesan-pesan rohani ini mereka anggap sebagai suatu kebodohan (1 Korintus 2:14).

Ini menerangkan mengapa sebagian orang menghargai Alkitab sebagai karya sastra, sejarah yang dapat dipercaya, dan sebagai sumber standar moral yang tinggi, namun mereka gagal memahami pesan rohaninya. Mereka tidak menangkap arti penting apa yang dikatakan Alkitab tentang Kristus—kematian-Nya di kayu salib bagi dosa-dosa kita, kebangkitan-Nya, dan pelayanan-Nya kini menjadi perantara kita di surga. Berbagai kebenaran seperti ini tidaklah masuk akal bagi mereka.

Saat Anda membaca Alkitab, apakah Anda "mendengar" apa yang dikatakannya? Jika tidak, mohonlah kepada Allah supaya Dia membukakan pemahaman Anda terhadap apa yang dikatakan Alkitab tentang Yesus. Percayalah kepada-Nya sebagai Juruselamat pribadi Anda dan alamilah kelahiran rohani. Itulah obat bagi tuli rohani —RWD

KUNCI UNTUK MEMAHAMI FIRMAN YANG TERTULIS
ADALAH MENGENAL FIRMAN YANG HIDUP

BAKAT SENI

Bacaan: Keluaran 35:30-35
NATS: [Tuhan] telah memenuhinya dengan Roh Allah ... untuk membuat berbagai rancangan (Keluaran 35:31,32)

"Mengapa kau menanam bunga? Kan tak bisa dimakan," ujar ayah mertua saya saat melihat kegiatan saya di musim semi, yakni mengisi pot dengan benda-benda berharga yang harum dan berwarna-warni dari toko bunga. Ayah Jay seorang insinyur -- orang yang praktis. Ia dapat menjalankan segalanya dengan baik, tetapi memperindah sesuatu bukan prioritasnya. Ia lebih menghargai fungsi daripada bentuk, kegunaan daripada estetika.

Allah menciptakan kita dengan beragam talenta. Para insinyur yang bekerja demi kemuliaan Allah merancang mesin yang memudahkan hidup. Namun Tuhan juga menciptakan para seniman, yang menjadikan hidup ini lebih menyenangkan karena mereka menciptakan berbagai keindahan bagi kemuliaan Allah dan kebahagiaan sesama.

Saat merenungkan seni penyembahan, biasanya kita langsung memikirkan musik. Namun, ada bentuk seni lain yang telah lama juga berperan memuliakan Allah. Pengangkatan Bezaleel menunjukkan kepedulian Allah pada seni (Keluaran 35:30-35). Allah mengangkatnya untuk memperindah tempat penyembahan resmi pertama: kemah suci. Menurut Gene Edward Veith, tujuan Allah terhadap seni adalah "untuk memuliakan Allah dan menunjukkan keindahan".

Bila Roh Allah menghidupkan bakat seni, maka dari situ akan muncul tindakan penyembahan yang menjadi kesaksian dan mengarahkan orang pada Kristus. Allah telah sangat memperkaya hidup kita dengan keindahan. Sebagai balasannya, mari kita bersyukur dengan memperlihatkan kemuliaan-Nya melalui karya seni kita --JAL

Bapa, kiranya karya kami -- apa pun itu --
menggugah perhatian dan mendorong orang
untuk memuji dan menyembah Engkau. Amin.

LAKUKAN SEGALA SESUATU UNTUK KEMULIAAN ALLAH

FOKUS PADA JATI DIRI

Bacaan: Matius 6:25-34
NATS: Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal (Matius 6:28)

Di sebuah seminar, kami diminta membentuk kelompok-kelompok kecil lalu memperkenalkan diri satu sama lain tanpa menyebut pekerjaan kami. Tantangannya adalah kami harus dapat menjelaskan siapa kami dan bukan apa yang kami lakukan. Tidak mudah memang untuk berfokus kepada jati diri daripada pekerjaan.

Dr. William H. Thomas, seorang dokter spesialis yang menangani manula, menunjukkan bahwa bayi memulai hidupnya dengan jati diri. Akan tetapi saat menginjak usia dewasa, prestasilah yang menjadi sasaran utama. Lalu, saat kita beranjak tua dan tenaga kita melemah, kita harus kembali berfokus kepada jati diri. "Masa tua membawa kita kembali pada hidup yang lebih mementingkan jati diri daripada pekerjaan. Ini adalah sebuah karunia yang memiliki nilai luar biasa," kata Thomas.

Namun pencarian jati diri tidak hanya berlaku bagi orang-orang tua. Yesus mengatakan bahwa fokus yang benar adalah obat kekhawatiran bagi segala usia. Dia meminta para pengikut-Nya untuk memerhatikan burung-burung dan bunga-bunga. Tanpa menilai tindakan mereka, Allah tetap memelihara mereka.

Oswald Chambers berkata, "‘Perhatikanlah bunga bakung yang tumbuh di ladang’ . . . mereka tumbuh begitu saja! Perhatikanlah laut, udara, matahari, bintang, dan bulan -- semuanya itu ada begitu saja, tetapi pelayanan yang mereka berikan sangatlah besar."

Sebagai orang kristiani, nilai kita di hadapan Allah tidak berasal dari apa yang kita lakukan bagi Dia, namun ada pada hal yang ada dalam diri kita. Jati diri kita -- lebih daripada pekerjaan kita -- memuliakan nama-Nya --DCM

ANDA ITU UNIK -- DIRANCANG UNTUK MEMULIAKAN ALLAH

SESUAI DENGAN KEUNIKAN YANG ANDA MILIKI

Sabtu, 27 Juni 2015

MILIKILAH PERASAAN

Bacaan: Keluaran 22:21-27
NATS: Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir (Keluaran 22:21)

Orang yang kurang berperasaan terhadap orang lain bagaikan udara dingin yang bertiup menggantikan udara hangat saat musim dingin. Anda lebih suka melihat kepergiannya daripada kedatangannya. Misalnya seorang pemilik rumah yang memperlakukan loper koran seperti hama. Ia menganggap seolah-olah pemuda itulah yang berada di balik berita buruk yang mendarat di beranda rumahnya setiap hari. Terkadang memang ada tindakannya yang menjengkelkan. Mungkin ketidakpuasan sang pemilik rumah memang beralasan. Namun, tidak ramah terhadap orang yang lebih lemah atau yang tingkat sosial-ekonominya rendah tidak dapat dibenarkan.

Allah menjelaskan begitu gamblang kepada bangsa Israel kuno ketika meminta mereka memperlakukan orang-orang yang tingkat sosialnya lebih rendah, sama seperti mereka memperlakukan diri sendiri. Dia mengingatkan bangsa pilihan-Nya karena mereka pun pernah menjadi orang asing di negeri orang. Jadi, mereka seharusnya tahu bagaimana rasanya bekerja di bawah orang-orang yang tidak menunjukkan simpati sedikit pun (Keluaran 22:21).

Orang kristiani memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang miskin dan tertindas seperti yang pernah dialami oleh bangsa Israel. Kita mungkin menyanggah dengan berkata bahwa jika kita tidak memerhatikan diri sendiri, tak ada seorang pun yang akan memerhatikan kita. Akan tetapi, Allah meminta kita untuk mengasihi sesama. Dia juga mengingatkan bahwa jika kita lupa bagaimana rasanya berada di dasar, berarti kita tidak cocok lagi berada di atas —MRD

KETIKA YESUS MENGUBAH HATI ANDA
DIA MEMBERI ANDA HATI UNTUK SESAMA

IKUTILAH TELADANKU

Bacaan: 1Korintus 4:9-17
NATS: Ikutilah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus (1Korintus 11:1)

Andrew Marton teringat saat pertama kali ia bertemu dengan calon kakak iparnya Peter Jennings, seorang koresponden berita luar negeri ternama pada tahun 1977. Menurutnya, saking gugupnya, ia berlaku seperti "seorang penggemar yang salah tingkah di hadapan seorang pahlawan jurnalistik yang sangat berpengaruh di Manhattan".

Andrew mengagumi Peter dan berusaha menandinginya. Ia juga menjadi seorang wartawan dan caranya menjalankan tugas sama seperti yang dilakukan Peter -- "ia menyelami bidang itu dan bekerja lebih keras dibanding yang lain". Andrew berusaha meniru Peter, baik dalam cara berjalan, cara berpakaian, dan berusaha memiliki "aura" yang sama.

Kita semua cenderung meniru orang lain. Demikian pula dengan jemaat Korintus. Namun, mereka mengalihkan perhatian mereka dari Kristus dan para pemimpin jemaat. Alih-alih meniru sifat-sifat yang menyerupai Kristus dari para pemimpin ini, mereka malah membiarkan kesetiaan mereka mengarah pada perpecahan dan perselisihan dalam gereja (1Korintus 1:10-13). Rasul Paulus melihat penyimpangan ini, sehingga ia mengutus Timotius untuk mengingatkan mereka tentang ajarannya dan pentingnya berjalan dalam ketaatan kepada Tuhan (4:16,17).

Kita patut meniru Kristus (1Petrus 1:15,16). Kita juga sangat terbantu bila memiliki pengajar yang meneladani-Nya. Mereka yang berjalan seiring dengan Kristus memberi teladan yang baik untuk kita tiru. Namun, contoh utama kita tetaplah Yesus sendiri --AMC

Mengikuti langkah-langkah mereka
Yang matanya tertuju kepada Tuhan
Membantu kita tetap kuat dan setia,
Tak menyimpang dari petunjuk firman-Nya. --D. De Haan

TELADANILAH MEREKA YANG MENELADANI KRISTUS !

ALLAH LEMBUT DAN PERKASA

Bacaan: Mazmur 147:1-5
NATS: [Allah] menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang dan menyebut nama-nama semuanya (Mazmur 147:3,4)

Allah memang mengenal dan menghitung bintang-bintang, tetapi Dia lebih memerhatikan Anda dan saya, sekalipun kita sudah rusak oleh dosa. Dia membalut hati kita yang hancur dengan kepekaan dan kebaikan, dan Dia membawa kesembuhan bagi jiwa kita yang terdalam. Kebesaran kuasa Allah merupakan wujud dari kebesaran hati-Nya. Kekuatan-Nya adalah ukuran dari kasih-Nya. Dia adalah Allah yang lembut sekaligus Allah yang perkasa.

Sang pemazmur mengatakan bahwa Allah "menentukan jumlah bintang-bintang" dan bahkan "menyebut nama-nama semuanya" (147:4). Apakah Dia akan lebih memedulikan bintang-bintang yang hanyalah benda mati, tetapi tidak memedulikan kita, yang memiliki citra-Nya? Tentu saja tidak. Dia mengetahui pergumulan kita saat kesepian, dan Dia peduli. Dia adalah Allah yang penuh perhatian.

Allah, dalam wujud Putra-Nya Yesus, memerhatikan seluruh penderitaan kita (Ibrani 2:18). Dia memahami dan tidak menghukum atau menghakimi saat kita gagal. Dia membungkuk dan mendengarkan seruan minta tolong kita. Dia dengan lemah lembut mengoreksi kita. Dia menyembuhkan lewat waktu dan dengan keterampilan yang luar biasa.

Suatu hari nanti bintang-bintang akan jatuh dari langit. Namun bukan bintang-bintang itu yang menjadi perhatian utama Allah, melainkan Anda! Dia "berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya" (Yudas 1:24). Dan Dia akan melakukannya! --DHR

KARENA ALLAH MEMEDULIKAN KITA

KITA DAPAT MENINGGALKAN KEKHAWATIRAN KITA BERSAMA-NYA

ASPAL SURGA

Bacaan: Wahyu 21:14-21
NATS: Jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening (Wahyu 21:21)

Cerita ini mengisahkan tentang seorang penambang yang menemukan emas dan membawa-bawa tasnya yang penuh dengan batangan emas ke mana-mana. Suatu hari ia meninggal dan menuju surga, sambil masih membawa batangan emasnya yang berharga. Setibanya di surga, seorang malaikat bertanya mengapa ia membawa aspal. "Ini bukan aspal," jelasnya, "ini emas." Sang malaikat menanggapi perkataannya dengan berkata, "Di bumi, benda itu memang disebut emas, tetapi di sini, di surga, kami memakainya untuk mengeraskan jalan-jalan."

Ini memang cuma lelucon. Namun, cerita ini mengajak kita untuk berpikir tentang apa yang kita anggap berharga, dan apa yang benar-benar berharga bagi Allah.

Dalam Wahyu 21, saya paling terkesan terhadap penggambaran tentang jalan-jalan di surga yang adalah "emas murni bagaikan kaca bening" (ayat 21). Di dunia, kita menilai emas sebagai logam yang paling berharga dan menjadikannya sebagai harta milik kita yang paling berharga. Namun di surga, kita berjalan di atas emas. Sungguh kontras!

Benda yang kita angap berharga di bumi ini, tidak dinilai tinggi di surga—itu adalah barang-barang tak perlu yang kita beli dan kumpulkan, saham dan rekening bank, kekaguman dan kemasyhuran. Ketika tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada bumi, nilai apakah yang masih tertinggal pada barang-barang tersebut?

Harta benda duniawi sifatnya hanya sementara. Ingat, kekayaan kita yang sejati ada di surga —VCG

MEREKA YANG MENYIMPAN HARTA DI SURGA
ADALAH ORANG-ORANG TERKAYA DI BUMI

KEKHAWATIRAN

Bacaan: Mazmur 91:9-16
NATS: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13:5)

Saya tahu bahwa tidak seharusnya saya cemas, tetapi saya agak mengkhawatirkan sesuatu saat ini. Mungkin ini karena adanya situasi baru dalam keluarga kami. Bila melihat sekeliling, saya merasa agak gelisah. Ketahuilah, istri saya dan saya baru-baru ini mengetahui bahwa kami akan menjadi kakek dan nenek. Hal ini membuat saya berpikir tentang dunia tempat cucu kami dibesarkan nanti.

Tahun 2024 kelak, cucu kami itu akan lulus sekolah menengah. Mungkinkah biaya sekolah di perguruan tinggi akan sebesar Rp900.000.000,00 per tahun saat itu? Jika minyak masih ada, mungkinkah harga bensin jadi Rp58.500,00 per liter? Mungkinkah moral dan etika sudah ketinggalan zaman? Dan, apa gereja masih berpengaruh?

Masa depan bisa menjadi sesuatu yang menakutkan. Sesuatu yang belum diketahui dapat mencekam, terutama ketika hal yang diketahui saat ini diliputi begitu banyak perjuangan. Itulah sebabnya, kita harus memercayai janji Allah.

Apa pun situasi yang akan dihadapi cucu-cucu kita, mereka dapat bergantung pada janji pertolongan Allah -- tak peduli persoalan apa yang akan meliputi dunia ini. Allah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau" (Ibrani 13:5). Yesus berkata, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman" (Matius 28:20).

Janji-janji agung itulah yang dapat kita andalkan tatkala kita mulai merasa khawatir, entah tentang masa depan kita sendiri atau masa depan generasi selanjutnya --JDB

Cemas akan urusan dan masalah masa depan
Hanya akan mendatangkan derita dan sengsara;
Tuhan meminta kita tidak cemas dan tertekan
Hari esok kita ada dalam tangan-Nya. --Sper

KITA MUNGKIN TAK TAHU APA YANG AKAN TERJADI DI MASA DEPAN
NAMUN KITA DAPAT MEMERCAYAI DIA YANG MENGENDALIKAN MASA DEPAN

TEKANAN DAN PRIORITAS

Bacaan: Efesus 6:1-4
NATS: Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Matius 6:33)

Saat berkunjung ke kantor seorang teman, saya melihat bahwa keranjang dokumen Masuk-Keluar yang biasa dipakai, kini telah diganti dengan rak bertingkat lima yang diberi label: Kritis, Mendesak, Penting, Kurang Penting, Jangka Panjang. Rak-rak dokumen itu mengingatkan bahwa jika saya tidak memakai cara pandang Allah setiap hari, maka tekanan selalu akan menentukan prioritas saya.

Yohanes 11:1-7 mengingatkan bahwa prioritas Allah itu berbeda dengan prioritas kita. Perhatikanlah rantai peristiwa ini: Lazarus sakit. Maka kedua saudara perempuannya, Maria dan Marta, menyuruh orang untuk memberi tahu Yesus. Lalu kita melihat dua pernyataan yang tampaknya bertentangan: "Yesus memang mengasihi Marta dan saudaranya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada" (ayat 5,6).

Ada seorang lelaki yang sedang menjemput ajal, dan ada Tuhan yang menunda. Prioritas Yesus tidak ditentukan oleh tekanan, namun ditentukan oleh persekutuan yang sempurna dengan Bapa surgawi-Nya.

"Tapi saya bukan Yesus," demikian kita berkata dengan cepat. "Saya harus bergerak cepat dan tidak punya waktu." Tetapi Kristus memanggil kita untuk berkonsultasi dengan-Nya di dalam setiap hal yang mendesak dan darurat, untuk mendengarkan petunjuk-Nya yang bijaksana, serta untuk menyediakan waktu bagi hal-hal yang benar-benar penting.

Prioritas apakah yang perlu kita perhatikan pada hari ini? --DCM

FOKUS PADA KRISTUS MENEMPATKAN HAL-HAL LAIN

DI DALAM SUDUT PANDANG YANG BENAR

SAKSI MATA

Bacaan: 1Yohanes 1:1-7
NATS: Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu (1Yohanes 1:3)

Anda pasti tak ingin mewawancarai saya untuk acara televisi Anda," kata pria itu kepada saya. "Anda butuh orang yang masih muda dan fotogenik, dan saya bukan keduanya." Saya menjawab bahwa kami memang menginginkannya karena ia mengenal C.S. Lewis, seorang penulis terkenal yang menjadi tema acara dokumenter kami. "Pak," kata saya, "bila kita hendak menceritakan kisah hidup seseorang, tak ada yang dapat menggantikan peran seorang saksi mata."

Sebagai orang kristiani, kita sering menyebut aktivitas membagikan pengalaman iman sebagai "bersaksi" atau "memberi pernyataan iman". Ini adalah sebuah konsep akurat yang diambil langsung dari Alkitab. Yohanes, teman seperjalanan sekaligus murid Yesus menulis, "Kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu" (1 Yohanes 1:2,3).

Jika Anda mengenal Yesus sebagai Juruselamat dan telah mengalami kasih, rahmat, dan pengampunan-Nya, Anda dapat bercerita tentang Dia kepada orang lain. Ini tidak mensyaratkan kemudaan, kecantikan, atau pendidikan teologi. Kenyataan dan antusiasme lebih berharga daripada sebuah kursus mengenai cara-cara membagikan iman Anda.

Ketika tiba saatnya untuk menceritakan kisah yang indah kepada seseorang tentang bagaimana Yesus Kristus dapat mengubah hidup seseorang, tak ada yang dapat menggantikan saksi pertama seperti Anda —DCM

YESUS TIDAK BUTUH PENGACARA
DIA BUTUH SAKSI-SAKSI

JERITAN CHICKADEE

Bacaan: 1Tesalonika 5:12-24
NATS: Janganlah padamkan Roh (1Tesalonika 5:19)

Burung Chickadee berkepala hitam memiliki suara dengan tingkat kompleksitas yang mengejutkan dalam menyuarakan tanda bahaya. Para peneliti mendapati bahwa burung ini menggunakan kicauan berfrekuensi tinggi untuk memperingatkan adanya bahaya di udara. Tergantung situasi, jeritan "chickadee" dapat memberi isyarat kepada burung lain tentang adanya makanan di dekat situ atau adanya pemangsa yang bertengger sangat dekat sehingga membahayakan.

Penelitian juga mendapati bahwa chickadee tidak mendeteksi bahaya dari pemangsa besar seperti burung hantu besar bertanduk, karena mereka tidak memangsa burung kecil seperti chickadee. Namun, burung hantu yang lebih kecil dan berukuran nyaris sama dengan chickadee malah lebih menjadi sebuah ancaman, dan mendorong chickadee untuk mengeluarkan kicauan tanda bahaya, yakni nada "dee" yang khas dari chickadee.

Tingkat kesadaran serupa dapat sangat berguna bagi kita. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus tidak menyalahkan roh-roh jahat dunia belaka. Ia juga memusatkan perhatian pada masalah hati yang nyaris tak diperhatikan, yang dapat membahayakan kita. "Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik." "Janganlah padamkan Roh." "Ujilah segala sesuatu" (1Tesalonika 5:15,19,21).

Dengan pertolongan Roh, mari kita membiasakan diri untuk peka terhadap peringatan firman Allah dalam hati kita --MRD II

Kita sangat memerlukan kepekaan yang tajam
Akan suara Allah, yaitu firman-Nya,
Bisikan yang lirih, dorongan yang lembut,
Hingga kita menjadikan Dia Tuhan dan Raja. --Anon.

ALLAH BERBICARA KEPADA MEREKA YANG MAU MENDENGARKAN

SIAPA TAHU YANG TERBAIK?

Bacaan: 2Tawarikh 36:15-21
NATS: Mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya (2Tawarikh 36:16)

"Saya mencintai pekerjaan saya," kata Maggie, seorang perawat yang masih muda, "namun ketika saya memberi tahu orang apa yang perlu dilakukan agar ia tetap sehat, tetapi nasihat saya tidak dituruti, saya pun menjadi sangat frustrasi."

Saya tersenyum dengan penuh pengertian. "Saya pun merasa demikian saat memulai karier editorial saya," kata saya kepadanya. "Saat pengarang tidak memedulikan nasihat saya agar naskah mereka menjadi lebih baik, saya pun merasa frustrasi."

Kemudian saya menyadari bahwa hal ini mirip dengan masalah kerohanian. "Jika kita merasa frustrasi saat orang tidak menuruti nasihat profesional kita," kata saya, "coba bayangkanlah perasaan Allah apabila kita mengabaikan nasihat-Nya." Dia adalah Pribadi yang paling mengetahui hal terbaik bagi kita. Akan tetapi, kita kerap kali justru bersikap seakan-akan kita sudah mengetahui yang lebih baik.

Begitulah kasus bangsa Israel dahulu. Karena berpikir mereka tahu lebih banyak daripada Allah, mereka pun menuruti jalan mereka sendiri (2Tawarikh 36:15,16). Akibatnya, Yerusalem dan Bait Allah jatuh ke tangan orang-orang Babel.

Kita pun menghadapi kasus yang sama saat perintah-perintah Allah terlihat sulit. Kita menyimpulkan bahwa Dia melakukan pengecualian terhadap situasi kita.

Allah dengan murah hati mengajarkan hal yang terbaik (Yesaya 48:17,18) namun tidak memaksa kita untuk melakukannya. Dia dengan sabar menawarkan sesuatu yang benar dan baik, dan mengizinkan kita untuk memilihnya --JAL

PENGAJARAN ALLAH TIDAK SELALU MASUK AKAL

TETAPI SUNGGUH BODOH JIKA KITA MERASA TAHU YANG LEBIH BAIK

"SI KERBAU DUNGU"

Bacaan: 1Samuel 16:1-7
NATS: Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1Samuel 16:7)

Ketika Thomas Aquinas mulai duduk di bangku kuliah di University of Paris pada abad ke-13, ia jarang mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Teman-teman sekelasnya menafsirkan sikap diamnya tersebut sebagai tanda bahwa ia murid yang tidak terlalu pintar. Akibatnya, mereka menjuluki Aquinas "si kerbau dungu".

Akan tetapi, teman-temannya pasti terkejut ketika melihat bahwa ternyata ia menonjol di dalam pelajaran dan kemudian menulis karya besar dalam bidang teologi yang masih digunakan hingga saat ini. Thomas Aquinas adalah seorang jenius yang mendapat penilaian yang keliru dari orang lain.

Bagaimana mungkin teman-teman sekelasnya memiliki penilaian yang begitu keliru terhadap dirinya? Hal itu terjadi karena mereka menilai Aquinas hanya dari penampilan luarnya. Mereka tidak benar-benar mengetahui seperti apa hati Aquinas yang sebenarnya.

Allah telah meminta Nabi Samuel untuk menobatkan seorang raja baru yang akan memerintah umat-Nya, Israel. Daud si gembala tampaknya tidak memiliki ciri-ciri seorang raja. Kemudaannya tidak sebanding dengan usia dan perawakan kakaknya, Eliab (1 Samuel 16:6). Namun, Tuhan memperbaiki persepsi Samuel yang semula (1 Samuel 16:7). Daud terus melaju menjadi prajurit besar dan menjadi penguasa yang dipilih Tuhan atas umat-Nya (1 Samuel 13:14; 18:8; 2 Samuel 7:1-17).

Apabila Anda tergoda untuk menilai seseorang dari penampilan luarnya, ingatlah Thomas Aquinas dan Raja Daud. Yang dianggap penting oleh Allah adalah hati —HDF

UKURAN SEJATI SESEORANG ADALAH
APA YANG ADA DI DALAM HATINYA

IKUT BERMAIN

Bacaan: Kolose 1:24-29
NATS: Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku (Kolose 1:29)

Saya senang pergi ke Lapangan Wrigley di Chicago untuk menonton pertandingan bisbol -- duduk di tribun, menikmati hot dog besar, dan bersorak memberi semangat para pemain tim Cubs agar mereka meraih kemenangan!

Sayangnya, kekristenan memiliki banyak kemiripan dengan olahraga profesional. Sebagaimana pengamatan teman saya, ada sembilan pria di lapangan bisbol yang berjuang dan ribuan orang di tribun yang hanya menonton. Seperti yang mungkin Anda ketahui, itu bukan rencana pertandingan Allah bagi umat-Nya. Dia ingin kita keluar dari tribun, masuk lapangan, dan bergabung dengan tim itu.

Jika Anda bertanya-tanya dalam hati, sumbangsih apa yang dapat Anda berikan di lapangan, kini jangan bertanya-tanya lagi. Bagaimana dengan sumber keuangan Anda? Yesus dapat mengambil "perak dan emas" Anda dan memakainya untuk menyempurnakan banyak hal besar bagi kemuliaan-Nya.

Namun, lebih dari sekadar mengeluarkan buku cek Anda, Anda memiliki banyak talenta yang dapat dipersembahkan. Allah telah memberi setiap kita talenta rohani yang dapat ikut melebarkan kerajaan-Nya. Entah itu mengajar, menguatkan orang, melayani, menunjukkan keramahan, atau bermurah hati, setiap kecakapan itu berguna. Ikutilah teladan Paulus yang tanpa lelah melayani di ladang Allah demi memperoleh sukacita karena dipakai oleh-Nya (Kolose 1:28,29).

Percayalah, jauh lebih berguna berada di lapangan daripada duduk di tribun --JMS

Sesuai dengan keadaanmu, mulailah melayani Tuhan,
Klaimlah janji teguh-Nya dan percayalah pada firman-Nya;
Allah hanya meminta sesuai kemampuan yang engkau punya,
Dia akan memakai upayamu itu untuk memajukan rencana-Nya. --Anon.

JANGAN MEMBANGUN MAKAM DI HIDUP ANDA
DENGAN MENGUBUR TALENTA ANDA

MASALAH DENGAN ORANG

Bacaan: Roma 12:14-21
NATS: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! (Roma 12:18)

Tetangga saya tampaknya jengkel terhadap saya. Kelihatannya saya telah melakukan sesuatu yang menjengkelkannya. Saat saya bertanya apakah saya telah menyinggung perasaannya, ia menanggapi dengan kasar, "Tidak!" Lalu saya berkata, "Saya tidak ingin ada perasaan tidak enak di antara kita. Jika saya telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu, saya minta maaf." Sejak saat itu iklim di antara kami menjadi sejuk.

Seseorang mengatakan, "Semakin saya memahami manusia, saya semakin mencintai anjing saya." Ya, anjing itu setia, dapat diandalkan, selalu ingin menyenangkan, cepat memaafkan, dan melupakan. Tidakkah Anda berharap bahwa manusia pun seperti itu? Tetapi kadang kala, betapa pun kerasnya kita berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, usaha itu gagal.

Rasul Paulus mengacu pada situasi tersebut dalam Roma 12:18. Perhatikanlah kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Ia tahu bahwa beberapa masalah dengan orang lain mungkin tidak pernah terselesaikan. Jika ada dua orang yang bertengkar, maka ada dua orang yang perlu berdamai. Jika Anda telah melakukan bagian Anda, tetapi masalah itu tidak selesai, maka ada sebuah rencana yang dapat diikuti. Jangan menyimpan amarah atau membalas dendam dengan tidak berbicara. Lakukanlah semua hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (ayat 21), dan izinkanlah Allah mencari penyelesaian masalahnya.

Kita perlu terus mengikuti langkah-langkah di dalam Roma 12 sampai masalah-masalah kita dengan orang terselesaikan -- tetapi terutama jika tidak terselesaikan --DJD

CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN MUSUH

ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA KASIH

Minggu, 14 Juni 2015

Tanpa Hati

Saatnya telah tiba bagi Yesus utk memutuskan memilih 12 rasulNya. Krn itu Yesus memutuskan utk mengadakan perlombaan, dari perlombaan itu Yesus akan memilih rasul2Nya.

Peserta lomba datang dari mana2. Persaingan sgt ketat & Yesus sendiri yg menjadi jurinya.

Perlombaan pertama ialah perlombaan doa. Beberapa menyebutkan doa secara tepat, beberapa menggunakan kata2 yg hebat serta mengesankan, yg lain memanjatkan doa2 yg penuh gagasan muluk. Ketika tiba saatnya utk menentukan pemenang,ternyata tak seorangpun yg jd juara.
Tak ada pemenang yg dipilih.
Samasekali tak ada hati dlm berdoa.
Itu hanya kata2 kosong.

Perlombaan pertama berlalu, kini perlombaan kedua, perlombaan ibadah. Peserta lomba telah mempersiapkan diri. Beberapa mengenakan pakaian yg indah, beberapa menggunakan musik & yg lain memberikan tekanan pd tubuh.

Ketika tiba saatnya utk menentukan pemenang,ternyata tak seorangpun yg dipilih Yesus, sebab mereka memperagakan ibadah tanpa hati.
Itu hanya sekedar pertunjukan!

Perlombaan ketiga ialah perlombaan mengajar. Kelompok2 sudah mempersiapkan diri. Beberapa datang dgn membawa spanduk, yg lain muncul dgn pembicaraan yg panjang & teratur baik, yg lain membawa rekaman video casette.  Dan sekali lg, tak ada yg jadi pemenang, sebab mereka tidak mempunyai hati dalam mengajar.
Metode nampaknya lebih diutamakan. Dengan demikian perlombaan berakhir, tak ada pemenang, karena itu tak ada rasul2.

Karena kelelahan setelah selesai mengatur perlombaan, Yesus berjalan2 di pinggir danau utk sedikit santai. Dia melihat para nelayan menangkap ikan. Ada beberapa orang disana yg sedang bekerja dgn memberikan hatinya pada apa yg sedang mereka buat.

Lalu Dia memilih mereka.