Kamis, 21 Juli 2016

LEBIH JAHAT

Yehezkiel 5:1-17

Pencukuran tepi rambut dan janggut di Israel dihubungkan dengan kekudusan dan dapat dimaknai sebagai perkabungan atau kehinaan (Im 19:27; 21:5).

Yehezkiel diperintahkan untuk mencukur tepi rambut dan janggutnya dengan menggunakan pedang yang tajam (1; bdk. Yes 7:20). Tindakan ini melambangkan penghukuman atas Israel yang dilakukan melalui pedang bangsa-bangsa lain sehingga Israel terbagi ke dalam beberapa kondisi. Sepertiga penduduk Israel akan binasa oleh pedang dalam peperangan. Kehancuran kota itu akan diikuti oleh kekurangan bahan makanan, kelaparan, sampar, dan binatang buas yang akan membinasakan sepertiga penduduk. Musuh yang telah menghancurkan kota akan mengangkut sepertiga dari penduduk ke pembuangan. Dalam kasih Allah, masih ada kaum sisa yang diselamatkan dari antara penduduk Israel. Hal ini digambarkan dalam tindakan Yehezkiel dalam pembagian rambutnya (2-3, 12, 16-17). Hukuman atas Israel dijatuhkan karena mereka telah berbuat lebih jahat dari bangsa-bangsa lain yang tidak percaya kepada Allah. Mereka telah memberontak terhadap aturan dan ketetapan-Nya, menolak Allah bahkan melakukan aturan bangsa-bangsa lain (4-7).

Allah telah kehilangan rasa sayang dan belas kasihan atas umat-Nya. Murka-Nya, cemburu-Nya, dan hati-Nya yang panas terhadap umat-Nya akan dinyatakan dengan hukuman untuk membuat hati-Nya tenang dan merasa puas (8-11, 13). TUHAN yang mengikat perjanjian dengan Israel sekarang menghukum umat pilihan-Nya dengan penuh kemurkaan. Bukan sekadar untuk meruntuhkannya dan membuatnya menjadi celaan, tetapi untuk membuatnya menjadi peringatan bagi bangsa-bangsa lain (14-15, 17).

Allah tidak segan-segan menjatuhkan hukuman atas umat-Nya, tetapi juga tetap menyatakan kasih-Nya dengan menyelamatkan sebagian dari antara mereka. Jangan meniru, bahkan bertindak lebih jahat dari orang-orang yang tidak percaya kepada TUHAN! [TNT]

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Senin, 18 Juli 2016

JANGAN MEMANDANG MUKA

* Yakobus 2:1b,
janganlah iman itu kamuCamalkan dengan  memandang muka.

Seorang terpelajar pada suatu saat mendapat tiket gratis menginap di sebuah hotel berbintang. Ia datang dengan pakaian sederhana dan bekal seadanya. Ketika tiba di hotel, manajer hotel tidak bersahabat menyambutnya. Ia membiarkannya kebingungan.

Hari berikutnya, orang tersebut membeli setelan baju mewah, dengan dandanan mewah. Saat kembali ke hotel, manajer hotel menyambutnya dengan ramah, dan mengajaknya makan bersama. Ia memesan hidangan khusus yang paling lezat.

Orang itu duduk berhadapan dengan sang manajer hotel. Namun, orang itu tidak memakan hidangan yang disediakan untuknya melainkan ia melumuri pakaiannya dengan makanan spesial itu. Sang manajer heran dan menanyakan apa maksud tamunya berbuat demikian. Lalu ia menjawab, "Kemarin saya datang dengan pakaian lusuh, Anda tidak peduli dengan saya. Anda membiarkan saya kebingungan. Tetapi setelah saya memakai pakaian mewah ini, Anda menawari saya makanan mewah ini. Sekarang saya tahu bahwa makanan ini bukan untuk saya melainkan untuk pakaian mewah ini!"

Membedakan orang melalui penampilan bukan hanya milik orang modern saja. Pada jemaat di mana Yakobus melayani juga terjadi perlakuan seperti itu. Ada orang-orang yang diperlakukan istimewa dan ada juga sebaliknya, memandang rendah orang. Perlakuan seperti ini dipandang oleh Yakobus sebagai tindakan yang jahat. Mengapa? Karena YHWH sendiri tidak pernah membeda-bedakan orang bahkan justru mereka yang sederhana dan yang seringkali dilecehkan sesamanya justru merekalah yang dimuliakan Tuhan.

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Sabtu, 16 Juli 2016

DENGAN LENGAN YANG TERACUNG

* Mazmur 136:12,
Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang teracung! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Joann berkeinginan kuat untuk menjadi seorang pianis pada suatu konser dan melakukan perjalanan serta pementasan baik sebagai pianis solo atau sebagai pengiring.

Ketika menempuh kuliah di jurusan pementasan piano, ia terkena penyakit radang urat pada lengan kanannya. Kekuatan lengan itu melemah sehingga ia tidak dapat tampil pada sebuah resital solo yang diwajibkan. Akhirnya ia lulus dengan gelar di bidang sejarah dan literatur musik.

Joann mengenal Yesus sebagai Juruselamatnya, tetapi ia hidup memberontak terhadap-Nya selama beberapa tahun. Kemudian melalui beragam peristiwa sulit lainnya, Joann merasa Tuhan sedang menjamah hidupnya dan ia pun kembali kepada-Nya. Lama-kelamaan lengannya bertambah kuat, dan impiannya untuk melakukan perjalanan dan pementasan akhirnya terwujud. Ia berkata, “Sekarang aku bisa bermain untuk kemuliaan Allah dan bukan untuk kemuliaan diriku sendiri. Lengan-Nya yang teracung memulihkan imanku dan memberikan kekuatan kepada lenganku sehingga aku mampu melayani-Nya dengan karunia yang telah Dia berikan bagiku.”

Tuhan berjanji kepada Musa bahwa tangan-Nya yang teracung akan membebaskan orang Israel dari Mesir (Kel. 6:5). Dia tetap memegang janji-Nya tersebut sekalipun umat-Nya yang sering sekali memberontak itu meragukan Dia (14:30-31). Lengan Allah yang kuat itu juga teracung bagi kita. Apa pun hasil dari keadaan yang kita hadapi, Allah dapat dipercaya untuk menggenapi kehendak-Nya bagi setiap anak- Nya. Kita dapat bersandar pada lengan Allah yang kuat. Amin.

TUHAN YESUS MEMBERKATI!