Yohanes 11:1-7, 32-36
*Yohanes 11:35,
Maka menangislah Yesus
"Papa saya (Subagio Hardjawinata) telah berjuang menghadapi penyakitnya yang melemahkan selama berbulan-bulan.
Kami memohon agar Tuhan memberikan kesembuhan untuk beliau tetapi Tuhan
berkehendak lain dan Tuhan Yesus lebih menyayangi beliau. Ketika saya
berlutut disisi tempat tidurnya dan melihatnya menghembuskan nafas
terakhirnya, air mata yang selama ini saya tahan, mengalir dengan
deras. Ketika adik dan istri dan mama saling berpelukkan dan berdoa,
perpisahan itu semakin terasa.
Kejadian itu membantu saya
memahami makna ayat yang pendek dalam Alkitab: "Maka menangislah Yesus"
(Yohanes 11:35). Allah Putra menangis!!! Dia mengetahui kenyataan di
Surga. Dialah sumber segala pengharapan pada hari kebangkitan yang akan
datang. Namun demikian, Yesus menangis. Dia sangat mengasihi
sahabat-sahabatNya: Maria, Marta, dan Lazarus, sehingga 'masygullah
hatiNya" (ayat 33). Yesus benar-benar merasakan kepedihan di hatiNya."
Ketika orang-orang yang kita kasihi meninggal, kita bergulat dengan
berbagai macam emosi. Jika orang yang masih muda meninggal kita bertanya
"Mengapa?", ketika kematian datang setelah penderitaan yang panjang,
kita bergumul untuk memahami mengapa Tuhan menunggu sekian lama untuk
memberikan kelegaan.
Kita mulai berfikir Allah itu jauh dan
tidak tersentuh oleh kepedihan kita. Kita mungkin mempertanyakan hikmat
dan kebaikkan-Nya. Namun, kita membaca, "Maka menangislah Yesus." Allah
sangat tersentuh oleh penderitaan kita.
Ketika situsi yang
menyakitkan terjadi dalam hidup anda, ingatlah ayat yang pendek itu.
Yesus juga mencucurkan air mata. Jika anda ragu bahwa Yesus perduli,
ingatlah air mata-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar