Rabu, 09 Januari 2013

SAATNYA MENANGIS

Yohanes 11:1-7, 32-36

*Yohanes 11:35,
Maka menangislah Yesus

"Papa saya (Subagio Hardjawinata) telah berjuang menghadapi penyakitnya yang melemahkan selama berbulan-bulan.

Kami memohon agar Tuhan memberikan kesembuhan untuk beliau tetapi Tuhan berkehendak lain dan Tuhan Yesus lebih menyayangi beliau. Ketika saya berlutut disisi tempat tidurnya dan melihatnya menghembuskan nafas terakhirnya, air mata yang selama ini saya tahan, mengalir dengan deras. Ketika adik dan istri dan mama saling berpelukkan dan berdoa, perpisahan itu semakin terasa.

Kejadian itu membantu saya memahami makna ayat yang pendek dalam Alkitab: "Maka menangislah Yesus" (Yohanes 11:35). Allah Putra menangis!!! Dia mengetahui kenyataan di Surga. Dialah sumber segala pengharapan pada hari kebangkitan yang akan datang. Namun demikian, Yesus menangis. Dia sangat mengasihi sahabat-sahabatNya: Maria, Marta, dan Lazarus, sehingga 'masygullah hatiNya" (ayat 33). Yesus benar-benar merasakan kepedihan di hatiNya."

Ketika orang-orang yang kita kasihi meninggal, kita bergulat dengan berbagai macam emosi. Jika orang yang masih muda meninggal kita bertanya "Mengapa?", ketika kematian datang setelah penderitaan yang panjang, kita bergumul untuk memahami mengapa Tuhan menunggu sekian lama untuk memberikan kelegaan.

Kita mulai berfikir Allah itu jauh dan tidak tersentuh oleh kepedihan kita. Kita mungkin mempertanyakan hikmat dan kebaikkan-Nya. Namun, kita membaca, "Maka menangislah Yesus." Allah sangat tersentuh oleh penderitaan kita.

Ketika situsi yang menyakitkan terjadi dalam hidup anda, ingatlah ayat yang pendek itu. Yesus juga mencucurkan air mata. Jika anda ragu bahwa Yesus perduli, ingatlah air mata-Nya.

Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar