Sabtu, 29 Juni 2013

Sampai Maut Memisahka Kita

Pemeran tokoh film Superman yang sangat terkenal yaitu Christopher Reeve memang telah tiada. Namun ia meninggalkan sebuah kisah keharmonisan keluarga yang menjadi inspirasi bagi banyak keluarga di dunia ini, termasuk tokoh-tokoh dunia seperti Hillary Clinton dan suaminya yaitu Bill Clinton.

Sang Superman menikah dengan Dana, wanita yang ia cintai pada tahun 1992 dan melahirkan putera mereka yang bernama William. Namun, di usia ke-3 pernikahan mereka, Christ jatuh dari kuda dan menjadi cacat total. Tentunya hal itu membuat Christ menjadi putus asa dan sering ingin mengakhiri hidupnya. Di sinilah ujian kesetiaan mereka diuji oleh Tuhan.

Dana tidak pernah putus asa akan keberadaan suaminya. Ia dengan setia menjalani hari-harinya dengan merawat suami tercinta yang cacat, yang harus terus-menerus dibantu, bahkan yang kecewa dan pesimis akan hidupnya.

Dana tidak pernah menyerah. Ia tidak mundur ataupun menyesali nasibnya. Tetapi justru ia senantiasa berada di sisi Christ untuk memberikan semangat hidup dan menunjukkan cintanya. Tentunya itu bukanlah sebuah ujian yang ringan bagi Dana. Ada banyak kesempatan dan alasan baginya untuk meninggalkan Christ, tetapi ia tetap menjaga keharmonisan keluarganya.

Perjuangan Dana tidak pernah sia-sia karena akhirnya Christ kembali menemukan jati dirinya, ia bisa menerima keadaannya dan bahkan semangatnya bangkit lagi untuk mendirikan yayasan sosial menolong orang-orang cacat. Luar biasa!!!

Pada tahun ke-9 kelumpuhannya, Christ meninggal dunia akibat komplikasi jantung. Istrinya berkata di acara pemakaman seperti ini,

“Ketika kami menikah, aku berjanji kepada Christ bahwa aku akan mencintainya, mendampinginya dalam keadaan sehat atau sakit dan aku telah memenuhi janji pernikahan itu. Tetapi sekarang aku mau mengubah janji pernikahan itu yaitu aku bukan sekedar akan mencintai, menghormati sampai maut memisahkan kami, tetapi aku akan mencintainya selamanya.”

Ternyata janji tersebut pun Dana genapi. Hanya 1 tahun 6 bulan dari kematian Christ, Dana terserang kanker paru-paru dan akhirnya meninggal dunia. Kisah cinta mereka adalah kisah cinta abad ini.

Sungguh indah bagi setiap pasangan untuk terus mengingat janji nikah yang telah kita ucapkan di hari pernikahan. Sebuah janji untuk mencintai, menghormati dan menghargai di dalam segala kondisi.

Tentunya ketika kondisi berada dalam zona nyaman, bahagia, dan baik-baik saja, maka janji nikah ini akan sangat mudah untuk digenapi. Tetapi ketika janji nikah ini diuji lewat tantangan, sakit penyakit, keuangan, jabatan, bahkan godaan orang ke-3 dalam rumah tangga, barulah kemurnian dan kualitas cinta kita akan terlihat.

Setiap tahun semua pasangan suami istri akan menginjak kembali 1 hari ulang tahun pernikahan mereka. Tentunya angka tahun pernikahan akan terus bertambah dan tidak pernah berkurang. Di saat itulah menjadi saat yang tepat untuk memperkatakan kembali janji nikah yang telah diucapkan. Ini sangat berguna untuk memperbaharui komitmen sebuah pernikahan sehingga keluarga yang harmonis bisa tercapai dan tentunya dimulai dari hubungan suami istri yang harmonis.

Semakin bertambah usia pula, semakin bertambah keharmonisan. Seperti halnya janji nikah yang berkata,

“Aku akan mencintaimu di saat senang dan susah, miskin atau kaya, sakit maupun sehat, sampai maut memisahkan kita.”

Jumat, 28 Juni 2013

Tetaplah Bersyukur

Tina, seorang gadis yang baik hati, satu kali ingin memberi kejutan pada Nenek Omi yang hidup sendiri. Ia datang membuat sebuah kue yang enak, lalu membawanya ke rumah si nenek.

“Oh, buat Nenek? Puji Tuhan! Terima kasih, Tina. Nenek sangat suka,” kata nenek waktu menerima kue itu.

Melihat nenek Omi suka, seminggu kemudian Tina kembali membawa kue yang sama. “Terima kasih,” jawab nenek singkat.

Lebih dari seminggu, komentar Nenek Omi kembali berbeda.

“Tumben, kamu telat sehari,” sahutnya.

Minggu selanjutnya, ”Kuemu agak kemanisan. Nenek lebih suka rasa buah daripada coklat.”

Karena sibuk, minggu selanjutnya Tina tidak sempat membuat kue, dan ketika ia berangkat kerja dan melewati rumah si nenek, nenek Omi keluar dan berteriak, “Hei Tina, mana kue nenek?”

Saat kita melihat berkat yang sama setiap hari, kita tidak akan memperhatikannya lagi. Ketika tidak lagi memperhatikan, kita berhenti menghargai. Ketika tidak menghargai, kita berhenti bersyukur. Ketika kita tidak bersyukur, kita mulai mengeluh.

Jika hari ini kamu menangis, bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain menangis.

Jika hari ini kamu disakiti, bersyukurlah karena kamu tahu rasa sakit dan tidak menyakiti orang lain.

Jika hari ini kamu dikecewakan, bersyukurlah karena kamu tidak membuat orang lain kecewa.

Apapun yang kamu alami hari ini, tetaplah bersyukur karena kita belajar UNTUK MEMAAFKAN.

Kamis, 27 Juni 2013

BERTERIMA KASIH

Bacaan: Kolose 3:12-17
NATS: Segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (Kolose 3:17)

Tolong dan terima kasih adalah sebagian dari kata-kata pertama yang diajarkan kepada kita. Tak ada yang segembira orangtua atau kakek dan nenek, saat seorang anak mengucapkan kata-kata itu untuk pertama kalinya dan tahu hubungan antara meminta dengan sopan dan menerima dengan berterima kasih.

Namun saya yakin bahwa saat kita tumbuh dewasa, kita lebih terlatih untuk berkata "tolong" daripada "terima kasih", terutama kepada Bapa surgawi. Kita lebih memusatkan perhatian kepada kebutuhan yang mendesak daripada apa yang sudah kita terima; kita lebih banyak memohon daripada menaikkan pujian. Allah memang mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan segala kebutuhan kita, tetapi Dia juga mendorong kita untuk membiasakan diri berterima kasih.

Dalam Kolose 3:15, Paulus mengajarkan kepada setiap pengikut Yesus Kristus "hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu". Dan tiga kali ia mengingatkan kita untuk tetap bersyukur kepada Allah: "bersyukurlah" (ayat 15); bernyanyi dengan penuh syukur kepada Tuhan (ayat 16); "lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita" (ayat 17).

Dr. Michael Avery, presiden Sekolah Alkitab Allah di Cincinnati, Ohio, berkata, "Aroma harum dari jiwa yang bersyukur menghormati dan memuliakan Allah. Hal itu mengusir kemuraman dan mendatangkan kedamaian yang indah serta pengharapan yang penuh berkat. Rasa syukur mendorong kemurahan hati."

Bersyukur kepada Allah itu baik --DCM

BERSYUKUR SEHARUSNYA MERUPAKAN SIKAP

YANG TERUS MENERUS, BUKAN KADANG-KADANG

Senin, 24 Juni 2013

TARIK TAMBANG

Bacaan: Filipi 2:1-4; 4:1-3
NATS: Sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan (Filipi 2:2)

Sebuah perguruan tinggi di daerah kami memiliki upacara tahunan yang menarik, yaitu tarik tambang. Dua tim berlatih dan mempersiapkan diri untuk bersama-sama menarik ujung tali mereka guna memenangkan kompetisi dan menghindari galian lumpur di tengah-tengah mereka serta berhak menyombongkan diri selama setahun ke depan. Kompetisi itu menyenangkan, namun dapat menjadi menegangkan.

Sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus, kita kerap kali menghadapi tantangan dalam belajar bagaimana caranya agar dapat "menarik" bersama-sama. Kepentingan diri, agenda pribadi, dan pergumulan kekuasaan dapat menjadi penghalang bagi pelayanan yang tulus serta karya Kristus.

Begitulah kejadiannya di dalam surat Paulus kepada jemaat di Filipi, di mana ia harus memohon kepada Euodia dan Sintikhe supaya "sehati sepikir" (4:2). Gesekan pribadi di antara mereka menciptakan batu sandungan bagi pelayanan rohani mereka, dan "tarik tambang" mereka membahayakan hidup gereja.

Paulus memohon agar mereka menarik bersama-sama dan bekerja untuk menghormati Sang Tuan. Permohonan tersebut berlaku juga bagi kita hari ini. Saat kita merasa jauh dari rekan-rekan kita sesama orang percaya, kita harus mencari kesamaan dalam Juru Selamat.

Gereja bukanlah tempat untuk "bertarik tambang". Kita harus bekerja sama bagi kemajuan kerajaan Allah. Dia dapat memakai kita melalui cara-cara yang indah jika kita mengesampingkan perbedaan pribadi kita dan menarik "tali" itu bersama-sama --WEC

SEORANG PERCAYA YANG BERSELISIH DENGAN ORANG KRISTIANI LAIN

TIDAK DAPAT BERDAMAI DENGAN BAPA

2 Ekor Anjing

Ada dua ekor anjing yang bersahabat. Anjing yang besar dan anjing yang kecil. Anjing yang kecil selalu mengeluh tentang penderitaan hidupnya dan selalu berharap kapan kiranya dewa keberuntungan akan datang untuk menolongnya agar terlepas dari penderitaan dunia. Anjing yang tua selalu menasehati anjing yang kecil dan berkata, “Meskipun tak punya rumah, tetapi kita bisa tinggal di mana pun. Hidup di dunia ini asal tidak mengalami kelaparan dan kedinginan sudah cukup. Jika dipelihara oleh manusia dan menjadi seekor anjing yang meminta belas kasihan majikan, maka akan kehilangan kebebasan dan kehormatan.” Anjing kecil tersebut tidak mau mendengar nasehat anjing tua, selalu bermimpi bahwa dirinya berubah dari anjing yang bebas mengembara menjadi anjing yang dipelihara manusia.

Pada suatu hari, anjing kecil tersebut pergi ke tempat peramal dan bertanya, “Dimanakah kebahagiaan itu berada?” “Kebahagiaan itu berada pada ekor kamu!” Setelah mendengar kata-kata tersebut, anjing kecil tersebut mati-matian berputar ingin menggigit ekornya untuk menangkap kebahagiaan. Dia lari sekuat-kuatnya hingga berkeringat, tetapi tetap tidak dapat menggigit ekornya. Akhirnya dengan letih dia berkata kepada anjing tua, “Menurut ramalan, kebahagiaan saya berada pada ekor saya. Tetapi saya tidak dapat menangkap kebahagiaan. Tolong beritahu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan kebahagiaan?” Anjing tua dengan tersenyum berkata, “Saya mencari kebahagiaan dengan berjalan menuju ke depan. Tidak pernah berkeluh kesah tentang masa lampau, tidak pernah kuatir dan takut tentang keadaan sekarang, dan juga tidak pernah kuatir tentang masa yang akan datang. Asalkan kaki saya melangkah ke depan, maka kebahagiaan yang berada di ekor saya pasti mengikuti saya.”

Dimanakah sesungguhnya kebahagiaan berada? Rasa curiga sering membuat kita jauh dari pandangan kebahagiaan. Keragu-raguan sering membuat kita kehilangan kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan. Demikian pula rasa iri hati membuat pandangan kita kabur terhadap kebahagiaan, dan melamun membuat kita lepas dari pelukan kebahagiaan. Jangan mencari kebahagiaan di luar diri, jangan mengemis kepada siapa pun. Kebahagiaan berada di dalam batin kita sendiri.

Minggu, 23 Juni 2013

Koin Penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak.

Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali ini pun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa.

Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran.

Lelaki itu pun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya ke kolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar. Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini.

Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya.

Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang. Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan.harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itu pun setuju, kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia.terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar.

Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur. Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik-baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa, hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi.”

Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

UJIAN VS COBAAN

UJIAN
Kalau ujian itu harus kita hadapi untuk kita bisa naik level bukan untuk dihindari.
- Kalau mau naik kelas kita harus hadapi ujian dulu.
- Kalau mau masuk kerja di tempat baru juga ditest/uji dulu.
- Untuk menyatakan sesuatu itu layak/halal harus diuji dulu.

Kalau kita tahu itu ujian maka harus kita hadapi dengan jiwa besar, jujur berserah penuh pada Tuhan maka Tuhan yang akan buka jalan.

Ujian yang kita hadapi tidak melebihi dari kekuatan kita (dikutip: dari Alkitab).


COBAAN
Kalau cobaan itu harus kita jauhi/hindari, kalau tidak nanti kita jatuh (dalam dosa).
1. Kalau tahu hal tersebut dapat membuat kita jatuh dalam dosa, maka lebih baik kita jauhi.
- Kalau tahu kita cinta uang / tidak bisa mengatur keuangan, jangan jadi bendahara.
- Kalau tahu itu percabulan / pornografi, jangan dilihat.
- Kalau tahu itu istri/suami/barang milik orang lain, jangan diingini.

2. Kalau tahu hal tersebut dapat membuat kita jatuh sakit, maka kita harus jauhi.
- Kalau tahu kena darah tinggi, jangan sekali - kali makan daging kambing.
- Kalau tahu kena diabetes, jangan makan makanan yang mengandung kadar gula tinggi.
- Kalau tahu kena kolestrol, jangan makan makanan yang mengandung lemak tinggi.

Kalau tahu itu suatu cobaan lebih baik kita hindari, apalagi kita tahu tidak dapat tarak terhadap hal tersebut.


NB:
Ujian akan membawa kita lebih baik (naik level) jika kita lulus.
Cobaan justru akan membawa kita lebih buruk (turun level) jika kita langgar.

Justru dunia ini memang aneh, kalau ujian justru mereka hindari (menggunakan cara yang tidak halal), sedangkan kalau cobaan mereka hadapi (sudah tahu itu dosa / dilarang malah mereka terjang).

Orang suci itu bukan orang sakti, kalau tahu itu cobaan kalau tidak kita jauhi / hindari maka bisa jatuh dalam dosa (saya kutip: http://www.tulang-elisa.org/).

Kalau tahu itu bahaya maka orang pintar akan bersembunyi, kalau orang bodoh akan mendekat dan kena celaka (dikutip: dari Alkitab)

Agar menjadi berkat dan pengetahuan kita bertambah dalam iman Jesus Kristus.
Sekian,

Sabtu, 22 Juni 2013

Ketika Dunia Menghina Yesus,

Bagaimanakah tindakan kita?

Satu-satunya alasan, mengapa kaum  terutamanya Muslim menghina Yesus, karena menolak Ketuhanan dari Yesus Kristus, sembari mengajukan peristiwa penyaliban sebagai penguat argumenanya!!!

Nabi Yesaya, adalah salah satu nabi yang menubuatkan (red: meramalkan) kedatangan dan penyaliban Yesus Kristus, dalam pasal 53, kita melihat jelas kedatangan Mesias yang akan dihina dan dibuat sengsara oleh salah dan dosa-dosa kita (ay. 4).

Namun uniknya, nabi Yesaya mendahulukan pertanyaan ini,

* Yesaya 53:1,
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?

Nabi Yesaya sudah bisa melihat jauh ke depan bahwa penebusan oleh Tuhan ini mungkin sukar diterima, sehingga ia bertanya apakah ada yang mau percaya dan menjadi saksi penyaliban ini????

Lebih lanjut lagi, Yesus Kristus yang adalah Tuhan, kemudian menambahkan,

* Giovani 16,
1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku.
2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa mau pun Aku.
4a Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."

Yesus Kristus mengatakan bahwa, penyiksaan dan derita yang dialami pengikut-Nya bukanlah alasan untuk menolak Diri-Nya.

Melainkan tidakkah kita harus berbahagia, karena pada kenyataannya kita melihat ada banyak orang yang disiksa dan dianiaya oleh karena mempertahankan imannya dalam Kristus?

Bukankah ini yang membuktikan kebenaran sabda Yesus?

Coba bayangkan saja kalau orang-orang seperti mereka tidak ada di dunia. Hal ini justru membuat pernyataan Yesus di atas meleset.

Yesus Kristus, dalam Ucapan Bahagia-Nya, mengakhiri dengan mengatakan,

* Matius 5,
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Jadi, kita tidak perlu membalas hujat kepada mereka yang menghina Yesus, namun kita juga tidak boleh berdiam ketika ketuhanan Yesus dan hal-hal mengenai-Nya dipertanyakan, sebab kita harus melaksanakan amanat dari Yesus Kristus, untuk menyebarkan Injil agar semakin banyak yang percaya kepada-Nya. (Mat. 28:19).

Tuhan Yesus Memberkati.

Jenis Kesombongan

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember & menyikat lantai rumahnya keras-keras.

Pria itu bertanya,
"Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab,
"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yg meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali.
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya MERASA menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan.
Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Saudaraku.....,
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat pertama,
sombong disebabkan oleh faktor materi.
Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua,
sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan.
Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga,
sombong disebabkan oleh faktor kebaikan.
Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik....,
Semakin tinggi tingkat kesombongan,
Semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat,
namun sombong karena pengetahuan,
apalagi sombong karena kebaikan,
sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari, kita memeriksa hati kita.
Karena setiap hal yang baik dan yang bisa kita lakukan, akan mempunyai akibat dan efek baik.

Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan hilang dan lenyap.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang sangat dalam.

Tetaplah rendah hati, pahamilah bahwa semua yang kita punyai adalah merupakan anugerah pemberian TUHAN dalam hidup kita.

BBM NAIK ... ?!?

Sayangnya, BBM telah dinyatakan naik. Walau banyaknya aksi demonstran dari pihak-pihak, terutamanya dari kalangan mahasiswa. BBM atau Bahan Bakar Minyak telah mengalami kenaikan harga dari Rp. 4.500 (premium) menjadi Rp. 6.500/liter. Akhir dari spekulan-spekulan bisnis yang telah menstrategikan rencana ini dianggap sia-sia.

Boleh dikatakan, seluruh elemen dan lapisan masyarakat mulai gelisah dengan tap pemerintah atas kenaikan harga BBM tersebut. Tidak bisa dipungkiri, masyarakat (bukan golongan THE HAVE) adalah bagian pertama yang bakal mengalai imbas dari musibah (red: BBM naik) pemerintah tersebut. Jika boleh disimpulkan, disaat harga BBM naik maka pada saat itu juga tingkat kecemasan dan psikologis masyarakat menjadi naik drastis. Bukankah ini sesuatu yang membahayakan bagi Bangsa ini ? Sebab gejolak demi gejolak di masyarakat pasti bakal terjadi secara beruntun.

Pertanyaannya, apa dampak kenaikan harga BBM bagi anak-anak Tuhan atau orang yang menyebut dirinya Kristen ?

Samakah reaksi kita seperti kebanyakan orang ?

Kekuatiran dan kecemasan kita menjadi naik dan bersungut-sungut ?

Saya akan tunjukkan kepada saudara bagaimana semestinya reaksi anak-anak Tuhan ketika menghadapi kenaikan Harga BBM.

* 1 Tesalonika 5,
16. Bersukacitalah senantiasa.
17. Tetaplah berdoa.
18. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Tidak perlu penafsiran yang dalam dan memerlukan orang-orang yang berstrata I, II atau III dan yang berpendidikan tinggi untuk dapat mehamai ayat firman Tuhan di atas.

Jadi sekaipun harga BBM sebentar lagi naik, kita juga harus menaikkan BBM kita !!!
Yaitu apa ? :
B = Besukacitalah
B = Berdoa
M = Mengucap syukur.

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 21 Juni 2013

Ibu Yang Terapung Di Laut

Alkisah ada seorang ibu yang sedang terapung di laut karena kapal yang ditumpanginya karam. Namun, uniknya si ibu tersebut tampak tersenyum seakan beliau tetap bisa berbahagia, walau dalam kondisi yang memprihatinkan tersebut.

Ketika diselamatkan, ia ditanya kenapa ia bisa tampak seperti demikian?

Ia menjawab, “Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertama sudah meninggal, dan yang kedua hidup di tanah seberang. Jika saya berhasil selamat, saya akan sangat bahagia karena dapat berjumpa dengan anak kedua saya. Namun jika saya mati tenggelam pun, saya juga akan berbahagia karena saya akan berjumpa dengan anak pertama saya di surga.”
Jika kita BERIMAN, segala kejadian hidup kita bahkan yang terberat sekalipun akan tetap dapat kita syukuri dengan bahagia, karena kita telah mempercayakan pada TUHAN. Kita BERSERAH dan YAKIN bahwa apapun yang akan terjadi merupakan yang terbaik, karena kita paham bahwa Tuhan Maha Tahu. Dia tahu apa yang terbaik buat kita anak-anakNya.
Apapun yang TELAH, SEDANG, dan AKAN terjadi, BERSYUKUR, dan cobalah tetap berbahagia, karena segala sesuatu indah pada waktuNya…

JADILAH DIRI SENDIRI

Bacaan: Yohanes 9:1-25
NATS: Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya (Kolose 1:21,22)

Bagi kita yang tidak memiliki talenta penginjilan, bersaksi bisa membangkitkan kenangan yang tidak menyenangkan atau kegelisahan yang melumpuhkan. Sesungguhnya, kadang kala saya merasa gagal ketika mencoba mengikuti berbagai metode yang dirancang untuk memudahkan dalam bersaksi.

Jim Henderson, penulis Evangelism Without Additives: What if Sharing Your Faith Meant Just Being Yourself (Menginjili Tanpa "Zat Tambahan": Bagikan Iman Anda dengan Menjadi Diri Sendiri), membuat saya lebih tenang dengan menyarankan suatu cara berpikir yang berbeda. Daripada memakai perkataan atau kisah orang lain, ia menyarankan "cukup jadilah diri Anda sendiri" dalam memberi kesaksian.

Di ruang pengadilan, kesaksian yang tidak berasal dari sumber utama tidak diperkenankan karena dianggap tidak dapat dipercaya. Hal yang sama berlaku dalam kerohanian. Kisah autentik tentang karya Kristus yang telah terjadi dalam hidup kita merupakan kesaksian terbaik yang kita miliki. Kita tidak perlu mereka-reka atau mengisahkannya secara dramatis. Jika kita menceritakan kebenaran tentang kuasa Kristus yang menyelamatkan dan melepaskan kita dari dosa, kesaksian kita dapat dipercaya.

Apabila pemikiran untuk mengikuti kursus atau mengingat-ingat berbagai ide menghalangi Anda untuk bersaksi, cobalah cara pendekatan yang berbeda: jadilah diri Anda sendiri! Seperti pria buta yang disembuhkan Yesus, ia hanya berkata, "Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat" (Yohanes 9:25) --JAL

Renungkanlah:

Tuliskan kesaksian pribadi tentang bagaimana Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat. Sertakan juga uraian bagaimana kehidupan Anda sebelumnya, dan bagaimana keadaan Anda saat ini.

AGAR ORANG LAIN TAHU APA YANG DAPAT KRISTUS LAKUKAN BAGI MEREKA
CERITAKAN APA YANG TELAH DIA LAKUKAN BAGI ANDA

LOCKHORNS

Bacaan: Amsal 15:1-4
NATS: Yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya (Lukas 6:45)

Sejak 1968 para tokoh dalam komik The Lockhorns saling melemparkan lelucon pedas dan sindiran terhadap pernikahan. Kini dengan dimuat di lebih dari 500 surat kabar, kartun itu menghibur jutaan pembaca lewat tokoh Leroy yang mengatakan hal-hal seperti ini kepada Lorretta, "Tentu saja kita kini bisa mengobrol. Asal, jangan berdiri di depan televisi." Tanpa kehilangan kata-kata atau balasan, Lorretta menyahut, "Tentu saja, aku membelanjakan uang lebih banyak daripada penghasilanmu. Aku memercayai kemampuanmu untuk menghasilkan lebih."

Sembari tertawa, sekilas kita bisa menangkap gambaran tentang diri kita sendiri. Sekarang ini, kata-kata pedas atau ejekan kasar (sarkasme) sudah terlalu biasa, padahal dampaknya bisa sangat serius. Sarkasme yang tidak berperasaan bisa lebih membahayakan daripada memar fisik. Salomo berkata bahwa ada orang yang mengucapkan kata-kata setajam pedang (Amsal 12:18), dan perkataan yang keji itu dapat melukai hati (15:4).

Mengendalikan perkataan kita tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya bukan terletak pada kata-kata, melainkan hati kita. Di balik kekasaran itu, kita mungkin akan menemukan rasa tidak aman, rasa takut, atau rasa bersalah di dalam diri kita yang mendorong kita melindungi diri dengan mengorbankan orang lain.

Adakah sisi positif dari kata-kata yang kasar? Tak ada, kecuali sebagai peringatan bahwa kita tidak berjalan bersama Kristus. Dalam perlindungan dan kasih karunia-Nya, janganlah menyerang satu sama lain dalam upaya untuk melindungi diri sendiri --MRD II

Alih-alih melontarkan perkataan amarah
Yang melukai dan menyulut pertikaian,
Pakailah perkataan yang penuh kasih dan ramah,
Yang menyembuhkan dan merawat kehidupan. --Sper

PERKATAAN YANG KASAR
MENGUNGKAPKAN HATI YANG PENUH DOSA

KASIH TAK PERNAH GAGAL

Bacaan: 1Korintus 13
NATS: Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih (1Korintus 13:13)

Penyair Archibald MacLeish berkata bahwa "seperti halnya sinar, kasih menjadi lebih baik di kegelapan". Ia menyebut hal ini sebagai "hikmat terakhir di sore hari". Hal yang sama berlaku atas kasih kita kepada satu sama lain; kasih dapat menjadi lebih baik saat kita menua. Saya telah melihatnya sendiri pada dua teman saya yang sudah lanjut usia.

Mereka sudah menikah selama lebih dari 50 tahun, namun masih sangat saling mencintai. Yang satu hampir meninggal karena mengidap kanker pankreas; sedang yang lainnya hampir meninggal karena Parkinson. Minggu lalu saya melihat Barbara membungkuk ke ranjang Claude, menciumnya, dan berbisik, "Aku mencintaimu." Claude menjawab, "Engkau cantik."

Saya merenungkan pasangan-pasangan yang telah mengabaikan pernikahan mereka, yang tidak mau bertahan dalam situasi baik atau buruk, sakit atau sehat, miskin atau kaya, dan saya sedih melihat mereka. Mereka akan kehilangan kasih seperti yang dinikmati oleh kedua teman saya di tahun-tahun terakhir mereka.

Saya telah menyaksikan Claude dan Barbara selama bertahun-tahun, dan saya tahu bahwa iman yang dalam kepada Allah, komitmen seumur hidup, kesetiaan, dan kasih yang menyangkal diri adalah tema utama dari pernikahan mereka. Mereka mengajarkan kepada saya bahwa kasih yang sejati tidak pernah menyerah, "tidak pernah gagal". Kasih mereka adalah "hikmat terakhir di sore hari", dan akan berlanjut sampai akhir. Kiranya kita menyatakan kasih yang tak berkesudahan serupa itu kepada mereka yang mengasihi kita --DHR

JANGAN MENUNDA UNTUK MENGUCAPKAN KATA-KATA KASIH

YANG DAPAT ANDA UCAPKAN HARI INI

Pilih bus yang mana?

Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis. Sebuah bis datang dan kamu bilang,

“Wah…terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman nich! Aku tunggu bis berikutnya aja dech.”

Kemudian bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, “Aduh, bisnya kurang asyik nich, nggak bagus lagi.. nggak mau ah..”

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, “Nggak ada AC nich, bisa kepanasan aku.” Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sadar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju. Dan kamu baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Seringkali seseorang menunggu orang yang benar-benar ‘ideal’ untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-sekali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki ‘persyaratan’ untuk ‘calon’, tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan yang berhenti di depan kita. Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.

Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat, tapi kamu masih bisa berteriak, “Kiri!” dan keluar dengan sopan. Maka memberi kesempatan yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kosong, kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri dan bagi dia.

Lalu, bis seperti apa yang kamu tunggu? Ingat, keidealannya tidak pernah "100%".

Tuhan Yesus Memberkati.

Palu

“Palu menghancurkan kaca, tapi palu membentuk baja.”
Apa makna dari pepatah kuno Rusia ini?

Jika jiwa kita rapuh seperti kaca, maka ketika palu masalah menghantam kita, maka dengan mudah kita putus asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam.

Jika kita adalah kaca, maka kita juga rentan terhadap benturan. Kita mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit hati saat kita berhubungan dengan orang lain. Sedikit benturan sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan hubungan kita.

Jangan pernah jadi kaca, tapi jadilah baja. Mental baja adalah mental yang selalu positif, bahkan tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah menghimpitnya.

Mengapa demikian? Orang yang seperti ini selalu menganggap bahwa masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya menjadi lebih baik.

Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih berguna setelah lebih dulu diproses dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan memang menyakitkan, namun mental baja selalu menyadari bahwa itu baik untuk dirinya.

Jika hari ini kita sedang ditindas oleh masalah hidup, jangan pernah merespon dengan sikap yang keliru.

Jika kita adalah “baja”, kita akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan membentuk kita.

Sebaliknya jika kita “kaca”, maka kita akan selalu melihat palu sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.

Kamis, 20 Juni 2013

Emas dan Arang

Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu diidam-idamkan dan dinanti- nanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya, dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya yang amat tinggi. Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai saling membunuh.

Adapun terlahir sebagai arang, agaknya kalau dapat akan dihindari oleh setiap insan. Sejak lahir jangankan digendong, disentuh pun tidak karena rasa takut akan terkotori olehnya. Mengenai nilainya, jangankan satu gram, satu karung pun masih banyak orang yang dapat memilikinya. Keberadaannya pun terkadang tidak terlalu dirasakan.

Namun, semahal-mahalnya emas jika ia berada di lingkungan yang salah dia akan rusak. Emas bila terkena merkuri (air raksa) akan kehilangan nilainya. Emas ketika tersebar dan bercampur dengan tanah tidaklah ada nilainya.

Adapun arang, apabila ia berada di tempat yang sangat dingin, dimana orang sangat membutuhkan kehangatan, nilai sekarung arang jauh lebih berharga dari nilai emas satu bukit.

Dari analogi di atas nampak bahwa lingkungan tempat suatu benda berada dan nilai manfaat keberadaan suatu benda pada lingkungan tersebut merupakan faktor yang penting untuk menilai tingkat manfaat keberadaan suatu benda.

Ada benda lain yang juga dinilai sangat tinggi oleh kebanyakan manusia, yaitu intan. Intan yang jernih dan kokoh, dapat digunakan untuk menghancurkan batu-batuan dan dapat juga digunakan sebagai perhiasan. Jika diteliti lebih lanjut, ternyata unsur pembentuk intan dan arang adalah sama-sama karbon. Keteraturan posisi molekul karbon dalam intan tersebut menjadikannya kokoh dan indah. Hal yang menyebabkan intan jauh lebih mahal daripada arang adalah karena intan sangatlah sulit didapat dan sangat besar manfaatnya walaupun unsur pembentuknya sama-sama karbon.

Dapatkah arang berubah menjadi intan? Jika posisi-posisi molekul karbon dalam arang dipindahkan sehingga menjadi teratur, bukan tidak mungkin arang yang hina dina berubah menjadi intan yang mulia. Namun, hal ini membutuhkan energi yang amat besar. Jadi walaupun unsur pembentuk suatu benda sama, namun keteraturan letak molekul unsur pembentuk dalam suatu benda dapat menyebabkan benda yang satu lebih bernilai dari benda yang lain.

Manusia, sebagai wakil Tuhan di muka bumi, sangatlah diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dengan keberadaanya di atas bumi ini. Tuhan telah memerintahkan kita untuk senantiasa berhijrah.

Berhijrah bukanlah selalu berarti berpindah tempat secara fisik namun hijrah merupakan upaya berkesinambungan untuk dapat menjadi lebih bermanfaat bagi lingkungan tempat manusia tersebut berada.
Jika manusia merasa dirinya kurang dihargai dalam lingkungannya, ada 2 hal yang dapat ia lakukan, pindah secara fisik ke lingkungan yang lebih mendukung keberadaannya atau mengubah/menata ulang dirinya sehingga menjadi lebih bernilai dalam lingkungan tersebut, namun hal ini tentu saja membutuhkan energi dan upaya yang jauh lebih besar.

Menjadi Pelaku Firman

Kitab Amsal di tulis untuk mengajar kita agar menjadi bijak.

Pasal 1-9, untuk mengajar anak-anak muda agar mempunyai takut akan Tuhan dan beroleh hikmat.

Pasal 10-22:16, adalah kumpulan amsal-amsal raja Salomo.

Pasal 22:17-24, adalah perkataan-perkataan orang bijak.

Pasal 25-29, adalah amsal Salomo yang dikumpulkan oleh para pegawai raja Hizkia.

Pasal 30-31, adalah perkataan-perkataan hikmat yang mengakhiri kitab Amsal.

Coba mengerti ini:
Amsal 16:4, TUHAN membuat segala sesuatu untuk tujuannya masing-masing, bahkan orang fasik dibuat-Nya untuk hari malapetaka.

Semua yang ada di dunia ini dibuat Tuhan ada tujuannya.. Wow.. Hebatnya Tuhan kita..

Bahkan orang-orang yang menjadi fasik, karena mereka tidak mau.melakukan Firman Tuhan pun diijinkan ada. Untuk apa? Untuk mengadakan hari malapetaka.

Nah.. Sekarang adakah kalian yang sudah mengerti FT, tapi tidak mau melakukannya?

Maukah kalian dibuat oleh Tuhan untuk menjadi alat malapetaka?

Atau kita menjadi pelaku-pelaku firman dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita?

Pilihan ada pada diri kita . . .

Sekali lagi, Tuhan bersabda:
Matius 5:20, Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Terima sesuatu?
Saya berharap kita menerima sesuatu..

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.

Selasa, 18 Juni 2013

MENTALITAS KELEDAI

Bacaan: Matius 21:1-11
NATS: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda (Matius 21:5)

Seorang pendeta berkhotbah tentang Kristus yang memasuki kota Yerusalem dengan penuh kemenangan. Ia lalu bertanya, "Bagaimana jika seandainya keledai yang dinaiki Yesus berpikir bahwa semua sorak-sorai itu ditujukan untuk dirinya? Bagaimana jika seandainya hewan kecil itu yakin bahwa seruan hosana dan ranting-ranting itu ditujukan untuk menghormati dia?"

Sang pendeta lalu menunjuk kepada dirinya sendiri dan berkata, "Saya adalah seekor keledai. Semakin lama saya berdiri di sini, maka Anda akan semakin menyadarinya. Saya hanyalah seorang pembawa Kristus, bukan pribadi yang menjadi pusat pujian."

Pada saat menulis tentang masuknya Yesus ke Yerusalem, Matius mengacu kepada nubuatan Zakharia: "Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda" (Matius 21:5; lihat Zakharia 9:9).

Pada Minggu Palem, sang keledai hanyalah pembawa Kristus, yang membawa Putra Allah ke dalam kota. Di sana Dia akan memberikan nyawa-Nya bagi dosa dunia.

Apabila kita dapat mengembangkan "mentalitas keledai" yang sehat, maka kita akan memiliki aset yang luar biasa untuk menjalani hidup ini. Dengan mental seperti itu, kita tidak akan memikirkan hal yang dipikirkan orang lain tentang diri kita, tetapi kita justru akan bertanya, "Dapatkah mereka melihat Kristus Yesus, Sang Raja?" Kita tidak akan mengharapkan pujian atas pelayanan yang kita lakukan. Namun, sebaliknya kita akan puas bila dapat meninggikan Tuhan --DCM

HIDUP SEORANG KRISTIANI BAGAIKAN SEBUAH JENDELA

YANG MELALUI DIRINYA ORANG LAIN DAPAT MELIHAT YESUS

Minggu, 16 Juni 2013

Kehebatan Memberi

Kehebatan Memberi

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1Kor 13: 13)

Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima, karena ada keajaiban dibalik “memberi”, suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar.

Memberi itu menyehatkan. Dr. Allan Kuts mengadakan penelitian yang melibatkan 3.000 sukarelawan, mengambil kesimpulan, “Memberi dan menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan endorphin, dan meningkatkan kesehatan.”

Prof. David McClelland juga menambahkan, “Melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang penyakit.”

Mengapa demikian? Karena orang kikir biasanya cinta uang. Bila uangnya sedikit berkurang, maka dia akan stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangi kekebalan tubuh.

Memberi dapat memperpanjang umur. James Hous dalam risetnya
menyimpulkan, “Menolong orang lain secara sukarela meningkatkan kebugaran tubuh dan angka harapan hidup.”

Rockeffeler adalah orang kaya yang tidak bahagia dan sulit tidur. Dokter memvonis hidupnya tidak akan lama, lalu Rockeffeler memutuskan mengubah hidupnya untuk menolong kaum miskin. Apa yang terjadi? Kesehatannya membaik dan berlawanan dengan perkiraan dokter. Ia hidup sampai umur 98 tahun sebagai ahli filantropi dan dermawan yang terkenal.

Memberi mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa. Saat kita mengulurkan tangan untuk menolong sesama dan berbagi dengan kehidupan mereka, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang mendalam dan hidup jauh lebih berarti.

Setiap orang yang suka memberi tidak pernah kekurangan. Dia akan membaikkan orang lain, dirinya sendiri, dan menyenangkan hati TUHAN.

Jadilah insan yang suka memberi tanpa pamrih, maka hidup kita akan berlimpah berkat tak terhingga, kasih tak berkesudahan, kebahagiaan tak terbatas, dan sukacita sepanjang masa.

Jumat, 14 Juni 2013

SELALU DI JEMBATAN

Bacaan: Yosua 1:1-9
NATS: Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau (Yosua 1:5)

Kawan saya Ralph mengalami kejadian mendebarkan saat melakukan perjalanan singkat dengan menaiki kapal perang induk USS Kennedy. Ia melihat bagaimana pesawat-pesawat jet penyerang mulai tinggal landas, dan mempertontonkan manuver. Ia diberi tahu bahwa kapan pun pesawat tinggal landas maupun mendarat—suatu operasi berbahaya—sang kapten mengawasi dari jembatan. Bahkan ketika pesawat-pesawat itu terus-menerus terbang, ia tetap berada di sana, tidur-tidur ayam di sela-sela tugasnya, jika perlu. Jadi, setiap kali seorang pilot tinggal landas atau mendaratkan pesawatnya, ia tahu sang kapten selalu mengawasi.

Bacaan Kitab Suci hari ini mengisahkan bahwa ketika Yosua harus mengambil alih tampuk kepemimpinan Israel, ia butuh diyakinkan kembali bahwa Allah akan menyertainya seperti Dia menyertai Musa. Bangsa Israel tahu Musa memiliki arahan ilahi selama menempuh perjalanan di padang gurun, karena Allah memimpin mereka dengan tiang api dan tiang awan.

Namun, bagaimana dengan Yosua? Allah berjanji kepadanya, "Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Yosua 1:5). Akhirnya Yosua mampu memimpin Israel dengan keyakinan mutlak bahwa Allah selalu mengawasinya.

Di mana pun kita berada kini, betapa pun kerasnya usaha yang kita lakukan, atau apa pun peperangan rohani yang mungkin kita hadapi, kita memiliki keyakinan bahwa Allah bersama kita. Terlebih lagi, Dia memimpin, melindungi, dan memimpin kita. Dia selalu berada "di atas jembatan"! —DCE

ORANG KRISTIANI MENEMUKAN RASA AMAN
BUKAN KETIKA TIDAK ADA BAHAYA, MELAINKAN DI HADIRAT ALLAH

Kamis, 13 Juni 2013

MAKANAN SECUKUPNYA

Bacaan: Matius 6:9-13
NATS: Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11)

Belum lama berselang, saya pergi ke Republik Demokrat Kongo untuk memimpin sebuah konferensi Alkitab. Saya menikmati keindahan Hutan Nyungwe dan Sungai Ruzizi, yang memisahkan Kongo dari Rwanda. Saya merasakan keramahan yang menakjubkan dari orang Kongo, dan hati saya tersentuh oleh ketulusan iman mereka akan pemeliharaan Allah.

Pengangguran, kemiskinan, dan kekurangan gizi menjadi masalah serius di sana. Masyarakat kerap tidak tahu dari mana mereka akan mendapat makanan selanjutnya. Karena itu, setiap kali mereka duduk dan makan, mereka bersyukur kepada Allah dan memohon makanan yang berikutnya kepada-Nya.

Doa mereka sangat serupa dengan doa Yesus dalam Matius 6:11, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Kata makanan berarti makanan apa saja. Kata "hari ini" menunjukkan pemeliharaan yang datang pada mereka tiap-tiap hari.

Banyak pekerja pada abad pertama mendapatkan bayaran harian, sehingga apabila mereka sakit selama beberapa hari berarti itu merupakan tragedi bagi mereka. Kata "hari ini" dapat diartikan menjadi "untuk setiap hari yang menjelang". Dengan begitu doa tersebut bisa berbunyi demikian: "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami untuk setiap hari yang menjelang." Itu menjadi doa yang sangat penting bagi mereka yang hidup pas-pasan.

Doa ini meminta para pengikut Yesus di mana pun untuk mengakui bahwa kemampuan kita untuk bekerja dan mendapatkan makanan secukupnya itu berasal dari tangan Allah --MW

Tuhan, terima kasih atas makanan kami sehari-hari
Dan segala sesuatu yang Kausediakan;
Tambahkan iman dan bantulah kami untuk mengerti
Betapa persediaan-Mu itu luas dan dalam. --Sper

MASALAH KITA TIDAK PERNAH MENJADI BEBAN YANG BERAT
TATKALA BERADA DI DALAM PEMELIHARAAN ALLAH

Rabu, 12 Juni 2013

FOKUS PADA JATI DIRI

Bacaan: Matius 6:25-34
NATS: Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal (Matius 6:28)

Di sebuah seminar, kami diminta membentuk kelompok-kelompok kecil lalu memperkenalkan diri satu sama lain tanpa menyebut pekerjaan kami. Tantangannya adalah kami harus dapat menjelaskan siapa kami dan bukan apa yang kami lakukan. Tidak mudah memang untuk berfokus kepada jati diri daripada pekerjaan.

Dr. William H. Thomas, seorang dokter spesialis yang menangani manula, menunjukkan bahwa bayi memulai hidupnya dengan jati diri. Akan tetapi saat menginjak usia dewasa, prestasilah yang menjadi sasaran utama. Lalu, saat kita beranjak tua dan tenaga kita melemah, kita harus kembali berfokus kepada jati diri. "Masa tua membawa kita kembali pada hidup yang lebih mementingkan jati diri daripada pekerjaan. Ini adalah sebuah karunia yang memiliki nilai luar biasa," kata Thomas.

Namun pencarian jati diri tidak hanya berlaku bagi orang-orang tua. Yesus mengatakan bahwa fokus yang benar adalah obat kekhawatiran bagi segala usia. Dia meminta para pengikut-Nya untuk memerhatikan burung-burung dan bunga-bunga. Tanpa menilai tindakan mereka, Allah tetap memelihara mereka.

Oswald Chambers berkata, "‘Perhatikanlah bunga bakung yang tumbuh di ladang’ . . . mereka tumbuh begitu saja! Perhatikanlah laut, udara, matahari, bintang, dan bulan -- semuanya itu ada begitu saja, tetapi pelayanan yang mereka berikan sangatlah besar."

Sebagai orang kristiani, nilai kita di hadapan Allah tidak berasal dari apa yang kita lakukan bagi Dia, namun ada pada hal yang ada dalam diri kita. Jati diri kita -- lebih daripada pekerjaan kita -- memuliakan nama-Nya --DCM

ANDA ITU UNIK -- DIRANCANG UNTUK MEMULIAKAN ALLAH

SESUAI DENGAN KEUNIKAN YANG ANDA MILIKI

Minggu, 09 Juni 2013

"SI KERBAU DUNGU"

Bacaan: 1Samuel 16:1-7
NATS: Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati (1Samuel 16:7)

Ketika Thomas Aquinas mulai duduk di bangku kuliah di University of Paris pada abad ke-13, ia jarang mengungkapkan pendapatnya di dalam kelas. Teman-teman sekelasnya menafsirkan sikap diamnya tersebut sebagai tanda bahwa ia murid yang tidak terlalu pintar. Akibatnya, mereka menjuluki Aquinas "si kerbau dungu".

Akan tetapi, teman-temannya pasti terkejut ketika melihat bahwa ternyata ia menonjol di dalam pelajaran dan kemudian menulis karya besar dalam bidang teologi yang masih digunakan hingga saat ini. Thomas Aquinas adalah seorang jenius yang mendapat penilaian yang keliru dari orang lain.

Bagaimana mungkin teman-teman sekelasnya memiliki penilaian yang begitu keliru terhadap dirinya? Hal itu terjadi karena mereka menilai Aquinas hanya dari penampilan luarnya. Mereka tidak benar-benar mengetahui seperti apa hati Aquinas yang sebenarnya.

Allah telah meminta Nabi Samuel untuk menobatkan seorang raja baru yang akan memerintah umat-Nya, Israel. Daud si gembala tampaknya tidak memiliki ciri-ciri seorang raja. Kemudaannya tidak sebanding dengan usia dan perawakan kakaknya, Eliab (1 Samuel 16:6). Namun, Tuhan memperbaiki persepsi Samuel yang semula (1 Samuel 16:7). Daud terus melaju menjadi prajurit besar dan menjadi penguasa yang dipilih Tuhan atas umat-Nya (1 Samuel 13:14; 18:8; 2 Samuel 7:1-17).

Apabila Anda tergoda untuk menilai seseorang dari penampilan luarnya, ingatlah Thomas Aquinas dan Raja Daud. Yang dianggap penting oleh Allah adalah hati —HDF

UKURAN SEJATI SESEORANG ADALAH
APA YANG ADA DI DALAM HATINYA

Sabtu, 08 Juni 2013

MASALAH DENGAN ORANG

Bacaan: Roma 12:14-21
NATS: Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam damai dengan semua orang! (Roma 12:18)

Tetangga saya tampaknya jengkel terhadap saya. Kelihatannya saya telah melakukan sesuatu yang menjengkelkannya. Saat saya bertanya apakah saya telah menyinggung perasaannya, ia menanggapi dengan kasar, "Tidak!" Lalu saya berkata, "Saya tidak ingin ada perasaan tidak enak di antara kita. Jika saya telah melakukan sesuatu yang menyinggung perasaanmu, saya minta maaf." Sejak saat itu iklim di antara kami menjadi sejuk.

Seseorang mengatakan, "Semakin saya memahami manusia, saya semakin mencintai anjing saya." Ya, anjing itu setia, dapat diandalkan, selalu ingin menyenangkan, cepat memaafkan, dan melupakan. Tidakkah Anda berharap bahwa manusia pun seperti itu? Tetapi kadang kala, betapa pun kerasnya kita berusaha untuk memiliki hubungan yang baik dengan seseorang, usaha itu gagal.

Rasul Paulus mengacu pada situasi tersebut dalam Roma 12:18. Perhatikanlah kata-kata "kalau hal itu bergantung padamu". Ia tahu bahwa beberapa masalah dengan orang lain mungkin tidak pernah terselesaikan. Jika ada dua orang yang bertengkar, maka ada dua orang yang perlu berdamai. Jika Anda telah melakukan bagian Anda, tetapi masalah itu tidak selesai, maka ada sebuah rencana yang dapat diikuti. Jangan menyimpan amarah atau membalas dendam dengan tidak berbicara. Lakukanlah semua hal yang dapat Anda lakukan untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (ayat 21), dan izinkanlah Allah mencari penyelesaian masalahnya.

Kita perlu terus mengikuti langkah-langkah di dalam Roma 12 sampai masalah-masalah kita dengan orang terselesaikan -- tetapi terutama jika tidak terselesaikan --DJD

CARA TERBAIK UNTUK MENGALAHKAN MUSUH

ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN SENJATA KASIH

BERSYUKUR SEPANJANG MASA

Bacaan: 1Tawarikh 16:8-13,23-36
NATS: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! (1Tawarikh 16:34)

Kidung pujian yang indah ini, "We Plow the Fields [Kita Membajak Sawah]," kerap dinyanyikan di Amerika Serikat selama hari Pengucapan Syukur pada bulan November. Bagi saya, kidung pujian itu mengingatkan kita pada banyak keluarga yang berbagi hidangan tradisional selama musim panen.

Namun, saya terkejut ketika mendengar lagu itu dinyanyikan di gereja selama bulan Juni, melenceng dari konteks hari besar tradisional itu. Saya jadi sadar bahwa bersyukur kepada Allah atas kebaikan dan pemeliharaan-Nya harus menjadi perayaan yang berkelanjutan bagi umat-Nya.

Untuk sebuah acara perayaan nasional yang istimewa, Raja Daud menulis sebuah lagu untuk memimpin bangsanya memuji Allah pada masa itu, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! ... Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan!" (1Tawarikh 16:8,10). Hingga kini lagu ini bertahan menjadi bagian dalam buku kidung pujian di Israel yang tak henti-hentinya dinyanyikan (Mazmur 105:1-15).

Dua abad silam, Matthias Claudius menulis:

Kami bersyukur kepada-Mu, Bapa, atas segala hal
yang cemerlang dan indah; /
Masa menabur dan masa menuai, kehidupan kami,
kesehatan kami, makanan kami; /
Tak ada yang mampu kami berikan kepada-Mu atas segala kasih
yang Engkau curahkan selain yang Kaukehendaki, kerendahan hati
kami dan hati yang penuh syukur. /
Segala anugerah yang baik di sekeliling kami berasal dari surga; /
Syukur kepada Tuhan, oh syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya.

Ada banyak hal yang bisa kita syukuri setiap hari. Allah senantiasa menyediakan segala kebutuhan kita. Dengan demikian, mari kita merayakan hari Pengucapan Syukur sepanjang masa --DCM

BAGI ORANG KRISTIANI, MENGUCAP SYUKUR BUKAN SEKADAR PERINGATAN
MELAINKAN SEBUAH CARA HIDUP

BAPTISAN MICHAEL

Bacaan: Markus 10:13-16
NATS: Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku (Markus 10:14)

Michael ingin dibaptis. Pada mulanya ayahnya merasa ragu-ragu karena Michael mengidap autis. Autisme adalah kelainan yang memengaruhi interaksi sosial dan keterampilan komunikasi seseorang.

Michael yang berusia 35 tahun itu memang telah memercayai Yesus sebagai Juru Selamat, dan para pemimpin gereja pun menyetujui pembaptisan ini dengan sangat antusias. Akan tetapi, pada saat dibaptis, Michael harus berdiri di depan seluruh jemaat. Ini bukan hal yang mudah bagi seorang pengidap autis seperti Michael.

Karena tahu Michael tidak menyukai kejutan, ayahnya kemudian memberi tahu semua hal yang akan terjadi selama proses pembaptisan. Namun, pada saat sang pendeta berkata, "Michael, saya membaptis kamu di dalam nama Bapa," Michael menginterupsi seakan-akan untuk mengingatkan sang pendeta, "dan Putra!" Para jemaat tersenyum dengan penuh sukacita. Dan Michael pun dibaptis di dalam ketaatan kepada perintah Kristus.

Kita datang kepada Yesus dengan tingkat pemahaman rohani yang berbeda-beda, dan Yesus menyambut semua orang yang menanggapi panggilan-Nya. Saat anak-anak kecil menghampiri Sang Juru Selamat, murid-murid-Nya berusaha mengusir mereka. Namun Kristus menegur mereka dan berkata, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku" (Markus 10:14). Dan hal itu pun berlaku bagi mereka yang memiliki kelainan.

Injil itu sederhana. Kita semua dapat menghampiri Sang Juru Selamat. Dan undangan yang Dia berikan terbuka bagi semua orang --HDF

ALLAH MENERIMA SETIAP ORANG YANG MENERIMA PUTRA-NYA

GENERASI BENGKOK HATI

Bacaan: Filipi 2:12-16
NATS: Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda ... di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini (Filipi 2:14,15)

Anda dapat menyebut generasi masa kini sebagai "angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat", seperti gambaran Paulus tentang generasi pada zamannya dalam Filipi 2:15. Bahkan Musa pun memahami apa yang dikatakan Paulus ketika ia berkata tentang bangsa Israel yang, "berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit" (Ulangan 32:5).

Kebengkokan di sini mengacu pada sarana yang dipakai orang untuk meraih tujuan. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jalan singkat menuju kesuksesan dipuji-puji. Sebagian orang bahkan membanggakan bagaimana mereka berkelit dari jeratan hukum.

Kesesatan mengacu pada cara seseorang memutarbalikkan kebenaran. Misalnya, saya pernah mendengar cerita tentang tiga anak remaja yang ingin mengakhiri sewa tempat mereka di sebuah asrama remaja, jauh sebelum waktu keberangkatan mereka yang seharusnya. Mereka bersikeras agar sang pengelola asrama mengembalikan uang titipan yang sebenarnya tidak dapat dikembalikan. Ketika si pengelola asrama akhirnya menyerah dan ketiga remaja itu bersiap-siap untuk keluar, mereka berkata kepada tamu asrama lain bahwa mereka telah diusir.

Kita mungkin terkadang sakit hati oleh tingkah laku yang bengkok dan pemikiran sesat orang lain. Namun, kita dipanggil untuk "tiada beraib dan tiada bernoda", dan untuk "bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (Filipi 2:15).

Mari kita tunjukkan cara hidup yang berbeda kepada dunia —AL

JALAN YANG LURUS DAN SEMPIT ADALAH JALAN ALLAH
BAGI GENERASI YANG BENGKOK HATINYA

Jumat, 07 Juni 2013

DI ATAS SEGALANYA

Bacaan: Yohanes 3:22-36
NATS: Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya (Yohanes 3:31)

Pada pertengahan tahun 1800-an, Ralph Waldo Emerson menjadi pemimpin gerakan filsafat yang dikenal dengan sebutan "transendentalisme". Gerakan tersebut mengatakan bahwa kebenaran berasal dari pemahaman pribadi. Emerson menulis, "Dengan meyakini pikiran Anda sendiri, percaya bahwa apa yang benar bagi Anda dalam hati Anda itu benar bagi semua manusia—maka itulah yang disebut jenius."

Sayangnya, kesalahan cara berpikir tersebut menjadi berakar, sehingga pemikiran pribadi tentang Allah menggantikan pemikiran dan pernyataan Allah tentang diri-Nya sendiri. Di dalam kitab Yesaya Tuhan berkata demikian, "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (55:9).

Salah satu penulis lagu Israel kuno menyatakan kebesaran Allah demikian: "Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:5,6).

Yesus, gambaran Allah yang tak terlihat, adalah sumber segala kebenaran (Kolose 1:15-19). Yohanes Pembaptis berkata tentang Dia demikian: "Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya" (Yohanes 3:31).

Hanya Allah pencipta segalanya yang layak disebut transenden, yakni mengatasi dan melampaui segala hal. Berkebalikan dengan kesimpulan Emerson, kebenaran berasal dari atas, bukan dari dalam —JAL

ORANG YANG MENGABAIKAN PENCIPTANYA
BUKANLAH ORANG JENIUS

Kamis, 06 Juni 2013

KEINDAHAN SETIAP HARI

Bacaan: Kisah Para Rasul 6:9-15
NATS: Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat (Kisah Para Rasul 6:15)

Saat Anda melihat ke dalam cermin, apakah yang Anda lihat? Pantulan wajah yang manis? Wajah yang tampan? Ataukah penampilan yang datar dan tidak menarik?

Kita ingin memberi berkat keindahan kepada orang yang melihat kita. Namun, bagaimana dengan keindahan yang muncul dari kekudusan? Apakah orang lain diberkati dengan keindahan Kristus yang mengalir melalui diri kita?

Seorang ahli Alkitab abad ke-19 yang terkenal, J.B. Lightfoot, digambarkan oleh salah seorang muridnya yang setia sebagai orang yang "sangat buruk rupa: seorang pria yang kecil dan gemuk dengan figur yang tak berbentuk serta bermata juling". Akan tetapi, murid yang sama itu juga berkata bahwa Lightfoot adalah "orang terbaik yang pernah saya jumpai, dan saya mengatakan hal ini dengan hati-hati setelah memiliki pengalaman bersamanya selama bertahun-tahun. Dalam sehari atau dua hari ... wajahnya akan tampak sebagai wajah paling indah dan manis yang dapat dibayangkan".

Saat Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama Yahudi untuk diinterogasi, "mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara" (Kisah Para Rasul 6:10). Saat ia dihakimi, mereka "melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat" (ayat 15).

Dengan kasih karunia Allah yang membawa perubahan, kita pun dapat memiliki keindahan setiap hari di dalam hidup kita. Apabila kita menjalani hidup dengan penuh doa di dalam Roh Kudus, wajah kita akan semakin menampakkan keindahan Yesus --VCG

TAK ADA SESUATU PUN YANG DAPAT MEMUDARKAN

KEINDAHAN YANG BERSINAR DARI DALAM

AMAN SELAMANYA

Bacaan: Mazmur 34:9-23
NATS: [Yesus berkata,] "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yohanes 16:33)

Ketika Amy Beth sedang membawa anjingnya berjalan-jalan di sekitar rumahnya, tiba-tiba seorang pemuda berlari masuk ke sebuah gang di dekatnya. Sebuah mobil menyusul dari belakang. Pemuda itu merenggut sepotong kayu besar dari tempat sampah dan melemparkannya ke arah mobil itu. Amy Beth berdiri mematung. Ia terjebak di tengah perkelahian geng.

Tiba-tiba, pengemudi mobil yang masih muda itu mencoba melarikan diri dengan memundurkan mobil dengan cepat. Ia menabrak Amy Beth. Tubuh Amy mendarat di atas bagasi dan terlempar ke jalanan. Herannya, ia hanya mengalami luka ringan.

Di kemudian hari, ia berusaha memahami apa yang dialaminya dan mencoba merenungkan kembali sehingga peristiwa itu terasa indah. Ia menyimpulkan, "Hal-hal yang buruk terjadi -- hal-hal yang tragis dan mengerikan. Hal-hal yang baik terjadi -- hal-hal yang menakjubkan dan luar biasa. Semua ini terjadi pada kita secara acak. Namun, tidak acak bagi Allah yang membuai hati kita yang terluka. Dia tahu .... Penderitaan akan datang. Tetapi, Allah itu ... lebih besar dari berbagai peristiwa yang tampaknya bertentangan dengan kebaikan-Nya."

Kita mungkin mengalami sakit penyakit, kecelakaan, penderitaan, dan kematian. Namun, kita tidak sendiri. Allah tetap memegang kendali. "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu" (Mazmur 34:20). Yakinlah bahwa kelak kita akan aman bersama-Nya selamanya --AMC

Hanya ada Satu Pribadi yang tahu
Seluruh jawaban atas sengsaraku;
Dia akan memenuhi segala kebutuhanku
Saat dalam iman kepada-Nya 'ku berseru. --Morgan

ALLAH SENANTIASA MEMEGANG KENDALI DI BALIK LAYAR

PENGLIHATAN YANG MENGUBAH

Bacaan: 2Korintus 3:7-18
NATS: Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (2Korintus 3:18)

Dalam salah satu versi mitos kisah Raja Arthur, diceritakan raja muda itu sedang bersembunyi di atas sebuah pohon. Ia merasa gelisah menunggu tunangannya. Setelah jatuh dari pohon, ia merasa harus menjelaskan tentang dirinya kepada sang putri. Jadi, ia menceritakan kembali kisah bagaimana ia secara misterius berhasil menarik sebuah pedang dari sebongkah batu, sehingga ia diangkat menjadi raja.

"Begitulah aku menjadi raja," kata Arthur. "Aku tidak pernah bercita-cita jadi raja. Tapi sekarang aku sudah menjadi raja, dan aku tidak nyaman dengan mahkota yang kupakai—sampai aku jatuh dari pohon dan melihatmu. Mendadak, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa aku menjadi raja. Aku senang menjadi raja. Dan yang paling mengherankan, aku ingin menjadi raja yang terbijak, paling berani, dan paling agung daripada semua raja mana pun." Hanya dengan memandang orang yang dicintainya, karakter dan tujuannya pun berubah.

Saat kita bercermin pada Pribadi yang kita kasihi, yaitu Tuhan Yesus, kita pun berubah. Paulus menulis, "Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18).

Dengan memandang Tuhan di halaman-halaman Kitab Suci, dan dengan berserah kepada Roh Kudus, kita akan menjadi pribadi yang berbeda. Kita ingin semakin menyerupai Dia. Dan hasrat kita yang terbesar adalah untuk menyenangkan-Nya —HDF

HANYA YESUS YANG DAPAT MENGUBAH HIDUP ANDA

Rabu, 05 Juni 2013

SESUATU BAGI JIWA

Bacaan: Mazmur 119:9-16
NATS: Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu (Mazmur 119:11)

Dengan banyak anekdot dan kisah, buku berseri Chicken Soup for the Soul menjadi buku laris dalam waktu singkat. Itu tidak mengherankan. Sebuah judul yang memuat kata "chicken soup" itu membuat kita terkenang pada masa kanak-kanak, hidung mampet, dan tenggorokan yang gatal -- masa ketika hanya selimut hangat dan nasi sup ayam ibu yang hangat mampu membawa kelegaan.

Kini bukti ilmiah menunjukkan bahwa seorang ibu memang sangat cerdas. Sup ayam sangat bermanfaat untuk memerangi flu. Itu juga menjadi salah satu makanan yang digambarkan sebagai "makanan yang menghibur".

Pada saat bukan tubuh melainkan hati saya yang sedang terluka, saya rindu memperoleh penghiburan dari firman Allah: firman yang menenangkan seperti, "Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihara kamu" (1Petrus 5:7); firman yang meneguhkan bahwa tidak ada yang dapat "memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Roma 8:38,39).

Alkitab -- buku terlaris sepanjang masa -- dipenuhi janji-janji, pengingat, tantangan, dan pengetahuan tentang Allah. Saat Anda merasa putus asa, cobalah satu sendok makan besar firman Allah. Membaca Alkitab setiap waktu (atau lebih baik lagi, dengan menyimpan isi Kitab Suci di dalam hati Anda), jauh lebih berkuasa daripada semangkuk sup ayam ibu. Itulah yang akan menghangatkan dan mulai memulihkan hati Anda --CHK

Firman Allah itu penyembuh, penghibur, kekuatan,
Yang memenuhi kebutuhan hatimu, memberi makan jiwamu;
Alih-alih menghabiskan seluruh sumber daya yang kautemukan,
Kecaplah kebaikan Tuhan yang menjadikanmu utuh. --Hess

JIKA ANDA MENGISI HATI DENGAN FIRMAN ALLAH,
DIA AKAN MEMBERIKAN KESEHATAN ROHANI BAGI JIWA ANDA

SAHABAT SAMPAI AKHIR

Bacaan: Amsal 18:14-24
NATS: Ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara (Amsal 18:24)

Lazimnya di sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajari bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.

Kematian menakutkan sebagian be-sar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.

Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu" (Amsal 17:17). Dan "ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara" (Amsal 18:24). Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yohanes 15:13).

Yesus adalah Tabib kita Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Dia meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam nama-Nya, saat mereka hampir sampai di pengujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati —DCM

SEORANG SAHABAT SEJATI AKAN SETIA SAMPAI AKHIR

Selasa, 04 Juni 2013

Monyet Boy

Seekor anak monyet siap-siap hendak melakukan perjalanan jauh. Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia dengar kalau di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut “hutan rimba”. Ia berpikir di situlah tempat yang lebih ”baik” dan paling cocok untuk dia. Orang tua si monyet, meski bersedih, melepaskan kepergiannya. “Ya, biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri,” kata sang Ayah kepada sang Ibu dengan bijak.

Maka pergilah si anak monyet itu mencari “hutan” yang ia gambarkan sebagai tempat hidup kaum monyet yang terbaik. Sementara kedua orang tuanya tetap tinggal di rumahnya.

Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika si anak monyet itu secara mengejutkan kembali ke orang tuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira orang tuanya.

Sambil berpelukan, si anak monyet berkata, “Papa, Mama, aku tidak menemukan hutan seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan pergi ke sebuah tempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama hutan. Malah, mereka menertawai aku,” katanya sedih.

Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si anak monyet itu.

“Sampai aku bertemu dengan gajah yang bijak,” lanjutnya, “Ia bilang kalau sebenarnya hutan yang aku cari itu adalah hutan yang kita tinggali ini. Kamu sudah ada dan tinggal di hutan impianmu itu!”

Ibunya menjawab, “Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata.”

Well, ada kalanya kita juga seperti si anak monyet itu. Hal-hal sederhana, hal-hal yang ada di sekitar kita tidak kita perhatikan. Justru kita melihat hal yang “jauh-jauh” yang pad dasarnya sudah di depan mata.

Kita khawatir akan kerja apa kita nantinya. Kita gelisah soal siapa pasangan hidup kita. Kita takut kalau hidup kita nantinya tidak bisa sukses. Cara hidup kita saat ini sudah menentukan apa kita sukses atau tidak. So, remember: your life is already in your hands!

APA YANG ALLAH KATAKAN?

Bacaan: 1Raja-raja 13:7-22
NATS: Beginilah diperintahkan kepadaku atas firman Tuhan (1Raja-raja 13:9)

Sebuah eksperimen menunjukkan bagaimana para remaja bersikap saat menghadapi tekanan dari teman-teman sebaya. Kelompok-kelompok yang terdiri dari sepuluh remaja itu dibawa ke dalam sebuah ruangan dan diperintahkan untuk mengangkat tangan saat sang guru menunjuk garis yang terpanjang dari tiga pilihan garis. Sembilan dari mereka telah diberi tahu sebelumnya untuk memilih garis terpanjang kedua. Akan tetapi, satu orang di dalam kelompok itu tidak diberi tahu.

Eksperimen tersebut dimulai dengan sembilan orang remaja yang memilih garis yang salah. Lalu orang yang kesepuluh biasanya akan menoleh ke sekelilingnya, mengernyitkan dahi dengan bingung, kemudian ia akan mengangkat tangan mengikuti kelompok tersebut karena ia tidak memiliki cukup keberanian untuk berbeda dari mereka.

Di dalam 1Raja-raja 13, seorang nabi Allah yang tak dikenal melakukan tanda-tanda mukjizat di altar di Betel (ayat 1-6). Namun kemudian, setelah kemenangan besar ini, ia mengutip perkataan seorang nabi lain sebagai kebenaran, sekalipun ia tahu perkataan itu bertentangan dengan apa yang telah dikatakan Allah kepadanya (ayat 15-19). Dan karena ketidaktaatannya itu, ia pun akhirnya tewas oleh seekor singa (ayat 20-24).

Cerita di atas mengajarkan kepada kita bahwa firman Allah lebih tinggi daripada perkataan orang lain, dan karena itu harus ditaati. Saat kita tergoda untuk menyerah di bawah tekanan, saat itulah kita harus berdiri tegak. Firman Allah -- kebenaran itu -- selalu dapat diandalkan --AMC

FIRMAN ALLAH ADALAH KOMPAS YANG MENJAGA KITA

DI JALAN YANG BENAR