Sabtu, 15 September 2012

RACUN PENYEMBUH

* Amsal 17:14,
Memulai pertengkaran adalah seperti membuka jalan air; jadi undurlah sebelum perbantahan mulai.

Dikisahkan seorang menantu, Lili namanya, merasa tidak cocok dengan mertuanya dalam segala hal.

Mereka selalu konflik dan bertengkar. Akhirnya, Lili tidak tahan lagi. Ia menemui teman baik ayahnya, Mr Huang, yang adalah penjual obat. Ia memintanya memberi racun untuk mertuanya. Mr Huang setuju asal Lili mau mendengarkan dan melakukan semua yang dia minta. Lili menjawab, "Baik, saya akan melakukan apa saja yang Anda minta."

Mr Huang memberinya sebotol racun dan berkata, "Kamu tidak boleh menggunakan 
racun yang bereaksi cepat untuk menyingkirkan ibu mertuamu karena nanti bisa dicurigai. Racun ini secara perlahan akan menggerogoti tubuh ibu mertuamu. Setiap hari masaklah masakan kesukaan mertuamu dan campurkan sedikit racun ini. Layani dengan baik, dengarkan saja kata-katanya. Jangan berdebat dengannya. Perlakukan dia seperti seorang ratu agar kamu tidak dicurigai saat ia meninggal."

Lili sangat senang! Setiap hari, Lili membuat masakan kesukaan mertuanya. Tak lupa, ia membubuhkan sedikit racun. 
Setelah 6 bulan, seluruh keadaan rumah berubah total. Lili telah belajar mengendalikan emosinya. Dia tidak berdebat sekalipun dengan ibu mertua-nya lagi, yang sekarang kelihatan jauh lebih baik dan mudah ditemani.

Sikap mertuanya juga berubah. Ia mulai menyayangi Lili seperti anaknya sendiri. Dia memberitahu semua orang bahwa Lili adalah menantu terbaik. Lili sangat terharu. Ia mengurungkan niatnya untuk membunuh mertuanya. Ia mencari Mr Huang agar memberinya obat penawar.

"Lili, tidak usah kuatir. Yang saya berikan dulu adalah vitamin, bukan racun. Racun yang sebenarnya ada dalam pikiranmu. Tapi semua sudah lenyap oleh kasih yang engkau berikan pada mertuamu," ujar Mr Huang.

Lili sangat bahagia sekali. Akhirnya ia menyadari.

"Barangsiapa yang memperlakukan orang lain dengan sepenuh hati, maka ia akan beroleh perlakuan yang sama, bahkan lebih baik."

Tuhan Yesus Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar