Sabtu, 15 September 2012

BERSYUKUR

* Pengkhotbah 5:9,
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia.

Hari itu Jodon, seorang pemuda yang tidak pernah merasa puas menerima sebuah bingkisan dari sahabatnya.

Jodon kembali ke rumah dan membuka bungkusan itu yang ternyata berisi kaset. "Ah, ternyata cuma kaset seharga Rp 20.000,-" gerutu Jodon.

Jodon meletakkan kaset itu dan sama sekali tidak berminat menyetelnya.

Pada waktu yang sama Kenly yang adalah pengusaha muda yang berhasil, menerima pemberian seorang ibu, yaitu sebungkus kue yang dibeli dari pasar. Kue yang seharga Rp 1.000,- itu dibawanya pulang dan diletakkan hati-hati di atas piring dan Kenly berdoa mengucap syukur atas kasih Tuhan yang dinyatakan lewat sebungkus kue.

Bisa dibayangkan, Kenly yang terbiasa makan kue mahal tetapi dia menghargai dan memandang sangat berarti kue pemberian
seharga Rp 1.000,- itu. Itu sebabnya dia
diberkati Tuhan.

Orang yang merasa puas dan selalu mengucap syukur, berkatnya semakin ditambahkan Tuhan setiap hari. Itu karena mereka menghargai pemberian Tuhan meskipun bernilai kecil.

Betapa seringnya kita membiasakan diri hidup dalam sungut-sungut, tidak mengucap syukur dan tidak menghargai berkat-berkat kecil karena kita tidak pernah puas. Kita lebih sering menuntut dan tidak pernah merasa cukup atas kebaikan orang lain kepada kita. Kita menuntut agar orang lain bersikap begini dan begitu, kita menuntut agar mereka lebih memperhatikan kita tetapi kita mengabaikan dan tidak pernah memperhitungkan banyak hal yang sudah mereka lakukan untuk kita.

Marilah kita tinggalkan rasa tidak puas ini dan belajarlah mengucap syukur untuk tempat tinggal, pakaian, makanan, orang tua, anak, teman, pekerjaan, sekolah, upah dan untuk segala yang bisa kita nikmati, maka berkat Tuhan akan mengalir atas kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar