Sabtu, 29 September 2012

Haruskah Orang Kristen Menderita

Pembacaan Firman:
*Markus 9:12,
Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang
dahulu dan memulihkan segala sesuatu.
Hanya, bagaimanakah dengan yang ada
tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia
akan banyak menderita dan akan dihinakan?"


Renungan:
Sangat sulit bagi murid-murid Yesus untuk
memahami pemikiran bahwa Juruselamat
mereka harus menderita.
Orang Yahudi yang mempelajari nubuatan
Perjanjian Lama mengharapkan Mesias
menjadi raja yang besar seperti Daud, yang
mengalahkan musuh, bangsa Romawi. Tetapi
visi mereka terbatas pada waktu dan
pengalaman mereka. Jika Yesus tidak
menderita dan mati, kita pasti sudah mati
karena dosa-dosa kita. Lewat penderitaan-
Nya, Yesus melengkapi karya keselamatan
kita. Lewat penderitaan-Nya, Yesus
sepenuhnya menjadi sama seperti kita. Kita
tahu bahwa Yesus memahami pergumulan
kita karena Dia juga menghadapinya sebagai
manusia. Sekarang kita bisa mempercayai-Nya
untuk menolong kita bertahan dalam
berbagai cobaan dan mengatasi berbagai
masalah hidup. Penderitaan adalah salah satu
hal yang tak dapat dihindari dalam hidup kita.
Beberapa orang berpikir bahwa masalah
selalu disebabkan oleh dosa atau kurangnya
iman. Tetapi seringkali pencobaan adalah
bagian dari rencana Allah untuk orang
percaya. Yesus tidak pernah berjanji bahwa
pengikut-Nya tidak akan menderita (Luk
21:17-19).

Penderitaan membawa sejumlah keuntungan:
(1) Mungkin itu adalah kesempatan kita untuk
melatih ketaatan pada Allah,
(2) Itu bisa membangun karakter dan
kesabaran kita (Rm. 5:3-5). Kita tidak dapat
benar-benar mengerti seberapa dalam
karakter kita sampai kita melihat bagaimana
kita bereaksi terhadap tekanan,
(3) Kita mulai peka terhadap orang lain yang
juga menghadapi masalah (2 Kor 1:3-7).
Memang mudah untuk berbuat baik pada
orang lain jika semua berjalan baik, tapi
apakah kita masih bisa berbuat baik ketika
orang lain memperlakukan kita tidak adil?

Kehendak Allah adalah untuk menjadikan kita
dewasa dan utuh, bukan untuk
membebaskan kita dari sakit. Daripada
mengeluh tentang pergumulan kita,
seharusnya kita melihat itu sebaga
kesempatan untuk bertumbuh. Seringkali,
masalah kita mungkin adalah tanda bahwa
kita adalah orang Kristen yang efektif. Pada
akhirnya, Allah tidak berharap kita menikmati
penderitaan. Hanya beberapa hari setelah
menyuruh murid-murid untuk berdoa agar
mereka dilepaskan diri dari penganiayaan,
Yesus sendiri meminta pada Allah untuk
melepaskan-Nya dari penderitaan salib, jika
itu adalah kehendak Allah (Luk 22:41-42).
Sangat tidak normal untuk ingin menderita,
tapi sebagai pengikut Yesus, kita harus rela
menderita jika dengan menjalaninya, kita bisa
membantu membangun kerajaan Allah. Kita
mempunyai dua janji yang luar biasa untuk
menolong kita bertahan dalam penderitaan:
Allah akan selalu bersama kita (Mat 28:28),
dan suatu hari nantia Dia akan
menyelamatkan serta memberikan kita hidup
yang kekal (Why 21:1-4).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar