Sabtu, 29 September 2012

LEDAKAN EMOSI

* Bilangan 20:12,
Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Bilangan 20 menandakan akhir dari 38 tahun pengembaraan semenjak peristiwa Kadesh-Barnea. Untuk kedua kalinya, tidak ada air tersedia untuk umat Israel. Waktu itu, tidak hanya Musa mereka salahkan, tapi mereka juga mulai menyalahkan Tuhan, "sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa dihadapan TUHAN!" (ay. 3).

Sungguh terbalik! Sebenarnya, harusnya mereka sudah berada di Tanah Perjanjian sejak dulu, kalau saja mereka sendiri tidak memilih untuk tinggal di padang gurun.

Allah kemudian memerintahkan Musa untuk "mengatakan di depan mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya" (ay. 8) Batu itu melambangkan Kristus (1 Kor. 10:4). Pertama kalinya, Tuhan mengatakan kepada Musa untuk "memukul" batunya (Kel. 17:6). Dalam pemukulan batu, itu menandakan bahwa Yesus selaku batu penjuru harus disalibkan. Kristus telah diserang, dipukul, dan disakiti sehingga air kehidupan dapat mengalir keluar kepada umat manusia yang haus dan mati. Tetapi, untuk kedua kalinya umat Israel membutuhkan air, Musa hanya cukup berbicara kepada batunya.

Penerapannya bagi kita, kehidupan setelah karya penyaliban dan kebangkitan Kristus, yang paling perlu adalah agar kita memperkatakan kehidupan akan mengalir. Tetapi Musa telah kehilangan kendali dan
berteriak pada umat Israel: "Dengarlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" (ay. 10). Demikian juga, kita tidak punya hak untuk mencela, mengejek atau mencerca orang lain karena satu-satunya hal yang membuat kita berbeda hanyalah anugerah Allah. Bagaimanapun, sangatlah sulit untuk mengendalikan amarah kita ketika kita memimpin kelompok yang suka menentang.

Jadi kita masih perlu memonitor emosi kita selama waktu stres dan berjaga-jaga akan bahaya dalam membuat keputusan ketika sedang berada dalam kondisi emosi yang lemah.

Musa merusak kenabiannya. Dengan memukul batu karang dua kali, itu berarti bahwa Kristus harus disalibkan dua kali. Tetapi, lihatlah kebesaran Allah di ayat berikutnya: "Keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum" (ay. 11). Bahkan ketika cara Allah dirusak, dan hamba Allah telah gagal, Allah masih membuat air mengalir keluar. Itu adalah anugerah Allah meskipun manusia gagal!

Akibat ketidakbijaksanaan dan leadakan amarah Musa, dia tak dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Bisakah Anda melihat ujian yang luar biasa dan standar yang Allah tetapkan untuk seorang pemimpin? Kehormatan itu disertai dengan tanggungjawab yang besar. Pikirkan saja bagaimana Musa melayani tanpa lelah selama 40 tahun. Dan kemudian, dia tertolak atas apa yang paling berharga untuknya --- memasuki Tanah Perjanjian.

"Dimata Tuhan, ukuran sukses bukanlah dari usaha, melainkan ketaatan hamba-Nya."

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar