*Keluaran 24:18,
Masuklah Musa ke tengah-tengah awan itu
dengan mendaki gunung itu. Lalu tinggallah
ia di atas gunung itu empat puluh hari dan
empat puluh malam lamanya.
Renungan:
Musa adalah pencinta hadirat Allah. Dalam
Keluaran 24:9-10, kita membaca:
"Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan
Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-
tua Israel. Lalu mereka melihat Allah Israel.
Mereka benar-benar melihat Allah! Itu terjadi
di gunung Sinai yang menggambarkan
baptisan Roh Kudus. Ketika seorang percaya
penuh dengan Roh, Tuhan menjadi sangat
nyata baginya. Ketika Roh Kudus ada di
sekitar kita, hadirat Allah yang sangat kuat
akan terasa. Anda tahu dia ada di sana. Anda
bisa merasakan-Nya. Hati anda mulai luluh
dan air mata mulai mengalir di pipi anda.
Terkadang, hadirat-Nya sangat kuat sehingga
anda bertekuk luut di bawah kemuliaan-Nya.
Sayangnya, keagamaan telah melemahkan
perjalanan kita bersama Tuhan menjadi
perjalanan tanpa pengalaman. Keagamaan
menyusutkan Tuhan menjadi sebuah
moralitas dan filosofi belaka. Beberapa orang
bahkan mencoba menekankan bahwa kita
tidak memerlukan pengalaman, semua yang
kita perlukan hanyalah prinsip-prinsip
"sukses" dari Alkitab. Tetapi apa salahnya
"merasakan" hadirat Allah? Jika perasaan itu
jelek, kenapa Allah memberikan anda emosi? Kenapa Allah memberikan anda Roh jika Dia
tidak memperbolehkan anda hidup secara
rohani di hadapan-Nya? Tentu saja, Allah
ingin anda dapat merasakan-Nya.
Jika orang-orang kudus di perjanjian lama
dapat mempunyai perjumpaan yang intim
dan luar biasa dengan Allah, bukankah
harusnya kita yang hidup di perjanjian baru
dapat lebih lagi mengalaminya? Dan
sebenarnya, kita dapat melakukan karena Roh
Kudus telah dicurahkan atas semua manusia
(Kis 2:17). Dalam Alkitab, Roh Kudus
digambarkan sebagai angin, berarti anda
dapat merasakan gerakan-Nya. Dia seperti
api, berarti anda dapat merasakan
kehangatan-Nya. Dia seperti sungai, berarti
anda dapat merasakan aliran-Nya. Dia seperti
hujan, berarti anda dapat merasakan Dia
"jatuh" pada anda. Dia seperti atmosfer,
berarti hadirat-Nya pasti dapat memenuhi
seluruh ruangan di mana anda berada. Musa
sangat lapar akan khadirat Allah hingga ia
rela mendaki terjalnya Gunung Sinai untuk
menghabiskan waktu bersama Allah. Dia
menghabiskan 40 hari 40 malam dalam
hadirat-Nya, di mana dia menerima viri
mengenai rumah TUHAN -- Tabernakel.
"Roh Kudus ingin berbicara pada Anda setiap
hari dalam penglihatan dan mimpi-mipi.
Jadilah lapar secara rohani, dan dengan iman,
masukilah hadirat-Nya dalam saat teduh anda
sehari-hari."
Musa adalah pencinta hadirat Allah. Dalam
Keluaran 24:9-10, kita membaca:
"Dan naiklah Musa dengan Harun, Nadab dan
Abihu dan tujuh puluh orang dari para tua-
tua Israel. Lalu mereka melihat Allah Israel.
Mereka benar-benar melihat Allah! Itu terjadi
di gunung Sinai yang menggambarkan
baptisan Roh Kudus. Ketika seorang percaya
penuh dengan Roh, Tuhan menjadi sangat
nyata baginya. Ketika Roh Kudus ada di
sekitar kita, hadirat Allah yang sangat kuat
akan terasa. Anda tahu dia ada di sana. Anda
bisa merasakan-Nya. Hati anda mulai luluh
dan air mata mulai mengalir di pipi anda.
Terkadang, hadirat-Nya sangat kuat sehingga
anda bertekuk luut di bawah kemuliaan-Nya.
Sayangnya, keagamaan telah melemahkan
perjalanan kita bersama Tuhan menjadi
perjalanan tanpa pengalaman. Keagamaan
menyusutkan Tuhan menjadi sebuah
moralitas dan filosofi belaka. Beberapa orang
bahkan mencoba menekankan bahwa kita
tidak memerlukan pengalaman, semua yang
kita perlukan hanyalah prinsip-prinsip
"sukses" dari Alkitab. Tetapi apa salahnya
"merasakan" hadirat Allah? Jika perasaan itu
jelek, kenapa Allah memberikan anda emosi? Kenapa Allah memberikan anda Roh jika Dia
tidak memperbolehkan anda hidup secara
rohani di hadapan-Nya? Tentu saja, Allah
ingin anda dapat merasakan-Nya.
Jika orang-orang kudus di perjanjian lama
dapat mempunyai perjumpaan yang intim
dan luar biasa dengan Allah, bukankah
harusnya kita yang hidup di perjanjian baru
dapat lebih lagi mengalaminya? Dan
sebenarnya, kita dapat melakukan karena Roh
Kudus telah dicurahkan atas semua manusia
(Kis 2:17). Dalam Alkitab, Roh Kudus
digambarkan sebagai angin, berarti anda
dapat merasakan gerakan-Nya. Dia seperti
api, berarti anda dapat merasakan
kehangatan-Nya. Dia seperti sungai, berarti
anda dapat merasakan aliran-Nya. Dia seperti
hujan, berarti anda dapat merasakan Dia
"jatuh" pada anda. Dia seperti atmosfer,
berarti hadirat-Nya pasti dapat memenuhi
seluruh ruangan di mana anda berada. Musa
sangat lapar akan khadirat Allah hingga ia
rela mendaki terjalnya Gunung Sinai untuk
menghabiskan waktu bersama Allah. Dia
menghabiskan 40 hari 40 malam dalam
hadirat-Nya, di mana dia menerima viri
mengenai rumah TUHAN -- Tabernakel.
"Roh Kudus ingin berbicara pada Anda setiap
hari dalam penglihatan dan mimpi-mipi.
Jadilah lapar secara rohani, dan dengan iman,
masukilah hadirat-Nya dalam saat teduh anda
sehari-hari."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar