Minggu, 24 Maret 2013

Value your time!

Jack baru saja mendapatkan
pelajaran berharga.
Ia membuka sebuah kotak
keemasan dan ia mendapati di
dalamnya sesuatu yang sangat
berharga juga secarik kertas yang
sangat berkesan.

Waktu kecil ia tinggal bersama
ibunya di sebuah kota kecil. Ia
bertetangga dengan seorang duda
yang istrinya sudah meninggal.
Duda itu tidak mempunyai anak
dan hanya tinggal sendiri. Pria
malang itu melihat Jack
bertumbuh dari seorang anak-
anak, sampai kencan pertamanya,
lulus dari kuliah, bekerja dan
menikah. Jack adalah seorang
pekerja keras yang gila kerja.

Ia bahkan tidak ada waktu untuk
putrinya dan istrinya. Setelah ia
menikah, ia dan keluarganya tidak
lagi tinggal di sebelah rumah pria
tua itu. Mereka pindah.

Suatu hari Jack mendapat telepon
dari ibunya, “Ingat Pak Belser? Ia
meninggal dunia hari Selasa lalu.
Pemakamannya hari Kamis pagi.”

Kenangan masa kecilnya
berseliweran dalam dirinya.
Ia mengenang kembali masa-masa
kecilnya dengan Pak Belser.

“Halo?” suara ibunya
membangunkannya.

“Iya bu, aku akan ke sana hari
Rabu,” kata Jack “tapi kupikir Pak Belser sudah
lupa tentang diriku.”

“Oh tidak, Jack,” kata ibunya, “Pak
Belser selalu ingat padamu.
Ia ingat akan hari-hari di mana
kamu main-main di balik pagar
rumahnya dan hari ketika kamu
duduk di pangkuannya ketika
istrinya meninggal.”

“Beliau orang pertama yang
mengajariku ilmu pertukangan.
Tanpa beliau, aku tidak akan
mungkin terjun ke usaha ini.” kata
Jack.

Sesibuk-sibuknya Jack, ia
kemudian mengatur ulang
jadwalnya di hari Rabu dan Kamis.
Ia menghargai Pak Belser seperti
ayahnya sendiri dan ia sangat
ingin ada di sana ketika
pemakamannya.

Hari Rabu malam ia tiba di
kampung halamannya. Ia dan
ibunya kemudian berjalan ke
rumah Pak Belser untuk terakhir
kalinya. Di beranda, ia mengintip
ke dalam rumah Pak Belser.
Terbesit banyak kenangan tentang
masa kecilnya. Sofa yang sering ia
duduk, meja makan di mana ia
pernah memecahkan piring,
telepon di sudut ruangan dan
hey…
Jack terdiam sejenak.

“Kotak emas di ujung meja itu
hilang!” seru Jack.

Ibunya bingung. Segera Jack
menjelaskan tentang kotak emas di
ujung meja itu. Ukurannya tak
lebih dari satu jengkal orang
dewasa dan bercat emas di
luarnya.

“Pak Belser selalu
mengatakan itu miliknya paling
berharga dan akan diberikan
kepada seseorang yang layak
menerimanya. Tapi setiap kali aku
menanyakan isinya, ia selalu
menjawab ‘Pokoknya berharga
deh’.”

Dan sekarang kotak emas itu
sudah tidak ada lagi. Dugaan Jack,
mungkin diambil oleh seorang
keluarga jauhnya.

Dua minggu kemudian setelah
pemakaman, seorang kurir
mengantarkan sebuah paket untuk
Jack. Nama Jack tertulis di atas
paket itu dengan tulisan yang
sangat sulit dibaca. Jack membuka
paket itu… Di dalamnya ada
sebuah kotak emas (persis seperti
kotak emas Pak Belser yang hilang
itu) dan sepucuk surat .
Jack membaca surat itu,

“Setelah kepergianku, tolong
sampaikan kotak ini kepada Jack
Bennet. Ini adalah harta paling
berharga yang kumiliki.”

Sebuah kunci ada dalam amplop itu, kunci
untuk membuka kotak itu. Hatinya
bergetar, tanpa sadar ia menangis
terharu, Jack perlahan membuka
kotak itu. Di dalamnya dia
menemukan sebuah jam saku yang
indah yang terbuat dari emas.
Dengan perlahan Jack membuka
jam itu.
Di dalamnya terukir kata-kata
yang tak pernah ia lupakan
seumur hidupnya,

“Terima kasih, Jack, untuk
waktumu. Ini saya berikan jam
untukmu, sesuatu yang paling
berharga bagiku. Harold Belser.”

“Yang ia hargai dariku adalah…
waktuku.” serunya perlahan.

Ia menggenggam jam itu beberapa
saat. Kemudian ia menelepon
sekertarisnya dan membatalkan
semua janjinya untuk dua hari ke
depan. “Mengapa?” tanya Janet,
sekertarisnya.

“Aku ingin menghabiskan waktu
untuk keluargaku,” kata Jack, “dan
Janet, terima kasih untuk
waktumu.”


Sobat, di dunia ini ada dua hal
yang tidak bisa ditarik kembali:

itu adalah perkataan dan waktu.
Waktu yang sudah lewat tidak
akan bisa dikembalikan lagi.
Waktu tidak bisa dipaksa mundur,
tidak bisa diperlambat dan juga
tidak bisa dipercepat. Waktu akan
terus bergerak maju dengan
kecepatan konstan.
Kita tidak akan bisa kembali ke
masa kanak-kanak.
Kita tidak bisa mengulang satu
peristiwa yang sama di waktu itu.

Sudahkah Anda memberi waktu
pada diri Anda dan sesama Anda ?

Sudahkah orang lain menghargai
waktu yang telah Anda korbankan
kepada mereka ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar