Jumat, 29 Maret 2013

"Telur & Kelinci Paskah"

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah. Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan.

Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu dimana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah.

Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Begitu pula dengan kelinci Paskah, karena kelinci adalah hewan yang tingkat kesuburannya sangat tinggi, dijadikan sebagai simbol kehidupan yang melimpah-limpah, mengingat kebangkitan Yesus menaklukkan kematian telah memberikan kehidupan berlimpah bagi setiap orang yang termasuk ke dalamNya (Yoh 10:10).

Bagaimanapun, semua itu hanyalah simbol. Yang terpenting adalah mengerti benar akan makna Paskah sesungguhnya, yakni kehidupan Allah yang menaklukkan maut dan dengan iman meng-aminkannya, serta jadilah kelinci-kelinci Allah yang subur dan tak henti-hentinya beranak cucu "rohani".

Selamat Paskah! Tuhan Yesus memberkati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar