Pengkotbah 9:11-12,
”Lagi aku melihat di bawah.matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat,.dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat......”
Pembalap Mikha Hakinnen harus kehilangan kemenangan yang telah ada di depan mata hanya gara-gara ia mengalami kejadian tak terduga.
Mesin mobilnya mati hanya beberapa meter dekat garis finish. Tragis bukan ?
Kisah sebaliknya pernah terjadi di suatu pacuan kuda, terjadi suatu kecelakaan di dekat garis finish. Di situ, tubuh joki terpental 40 meter, sedangkan kuda kesayangannya terjerembab. Makanya joki itu pun lebih dahulu memasuki garis finish meski kudanya ambruk di belakangnya.
Tak di sangka, pada saat pengumuman juara, joki yang terpental itu di nyatakan menjadi juara. Juri beralasan, meski tanpa kudanya, ia telah mengungguli para pesaingnya.
Hal-hal seperti dua kisah tersebut diatas sering kali juga terjadi dalam.perjalanan hidup kita. Banyak kejadian dan pengalaman tidak terduga mewarnai hidup kita. Orang yang terlihat sehat dan kuat, tanpa disangka mendadak sakit dan meningal. Orang yang bertahun-tahun hidup bahagia dengan harta melimpah, dalam sekejap bisa bangkrut serta hidup.terlunta-lunta.
Banyak peristiwa tak terduga pernah kita alami. Namun, dapatkah kita menarik pelajaran yang berharga darinya?
Kisah Ayub meninggalkan satu pesan penting buat kita. Dalam sekejap yang kita miliki bisa saja lenyap, dan saat itulah kita akan mengetahui mana yang seharusnya layak menjadi pegangan dan sandaran hidup kita.
Saat hidup kita hanya mengandalkan kekuatan, kepintaran, kecantikan, ketampanan, harta atau kekuasaan yang kita miliki, maka perubahan bisa dengan mudah membuat kita tertekan, tersudut tidak tahu jalan mana yang harus kita tempuh?
Hidup yang mengandalkan Tuhan akan membuat kita tidak akan takut ketika kejadian-kejadian buruk itu muncul. Sebaliknya, hidup dengan menyadari betapa fananya dunia ini juga akan membuat kita tidak lantas menjadi takabur saat kejadian baik terjadi dan berkat tercurah dalam hidup kita. Siapa yang menjadi sandaran hidup kita?
Itulah yang menentukan sikap kita dalam menghadapi sesuatu.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar