Matius 15:32-39
Belas kasihan terhadap mereka yang miskin, susah, dan menderita itu
mudah, tetapi sejauh mana kita digerakkan oleh belas kasihan itu hingga
terwujud dalam tindakan menolong mereka? Bagaimana dengan Tuhan Yesus
sendiri?
Perikop hari ini merupakan rangkaian dari pelayanan
misi lintas budaya Yesus. Apa yang Yesus lakukan mempunyai tujuan khusus
agar murid-murid semakin mengerti misi
lintas budaya yang utuh. Oleh karena itu, Yesus secara khusus
memberitahu mereka bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan
menyaksikan orang banyak yang sudah lelah dan kelaparan setelah tiga
hari mengikut Dia.
Ia tidak dapat menyuruh mereka pulang karena mereka akan pingsan di jalan, tetapi ingin memenuhi kebutuhan fisik mereka.
Para murid Yesus tidak mempunyai perasaan yang sama seperti guru mereka
dan juga tidak yakin bahwa Yesus mampu melakukan mukjizat yang sama di
lingkungan orang nonYahudi.
Pertanyaan mereka, bagaimana dapat
memberi orang banyak itu makanan, memperlihatkan keraguan dan
ketidakpedulian mereka (38). Sekali lagi dengan hanya tujuh roti dan
beberapa ikan kecil, Yesus bersyukur dan melipatgandakannya serta
kembali memakai para murid-Nya menyalurkan berkat itu kepada orang
banyak. Hasilnya, semua orang dapat makan sama kenyang dan masih tersisa
tujuh keranjang besar yang penuh.
Setelah Yesus mengizinkan mereka pulang, Ia lalu meneruskan misi ke daerah Magadan (39).
Yesus juga mengharapkan kita menunjukkan belas kasihan dan kepedulian
terhadap semua orang tanpa membedakan status, jenis kelamin, suku, dan
ras. Kita perlu memperhatikan kebutuhan manusia secara holistik. Bila
kita merasa potensi dan kemampuan kita tidak seberapa, jangan cemas,
tetapi serahkanlah kepada Yesus. Ia akan mencukupkan kita untuk menjadi
saluran berkat bagi banyak orang.
Oleh karena itu, selain
memberitakan Injil kita juga harus melayani kebutuhan fisik mereka yang
menderita agar mereka disentuh oleh kasih Allah yang sungguh nyata di
dalam hidup kita sehingga mau percaya Tuhan Yesus. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar