*1 Raja-raja 19:18,
Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua
orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium
dia."
Disebuah kelas sekolah dasar, seorang guru wanita
memperlihatkan secarik kertas bergambar satu titik kecil berwarna hitam
kepada para murid. "Ini apa, anak-anak?", tanyanya. "Titik, bu
guru...!!!", jawab semua murid dengan serempak. "Bukan, Ini kertas!", kata guru lagi.
Ilustrasi kecil ini menunjukkan, bahwa orang bisa lebih terfokuskan
perhatiannya pada satu titik hitam, walaupun hanya kecil dibanding
lembaran besar kertas putih dimana titik hitam itu tergambar.
Hal itu juga terjadi kepada Nabi Elia ketika ia melarikan diri dari Izebel, istri Raja Ahab, yang mengancam hendak membunuhnya.
Di Gunung Horeb, Elia begitu frustasi, ia merasa hidupnya seolah-olah
begitu suram dan kelam. Samapai-sampai ia ingin mati sekalian (ay 4).
"Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut
nyawaku," keluhnya (ay 10).
Padahal benarkah Elia tinggal
sendirian? Ternyata TIDAK. Masih ada 7.000 orang lain yang tidak ikut
sujud menyembah Baal (ay 18).
Di tengah berbagai kesulitan, ketika badai hidup menerjang, apakah kita merasa hidup ini seolah-olah gelap sama sekali?
Kita lalu merasa sebagai orang yang paling malang di dunia ini.
Baiklah kita sejenak berdiam diri. Kita fokuskan pikiran kita kepada
hal-hal yang indah dalam hidup ini, mungkin kicau burung yang merdu,
atau tawa riang anak-anak di sekitar kita, atau juga para sahabat yang
selalu mendukung kita.
Percayalah, kita akan menemukan kenyataan bahwa hidup kita tidaklah sekelam yang kita duga.
"Ruangputih" dalam kertas hidup kita masih jauh lebih luas dibanding satu titik hitam beban yang ada di situ.
DIBALIK MENDUNG HITAM ADA LANGIT BIRU YANG INDAH DAN LUAS!!!
TUHAN MEMBERKATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar