43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
Pada Tahun 2003 Michael Weiskopf, wartawan majalah TIME, berangkat ke Irak.
Bersama tentara Amerika Serikat, ia meliputi suasana perang dari dalam tank baja. Tak disangka, sebuah granat dilemparkan ke dalam tank itu dan meledak. Weiskopf pun kehilangan ta
ngan kanannya.
Ketika kembali kepada keluarganya, ia merenung: "Mengapa aku mau diutus ke medan perang hingga cacat begini?" Akhirnya, ia menemukan
jawabannya: AMBISI.
Weiskopf ingin menaikkan pamornya supaya dikenal sebagai jurnalis terhebat. Kini ia menyesal. Ambisi adalah keinginan membara untuk sukses atau mencapai sesuatu yang lebih.
Tidak salah jika manusia berambisi. Bahkan, untuk memajukan gereja dibutuhkan pemimpin yang berambisi. Masalahnya, kemana ambisi itu di arahakan?
Yakobus dan Yohanes punya ambisi egois yang terarah pada dirinya sendiri. Mereka meminta kepada Yesus kelak menempatkan mereka diposisi yang tertinggi (ayat 37). Menjadi yang terhebat. Pemegang kuasa.
Mendengar permintaan itu, kesepuluh murid lain marah. Mengapa? Karena mereka pun mengincar kedudukan itu!!!
Dari situ Yesus mengarahkan mereka memiliki ambisi yang terbaik: "meminum cawan yang harus Kuminum" (ayat 38). Ambisi untuk berkorban seperti Yesus. Menjadi hamba yang gigih dan melayani Tuhan dan sesama.
Dalam pelayanan, tidak salah memiliki ambisi, tetapi hati-hati, sebab ambisi itu bagaikan api.
Bisa menghangatkan, tetapi bisa juga menghanguskan. Ambisi egois bisa menghasilkan perseteruan, sebaliknya ambisi yang kudus mempersatukan.
Sudah benarkah ambisi kita...??? Adakah kita mencari hal-hal yang besar bagi Tuhan, atau bagi diri sendiri...???
AMBISI YANG KUDUS MERINDUHKAN HAL-HAL BESAR BAGI KEMULIAAN ALLAH!
Ketika kembali kepada keluarganya, ia merenung: "Mengapa aku mau diutus ke medan perang hingga cacat begini?" Akhirnya, ia menemukan
jawabannya: AMBISI.
Weiskopf ingin menaikkan pamornya supaya dikenal sebagai jurnalis terhebat. Kini ia menyesal. Ambisi adalah keinginan membara untuk sukses atau mencapai sesuatu yang lebih.
Tidak salah jika manusia berambisi. Bahkan, untuk memajukan gereja dibutuhkan pemimpin yang berambisi. Masalahnya, kemana ambisi itu di arahakan?
Yakobus dan Yohanes punya ambisi egois yang terarah pada dirinya sendiri. Mereka meminta kepada Yesus kelak menempatkan mereka diposisi yang tertinggi (ayat 37). Menjadi yang terhebat. Pemegang kuasa.
Mendengar permintaan itu, kesepuluh murid lain marah. Mengapa? Karena mereka pun mengincar kedudukan itu!!!
Dari situ Yesus mengarahkan mereka memiliki ambisi yang terbaik: "meminum cawan yang harus Kuminum" (ayat 38). Ambisi untuk berkorban seperti Yesus. Menjadi hamba yang gigih dan melayani Tuhan dan sesama.
Dalam pelayanan, tidak salah memiliki ambisi, tetapi hati-hati, sebab ambisi itu bagaikan api.
Bisa menghangatkan, tetapi bisa juga menghanguskan. Ambisi egois bisa menghasilkan perseteruan, sebaliknya ambisi yang kudus mempersatukan.
Sudah benarkah ambisi kita...??? Adakah kita mencari hal-hal yang besar bagi Tuhan, atau bagi diri sendiri...???
AMBISI YANG KUDUS MERINDUHKAN HAL-HAL BESAR BAGI KEMULIAAN ALLAH!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar