Keluarga Yang Kudus
Imamat 19:2,
Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
Perintah supaya keluarga yang ada menjadi kudus bukanlah aturan baru
yang dibuat dengan sembarangan. Tetapi perintah itu sudah muncul dan
disampaikan sejak perjanjian lama kepada keluarga Yakub.
Allah memanggil kita adalah kudus. Kudus artinya dipisahkan untuk suatu maksud-maksud tertentu.
Kekudusan keluarga Yakub
dihadapan Allah berarti bahwa keluarga Yakub haruslah melakukan semua
perintah Tuhan, baik yang bersifat ritual (upacara-upacara korban, db),
maupun yang bersifat moral (memiliki karakter Allah).
Pada Imamat pasal 19 ini, perintah Tuhan bagi keluarga Yakub agar menjadi kudus, lebih bersifat moral dari pada ritual.
Keluarga Yakub dituntut untuk menyegani ayah dan ibunya (ay. 3),
menjauhi penyembahan berhala (ay. 4), memperhatikan orang miskin dan
orang asing (ay. 9-10, 13), bersikap adil dalam peradilan (ay. 15),
serta perintah-perintah lain yang bersifat moral.
Tuhan tidak
berkenan jika umatNya hanya memperhatikan aspek ritualnya saja dalam
menjaga kekudusan sebagai umat pilihanNya. Orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat di zaman Tuhan Yesus gagal dalam memiliki karakter Allah, dan
terjebak dalam kekudusan secara ritual saja.
Ada hal menarik yang perlu kta perhatikan berkaitan dengan kekudusan suatu keluarga Kristen.
Dalam 1 Korintus 7:14, ditegaskan bahwa seorang suami dapat menguduskan
isterinya yang tidak beriman, dan sebaliknya. Bahkan, jika merea
mempunyai anak, maka anak-anak mereka adalah anak-anak yang kudus.
Di sini kita lihat suatu prinsip dalam keluarga, yaitu bahwa suami atau
isteri sekalipun tidak beriman, namun ia dikhususkan bagi pasangannya.
Dan karena pasangannya kudus, maka suami atau isteri yang tidak beriman
itu juga menjadi kudus.
Jika prinsip ini dipahami dengan baik,
maka wajarlah jika isteri atau suami yang beriman itu dapat dengan mudah
menyelamatkan pasangannya dan membawanya mengikut Tuhan.
Sangat ganjil, jika suami atau isteri hidup bersama selama puluhan tahun, namun salah satu dari mereka tetap tidak beriman.
Semoga keganjilan seperti ini tidak terjadi dalam keluarga-keluarga Kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar