Senin, 10 Desember 2012

Mengeluh


Pembacaan Firman:
*1 Korintus 10:10,
Dan janganlah bersungut-sungut seperti yang di lakukan beberapa orang dari mereka, sehingga mereka di binasakan oleh malaikat maut.

Renungan:
Sebuah surat pembaca di koran suatu hari berisi keluhan seorang istri yang tidak dapat tidur karena suaminya sering mendengkur saat tidur.

Ada yang memberi tips supaya tidak mendengkur, ada yang bersimpati, dan ada juga yang mengeluh.

Sampai suatu hari, sebuah surat tanggapan berbunyi: “Mendengkur adalah musik terindah di dunia. Jika tak percaya, bertanyalah kepada para janda”.

Sejak saat itu, tidak ada lagi surat berisi keluhan tentang pasangan mendengkur.

Ya, para istri tetap lebih senang mendengar dengkuran suaminya, daripada tidur sendiri dengan hati sunyi di atas tempat tidurnya.

Mengeluh bukan hal yang asing bagi bangsa Israel. Dalam perjalanan ke Kanaan, mereka mengeluh tentang apa yang mereka makan.

Mereka mengeluh tidak bisa makan daging, ikan, mentimun, semangka, bawang prei!

Mereka tidak bersyukur bahwa setiap pagi, Tuhan memberi mereka manna dari surga, roti malaikat (Maz 78:25).

Mereka malah menganggap bawang merah lebih berharga.

Sepintas mengeluh, bersungut-sungut, itu biasa. Namun, sadarkah Anda bahwa sikap itu sangat merugikan bahkan menghancurkan Anda!

Mengeluh membuat kita tidak bisa merasakan damai sejahtera Allah. Mengeluh membuat kita tidak bisa menghitung berkatNya Allah.

Sibuk mengeluhkan hal-hal kecil, bisa membuat kita tidak bersyukur atas hal-hal yang besar yang disedikan Tuhan dalam hidup kita.

Demikian juga dalam pernikahan dan keluarga. Daripada fokus kepada kelemahan pasangan kita, mengapa kita tidak bersyukur untuk kelebihannya?

Bersyukurlah pasangan yang mendengkur, cerewet, suka lupa, tidak rapi.

Bersyukurlah karena ia adalah salah satu berkat terbesar yang Tuhan berikan bagi hidup Anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar