Jumat, 21 Desember 2012

JEBAKKAN KENYAMANAN

*Yesaya 6:1,
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

Alexander Solzhenitsyn, seorang Kristiani Rusia, pernah di buang di kamp pekerja Soviet.

Di situ ia di siksa. Disuruh bekerja bagai kuda. Anehnya, setelah ia keluar ia malah mensyukuri masa-masa itu.

"Disitu saya mendapat pengalaman berharga", katanya.

"Sebelum menghadapi bahaya dan kesusahan, jebakkan kenyamanan membuat saya malas bertumbuh. Di kamp itu, baru saya sadari, betapa pentingnya mengandalkan Tuhan. Hidup keras dan sulit justru membuat iman saya bertumbuh.

Nabi Yesaya mendapat panggilan Tuhan "dalam tahun matinya Raja Uzia" Siapakah Uzia? Dia adalah Raja terbaik zaman Raja Salomo.

Ia berhasil membuat rakyat merasa aman dan nyaman di bawah pemerintahannya. Ia menciptakan kemakmuran.

Sisi buruknya, rakyat menjadi sangat bergantung padanya. Jebakkan kenyamanan membuat mereka kurang bergantung pada Tuhan.

Kini sang Raja telah wafat. Yang diandalkan lenyap. Padahal musuh (bangsa Asyur) sudah semakin dekat.

Pada saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada Yesaya. Tuhan ingin menyadarkan umat-Nya bahwa di atas Raja dunia masih ada Raja alam semesta.

Ketika Raja dunia sudah tidak bisa diandalkan, mereka perlu bergantung pada Raja Surgawi.

Tanpa sadar, kita pun bisa terjebak dalam kenyamanan hidup. "Raja Uzia" kita bisa berbentuk harta, asuransi, suami, istri, anak, kepandaian, atau karier. Itu memang perlu, tetapi itu semua hanya menciptakan rasa aman yang semu.

Maka, jangan jadikan hal-hal itu sebagai andalan. Bergantunglah hanya pada Tuhan, supaya jika segala yang semu itu lenyap, kita tidak sampai kehilangan pegangan yaitu Raja diatas segala Raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar