Senin, 10 Desember 2012

PEKERJAAN ATAU PENGABDIAN?

Pembacaan Firman:
*1 Korintus 9:18,
Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.

Renungan:
Setiap minggu, seorang perangkai bunga menyiapkan rangkaian bunga untuk dipajang di altar.

Gereja hanya memberinya dana sedikit. Tidak jarang ia harus menombok demi

mendapat bunga terbaik.

Tak heran, rangkaian bunganya selalu tanpa elegan dan berselerah tinggi. Dari sudut bisnis ia rugi. Dengan dana minim, buat apa bersusah payah?

Namun, baginya ini sebuah pengabdian, bukan pekerjaan. Rangkaian bungannya adalah persembahan, bukan sekedar barang jualan.

Dalam bekerja, umumnya orang mementingkan hak. Kerja keras harus dibayar dengan upah yang pantas dan aneka fasilitas. Pengabdian lebih dari itu. Melibatkan loyalitas dan pengorbanan. Rasul Paulus
contohnya. Ketika memberitakan Injil, ia tidak mau bergantung kepada orang lain, meski biasanya jemaat mendukung penghidupan para rasul. Uang yang menjadi haknya tidak diambil karena ia tidak mau membebani jemaat. Akibatnya ia harus berjualan tenda sebagai usaha sampingan.

Repot, Namun, semua itu di jalani dengan sukacita. Sedikitpun tidak merasa diterpaksa. Paulus tidak hitung-hitungan karena ia memandang pekerjaannya adalah pengabdian.

Pada zaman modern ini, Kata "mengabdi" kian menjadi uang. Para pebisnis berusaha mendapat untung maksimal dengan upaya minimal. Karyawan kerap menuntut kenaikan upah dan fasilitas, tetapi bekerja tanpa loyalitas. Pelayanan di gereja pun kerap dilakukan orang ala kadarnya, tanpa pengorbanan.

Andai kita memandang pekerjaan itu sebagai kesempatan dan berkat, seperti Paulus, pasti cara kita bekerja akab berbeda. Dengan sepenuh hati. seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia.

Pekerjaan yang di lakukan sepenuh hati, Memberi kepuasan lebih dari sekedar menerima gaji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar