Seorang gadis kecil pernah bertanya, "Ibu apakah Tuhan menangis?"
"Jangan bodoh, Tuhan tidak bisa menangis sayang," jawab ibunya.
"Tapi bagaimana ketika Dia melihat ke bawah dari sorga dan melihat semua orang yang membutuhkan kasih-Nya?
Dan bagaimana dengan ketika Dia melihat ke bawah dan melihat anak-anak
yang terjatuh dan lutut mereka terluka sehingga mereka menangis?
Atau ketika melihat Bibi Jane yang tidak dapat memiliki bayi perempuan atau laki-laki?
Atau bagaimana dengan anak-anak miskin yang tidak mendapat mainan Natal?
Mungkin Tuhan akan menangis jika Dia tinggal bersama teman saya Tommy, yang ayahnya selalu memukul dan menyiksa dia dan ibunya.
Atau mungkin jika Dia melihat ke bawah dan melihat orang-orang yang terbunuh,
Saya pikir pasti Dia punya mata yang penuh air mata.
Tapi saya rasa sebagian besar dari semua, ibu, apa yang akan membuat
Tuhan menangis, adalah ketika ia menatap salib dan melihat anak-Nya
mati. "
Sang ibu berdiri dalam keheningan ketika matanya penuh dengan air mata,
Karena ia tahu gadis kecilnya lebih bijaksana melebihi usianya.
Menatap ke dalam mata biru, sang ibu menemukan keberanian untuk
mengatakan, "Ya bayi perempuan, saya tahu Tuhan melihat ke bawah dan
menangis setiap hari."
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah
yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita
mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia
tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena
kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing- masing kita mengambil
jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita
sekalian." (Yesaya 53:1-6)
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar