Mustahil: sesuatu hal yang tidak mungkin
Tiada yang mustahil bagi Tuhan: apapun yang Tuhan mau, pasti terjadi.
Bagaimana supaya kita mengalami mujizat Tuhan?
1. Percaya ada kuasa Tuhan melampaui segala akal ( Kej 18:14, Kis 26:8 )
Allah menjanjikan Abraham memiliki seorang anak laki-laki bagi Sara (
telah mati haid / tua ) Allah mengubah Saulus menjadi Paulus.
2. Iman sebesar biji sesawi / hanya percaya saja ( Mat 17:20, Mark 9:23 ).
3. Kehendak Tuhan yang jadi / tunduk pada otoritas Tuhan ( Mark 14:36,
Luk 1:37 ) Rela menderita untuk kemuliaan Tuhan ( Teladan Maria dan
Yesus )
Tuhan memberkati
Kamis, 27 Desember 2012
Dari Apa Yang Kita Miliki
2 Raja-raja 4:1-7
"Berkali-kali saya berdoa kepada Tuhan agar terobosan keuangan harus terjadi di dalam keluarga kami.
Awalnya saya mengira akan terjadi kiriman-kiriman Ilahi. Memang beberapa kali saya sekeluarga mengalami. Namun, saya kemudian menjadi mengira bahwa hanya melalui itulah Tuhan memberikan berkat.
Beberapa kali saya diminta oleh beberapa penerbit untuk menjadi penulis lepas. Tetapi dengan berbagai dalih saya tidak menjalankannya dengan setia. Saya berpegang bahwa saya adalah penulis buku. Namun akhirnya saya menyadari bahwa itu merupakan tuntunan Tuhan.
Salah satu cara untuk mengalami terobosan keuangan adalah dengan menjadi penulis lepas di berbagai media dan penerbitan"
(sedikit kesaksian singkat oleh Nuel dalam sebuah arikel di majalah).
Kejadian tersebut mengingatkan kita atas sebuah kisah terobosan keuangan yang dialami oleh janda yang di tinggal meninggal suaminya seperti kita baca di Alkitab hari ini.
Janda tersebut mengadukan kondisinya kepada Elisa. Nabi Elisa pun menanyakan apa yang dipunyai oleh janda itu.
Janda tersebut mengakui bahwa ia memiliki buli-buli berisi minyak. Detik ketika ia menyadari apa yang dia miliki itulah awal terobosan terjadi dalam hidupnya. Akhirnya, janda tersebut benar-benar bisa bebas dari masalah keuangan sehingga anak-anaknya tidak jadi diambil oleh penagih hutang.
Satu alat yang Tuhan sering pakai untuk menolong anak-anakNya seringkali justru apa yang sudah kita punya saat ini. Nah, jika Anda ingin mengalami terobosan keuangan, apakah yang Anda miliki saat ini?
Apakah itu kemampuan, keterampilan, tenaga, teman, waktu, dsb?
Dan apakah Anda sudah menyadari jika saat ini Anda telah memiliknya?
Saat Anda bisa menyadari bahwa Tuhan ingin kita menggunakan apa yang kita punya, maka Anda ibarat sudah punya benih.
Tugas Anda saat ini adalah memohon dengan iman percaya bahwa Tuhan pasti sanggup menumbuhkan dan memultiplikasikan benih tersebut.
Tuhan menaruh sebuah benih dalam diri tiap kita masing-masing. Ini waktunya bagi Anda untuk menemukan dan mengerjakannya dengan segenap hati karena berbagai terobosan, baik dalam bidang keuangan, pekerjaan, karier, dan lain-lain, telah menanti.
Tuhan memberkati.
"Berkali-kali saya berdoa kepada Tuhan agar terobosan keuangan harus terjadi di dalam keluarga kami.
Awalnya saya mengira akan terjadi kiriman-kiriman Ilahi. Memang beberapa kali saya sekeluarga mengalami. Namun, saya kemudian menjadi mengira bahwa hanya melalui itulah Tuhan memberikan berkat.
Beberapa kali saya diminta oleh beberapa penerbit untuk menjadi penulis lepas. Tetapi dengan berbagai dalih saya tidak menjalankannya dengan setia. Saya berpegang bahwa saya adalah penulis buku. Namun akhirnya saya menyadari bahwa itu merupakan tuntunan Tuhan.
Salah satu cara untuk mengalami terobosan keuangan adalah dengan menjadi penulis lepas di berbagai media dan penerbitan"
(sedikit kesaksian singkat oleh Nuel dalam sebuah arikel di majalah).
Kejadian tersebut mengingatkan kita atas sebuah kisah terobosan keuangan yang dialami oleh janda yang di tinggal meninggal suaminya seperti kita baca di Alkitab hari ini.
Janda tersebut mengadukan kondisinya kepada Elisa. Nabi Elisa pun menanyakan apa yang dipunyai oleh janda itu.
Janda tersebut mengakui bahwa ia memiliki buli-buli berisi minyak. Detik ketika ia menyadari apa yang dia miliki itulah awal terobosan terjadi dalam hidupnya. Akhirnya, janda tersebut benar-benar bisa bebas dari masalah keuangan sehingga anak-anaknya tidak jadi diambil oleh penagih hutang.
Satu alat yang Tuhan sering pakai untuk menolong anak-anakNya seringkali justru apa yang sudah kita punya saat ini. Nah, jika Anda ingin mengalami terobosan keuangan, apakah yang Anda miliki saat ini?
Apakah itu kemampuan, keterampilan, tenaga, teman, waktu, dsb?
Dan apakah Anda sudah menyadari jika saat ini Anda telah memiliknya?
Saat Anda bisa menyadari bahwa Tuhan ingin kita menggunakan apa yang kita punya, maka Anda ibarat sudah punya benih.
Tugas Anda saat ini adalah memohon dengan iman percaya bahwa Tuhan pasti sanggup menumbuhkan dan memultiplikasikan benih tersebut.
Tuhan menaruh sebuah benih dalam diri tiap kita masing-masing. Ini waktunya bagi Anda untuk menemukan dan mengerjakannya dengan segenap hati karena berbagai terobosan, baik dalam bidang keuangan, pekerjaan, karier, dan lain-lain, telah menanti.
Tuhan memberkati.
Sebelum Kamu Mengeluh
1.Hari ini sebelum kamu mengatakan kata-kata yang tidak baik, pikirkan tentang seorang yang tidak dapat berbicara sama sekali.
2. Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
3. Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa, pikirkan tentang seorang yang meminta-minta di pinggir jalan.
4. Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk, pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.
5. Sebelum kamu mengeluh tentang istri atau suami anda, pikirkan tentang seseorang yang bergumul kepada Tuhan untuk di berikan teman hidupnya.
6. Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu, pikirkan tentang seorang yang meninggal secara mendadak dan cepat.
7. Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu, pikirkan tentang seorang sangat ingin memiliki anak tetapi dirinya mandul.
8. Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor, karena pembantumu tidak mengerjakan tugasnya, pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.
9. Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu menyetir mobil, dan mengendarai motor, pikirkan tentang seorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki.
10. Dan saat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu, pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap memiliki pekerjaan seperti Anda.
11. Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa.
12. Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan, Tersenyumlah dan berterima kasihlah pada Allah bahwa kamu masih boleh di perkenankan hidup.
Life is a gift. Live it....Enjoy it....Celebrate it....And fulfill it.
13. Cintai orang lain dengan perkataan serta perbuatanmu.
14. Cinta di ciptakan tidak untuk disimpan atau disembunyikan.
15. Anda tidak mencintai seseorang karena dia cantik atau tampan, Mereka cantik/tampan karena Anda mencintainya.
16. It’s true yuo don’t know what you’ve got until it’s gone, but it’s also true You don’t know what you’ve been missing until it arrives !!!.
Jesus bless Us
Tidak Ada Yang Sulit
*Yakobus 1:4,
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
George Danzig adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas.
Kala itu ia terlambat untuk datang pada mata kuliah matematika, ia memasuki kelas namun ternyata teman-temannya sudah pada bubar.
George melihat 2 buah soal pada papan tulis itu, ia berpikir bahwa itu pasti adalah PR yang baru diberikan oleh Profesornya, sehingga dia mencatat pada bukunya dan membawanya ke rumah.
Berhari-hari dia mencoba untuk menyelesaikan PR tersebut, berbagai cara ia coba. Mungkin ia berpikir "Tidak biasanya dosen memberi tugas demikian sulitnya, tapi pasti ada jawabannya, pasti ada...."
Pada akhirnya, ia berhasil mengerjakan soal nomor 1. Ia mengira itu adalah PR sehingga ia mengumpulkan tugas tersebut pada profesornya dan meletakkan di ruang kerja profesor tersebut.
Ketika siang hari, dia dicari oleh sang profesor tersebut, sang profesor bertanya bagaimana dia bisa menyelesaikan soal tersebut.
George menjelaskan bahwa ketika itu dia terlambat mengikuti mata kuliahnya dan dia hanya melihat 2 soal itu di papan tulis dan menganggap bahwa itu (mungkin) adalah PR.
Anda tahu apa jawaban dari sang profesor tersebut?
Soal itu ditulis sang profesor ketika sedang menjelaskan tentang 2 buah soal tersulit di muka bumi ini dan hingga pada saat itu tidak ada yang bisa memecahkannya!
Berarti, kalau saja saat itu George mengikuti mata kuliah tersebut, mungkin saat itu ia berpikir bahwa itu memang soal tersulit & berpikir bahwa memang tak seorang pun dapat menyelesaikannya. Mungkin saja ia bisa teracuni oleh kata-kata profesornya tentang sulitnya soal itu.
Saat ini ia menjadi profesor terkenal di Stanford University, dialah pemecah soal tersulit, dan dia memecahkannya ketika dia memang tak tahu bahwa yang dikerjakannya adalah soal tersulit yang pernah ada.
Saudara... Sesuatu akan terasa sulit apabila kita menganggap sulit, maka alangkah baiknya kita memulai sesuatu tanpa anggapan sulit karena sesungguhnya hal itu hanyalah sebuah anggapan.
Tuhan memberkati.
Nb:
Biografi George dapat Anda baca di Wikipedia.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
George Danzig adalah seorang mahasiswa di salah satu universitas.
Kala itu ia terlambat untuk datang pada mata kuliah matematika, ia memasuki kelas namun ternyata teman-temannya sudah pada bubar.
George melihat 2 buah soal pada papan tulis itu, ia berpikir bahwa itu pasti adalah PR yang baru diberikan oleh Profesornya, sehingga dia mencatat pada bukunya dan membawanya ke rumah.
Berhari-hari dia mencoba untuk menyelesaikan PR tersebut, berbagai cara ia coba. Mungkin ia berpikir "Tidak biasanya dosen memberi tugas demikian sulitnya, tapi pasti ada jawabannya, pasti ada...."
Pada akhirnya, ia berhasil mengerjakan soal nomor 1. Ia mengira itu adalah PR sehingga ia mengumpulkan tugas tersebut pada profesornya dan meletakkan di ruang kerja profesor tersebut.
Ketika siang hari, dia dicari oleh sang profesor tersebut, sang profesor bertanya bagaimana dia bisa menyelesaikan soal tersebut.
George menjelaskan bahwa ketika itu dia terlambat mengikuti mata kuliahnya dan dia hanya melihat 2 soal itu di papan tulis dan menganggap bahwa itu (mungkin) adalah PR.
Anda tahu apa jawaban dari sang profesor tersebut?
Soal itu ditulis sang profesor ketika sedang menjelaskan tentang 2 buah soal tersulit di muka bumi ini dan hingga pada saat itu tidak ada yang bisa memecahkannya!
Berarti, kalau saja saat itu George mengikuti mata kuliah tersebut, mungkin saat itu ia berpikir bahwa itu memang soal tersulit & berpikir bahwa memang tak seorang pun dapat menyelesaikannya. Mungkin saja ia bisa teracuni oleh kata-kata profesornya tentang sulitnya soal itu.
Saat ini ia menjadi profesor terkenal di Stanford University, dialah pemecah soal tersulit, dan dia memecahkannya ketika dia memang tak tahu bahwa yang dikerjakannya adalah soal tersulit yang pernah ada.
Saudara... Sesuatu akan terasa sulit apabila kita menganggap sulit, maka alangkah baiknya kita memulai sesuatu tanpa anggapan sulit karena sesungguhnya hal itu hanyalah sebuah anggapan.
Tuhan memberkati.
Nb:
Biografi George dapat Anda baca di Wikipedia.
Mengapa Orang Yahudi Tidak Percaya Kepada Kristus?
Mungkin kita sering menanyakan hal di atas, apalagi ini adalah
pertanyaan yang difavoritkan oleh teman-teman Muslim untuk membuktikan
kebohongan Kristen. Dalam hal ini, negara Israel yang merupakan
satu-satunya negara dimana Tuhan Yesus mengadakan pelayanan adalah bukan
negara Kristen, tidak ada proselitasi (pengkristenan) secara massal di
sana, yang ada kebanyakan orang Israel
tetap menganut dan menjadi umat Perjanjian Lama (Yahudi), hanya sedikit
saja di antara mereka yang mau mengalihkan diri kepada Kristus menjadi
umat Perjanjian Baru (Kristen).
Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan umat Yahudi tidak percaya kepada Kristus? Padahal, seperti yang kita ketahui, Mesias adalah orang yang paling dinanti-nantikan oleh orang Yahudi dari zaman dahulu hingga masa kini.
Tetapi, saat Mesias (Kristus) itu telah datang mereka justru menyia-nyiakan dan tidak menaruh harap untuk percaya atas setiap perkataan-Nya!
Perlu diketahui, bahwa hingga saat ini, perhatian orang Yahudi tidak lepas dari keturunan Daud. Mereka sampai sekarang terus fokus mencatat orang-orang yang berasal dari keturunan Daud, sebagaimana yang kita ketahui bahwa Mesias itu adalah keturunan raja Daud anak Isai,
*Yesaya 11:1,
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Bandingkan: Yesaya 7, 9.
Jadi syarat utama dari seorang Mesias adalah bahwa dia harus berasal dari keturunan Daud. Tidak ayah (Yusuf), tidak ibu (Maria), kedua orangtua Yesus ini adalah keturunan Daud. Lihat saja silsilah mereka, untuk Yusuf terdapat dalam Matius pasal 1, disebutkan secara menurun --nenek moyang ke cucu-- dan dimulai dari Abraham, sebab pada dialah janji Allah yang pertama, ia disebut bapa orang Yahudi.
Sedangkan Maria, terdapat dalam Injil Lukas pasal 3, disebutkan secara naik ke atas --cucu ke nenek moyang--. Terlihat bahwa Yesus memenuhi syarat utama ini.
Kita kembali ke permasalahan kita, bahwa alasan sehingga orang Yahudi tidak percaya kepada Kristus oleh karena mereka keliru mengenal pekerjaan-Nya.
Mereka mengira bahwa kedatangan Mesias langsung berperang dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian, padahal itu adalah misi keduaNya yang Ia kerjakan pada kedatanganNya yang kedua kali.
*Lukas 24,
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ini adalah satu bukti kekeliruan yang dimaksud, dan cukup mengejutkan bahwa murid-murid Yesus pun keliru sehingga Yesus harus menegur dan mengajarkan mereka akan segala yang tertulis tentang Mesias (Diri-Nya). Bahwa Mesias harus dulu mati untuk menebus mereka, sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (53), dan bahkan Allah sendiri sudah pada mulanya mengatakan itu (Kej. 3:15).
Bukan hanya murid-muridNya, nabi Yohanes Pembaptis pun sempat saja keliru mengenal tugas Mesias,
*Matius 11,
2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"
4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
Padahal Yohanes Pembaptis sudah lebih dulu bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias (Yohanes 1).
Hanya saja Yohanes kemudian bimbang ketika melihat pekerjaan Yesus yang baginya sangat aneh, karena sewaktu itu Yohanes juga mengira kedatangan Mesias langsung mengadakan perang sedangkan Yesus yang ia lihat sama sekali tidak pernah membentuk agresi militer.
Jawaban Yesus atas pertanyaan Yohanes tersebut sangat tepat, sebab Mesias memang dinubuatkan mengadakan pemulihan besar-besaran,
*Yesaya 35,
5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
Itulah alasan mengapa orang Yahudi tidak percaya, selain daripada mereka beranggapan bahwa Mesias langsung berperang dan membebaskan mereka. Mesias yang juga mereka tahu adalah seorang raja (Yes. 9), sedangkan dengan melihat diri Yesus yang tidak lain hanyalah seorang tukangkayu tidak memberikan sehasratpun kepercayaan mereka bahwa Yesus adalah Mesias. Padahal Kerajaan Yesus bukanlah dari dunia (Yohanes 18:36).
Ketidakpercayaan orang Yahudi itu terjadi, supaya genaplah yang dikatakan oleh nabi Yesaya,
*Yesaya 53:1,
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
Bandingkan,
*Yohanes 12,
37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
38 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"
Nabi Yesaya sudah lebih dulu mengatakan bahwa pemberitaan yang terjadi ini sangat sulit untuk dipercaya, sampai nabi Yesaya sendiri harus menanyakan hal itu kepada Tuhan.
Kendati demikian, berbahagialah kita yang tidak kecewa dan tidak menolak Dia (Matius 11:6).
Tuhan Memberkati!
Sebenarnya, hal apa yang menyebabkan umat Yahudi tidak percaya kepada Kristus? Padahal, seperti yang kita ketahui, Mesias adalah orang yang paling dinanti-nantikan oleh orang Yahudi dari zaman dahulu hingga masa kini.
Tetapi, saat Mesias (Kristus) itu telah datang mereka justru menyia-nyiakan dan tidak menaruh harap untuk percaya atas setiap perkataan-Nya!
Perlu diketahui, bahwa hingga saat ini, perhatian orang Yahudi tidak lepas dari keturunan Daud. Mereka sampai sekarang terus fokus mencatat orang-orang yang berasal dari keturunan Daud, sebagaimana yang kita ketahui bahwa Mesias itu adalah keturunan raja Daud anak Isai,
*Yesaya 11:1,
Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
Bandingkan: Yesaya 7, 9.
Jadi syarat utama dari seorang Mesias adalah bahwa dia harus berasal dari keturunan Daud. Tidak ayah (Yusuf), tidak ibu (Maria), kedua orangtua Yesus ini adalah keturunan Daud. Lihat saja silsilah mereka, untuk Yusuf terdapat dalam Matius pasal 1, disebutkan secara menurun --nenek moyang ke cucu-- dan dimulai dari Abraham, sebab pada dialah janji Allah yang pertama, ia disebut bapa orang Yahudi.
Sedangkan Maria, terdapat dalam Injil Lukas pasal 3, disebutkan secara naik ke atas --cucu ke nenek moyang--. Terlihat bahwa Yesus memenuhi syarat utama ini.
Kita kembali ke permasalahan kita, bahwa alasan sehingga orang Yahudi tidak percaya kepada Kristus oleh karena mereka keliru mengenal pekerjaan-Nya.
Mereka mengira bahwa kedatangan Mesias langsung berperang dan membawa mereka ke Tanah Perjanjian, padahal itu adalah misi keduaNya yang Ia kerjakan pada kedatanganNya yang kedua kali.
*Lukas 24,
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Ini adalah satu bukti kekeliruan yang dimaksud, dan cukup mengejutkan bahwa murid-murid Yesus pun keliru sehingga Yesus harus menegur dan mengajarkan mereka akan segala yang tertulis tentang Mesias (Diri-Nya). Bahwa Mesias harus dulu mati untuk menebus mereka, sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh nabi Yesaya (53), dan bahkan Allah sendiri sudah pada mulanya mengatakan itu (Kej. 3:15).
Bukan hanya murid-muridNya, nabi Yohanes Pembaptis pun sempat saja keliru mengenal tugas Mesias,
*Matius 11,
2 Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
3 lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"
4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
Padahal Yohanes Pembaptis sudah lebih dulu bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias (Yohanes 1).
Hanya saja Yohanes kemudian bimbang ketika melihat pekerjaan Yesus yang baginya sangat aneh, karena sewaktu itu Yohanes juga mengira kedatangan Mesias langsung mengadakan perang sedangkan Yesus yang ia lihat sama sekali tidak pernah membentuk agresi militer.
Jawaban Yesus atas pertanyaan Yohanes tersebut sangat tepat, sebab Mesias memang dinubuatkan mengadakan pemulihan besar-besaran,
*Yesaya 35,
5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
Itulah alasan mengapa orang Yahudi tidak percaya, selain daripada mereka beranggapan bahwa Mesias langsung berperang dan membebaskan mereka. Mesias yang juga mereka tahu adalah seorang raja (Yes. 9), sedangkan dengan melihat diri Yesus yang tidak lain hanyalah seorang tukangkayu tidak memberikan sehasratpun kepercayaan mereka bahwa Yesus adalah Mesias. Padahal Kerajaan Yesus bukanlah dari dunia (Yohanes 18:36).
Ketidakpercayaan orang Yahudi itu terjadi, supaya genaplah yang dikatakan oleh nabi Yesaya,
*Yesaya 53:1,
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?
Bandingkan,
*Yohanes 12,
37 Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya,
38 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"
Nabi Yesaya sudah lebih dulu mengatakan bahwa pemberitaan yang terjadi ini sangat sulit untuk dipercaya, sampai nabi Yesaya sendiri harus menanyakan hal itu kepada Tuhan.
Kendati demikian, berbahagialah kita yang tidak kecewa dan tidak menolak Dia (Matius 11:6).
Tuhan Memberkati!
CARA TUHAN MENOLONG KITA
*Amsal 16:9,
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
Pada suatu ketika ada sebuah kapal yang tenggelam karena diterjang badai. Tidak ada yang tersisa kecuali sat orang awak kapalnya.
Dia terdampar pada sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni.
Dia benar-benar sendirian dan tak punya bekal makanan.
Maka dia kemudian mulai mencari dan menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil sebagai tempat bernaungnya. Selain itu dia juga membuat perapian untuk penghangat badan.
Keesokan harinya dia pergi mencari buah-buahan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Namun sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sudah hangus terbakar tanpa tersisa . . . telah rata dengan tanah.
Rupanya dia lupa mematikan perapian yang dibuatnya semalam.
Dia pun berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa ??!!.."
Tiba-tiba tak berapa lama lalu terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal laut
yang sedang datang mendekat ke arah pulau!
Kemudian turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi nasibnya ini.
Pria itu terkejut dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini?"
Mereka menjawab," Kami melihat simbol asapmu !!"
Pesan cerita:
Tuhan selalu ada bersama kita walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.
Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.
Jika jawabannya adalah TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yang lebih baik.
Jika jawabannya, TUNGGU, maka kita akan mendapatkan YANG TERBAIK sesuai dengan kehendakNYA.
Hidup bukan masalah yang harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yang harus dijalani dengan perbuatan-perbuatan kita.
TUHAN MEMBERKATI
Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
Pada suatu ketika ada sebuah kapal yang tenggelam karena diterjang badai. Tidak ada yang tersisa kecuali sat orang awak kapalnya.
Dia terdampar pada sebuah pulau kecil yang tidak berpenghuni.
Dia benar-benar sendirian dan tak punya bekal makanan.
Maka dia kemudian mulai mencari dan menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil sebagai tempat bernaungnya. Selain itu dia juga membuat perapian untuk penghangat badan.
Keesokan harinya dia pergi mencari buah-buahan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Namun sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sudah hangus terbakar tanpa tersisa . . . telah rata dengan tanah.
Rupanya dia lupa mematikan perapian yang dibuatnya semalam.
Dia pun berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa ??!!.."
Tiba-tiba tak berapa lama lalu terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal laut
yang sedang datang mendekat ke arah pulau!
Kemudian turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi nasibnya ini.
Pria itu terkejut dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini?"
Mereka menjawab," Kami melihat simbol asapmu !!"
Pesan cerita:
Tuhan selalu ada bersama kita walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.
Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan.
Jika jawabannya adalah TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yang lebih baik.
Jika jawabannya, TUNGGU, maka kita akan mendapatkan YANG TERBAIK sesuai dengan kehendakNYA.
Hidup bukan masalah yang harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yang harus dijalani dengan perbuatan-perbuatan kita.
TUHAN MEMBERKATI
« Kisah John Lennon »
Ketika John Lennon ditembak di New York tahun 1980, mantan The Beatles itu mewariskan US$ 550 jt + lagu Imagine.
Lagu "Love n Peace" tersebut yang diwariskan bagi dunia. Itu yang luar biasa dari luar. Namun majalah Time berhasil mewancarai Julian, putra John Lennon yang berkata jujur tentang ayahnya itu. "Satu-satunya yang diajarkan dan diwariskan ayah kepada saya adalah bagaimana caranya TIDAK menjadi seorang ayah yang baik Pandang saya, Ayah adalah orang yang munafik."
Boleh saja dia mengagungkan Perdamaian dan Cinta ke seluruh dunia, tetapi ia tidak pernah menunjukkannya kepada orang-orang yang seharusnya paling berarti baginya, isteri dan putranya.
Bagaimana Anda bisa berbicara tentang perdamaian dan cinta namun memiliki keluarga yang tercerai berai, tidak ada komunikasi dan perceraian?
Membaca kisah hidup John Lennon yang diungkap oleh anaknya sendiri sangatlah menyedihkan.
Meski ia terlihat begitu sukses dan kaya, sebenarnya ia sangatlah miskin dan gagal dalam menjalani kehidupan.
Sebagai orang tua, jangan sampai kita terjebak dengan materialisme sehingga menganggap bahwa UANG, Kekayaan dan Pekerjaan adalah segala-galanya.
Ingatlah bahwa keluarga dan anak-anak kita jauh lebih penting dari semuanya itu.
Meski John Lennon mewariskan $ 550 juta, ia gagal mewariskan arti kehidupan yang sebenarnya kepada keluarga.
Meski John Lennon berhasil mewariskan lagu Imagine
bagi perdamaian dunia, ia gagal mewariskan cinta dan perdamaian di keluarganya.
Berbicara tentang warisan, hampir kebanyakan orang selalu mengaitkan hal ini dengan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang bersifat materi.
Namun sebenarnya ada warisan yang jauh lebih berharga dan bernilai dibandingkan semua materi tersebut, yaitu Teladan Hidup dan nilai-nilai kehidupan.
Warisan berupa kekayaan dan materi bisa hilang, namun warisan berupa Teladan dan nilai-nilai kehidupan akan dikenang sepanjang masa. Belum terlambat untuk mewariskan nilai-nilai hidup kepada anak-anak kita.
Tuhan Yesus memberkati.
Lagu "Love n Peace" tersebut yang diwariskan bagi dunia. Itu yang luar biasa dari luar. Namun majalah Time berhasil mewancarai Julian, putra John Lennon yang berkata jujur tentang ayahnya itu. "Satu-satunya yang diajarkan dan diwariskan ayah kepada saya adalah bagaimana caranya TIDAK menjadi seorang ayah yang baik Pandang saya, Ayah adalah orang yang munafik."
Boleh saja dia mengagungkan Perdamaian dan Cinta ke seluruh dunia, tetapi ia tidak pernah menunjukkannya kepada orang-orang yang seharusnya paling berarti baginya, isteri dan putranya.
Bagaimana Anda bisa berbicara tentang perdamaian dan cinta namun memiliki keluarga yang tercerai berai, tidak ada komunikasi dan perceraian?
Membaca kisah hidup John Lennon yang diungkap oleh anaknya sendiri sangatlah menyedihkan.
Meski ia terlihat begitu sukses dan kaya, sebenarnya ia sangatlah miskin dan gagal dalam menjalani kehidupan.
Sebagai orang tua, jangan sampai kita terjebak dengan materialisme sehingga menganggap bahwa UANG, Kekayaan dan Pekerjaan adalah segala-galanya.
Ingatlah bahwa keluarga dan anak-anak kita jauh lebih penting dari semuanya itu.
Meski John Lennon mewariskan $ 550 juta, ia gagal mewariskan arti kehidupan yang sebenarnya kepada keluarga.
Meski John Lennon berhasil mewariskan lagu Imagine
bagi perdamaian dunia, ia gagal mewariskan cinta dan perdamaian di keluarganya.
Berbicara tentang warisan, hampir kebanyakan orang selalu mengaitkan hal ini dengan uang, kekayaan atau segala sesuatu yang bersifat materi.
Namun sebenarnya ada warisan yang jauh lebih berharga dan bernilai dibandingkan semua materi tersebut, yaitu Teladan Hidup dan nilai-nilai kehidupan.
Warisan berupa kekayaan dan materi bisa hilang, namun warisan berupa Teladan dan nilai-nilai kehidupan akan dikenang sepanjang masa. Belum terlambat untuk mewariskan nilai-nilai hidup kepada anak-anak kita.
Tuhan Yesus memberkati.
10 Hukum Pernikahan Bahagia Menurut Alkitab,
1. Jangan marah pada waktu yang sama ( Efesus 5:1 )
2. Jangan berteriak pada waktu yang sama, kecuali rumah kebakaran ( Matius 5:5 )
3. Kalau bertengkar cobalah mengalah untuk menang ( Amsal 16:32 )
4. Tegurlah pasangan Anda dengan Kasih ( Yohanes 13:34-35 )
5. Lupakanlah kesalahan masa lalu ( Yesaya 1:18; Amsal 16:6 )
6. Boleh lupakan yang lain, tetapi jangan pasangan Anda ( Kidung Agung 3:1-2 )
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam ( Efesus 4:26-27 )
8. Seringlah memberikan pujian kepada pasangan Anda ( Kidung Agung 4:1-5; 5:9-16 )
9. Bersedia mengakui kesalahan ( 1 Yohanes 1:9 )
10. Dalam pertengkaran, yang paling banyak bicara dialah yang salah ( Matius 5:9 )
Tuhan Yesus Memberkati.
2. Jangan berteriak pada waktu yang sama, kecuali rumah kebakaran ( Matius 5:5 )
3. Kalau bertengkar cobalah mengalah untuk menang ( Amsal 16:32 )
4. Tegurlah pasangan Anda dengan Kasih ( Yohanes 13:34-35 )
5. Lupakanlah kesalahan masa lalu ( Yesaya 1:18; Amsal 16:6 )
6. Boleh lupakan yang lain, tetapi jangan pasangan Anda ( Kidung Agung 3:1-2 )
7. Jangan menyimpan amarah sampai matahari terbenam ( Efesus 4:26-27 )
8. Seringlah memberikan pujian kepada pasangan Anda ( Kidung Agung 4:1-5; 5:9-16 )
9. Bersedia mengakui kesalahan ( 1 Yohanes 1:9 )
10. Dalam pertengkaran, yang paling banyak bicara dialah yang salah ( Matius 5:9 )
Tuhan Yesus Memberkati.
RENCANA TUHAN INDAH PADA WAKTUNYA
*Pengkhotbah 3:11,
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.
Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata.
Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya.
Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja.
Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.
Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini.
Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.
Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan.
Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan."
Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.
Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju."
Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.
Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.
Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu. (Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)
Untuk dapat melihat kehendak Tuhan digenapkan di dalam hidup kita, kita harus mengikuti Tuhan dan bukan mengharapkan Tuhan yang mengikuti. (Dave Meyer, Life In The Word, Juni 1997)
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (Pengkotbah 3:11)
Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti. Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri.
Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti, cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu.
Tuhan Memberkati ^.^
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih daripada cukup untuk dapat membawanya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan.
Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata.
Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya.
Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja.
Ketika orang-orang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.
Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani oleh ahli bedah muda ini.
Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru.
Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan.
Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan."
Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis.
Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju."
Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah.
Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.
Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alatNya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa, dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu. (Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)
Untuk dapat melihat kehendak Tuhan digenapkan di dalam hidup kita, kita harus mengikuti Tuhan dan bukan mengharapkan Tuhan yang mengikuti. (Dave Meyer, Life In The Word, Juni 1997)
"Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.... " (Pengkotbah 3:11)
Apa yang kau alami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti. Satu hal tanamkan di hati, indah semua yang Tuhan beri.
Tuhan-mu, tak akan memberi ular beracun pada yang minta roti, cobaan yang engkau alami takkan melebihi kekuatanmu.
Tuhan Memberkati ^.^
SIAPA YANG PERCAYA TIDAK AKAN GELISAH
*Yesaya 28:16,
sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!
Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini begitu cepat sehingga tidak memberi kesempatan pada kita untuk mempersiapkan diri.
Kadang perubahan itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak kita harapkan. Gempa bumi, banjir, kebakaran, kehancuran, pemboman, pencurian, perubahan pemerintahan dan peraturan yang semuanya membuat kita gelisah. Dan seringkali semuanya terjadi dalam satu waktu yang sangat sangat cepat.
Rasanya baru kemarin kita melihat pembangunan yang luar biasa, tapi hanya dalam beberapa jam saja, semua hasil pembangunan itu rubuh, rata dengan tanah. Dan semua ini akan terus terjadi, sampai pada kesudahannya.
Tuhan sendiri sudah mengatakan bahwa Dia akan menggoncangkan segala sesuatu supaya yang tertinggal hanyalah mereka yang tidak tergoncangkan, yaitu kerajaanNya yang memang tidak tergoncangkan apapun.
Kita yang sudah mengenal firmanNya dan sudah tahu rahasia besar ini, ayo kita berpegang teguh pada batu penjuru itu. Batu ini kokoh, Yesus namaNya. Yang percaya kepadaNya tidak akan dibuatNya gelisah, karena selalu ada uluran tanganNya buat mereka semua itu.
Berpegang kepadaNya dan jadikan segala sesuatu yang terjadi sebagai alasan untuk selalu berpegang pada namaNya yang kokoh itu. Amin.
sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: "Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!
Perubahan-perubahan yang terjadi di dunia ini begitu cepat sehingga tidak memberi kesempatan pada kita untuk mempersiapkan diri.
Kadang perubahan itu adalah sesuatu yang sama sekali tidak kita harapkan. Gempa bumi, banjir, kebakaran, kehancuran, pemboman, pencurian, perubahan pemerintahan dan peraturan yang semuanya membuat kita gelisah. Dan seringkali semuanya terjadi dalam satu waktu yang sangat sangat cepat.
Rasanya baru kemarin kita melihat pembangunan yang luar biasa, tapi hanya dalam beberapa jam saja, semua hasil pembangunan itu rubuh, rata dengan tanah. Dan semua ini akan terus terjadi, sampai pada kesudahannya.
Tuhan sendiri sudah mengatakan bahwa Dia akan menggoncangkan segala sesuatu supaya yang tertinggal hanyalah mereka yang tidak tergoncangkan, yaitu kerajaanNya yang memang tidak tergoncangkan apapun.
Kita yang sudah mengenal firmanNya dan sudah tahu rahasia besar ini, ayo kita berpegang teguh pada batu penjuru itu. Batu ini kokoh, Yesus namaNya. Yang percaya kepadaNya tidak akan dibuatNya gelisah, karena selalu ada uluran tanganNya buat mereka semua itu.
Berpegang kepadaNya dan jadikan segala sesuatu yang terjadi sebagai alasan untuk selalu berpegang pada namaNya yang kokoh itu. Amin.
Saat Kita Jatuh
*Yesaya 42:3,
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
Pada olimpiade musim panas tahun 1982 di Barcelona, Spanyol, terjadi sebuah peristiwa yang menarik perhatian dunia.
Ketika Derek Redman melangkah menuju arena, dia membayangkan kemenangan yang akan diraihnya. Inilah saat yang telah dinantikannya, seumur hidupnya. Dalam hatinya, ia tahu, bahwa inilah perlombaan yang telah Tuhan tetapkan baginya, sejak semula ia diciptakan.
Pada menit terakhir sebelum perlombaan itu dimulai, ia memkitang ke arah deretan kursi penonton, mencari-cari wajah ayahnya. Memang ia ingin meraih kemenangan dalam lomba itu untuk dirinya. Tetapi, lebih dari itu ia ingin memenangkan lomba itu demi ayahnya.
Ayahnya, yang telah memberikan dan mengorbankan begitu banyak banyak hal, agar ia dapat masuk menjadi peserta olimpiade itu. Dan sekarang ia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu sebagai tkita balas budi kepada ayahnya. Inilah saatnya untuk membuat ayahnya bangga padanya!
Lalu tembakan ke udara tkita mulai berbunyi. Derek berlari, mengerahkan seluruh kekuatannya. Segalanya tampak baik sampai akhirnya Derek memasuki putaran terakhir.
Tiba-tiba terjatuh di tengah lintasan larinya. Ia mengalami kram pada kakinya. Rasa nyeri yang hebat mencengkeramnya. Dia berusaha untuk berdiri; berusaha untuk melompat; namun rasa nyeri itu terlalu menyakitkan baginya.
Detik demi detik berlalu, bagai berjam-jam baginya, saat dia rebah menggeliat kesakitan. Dia tidak percaya, beginilah akhir dari perjalanannya selama ini.
Mungkin dia khawatir tentang apa yang dipikirkan ayahnya saat itu, apakah ayahnya merasa malu?
Apakah ayahnya akan berpaling darinya dan meninggalkannya?
Mungkinkah ayahnya berpikir: Oh, bagus sekali. Jadi selama ini waktu terbuang percuma hanya untuk seorang yang bahkan tidak dapat menyelesaikan pertandingan sama sekali?
Ternyata sama sekali bukan itu yang sedang dipikirkan oleh ayahnya. Jauh diatas sana, di antara kursi-kursi penonton, ayahnya melompat berdiri. Segera ia menyelusup di antara kerumunan penonton. Saat itu ada ribuan penonton yang sedang berdiri, melihat anaknya, dan terkejut melihat anaknya sedang menderita di dalam arena.
Akhirnya sang ayah berhasil mencapai garis batas lintasan lari itu. Seorang penjaga keamanan menghentikannya, dan berkata, "Tidak seorangpun diijinkan masuk ke dalam arena."
Ayah Derek menjawabnya dengan kata-kata sederhana, "Itu anak saya." Maka penjaga itu tidak menghalanginya lagi.
Dia melewati para penjaga itu dan masuk ke dalam lintasan lari. Dan sementara ribuan orang bersorak riuh rendah padanya, dia memapah anaknya menuju ke garis finish.
Mungkin sebagian besar kita merasakan seolah-olah kita telah jatuh. Kita ingin menyelesaikan perlombaan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita, tetapi rasa nyeri yang menyerang ini terlalu menyakitkan.
Tak peduli sekeras apa kita berusaha, tampaknya kita tetap tak mampu untuk berdiri dan melangkah lagi. Mungkin kita khawatir, kalau-kalau Bapa di Sorga kecewa terhadap kita, bila kita tidak dapat menyenangkan hatiNya.
Tahukah kita bahwa Tuhan ada di pihak kita? Tuhan tidak kecewa pada kita saat kita jatuh.
Kita adalah anakNya yang berharga di mataNya!
Kita adalah kesayangan Bapa di Sorga.
Oh, betapa sedihnya Dia
menyaksikan kita jatuh.
Betapa Dia menaruh belas kasihan
bagi Kita.
Tuhan ada bagi kita.
Tuhan juga menghendaki agar kita menyelesaikan perlombaan kita dan Dia akan melakukan apa saja untuk memapah kita menuju garis finish.
Mungkin ada beberapa orang di antara kita yang tidak mengenal Bapa di Sorga. Tetapi Dia tetap ada disana menanti kita.
Dia rindu memeluk kita sebagai seorang anak yang berharga dan melindungi kita, di setiap langkah, di dalam menjalani perlombaan yang telah ditentukan bagi kita.
Satu-satunya jalan untuk menghampiri Bapa adalah melalui AnakNya. Yesus berfirman, "Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Tidak ada hal lain yang dapat memberikan penghiburan yang lebih besar lagi, selain dari kenyataan bahwa: Dia yang memanggil kita untuk menjalani perlombaan ini adalah juga Dia yang membantu kita untuk sampai ke garis finish.
Tuhan Yesus Memberkati.
Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.
Pada olimpiade musim panas tahun 1982 di Barcelona, Spanyol, terjadi sebuah peristiwa yang menarik perhatian dunia.
Ketika Derek Redman melangkah menuju arena, dia membayangkan kemenangan yang akan diraihnya. Inilah saat yang telah dinantikannya, seumur hidupnya. Dalam hatinya, ia tahu, bahwa inilah perlombaan yang telah Tuhan tetapkan baginya, sejak semula ia diciptakan.
Pada menit terakhir sebelum perlombaan itu dimulai, ia memkitang ke arah deretan kursi penonton, mencari-cari wajah ayahnya. Memang ia ingin meraih kemenangan dalam lomba itu untuk dirinya. Tetapi, lebih dari itu ia ingin memenangkan lomba itu demi ayahnya.
Ayahnya, yang telah memberikan dan mengorbankan begitu banyak banyak hal, agar ia dapat masuk menjadi peserta olimpiade itu. Dan sekarang ia memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu sebagai tkita balas budi kepada ayahnya. Inilah saatnya untuk membuat ayahnya bangga padanya!
Lalu tembakan ke udara tkita mulai berbunyi. Derek berlari, mengerahkan seluruh kekuatannya. Segalanya tampak baik sampai akhirnya Derek memasuki putaran terakhir.
Tiba-tiba terjatuh di tengah lintasan larinya. Ia mengalami kram pada kakinya. Rasa nyeri yang hebat mencengkeramnya. Dia berusaha untuk berdiri; berusaha untuk melompat; namun rasa nyeri itu terlalu menyakitkan baginya.
Detik demi detik berlalu, bagai berjam-jam baginya, saat dia rebah menggeliat kesakitan. Dia tidak percaya, beginilah akhir dari perjalanannya selama ini.
Mungkin dia khawatir tentang apa yang dipikirkan ayahnya saat itu, apakah ayahnya merasa malu?
Apakah ayahnya akan berpaling darinya dan meninggalkannya?
Mungkinkah ayahnya berpikir: Oh, bagus sekali. Jadi selama ini waktu terbuang percuma hanya untuk seorang yang bahkan tidak dapat menyelesaikan pertandingan sama sekali?
Ternyata sama sekali bukan itu yang sedang dipikirkan oleh ayahnya. Jauh diatas sana, di antara kursi-kursi penonton, ayahnya melompat berdiri. Segera ia menyelusup di antara kerumunan penonton. Saat itu ada ribuan penonton yang sedang berdiri, melihat anaknya, dan terkejut melihat anaknya sedang menderita di dalam arena.
Akhirnya sang ayah berhasil mencapai garis batas lintasan lari itu. Seorang penjaga keamanan menghentikannya, dan berkata, "Tidak seorangpun diijinkan masuk ke dalam arena."
Ayah Derek menjawabnya dengan kata-kata sederhana, "Itu anak saya." Maka penjaga itu tidak menghalanginya lagi.
Dia melewati para penjaga itu dan masuk ke dalam lintasan lari. Dan sementara ribuan orang bersorak riuh rendah padanya, dia memapah anaknya menuju ke garis finish.
Mungkin sebagian besar kita merasakan seolah-olah kita telah jatuh. Kita ingin menyelesaikan perlombaan yang telah Tuhan tetapkan bagi kita, tetapi rasa nyeri yang menyerang ini terlalu menyakitkan.
Tak peduli sekeras apa kita berusaha, tampaknya kita tetap tak mampu untuk berdiri dan melangkah lagi. Mungkin kita khawatir, kalau-kalau Bapa di Sorga kecewa terhadap kita, bila kita tidak dapat menyenangkan hatiNya.
Tahukah kita bahwa Tuhan ada di pihak kita? Tuhan tidak kecewa pada kita saat kita jatuh.
Kita adalah anakNya yang berharga di mataNya!
Kita adalah kesayangan Bapa di Sorga.
Oh, betapa sedihnya Dia
menyaksikan kita jatuh.
Betapa Dia menaruh belas kasihan
bagi Kita.
Tuhan ada bagi kita.
Tuhan juga menghendaki agar kita menyelesaikan perlombaan kita dan Dia akan melakukan apa saja untuk memapah kita menuju garis finish.
Mungkin ada beberapa orang di antara kita yang tidak mengenal Bapa di Sorga. Tetapi Dia tetap ada disana menanti kita.
Dia rindu memeluk kita sebagai seorang anak yang berharga dan melindungi kita, di setiap langkah, di dalam menjalani perlombaan yang telah ditentukan bagi kita.
Satu-satunya jalan untuk menghampiri Bapa adalah melalui AnakNya. Yesus berfirman, "Tidak ada seorangpun sampai kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
Tidak ada hal lain yang dapat memberikan penghiburan yang lebih besar lagi, selain dari kenyataan bahwa: Dia yang memanggil kita untuk menjalani perlombaan ini adalah juga Dia yang membantu kita untuk sampai ke garis finish.
Tuhan Yesus Memberkati.
MAKNA KEHILANGAN
Ayub 1:20-22
*Ayub 1:21,
katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
Siapa yang tidak sedih jika kehilangan sesuatu dalam hidupnya?
Seorang ibu menangis pedih karena kehilangan anak tunggalnya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. Semua orang akan mengerti kepedihan hati sang ibu dan memakluminya apabila sang ibu menangisi kepergian si anak sedemikian rupa.
Bicara tentang kehilangan, sungguh tidak akan dapat menandingi kepedihan Ayub.
Bayangkan, dalam sekejap hartanya habis. Bukan hanya itu, kepedihannya makin bertambah ketika semua anaknya meninggal seketika, bahkan kesehatannya pun hilang.
Dalam sekejab Ayub, yang semula adalah orang yang kaya raya, menjadi orang yang sangat miskin.
Dari orang yang memiliki anak menjadi ayah yang tanpa anak lagi.
Dari orang yang sehat menjadi orang yang memiliki sakit borok di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cibiran dari sang istri, orang yang seharusnya menjadi penolong dalam hidupnya.
Kurang apalagi derita yang dirasakan oleh Ayub? Namun yang luar biasa, dari mulut Ayub tidak keluar sedikit pun kata-kata keluhan, tetapi sebuah kata-kata pujian, "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ay 21).
Ayub sadar bahwa apa yang ia miliki saat itu bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan, sehingga tatkala Tuhan mengambil semua yang ada pada Ayub, Ayub tidak protes dan menuduh Tuhan sebagai tokoh yang kejam dan tidak adil.
Adakala dalam hidup kita mengalami kehilangan. Memang berat dan pedih jika kita mengalaminya. Namun, mari kita memandang semua itu sebagaimana Ayub memandangnya supaya kita dapat menghadapi peristiwa kehilangan dengan tetap berpengharapan.
SEGALA SESUATU MILIK TUHAN DAN KITA DIPERCAYA UNTUK MENGELOLANYA
TUHAN MEMBERKATI
*Ayub 1:21,
katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!
Siapa yang tidak sedih jika kehilangan sesuatu dalam hidupnya?
Seorang ibu menangis pedih karena kehilangan anak tunggalnya yang meninggal karena sebuah kecelakaan. Semua orang akan mengerti kepedihan hati sang ibu dan memakluminya apabila sang ibu menangisi kepergian si anak sedemikian rupa.
Bicara tentang kehilangan, sungguh tidak akan dapat menandingi kepedihan Ayub.
Bayangkan, dalam sekejap hartanya habis. Bukan hanya itu, kepedihannya makin bertambah ketika semua anaknya meninggal seketika, bahkan kesehatannya pun hilang.
Dalam sekejab Ayub, yang semula adalah orang yang kaya raya, menjadi orang yang sangat miskin.
Dari orang yang memiliki anak menjadi ayah yang tanpa anak lagi.
Dari orang yang sehat menjadi orang yang memiliki sakit borok di sekujur tubuhnya. Ditambah lagi dengan cibiran dari sang istri, orang yang seharusnya menjadi penolong dalam hidupnya.
Kurang apalagi derita yang dirasakan oleh Ayub? Namun yang luar biasa, dari mulut Ayub tidak keluar sedikit pun kata-kata keluhan, tetapi sebuah kata-kata pujian, "TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ay 21).
Ayub sadar bahwa apa yang ia miliki saat itu bukanlah miliknya, melainkan milik Tuhan, sehingga tatkala Tuhan mengambil semua yang ada pada Ayub, Ayub tidak protes dan menuduh Tuhan sebagai tokoh yang kejam dan tidak adil.
Adakala dalam hidup kita mengalami kehilangan. Memang berat dan pedih jika kita mengalaminya. Namun, mari kita memandang semua itu sebagaimana Ayub memandangnya supaya kita dapat menghadapi peristiwa kehilangan dengan tetap berpengharapan.
SEGALA SESUATU MILIK TUHAN DAN KITA DIPERCAYA UNTUK MENGELOLANYA
TUHAN MEMBERKATI
LUANGKAN WAKTU 3 MENTI TUK BACA PESAN INI!!!
Seorang Ibu Guru SD mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak-anak
muridnya membawa kantong plastik transparan 1 buah dan kentang.
Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci. Sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci.
Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat, baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid SD tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru: "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"
Keluarlah keluhan dari murid-murid SD tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi.
Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.
Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa
memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup?
Alangkah tidak nyamannya ... !!!
Karena itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci. Karena ketika Anda tidak mau mengampuni, Anda seperti sedang memegang bola berduri.
Semakin Anda tidak mau melepaskan bola berduri itu, Anda sendiri yang akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jalan lain kecuali melepaskan kata maaf.
Jadi bagi yang semua orang yang pernah merasa tersakiti dan pernah tersinggung karena perkataan maupun perbuatan saya, baik sengaja maupun tidak, saya mohon maaf ya!
Semoga tidak ada kebencian lagi diantara kita.
Selamat hari Natal dan mari kita bersalam-salaman satu sama lain mengucapkan kata maaf.
Tuhan memberkati
Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama orang yang dibenci. Sehingga jumlah kentangnya tidak ditentukan berapa, tergantung jumlah orang yang dibenci.
Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5. Seperti perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama orang yang dibenci.
Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu.
Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat, baunya juga tidak sedap.
Setelah 1 minggu murid-murid SD tersebut merasa lega karena penderitaan mereka akan segera berakhir.
Ibu Guru: "Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"
Keluarlah keluhan dari murid-murid SD tersebut, pada umumnya mereka tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut kemanapun mereka pergi.
Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.
Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila kita tidak bisa
memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup?
Alangkah tidak nyamannya ... !!!
Karena itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci. Karena ketika Anda tidak mau mengampuni, Anda seperti sedang memegang bola berduri.
Semakin Anda tidak mau melepaskan bola berduri itu, Anda sendiri yang akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jalan lain kecuali melepaskan kata maaf.
Jadi bagi yang semua orang yang pernah merasa tersakiti dan pernah tersinggung karena perkataan maupun perbuatan saya, baik sengaja maupun tidak, saya mohon maaf ya!
Semoga tidak ada kebencian lagi diantara kita.
Selamat hari Natal dan mari kita bersalam-salaman satu sama lain mengucapkan kata maaf.
Tuhan memberkati
Figur Bapa
Efesus 6:1-9
Salah satu penyebab terbesar rusaknya generasi ini adalah karena mereka tidak mendapatkan figur bapa. Jika figur bapa dipulihkan, maka generasi ini juga akan mengalami pemulihan.
Dalam buku Father’s Connection, karya Josh Mc Dowell, ada sebuah data yang sangat menarik.
Pertama: Dr. Loren Moshen menemukan bahwa sebagian besar pelanggaran hukum yang dilakukan remaja dan pemuda sebenarnya bukan karena kemiskinan, tetapi karena ketidakhadiran ayah dalam hidup mereka. Mereka tidak memiliki figur bapa.
Kedua: 60% gadis remaja yang di besarkan tanpa ayah, cenderung melakukan hubungan seks bebas sebelum menikah.
Ketiga: hampir sebagian besar hidup manusia dipengaruhi oleh orang tua.
Jika dibesarkan dengan kecaman, anak jadi suka mencela.
Jika dibesarkan dalam permusuhan, anak jadi suka bertengkar dan sering memusuhi orang lain.
Jika orangtua tak pernah mendukung, anak jadi minder dan tak percaya diri, dsb.
Jika anak kita bertumbuh menjadi anak yang nakal, suka memberontak, bahkan melakukan tindakan-tindakan kriminal, yang pertama kali mesti dikoreksi bukanlah mereka, melainkan kita.
Terlebih dahulu kita perlu menjawab pertanyaan ini. “ Apakah aku sudah menjadi figur bapa yang baik bagi anak-anakku?”
Mungkin selama ini kita frustasi mengubah sikap anak kita yang buruk. Sampai-sampai kita merasa gagal mendidik mereka.
Kini, ijinkan Roh Kudus membuka mata rohani kita sebagai orang tua Kristen, sehingga kita dapat terlebih dahulu berkomitmen untuk berubah. Agar kita dapat menjadi orang tua yang tak hanya berteori, tetapi memberi teladan hidup yang baik dan benar.
Orangtua yang bijak dan memiliki integritas. Orangtua yang mampu membuat hati anak-anaknya memiliki kita!
Tuhan memberkati!
Salah satu penyebab terbesar rusaknya generasi ini adalah karena mereka tidak mendapatkan figur bapa. Jika figur bapa dipulihkan, maka generasi ini juga akan mengalami pemulihan.
Dalam buku Father’s Connection, karya Josh Mc Dowell, ada sebuah data yang sangat menarik.
Pertama: Dr. Loren Moshen menemukan bahwa sebagian besar pelanggaran hukum yang dilakukan remaja dan pemuda sebenarnya bukan karena kemiskinan, tetapi karena ketidakhadiran ayah dalam hidup mereka. Mereka tidak memiliki figur bapa.
Kedua: 60% gadis remaja yang di besarkan tanpa ayah, cenderung melakukan hubungan seks bebas sebelum menikah.
Ketiga: hampir sebagian besar hidup manusia dipengaruhi oleh orang tua.
Jika dibesarkan dengan kecaman, anak jadi suka mencela.
Jika dibesarkan dalam permusuhan, anak jadi suka bertengkar dan sering memusuhi orang lain.
Jika orangtua tak pernah mendukung, anak jadi minder dan tak percaya diri, dsb.
Jika anak kita bertumbuh menjadi anak yang nakal, suka memberontak, bahkan melakukan tindakan-tindakan kriminal, yang pertama kali mesti dikoreksi bukanlah mereka, melainkan kita.
Terlebih dahulu kita perlu menjawab pertanyaan ini. “ Apakah aku sudah menjadi figur bapa yang baik bagi anak-anakku?”
Mungkin selama ini kita frustasi mengubah sikap anak kita yang buruk. Sampai-sampai kita merasa gagal mendidik mereka.
Kini, ijinkan Roh Kudus membuka mata rohani kita sebagai orang tua Kristen, sehingga kita dapat terlebih dahulu berkomitmen untuk berubah. Agar kita dapat menjadi orang tua yang tak hanya berteori, tetapi memberi teladan hidup yang baik dan benar.
Orangtua yang bijak dan memiliki integritas. Orangtua yang mampu membuat hati anak-anaknya memiliki kita!
Tuhan memberkati!
SYUKURI APA YG DIMILIKI, HIDUP ADALAH ANUGERAH
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya
itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci
semua orang kecuali kekasihnya.
Kekasihnya selalu ada di sampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa
melihat, termasuk meihat kekasihnya.
Kekasihnya bertanya, "Sekarang kau bisa melihat dunia. Apakah kau mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya. Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, kemudian menulis surat singkat kepada gadis itu,
"Sayangku, tolong jaga baik-baik bola mata saya."
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status hidupnya berubah.
Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Hidup adalah anugerah. Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh tentang cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya sesuatu pun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
SYUKURI APA YANG DIMILIKI
SYUKURI APA YANG ADA
HIDUP ADALAH ANUGERAH.
Tuhan Yesus Memberkati.
Kekasihnya selalu ada di sampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa
melihat, termasuk meihat kekasihnya.
Kekasihnya bertanya, "Sekarang kau bisa melihat dunia. Apakah kau mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya. Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, kemudian menulis surat singkat kepada gadis itu,
"Sayangku, tolong jaga baik-baik bola mata saya."
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status hidupnya berubah.
Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Hidup adalah anugerah. Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh tentang cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya sesuatu pun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
SYUKURI APA YANG DIMILIKI
SYUKURI APA YANG ADA
HIDUP ADALAH ANUGERAH.
Tuhan Yesus Memberkati.
KEAJAIBAN CINTA
*Galatia 6:10,
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Angela seorang gadis remaja yang baik, rajin melayani di rumah sakit untuk mendoakan dan memberikan kata-kata hiburan kepada pasien di rumah sakit.
Di rumah sakit ada seorang bapak yang mengalami koma dan tidak ada keluarga yang mengunjunginya. Selain mendoakan , Angela ini juga menunjukkan kasihnya dengan merapikan rambut, pakaiannya, dan mengusap-usap dahinya. Nampaknya kasihnya ini sangat dirasakan oleh bapak yang mengalami koma dan membuat dia sangat bersemangat dan beriman.
Beberapa hari kemudian Angela datang lagi kerumah sakit sebagaimana yang ia sering lakukan, ia tidak melihat bapak tersebut di tempatnya.
Angela merasa sedih karena dalam pikirannya pasti bapak yang mengalami koma tersebut sudah meninggal.
Di suatu hari di lain ketika Angela berada di tempat pengisian bensin, ia terkejut karena melihat seorang yang wajahnya seperti bapak yang mengalami koma di rumah sakit.
Kemudian ia memberanikan diri dan bertanya apakah bapak ini yang pernah dirawat di rumah sakit yang mengalami koma...???
Bapak tersebut menganggukkan kepalanya dan mengatakan benar. Ia bercerita bahwa ketika ia berbaring di rumah sakit ada malaikat kecil yang berdiri di sampingnya, berdoa sambil memegang tangannya.
Dia bersaksi bahwa dia mendengar semua yang dikatakan dan lakukan, namun ia tidak dapat merespon. Keajaiban telah terjadi padaku dan aku sadar serta sembuh.
Angela dan bapak ini sangat bersukacita dengan peristiwa yang dialaminya.
Kasih yang diberikan kepada orang lain dalam bentuk perbuatan baik memiliki faedah bagi orang lain. Melalui kasih kita kepada orang lain, Allah dapat menggunakannya sebagai sarana untuk memberikan mujizat.
Dampaknya kepada kita adalah yang kita tabur dalam kebaikkan akan menuai kebajikan.
Tuhan memberkati
Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.
Angela seorang gadis remaja yang baik, rajin melayani di rumah sakit untuk mendoakan dan memberikan kata-kata hiburan kepada pasien di rumah sakit.
Di rumah sakit ada seorang bapak yang mengalami koma dan tidak ada keluarga yang mengunjunginya. Selain mendoakan , Angela ini juga menunjukkan kasihnya dengan merapikan rambut, pakaiannya, dan mengusap-usap dahinya. Nampaknya kasihnya ini sangat dirasakan oleh bapak yang mengalami koma dan membuat dia sangat bersemangat dan beriman.
Beberapa hari kemudian Angela datang lagi kerumah sakit sebagaimana yang ia sering lakukan, ia tidak melihat bapak tersebut di tempatnya.
Angela merasa sedih karena dalam pikirannya pasti bapak yang mengalami koma tersebut sudah meninggal.
Di suatu hari di lain ketika Angela berada di tempat pengisian bensin, ia terkejut karena melihat seorang yang wajahnya seperti bapak yang mengalami koma di rumah sakit.
Kemudian ia memberanikan diri dan bertanya apakah bapak ini yang pernah dirawat di rumah sakit yang mengalami koma...???
Bapak tersebut menganggukkan kepalanya dan mengatakan benar. Ia bercerita bahwa ketika ia berbaring di rumah sakit ada malaikat kecil yang berdiri di sampingnya, berdoa sambil memegang tangannya.
Dia bersaksi bahwa dia mendengar semua yang dikatakan dan lakukan, namun ia tidak dapat merespon. Keajaiban telah terjadi padaku dan aku sadar serta sembuh.
Angela dan bapak ini sangat bersukacita dengan peristiwa yang dialaminya.
Kasih yang diberikan kepada orang lain dalam bentuk perbuatan baik memiliki faedah bagi orang lain. Melalui kasih kita kepada orang lain, Allah dapat menggunakannya sebagai sarana untuk memberikan mujizat.
Dampaknya kepada kita adalah yang kita tabur dalam kebaikkan akan menuai kebajikan.
Tuhan memberkati
Cinta Yang Tak Berkesudahan
*Matius 7,
7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11b Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Ada seorang pria yang memiliki kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati. Apapun dilakukan demi menunjukkan rasa cintanya pada permata hatinya ini.
Suatu hari, pria ini berkata kepada kekasihnya, "Kekasihku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta, asalkan aku menilai hal itu baik buatmu. Karena aku tidak ingin melihat engkau kecewa dengan pilihanmu yang salah".
Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau melupakan kekasihnya.
Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya.
Ketika pria ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata,"Kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka".
Akan tetapi kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Hingga akhirnya kalung itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.
Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor.
Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini, si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya.
Dengan menangis, pria ini berkata, "Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu".
Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata, "Maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?".
Dengan penuh cinta kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, "Aku memaafkanmu sejak tadi, aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan membuatmu celaka".
Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia...
SOBAT... Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN?
Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak TUHAN.
Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.
Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH Yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA.
Dan apa yang DIA lakukan? Dengan sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA.
SOBAT, ingatlah:
Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum...
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa...
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA...
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA....
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan..
PRAISE THE LORD!
7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11b Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
Ada seorang pria yang memiliki kekasih yang sangat dicintainya dengan sepenuh hati. Apapun dilakukan demi menunjukkan rasa cintanya pada permata hatinya ini.
Suatu hari, pria ini berkata kepada kekasihnya, "Kekasihku, aku akan memberikan apapun yang kamu minta, asalkan aku menilai hal itu baik buatmu. Karena aku tidak ingin melihat engkau kecewa dengan pilihanmu yang salah".
Hari demi hari berlalu mengiringi perjalanan cinta mereka. Pria ini tak pernah memalingkan hatinya atau melupakan kekasihnya.
Sementara sang wanita merasa berbahagia memiliki pria ini. Hingga suatu hari, wanita ini meminta sesuatu dari kekasihnya. Dia menginginkan sebuah kalung dengan berlian pada liontinnya.
Ketika pria ini mendengar permintaan kekasihnya, dia menolak. Dia berkata,"Kekasihku, bukannya aku tidak mau atau tidak bisa membelikanmu kalung itu. Tapi sangat berbahaya bila engkau memakai kalung itu. Bila ada orang yang gelap mata, dia akan merampas kalung itu dan kalau itu terjadi, bukan hanya kamu yang celaka, aku juga akan sangat menderita melihatmu seperti itu. Aku hanya tidak mau kamu mendapat celaka".
Akan tetapi kekasihnya terus meminta kalung itu dan tidak mau mendengar nasehatnya. Hingga akhirnya kalung itu pun dibeli dan dipakai oleh sang wanita.
Selang beberapa hari, apa yang ditakutkan oleh pria ini benar-benar terjadi. Ada 2 orang penjahat yang merampas kalung itu saat kekasihnya sedang mengendarai motor.
Kalung itu pun terampas dan wanita ini terjatuh dari motornya. Mendengar berita ini, si pria langsung menemui kekasihnya, membawanya pulang dan mengobati lukanya.
Dengan menangis, pria ini berkata, "Mengapa engkau tidak mau menuruti kata-kataku? Engkau mendapat celaka seperti ini, aku merasa sepuluh kali lebih sakit daripadamu".
Wanita ini menangis, dia menyesal dan berkata, "Maafkan aku, aku bersalah padamu karena tidak mendengar perkataanmu dan menuruti keinginanku sendiri. Aku menyesal. Maukah engkau memaafkan aku?".
Dengan penuh cinta kasih pria ini memeluk kekasihnya dan berkata, "Aku memaafkanmu sejak tadi, aku bahagia karena aku bisa memelukmu dalam keadaan engkau masih hidup. Mulai sekarang, turutilah perkataanku karena aku tidak pernah akan membuatmu celaka".
Kekasihnya mengangguk dan mereka menangis bahagia...
SOBAT... Bukankah cerita itu mirip dengan hidup kita sehari-hari yang kita lewati bersama TUHAN?
Tuhan adalah pria itu dan kita adalah sang wanita. Ketika awal kita mengenal DIA, kita berkobar-kobar dan melalui setiap detik dalam hidup dengan bahagia. Tetapi dengan berjalannya waktu, saat kita menginginkan sesuatu dan memohon padaNYA, seringkali permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak TUHAN.
Tapi kita terus memaksa dan merengek seperti anak kecil. Saat TUHAN benar-benar mengabulkan permohonan kita, belum tentu itu baik buat kita. Malah bisa-bisa kita kecewa karena menuruti keinginan kita sendiri. Saat itu terjadi, barulah kita ingat padaNYA, kita menyesal dan minta ampun.
Beruntunglah karena kita memiliki ALLAH Yang Maha Pengampun. Dia tidak pernah menolak bila kita memohon ampun atas semua kesalahan dan kekerasan hati kita.
TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. Tetapi seringkali kita yang meninggalkanNYA.
Dan apa yang DIA lakukan? Dengan sabar DIA menunggu kita kembali padaNYA.
SOBAT, ingatlah:
Saat kita berhenti melangkah jauh dariNYA, maka DIA tersenyum...
Saat kita menoleh padaNYA, maka DIA tertawa...
Saat kita berbalik padaNYA, maka DIA membuka kedua tanganNYA...
Saat kita melangkah 1 Langkah ke arahNYA, maka DIA akan BERLARI 1000 LANGKAH MENGHAMPIRI KITA....
Sungguh cintaNYA pada kita takkan pernah berkesudahan..
PRAISE THE LORD!
Kesabaran
Amsal 26:12-16; 2 Timotius 2:1-13
Bersabar seringkali di identikkan dengan sikap menerima apa adanya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini. Maka, tak jarang dengan alasan sabar, banyak orang hanya menunggu perubahan terjadi di dalam hidupnya.
Pengkotbah Henry Ward Beecher memberikan satu ilustrasi bagus tentang hal ini. Ketika seekor lobster terdampar di sebuah karang, maka ia tidak akan bergerak. Ia hanya akan terus menunggu air laut pasang dan datang menghanyutkannya kembali.
Namun, sering kali lobster itu tidak cukup kuat untuk hidup sebelum air laut kembali pasang. Maka ia pun mati kekeringan, meski sebenarnya dengan sedikit usaha, maka ia bisa kembali ke laut lagi.
Bersabar bukanlah menunggu secara pasif saja. Bersabar adalah tetap berusaha meski keadaan makin berat. Namun, orang yang hanya menunggu perubahan terjadi dalam hidupnya, maaf kata adalah deskripsi pemalas dalam Amsal 26:13.
Pemalas berkata, “ ada singa di lorong”. Dalam bahasa saat ini, ia akan berkata,” berwirausaha itu resikonya sangat besar”.
Yah, meski tiap bulan masih harus hutang kanan, kiri, kita syukuri saja, dsb. Ada yang menganggap itu tanda kesabaran.
Sabar menanti, sabar menunggu, dan hanya diam di tempat menanti perubahan datang. Padahal, seringkali solusi itu sudah di depan mata kita, kita hanya perlu sedikit usaha untuk meraihnya.
Satu kutipan berkata, “ para juara dan pembuat sejarah bukanlah orang-orang yang hanya menunggu kereta waktu mendatangi mereka.” Para pemenang adalah seperti Paulus yang berlari-lari pada tujuan (Filipi 3:14 ).
Paulus bukan hanya menunggu orang datang untuk mendengarkannya, tapi ia memakai istilah berlari-lari. Jelas, Paulus sangat proaktif dalam pelayanannya.
Berpergian hingga ke Eropa dan Asia kecil, bahkan menantang berbagai bahaya. Tapi, sekalipun banyak rintangan, ia tetap sabar menanggungnya ( 2 Tim 2:10 ). Inilah kesabaran yang sesungguhnya!
Apakah saat ini Anda sedang menghadapi situasi sulit dalam karier, finansial dan kehidupan Anda?
Jangan hanya berpangku tangan dan menunggu. Miliki kesabaran, yaitu sikap tidak mudah putus asa dan mau terus berusaha dan kreatif mencari jalan keluar.
Tuhan memberkati
Bersabar seringkali di identikkan dengan sikap menerima apa adanya segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita ini. Maka, tak jarang dengan alasan sabar, banyak orang hanya menunggu perubahan terjadi di dalam hidupnya.
Pengkotbah Henry Ward Beecher memberikan satu ilustrasi bagus tentang hal ini. Ketika seekor lobster terdampar di sebuah karang, maka ia tidak akan bergerak. Ia hanya akan terus menunggu air laut pasang dan datang menghanyutkannya kembali.
Namun, sering kali lobster itu tidak cukup kuat untuk hidup sebelum air laut kembali pasang. Maka ia pun mati kekeringan, meski sebenarnya dengan sedikit usaha, maka ia bisa kembali ke laut lagi.
Bersabar bukanlah menunggu secara pasif saja. Bersabar adalah tetap berusaha meski keadaan makin berat. Namun, orang yang hanya menunggu perubahan terjadi dalam hidupnya, maaf kata adalah deskripsi pemalas dalam Amsal 26:13.
Pemalas berkata, “ ada singa di lorong”. Dalam bahasa saat ini, ia akan berkata,” berwirausaha itu resikonya sangat besar”.
Yah, meski tiap bulan masih harus hutang kanan, kiri, kita syukuri saja, dsb. Ada yang menganggap itu tanda kesabaran.
Sabar menanti, sabar menunggu, dan hanya diam di tempat menanti perubahan datang. Padahal, seringkali solusi itu sudah di depan mata kita, kita hanya perlu sedikit usaha untuk meraihnya.
Satu kutipan berkata, “ para juara dan pembuat sejarah bukanlah orang-orang yang hanya menunggu kereta waktu mendatangi mereka.” Para pemenang adalah seperti Paulus yang berlari-lari pada tujuan (Filipi 3:14 ).
Paulus bukan hanya menunggu orang datang untuk mendengarkannya, tapi ia memakai istilah berlari-lari. Jelas, Paulus sangat proaktif dalam pelayanannya.
Berpergian hingga ke Eropa dan Asia kecil, bahkan menantang berbagai bahaya. Tapi, sekalipun banyak rintangan, ia tetap sabar menanggungnya ( 2 Tim 2:10 ). Inilah kesabaran yang sesungguhnya!
Apakah saat ini Anda sedang menghadapi situasi sulit dalam karier, finansial dan kehidupan Anda?
Jangan hanya berpangku tangan dan menunggu. Miliki kesabaran, yaitu sikap tidak mudah putus asa dan mau terus berusaha dan kreatif mencari jalan keluar.
Tuhan memberkati
HARAPAN UNTUK TETAP HIDUP
*Yeremia 17:7,
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN
Tepat dua minggu setelah terperangkap dalam tambang emas sedalam 1000 meter, dua penambang Australia, Brant Webb, 37, dan Todd Russell, 34, berhasil diselamatkan.
Menyambut keberhasilan itu, lonceng gereja Uniting di Beaconsfield dibunyikan. Lonceng itu terakhir kali dibunyikan tahun 1945 untuk mengakhiri Perang Dunia II.
Bersama dengan dentang lonceng tersebut, kedua penanbang itu langsung berlari memeluk istrinya masing-masing, yang terus berharap cemas selama mereka terperangkap di tambang itu.
Berjaket kulit dengan helm seragam penambang, kedua orang itu tampak sehat. Selama proses evakuasi, jutaan pasang mata menyaksikan baik di lokasi maupun lewat tayangan TV. Sekjen Serikat Pekerja Australia, Bill Shorten, berkata, "Ini perjuangan untuk lolos yang luar biasa."
Dokter menyatakan kondisi Russel dan Webb sangat baik. "Kondisi mereka sangat menajubkan. Mereka benar-benar penambang yang kuat," Kata dr.Stephen Ayre dari RS Launceston.
Russel dan Webb terperangkap selama 14 hari di tambang itu akibat longsoran batu. Mereka selamat karena terlindung kurungan baja yang melindungi mereka ketika bekerja.
Selama lima hari pertama mereka makan satu batang sereal yang di bagi dua dan minum dari rembesan air tanah.
Melalui kamera pendeteksi panas yang menangkap suhu tubuh manusia, mereka diketahui masih hidup. Esoknya, tim penyelamat langsung membuat lubang kecil untuk menyalurkan suplai makanan dan air. Dari pipa sempit itu, Russel dan Webb berkomunikasi dengan tim medis. Mereka juga dikirimi iPods, matras tiup, telur dan sandwich sampai akhirnya mereka berhasil diselamatkan.
Kisah perjuangan bertahan hidup dan penyelamatan kedua penambang itu menarik minat sejumlah stasiun televisi dan media massa.
Mereka berlomba mendapatkan wawancara eksklusif dengan Russel dan Webb. Dan mereka menawarkan AUD 250 ribu (sekitar 13,5 milyar) untuk tulisan di majalah, televisi dan buku dan bahkan kontrak film. (Jawa Pos 10/5/06)
Dua minggu terkurung dalam tambang sedalam 1000 meter tanpa persediaan makanan dan air yang cukup, dan tanpa kepastian apakah keberadaan mereka diketahui orang lain atau tidak, sungguh-sungguh masa yang sulit. Namun Russel dan Webb bisa bertahan dalam keadaan yang serba tidak pasti sampai akhirnya berhasil diselamatkan.
Hal ini tidak terlepas dari keinginan dan harapan mereka untuk tetap bertahan hidup. Dengan bekal itu mereka sanggup melewati masa-masa yang sulit.
Keinginan dan harapan untuk tetap berharap hidup terbukti merupakan sumber kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi masa-masa yang sulit. Dan sumber pengharapan kita yang tidak pernah mengecewakan adalah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Jika kita berharap pada manusia kita sering kali mengalami kekecewaan kemampuan, kemauan dan waktu manusia terbatas. Namun jika kita berharap pada Tuhan, kita tidak akan pernah kecewa. Ia selalu bersedia menolong kita di tengah-tengah kesulitan.
Tuhan memberkati
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN
Tepat dua minggu setelah terperangkap dalam tambang emas sedalam 1000 meter, dua penambang Australia, Brant Webb, 37, dan Todd Russell, 34, berhasil diselamatkan.
Menyambut keberhasilan itu, lonceng gereja Uniting di Beaconsfield dibunyikan. Lonceng itu terakhir kali dibunyikan tahun 1945 untuk mengakhiri Perang Dunia II.
Bersama dengan dentang lonceng tersebut, kedua penanbang itu langsung berlari memeluk istrinya masing-masing, yang terus berharap cemas selama mereka terperangkap di tambang itu.
Berjaket kulit dengan helm seragam penambang, kedua orang itu tampak sehat. Selama proses evakuasi, jutaan pasang mata menyaksikan baik di lokasi maupun lewat tayangan TV. Sekjen Serikat Pekerja Australia, Bill Shorten, berkata, "Ini perjuangan untuk lolos yang luar biasa."
Dokter menyatakan kondisi Russel dan Webb sangat baik. "Kondisi mereka sangat menajubkan. Mereka benar-benar penambang yang kuat," Kata dr.Stephen Ayre dari RS Launceston.
Russel dan Webb terperangkap selama 14 hari di tambang itu akibat longsoran batu. Mereka selamat karena terlindung kurungan baja yang melindungi mereka ketika bekerja.
Selama lima hari pertama mereka makan satu batang sereal yang di bagi dua dan minum dari rembesan air tanah.
Melalui kamera pendeteksi panas yang menangkap suhu tubuh manusia, mereka diketahui masih hidup. Esoknya, tim penyelamat langsung membuat lubang kecil untuk menyalurkan suplai makanan dan air. Dari pipa sempit itu, Russel dan Webb berkomunikasi dengan tim medis. Mereka juga dikirimi iPods, matras tiup, telur dan sandwich sampai akhirnya mereka berhasil diselamatkan.
Kisah perjuangan bertahan hidup dan penyelamatan kedua penambang itu menarik minat sejumlah stasiun televisi dan media massa.
Mereka berlomba mendapatkan wawancara eksklusif dengan Russel dan Webb. Dan mereka menawarkan AUD 250 ribu (sekitar 13,5 milyar) untuk tulisan di majalah, televisi dan buku dan bahkan kontrak film. (Jawa Pos 10/5/06)
Dua minggu terkurung dalam tambang sedalam 1000 meter tanpa persediaan makanan dan air yang cukup, dan tanpa kepastian apakah keberadaan mereka diketahui orang lain atau tidak, sungguh-sungguh masa yang sulit. Namun Russel dan Webb bisa bertahan dalam keadaan yang serba tidak pasti sampai akhirnya berhasil diselamatkan.
Hal ini tidak terlepas dari keinginan dan harapan mereka untuk tetap bertahan hidup. Dengan bekal itu mereka sanggup melewati masa-masa yang sulit.
Keinginan dan harapan untuk tetap berharap hidup terbukti merupakan sumber kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi masa-masa yang sulit. Dan sumber pengharapan kita yang tidak pernah mengecewakan adalah di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Jika kita berharap pada manusia kita sering kali mengalami kekecewaan kemampuan, kemauan dan waktu manusia terbatas. Namun jika kita berharap pada Tuhan, kita tidak akan pernah kecewa. Ia selalu bersedia menolong kita di tengah-tengah kesulitan.
Tuhan memberkati
Jumat, 21 Desember 2012
Tukang Kayu
*Markus 12:31,
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu minta pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Rumah ini adalah rumah kamu,” kata sang pemilik perusahaan. “Hadiah dari saya sebagai penghargaan atas pengabdian kamu selama ini.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri. Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang aneh. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya, sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hidup adalah proyek yang kita kerjakan sendiri. Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri kita masing-masing.
Karena KITA-LAH YANG MENJALANI semua ini. Bukan orang lain.
Tuhan Memberkati.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan konstruksi real estate.
Ia menyampaikan keinginannya tersebut pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.
Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu minta pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Pikirannya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.
Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Rumah ini adalah rumah kamu,” kata sang pemilik perusahaan. “Hadiah dari saya sebagai penghargaan atas pengabdian kamu selama ini.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri. Itulah yang terjadi pada kehidupan kita.
Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang aneh. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang terbaik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup, kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya, sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap.
Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hidup adalah proyek yang kita kerjakan sendiri. Keberhasilan yang diraih, atau kegagalan yang menimpa dapat ditelusuri jauh ke dalam diri kita masing-masing.
Karena KITA-LAH YANG MENJALANI semua ini. Bukan orang lain.
Tuhan Memberkati.
APA ITU DEFINISI KEBAHAGIAAN?
Bagi orang miskin, uang itulah kebahagiaan
Bagi orang sakit, kesehatan itulah kebahagiaan
Bagi pemuda lajang, pasangan hidup itulah kebahagiaan
Bagi mahasiswa, gelar sarjana itulah kebahagiaan
Bagi penganggur, pekerjaan itulah kebahagiaan
Bagi yang kebanyakan pekerjaan, liburan itulah kebahagiaan
Bagi orang tua, anak berbakti itulah kebahagiaan
Bagi orang lumpuh, berjalan itulah kebahagiaan
Bagi orang buta, melihat itulah kebahagiaan
Bagi pemabok, alkohol itulah kebahagiaan
Bagi ibu-ibu kaya, shopping itulah
kebahagiaan
Bagi politikus, jabatan dan kuasa itulah kebahagiaan
Bagi selibritis, popularitas itulah kebahagiaan
Semua orang punya definisi kebahagiaan, namun sedikit sekali yang mengatakan Hidup dalam Kasih dan Rasa Syukur itulah Kebahagiaan!
"Kebahagiaan-kebahagiaan" di atas sebenarnya bukanlah kebahagiaan, lebih tepat adalah disebut kesenangan, kepuasan dan kegembiraan yang singkat dan sementara.
Kebahagiaan sejati hanya ada bila kita bisa saling MENGASIHI dan RASA SYUKUR kita yang cukup atas segala pencapaian kita.
Hanya KASIH dan RASA SYUKUR yang mendatangkan sukacita, kedamaian dan keceriaan.
Hanya Kasih dan Rasa Syukur yang mendatangkan kebahagiaan sejati dalam hidup.
Bagi orang sakit, kesehatan itulah kebahagiaan
Bagi pemuda lajang, pasangan hidup itulah kebahagiaan
Bagi mahasiswa, gelar sarjana itulah kebahagiaan
Bagi penganggur, pekerjaan itulah kebahagiaan
Bagi yang kebanyakan pekerjaan, liburan itulah kebahagiaan
Bagi orang tua, anak berbakti itulah kebahagiaan
Bagi orang lumpuh, berjalan itulah kebahagiaan
Bagi orang buta, melihat itulah kebahagiaan
Bagi pemabok, alkohol itulah kebahagiaan
Bagi ibu-ibu kaya, shopping itulah
kebahagiaan
Bagi politikus, jabatan dan kuasa itulah kebahagiaan
Bagi selibritis, popularitas itulah kebahagiaan
Semua orang punya definisi kebahagiaan, namun sedikit sekali yang mengatakan Hidup dalam Kasih dan Rasa Syukur itulah Kebahagiaan!
"Kebahagiaan-kebahagiaan" di atas sebenarnya bukanlah kebahagiaan, lebih tepat adalah disebut kesenangan, kepuasan dan kegembiraan yang singkat dan sementara.
Kebahagiaan sejati hanya ada bila kita bisa saling MENGASIHI dan RASA SYUKUR kita yang cukup atas segala pencapaian kita.
Hanya KASIH dan RASA SYUKUR yang mendatangkan sukacita, kedamaian dan keceriaan.
Hanya Kasih dan Rasa Syukur yang mendatangkan kebahagiaan sejati dalam hidup.
Dosa
Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa,
membuat kita keturunannya juga mewarisi sifat-sifat dari dosa itu, dalam
hal ini kita pun juga berlaku tidak setia kepada Tuhan.
Yang kita warisi adalah cara hidup nenek moyang kita yang sia-sia, bukan dosanya.
Namun sekarang kita telah ditebus dari cara hidup kita yang lama, dari kutukan hukum Taurat, sebab hukum Taurat adalah hukum tambahan oleh karena melanggar perintah Allah,
*Daniel 9:11,
Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.
*Galatia 3:19,
Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pel anggaran--sampa i datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaik at ke dalam tangan seorang pengantara.
Dan kegenapan dari hukum ini adalah Kristus. Ia menebus kita bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas.
Melainkan dengan darah-Nya yang mahal, yang tak bercacat celah,
*1 Petrus 1,
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Tuhan Yesus Memberkati.
Yang kita warisi adalah cara hidup nenek moyang kita yang sia-sia, bukan dosanya.
Namun sekarang kita telah ditebus dari cara hidup kita yang lama, dari kutukan hukum Taurat, sebab hukum Taurat adalah hukum tambahan oleh karena melanggar perintah Allah,
*Daniel 9:11,
Segenap orang Israel telah melanggar hukum-Mu dan menyimpang karena tidak mendengarkan suara-Mu. Sebab itu telah dicurahkan ke atas kami kutuk dan sumpah, yang tertulis dalam kitab Taurat Musa, hamba Allah itu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Dia.
*Galatia 3:19,
Kalau demikian, apakah maksudnya hukum Taurat? Ia ditambahkan oleh karena pelanggaran-pel anggaran--sampa i datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu--dan ia disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaik at ke dalam tangan seorang pengantara.
Dan kegenapan dari hukum ini adalah Kristus. Ia menebus kita bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas.
Melainkan dengan darah-Nya yang mahal, yang tak bercacat celah,
*1 Petrus 1,
1:18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
1:19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Tuhan Yesus Memberkati.
DIAJAK TEMAN
*Yohanes 4:28-29,
Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
Faktor apa yang paling kuat mendorong orang datang ke gereja?
Gedung yang megah...?
Acara yang menarik...?
Promosi yang gencar lewat koran atau selebaran...?
TERNYATA TIDAK...!!!
Survei di Inggris menunjukkan bahwa kebanyakan orang tertarik datang ke gereja karena di AJAK TEMAN.
Banyak orang luar merasa takut, malu bahkan terasing ketika memasuki gedung gereja. Semua serba baru baginya. Disinilah pentingnya undangan pribadi. Dengan di temani seorang sahabat, orang yang baru ini bisa merasa tenang, sehingga berangsur-angsur bisa belajar mengenal Tuhan.
Ketika Yesus datang ke Samaria, Dia hanya menemui satu orang: perempuan yang hidup dalam perzinaan. Pertemuan ini membuahkan pertobatan. Setelah membuka semua dosanya, Yesus memulihkan hidup perempuan ini.
Sang perempuan lantas bersaksi kepada orang-orang di kotanya. Ia mengajak mereka untuk melihat Yesus.
Ajakan ini sangat efektif. Banyak orang datang kepada Yesus, bahkan meminta-Nya tinggal dua hari bersama mereka. Padahal orang Samaria biasanya antipati terhadap orang Yahudi seperti Yesus.
Orang-orang itu akhirnya percaya kepada Yesus. Bukan lagi karena ajakan sang perempuan, melainkan karena mereka kini telah mengenal-Nya secara pribadi.
Kapan terakhir kali kita mengajak seseorang datang kegereja atau ke persekutuan?
Untuk memperkenalkan orang kepada Kristus, kita tidak perlu pandai berkotbah. Cukup menjadi sahabat yang baik.
Saksikan apa yang telah kita alami bersama Kristus kepada teman kita. Jika ia tertarik, undang dan temanilah ia ke gereja. Sungguh ajakan kita bisa membuka jalan baginya untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Jurus'lamat pribadi.
Lewat ajakan yang penuh ketulusan, Tuhan dapat memakai kita untuk mejadi pembuka jalan...
INGAT...!!! YANG KITA AJAK BERIBADAH ADALAH ORANG-ORANG YANG BELUM MENGENAL KRISTUS BUKAN MENGAJAK TEMAN YANG SUDAH MENGENAL KRISTUS!
Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
Faktor apa yang paling kuat mendorong orang datang ke gereja?
Gedung yang megah...?
Acara yang menarik...?
Promosi yang gencar lewat koran atau selebaran...?
TERNYATA TIDAK...!!!
Survei di Inggris menunjukkan bahwa kebanyakan orang tertarik datang ke gereja karena di AJAK TEMAN.
Banyak orang luar merasa takut, malu bahkan terasing ketika memasuki gedung gereja. Semua serba baru baginya. Disinilah pentingnya undangan pribadi. Dengan di temani seorang sahabat, orang yang baru ini bisa merasa tenang, sehingga berangsur-angsur bisa belajar mengenal Tuhan.
Ketika Yesus datang ke Samaria, Dia hanya menemui satu orang: perempuan yang hidup dalam perzinaan. Pertemuan ini membuahkan pertobatan. Setelah membuka semua dosanya, Yesus memulihkan hidup perempuan ini.
Sang perempuan lantas bersaksi kepada orang-orang di kotanya. Ia mengajak mereka untuk melihat Yesus.
Ajakan ini sangat efektif. Banyak orang datang kepada Yesus, bahkan meminta-Nya tinggal dua hari bersama mereka. Padahal orang Samaria biasanya antipati terhadap orang Yahudi seperti Yesus.
Orang-orang itu akhirnya percaya kepada Yesus. Bukan lagi karena ajakan sang perempuan, melainkan karena mereka kini telah mengenal-Nya secara pribadi.
Kapan terakhir kali kita mengajak seseorang datang kegereja atau ke persekutuan?
Untuk memperkenalkan orang kepada Kristus, kita tidak perlu pandai berkotbah. Cukup menjadi sahabat yang baik.
Saksikan apa yang telah kita alami bersama Kristus kepada teman kita. Jika ia tertarik, undang dan temanilah ia ke gereja. Sungguh ajakan kita bisa membuka jalan baginya untuk mengenal Tuhan Yesus sebagai Jurus'lamat pribadi.
Lewat ajakan yang penuh ketulusan, Tuhan dapat memakai kita untuk mejadi pembuka jalan...
INGAT...!!! YANG KITA AJAK BERIBADAH ADALAH ORANG-ORANG YANG BELUM MENGENAL KRISTUS BUKAN MENGAJAK TEMAN YANG SUDAH MENGENAL KRISTUS!
Wrong Choice
*2 Tawarikh 16:9b,
Dalam hal ini engkau telah berlaku, sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.
Saat Asa menjadi raja Yehuda, ada banyak peperangan yang terjadi, baik dengan raja Israel maupun dengan raja Aram.
Ketika Asa bersandar kepada Tuhan maka Tuhan membuat semua musuhnya kalah. Tapi satu kali raja Israel, Baesa, hendak berperang melawan Yehuda, raja Asa bukannya datang kepada Tuhan dan meminta bantuanNya, ia malah bersandar kepada manusia. Hal ini pula yang membuat Tuhan membiarkan musuh mengalahkan Yehuda.
Yesaya 2:22 berkata, ”jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?”
Raja Asa membuat pilihan yang salah. Ia mengabaikan kekuatan Tuhan dan memilih kekuatan manusia untuk menolongnya. Pilihan ini pula yang membuat ia gagal dan dikalahkan oleh musuh.
Berusahalah untuk tidak membuat kesalahan dalam hidup kamu. Kalau kamu udah punya kekuatan Tuhan, jangan pernah lari kepada kekuatan lain karena hanya kekuatanNya yang membuat kita mampu bertahan dan bisa mengalahkan musuh.
Jika kita berpaling dari padaNya maka Ia akan angkat tangan karena Ia merasa bahwa kita sudah memilih dan itu hak kita. Sama seperti Asa yang salah pilih pada akhirnya Tuhan angkat tangan dan membiarkan di tangan musuh.
Kekalahan besar yang menjatuhkan raja Asa. Apakah kita mau hidup kita jatuh dan dikalahkan oleh musuh?
Masalah mengalahkanmu, kesedihan meruak harapanmu dan dosa memperbudak hidupmu.
Jangan pernah kita salah pilih untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, dan tetapkan pilihan hanya pada Yesus sampai Ia datang menjemput kita.
Tuhan memberkarti
Dalam hal ini engkau telah berlaku, sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan.
Saat Asa menjadi raja Yehuda, ada banyak peperangan yang terjadi, baik dengan raja Israel maupun dengan raja Aram.
Ketika Asa bersandar kepada Tuhan maka Tuhan membuat semua musuhnya kalah. Tapi satu kali raja Israel, Baesa, hendak berperang melawan Yehuda, raja Asa bukannya datang kepada Tuhan dan meminta bantuanNya, ia malah bersandar kepada manusia. Hal ini pula yang membuat Tuhan membiarkan musuh mengalahkan Yehuda.
Yesaya 2:22 berkata, ”jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?”
Raja Asa membuat pilihan yang salah. Ia mengabaikan kekuatan Tuhan dan memilih kekuatan manusia untuk menolongnya. Pilihan ini pula yang membuat ia gagal dan dikalahkan oleh musuh.
Berusahalah untuk tidak membuat kesalahan dalam hidup kamu. Kalau kamu udah punya kekuatan Tuhan, jangan pernah lari kepada kekuatan lain karena hanya kekuatanNya yang membuat kita mampu bertahan dan bisa mengalahkan musuh.
Jika kita berpaling dari padaNya maka Ia akan angkat tangan karena Ia merasa bahwa kita sudah memilih dan itu hak kita. Sama seperti Asa yang salah pilih pada akhirnya Tuhan angkat tangan dan membiarkan di tangan musuh.
Kekalahan besar yang menjatuhkan raja Asa. Apakah kita mau hidup kita jatuh dan dikalahkan oleh musuh?
Masalah mengalahkanmu, kesedihan meruak harapanmu dan dosa memperbudak hidupmu.
Jangan pernah kita salah pilih untuk mendapatkan hidup yang lebih baik, dan tetapkan pilihan hanya pada Yesus sampai Ia datang menjemput kita.
Tuhan memberkarti
IBU… APAKAH TUHAN MENANGIS
Seorang gadis kecil pernah bertanya, "Ibu apakah Tuhan menangis?"
"Jangan bodoh, Tuhan tidak bisa menangis sayang," jawab ibunya.
"Tapi bagaimana ketika Dia melihat ke bawah dari sorga dan melihat semua orang yang membutuhkan kasih-Nya?
Dan bagaimana dengan ketika Dia melihat ke bawah dan melihat anak-anak yang terjatuh dan lutut mereka terluka sehingga mereka menangis?
Atau ketika melihat Bibi Jane yang tidak dapat memiliki bayi perempuan atau laki-laki?
Atau bagaimana dengan anak-anak miskin yang tidak mendapat mainan Natal?
Mungkin Tuhan akan menangis jika Dia tinggal bersama teman saya Tommy, yang ayahnya selalu memukul dan menyiksa dia dan ibunya.
Atau mungkin jika Dia melihat ke bawah dan melihat orang-orang yang terbunuh,
Saya pikir pasti Dia punya mata yang penuh air mata.
Tapi saya rasa sebagian besar dari semua, ibu, apa yang akan membuat Tuhan menangis, adalah ketika ia menatap salib dan melihat anak-Nya mati. "
Sang ibu berdiri dalam keheningan ketika matanya penuh dengan air mata,
Karena ia tahu gadis kecilnya lebih bijaksana melebihi usianya.
Menatap ke dalam mata biru, sang ibu menemukan keberanian untuk mengatakan, "Ya bayi perempuan, saya tahu Tuhan melihat ke bawah dan menangis setiap hari."
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing- masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian." (Yesaya 53:1-6)
Tuhan memberkati
"Jangan bodoh, Tuhan tidak bisa menangis sayang," jawab ibunya.
"Tapi bagaimana ketika Dia melihat ke bawah dari sorga dan melihat semua orang yang membutuhkan kasih-Nya?
Dan bagaimana dengan ketika Dia melihat ke bawah dan melihat anak-anak yang terjatuh dan lutut mereka terluka sehingga mereka menangis?
Atau ketika melihat Bibi Jane yang tidak dapat memiliki bayi perempuan atau laki-laki?
Atau bagaimana dengan anak-anak miskin yang tidak mendapat mainan Natal?
Mungkin Tuhan akan menangis jika Dia tinggal bersama teman saya Tommy, yang ayahnya selalu memukul dan menyiksa dia dan ibunya.
Atau mungkin jika Dia melihat ke bawah dan melihat orang-orang yang terbunuh,
Saya pikir pasti Dia punya mata yang penuh air mata.
Tapi saya rasa sebagian besar dari semua, ibu, apa yang akan membuat Tuhan menangis, adalah ketika ia menatap salib dan melihat anak-Nya mati. "
Sang ibu berdiri dalam keheningan ketika matanya penuh dengan air mata,
Karena ia tahu gadis kecilnya lebih bijaksana melebihi usianya.
Menatap ke dalam mata biru, sang ibu menemukan keberanian untuk mengatakan, "Ya bayi perempuan, saya tahu Tuhan melihat ke bawah dan menangis setiap hari."
"Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing- masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian." (Yesaya 53:1-6)
Tuhan memberkati
TITIK HITAM
*1 Raja-raja 19:18,
Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."
Disebuah kelas sekolah dasar, seorang guru wanita memperlihatkan secarik kertas bergambar satu titik kecil berwarna hitam kepada para murid. "Ini apa, anak-anak?", tanyanya. "Titik, bu guru...!!!", jawab semua murid dengan serempak. "Bukan, Ini kertas!", kata guru lagi.
Ilustrasi kecil ini menunjukkan, bahwa orang bisa lebih terfokuskan perhatiannya pada satu titik hitam, walaupun hanya kecil dibanding lembaran besar kertas putih dimana titik hitam itu tergambar.
Hal itu juga terjadi kepada Nabi Elia ketika ia melarikan diri dari Izebel, istri Raja Ahab, yang mengancam hendak membunuhnya.
Di Gunung Horeb, Elia begitu frustasi, ia merasa hidupnya seolah-olah begitu suram dan kelam. Samapai-sampai ia ingin mati sekalian (ay 4). "Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," keluhnya (ay 10).
Padahal benarkah Elia tinggal sendirian? Ternyata TIDAK. Masih ada 7.000 orang lain yang tidak ikut sujud menyembah Baal (ay 18).
Di tengah berbagai kesulitan, ketika badai hidup menerjang, apakah kita merasa hidup ini seolah-olah gelap sama sekali?
Kita lalu merasa sebagai orang yang paling malang di dunia ini.
Baiklah kita sejenak berdiam diri. Kita fokuskan pikiran kita kepada hal-hal yang indah dalam hidup ini, mungkin kicau burung yang merdu, atau tawa riang anak-anak di sekitar kita, atau juga para sahabat yang selalu mendukung kita.
Percayalah, kita akan menemukan kenyataan bahwa hidup kita tidaklah sekelam yang kita duga.
"Ruangputih" dalam kertas hidup kita masih jauh lebih luas dibanding satu titik hitam beban yang ada di situ.
DIBALIK MENDUNG HITAM ADA LANGIT BIRU YANG INDAH DAN LUAS!!!
TUHAN MEMBERKATI
Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia."
Disebuah kelas sekolah dasar, seorang guru wanita memperlihatkan secarik kertas bergambar satu titik kecil berwarna hitam kepada para murid. "Ini apa, anak-anak?", tanyanya. "Titik, bu guru...!!!", jawab semua murid dengan serempak. "Bukan, Ini kertas!", kata guru lagi.
Ilustrasi kecil ini menunjukkan, bahwa orang bisa lebih terfokuskan perhatiannya pada satu titik hitam, walaupun hanya kecil dibanding lembaran besar kertas putih dimana titik hitam itu tergambar.
Hal itu juga terjadi kepada Nabi Elia ketika ia melarikan diri dari Izebel, istri Raja Ahab, yang mengancam hendak membunuhnya.
Di Gunung Horeb, Elia begitu frustasi, ia merasa hidupnya seolah-olah begitu suram dan kelam. Samapai-sampai ia ingin mati sekalian (ay 4). "Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku," keluhnya (ay 10).
Padahal benarkah Elia tinggal sendirian? Ternyata TIDAK. Masih ada 7.000 orang lain yang tidak ikut sujud menyembah Baal (ay 18).
Di tengah berbagai kesulitan, ketika badai hidup menerjang, apakah kita merasa hidup ini seolah-olah gelap sama sekali?
Kita lalu merasa sebagai orang yang paling malang di dunia ini.
Baiklah kita sejenak berdiam diri. Kita fokuskan pikiran kita kepada hal-hal yang indah dalam hidup ini, mungkin kicau burung yang merdu, atau tawa riang anak-anak di sekitar kita, atau juga para sahabat yang selalu mendukung kita.
Percayalah, kita akan menemukan kenyataan bahwa hidup kita tidaklah sekelam yang kita duga.
"Ruangputih" dalam kertas hidup kita masih jauh lebih luas dibanding satu titik hitam beban yang ada di situ.
DIBALIK MENDUNG HITAM ADA LANGIT BIRU YANG INDAH DAN LUAS!!!
TUHAN MEMBERKATI
APA KATA DUNIA?
Matius 23:25-28
*Matius 23:28,
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
Sebagian besar dari kita mengenal nama Naga Bonar (1987) dan Naga Bonar jadi 2 (2007). Satu frase terkenal yang sering diucapakannya adalah, "Apa kata dunia?"
Frase ini mencerminkan salah satu sikap orang Indonesia, yaitu sangat memerdulikan pendapat orang lain.
Ada kebaikkan, tetapi ada juga keburukkan dari sikap semacam ini. Salah satu kebaikkannya, hal ini menimbulkan kontrol masyarakat terhadap moralitas. Namun, salah satu keburukkannya adalah kemungkinan munculnya kemunafikkan seperti dalam bacaan kita hari ini.
Ahil Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh masyarakat pada zaman itu, yang berusaha untuk menjaga citra mereka sebaik mungkin. Namun akibatnya, mereka lebih memperdulikan pendapat orang lain dari pada pendapat Allah yang sesungguhnya paling berhak menilai hidup mereka.
Mereka lupa menguasai hati dan pribadi mereka. Mereka menjadi seperti piring yang bersih di luarnya, tetapi dalamnya tidak. Atau, seperti kuburan yang tampak indah di luarnya, tetapi berisi tulang belulang dan kotoran di dalamnya.
Terkadang kita juga seperti itu; lebih memikirkan apa pendapat orang lain dari pada pendapat Allah. Akibatnya di gereja kita terlihat seperti orang saleh, tetapi ketika di luar kita seperti tidak mencerminkan karakter Kristus. Atau, kita menghalalkan segala macam cara untuk meraih keberhasilan demi dipuji orang. Atau, dihadapan orang banyak kita terlihat bijaksana, tetapi ketika kita dirumah sendiri kita adalah orang yang kasar.
Hari ini kita di ajarkan bahkan kita ditegur untuk tidak hanya mengurusi pendapat orang lain, tetapi terutama memilikirkan pendapat Allah.
JANGAN TANYAKAN "APA KATA DUNIA...?"
MELAINKAN "APA KATA ALLAH...?"
TUHAN MEMBERKATI
*Matius 23:28,
Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.
Sebagian besar dari kita mengenal nama Naga Bonar (1987) dan Naga Bonar jadi 2 (2007). Satu frase terkenal yang sering diucapakannya adalah, "Apa kata dunia?"
Frase ini mencerminkan salah satu sikap orang Indonesia, yaitu sangat memerdulikan pendapat orang lain.
Ada kebaikkan, tetapi ada juga keburukkan dari sikap semacam ini. Salah satu kebaikkannya, hal ini menimbulkan kontrol masyarakat terhadap moralitas. Namun, salah satu keburukkannya adalah kemungkinan munculnya kemunafikkan seperti dalam bacaan kita hari ini.
Ahil Taurat dan orang Farisi adalah tokoh-tokoh masyarakat pada zaman itu, yang berusaha untuk menjaga citra mereka sebaik mungkin. Namun akibatnya, mereka lebih memperdulikan pendapat orang lain dari pada pendapat Allah yang sesungguhnya paling berhak menilai hidup mereka.
Mereka lupa menguasai hati dan pribadi mereka. Mereka menjadi seperti piring yang bersih di luarnya, tetapi dalamnya tidak. Atau, seperti kuburan yang tampak indah di luarnya, tetapi berisi tulang belulang dan kotoran di dalamnya.
Terkadang kita juga seperti itu; lebih memikirkan apa pendapat orang lain dari pada pendapat Allah. Akibatnya di gereja kita terlihat seperti orang saleh, tetapi ketika di luar kita seperti tidak mencerminkan karakter Kristus. Atau, kita menghalalkan segala macam cara untuk meraih keberhasilan demi dipuji orang. Atau, dihadapan orang banyak kita terlihat bijaksana, tetapi ketika kita dirumah sendiri kita adalah orang yang kasar.
Hari ini kita di ajarkan bahkan kita ditegur untuk tidak hanya mengurusi pendapat orang lain, tetapi terutama memilikirkan pendapat Allah.
JANGAN TANYAKAN "APA KATA DUNIA...?"
MELAINKAN "APA KATA ALLAH...?"
TUHAN MEMBERKATI
OBAT PATAH HATI
Filipi 1:12-21
*Amsal 17:22,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang
"Amor Medicabilis Nullis Herbis", kalimat ini ditulis di tembok sebuah apotek tua di kota Luzern, Swiss. Artinya? "Tidak Ada Obat Yang Dapat Menyembuhkan Patah Hati."
Tidak jelas mengapa si pemilik apotek menulis kalimat ini. Yang jelas, ia benar! Patah hati adalah padamnya semangat hidup akibat hati yang terluka. Entah karena di khianati kekasih atau mengalami kecewa berat.
Hati yang patah tidak bisa di pulihkan dengan pil tidur, minuman keras, atau hiburan duniawi.
Obat patah hati, kata amsal, adalah "Hati yang gembira". Namun, bagaimana kita bisa gembira kalau sedang patah hati...?
Teladanilah Rasul Paulus. Saat menulis surat Filipi, sudah dua tahun ia di penjara. Ia banyak dikecewakan. Sementara di penjara ia tidak bisa apa-apa, di luar sana banyak saudara seiman mengkhianatinya.
Mereka memberitakan Injil "karena dengki dan perselisian" (ayat 15). Mumpung Paulus absen, mereka yang selama ini kalah bersaing mengabarkan Injil untuk menarik pengikut Paulus menjadi pengikutnya.
Namun, Paulus melihat sisi positifnya. Gara-gara di penjara,
orang-orang istana yang mengadilinya bisa mendengar Injil (ayat 12,13). Tindakan rekan yang mau merebut popularitasnya malah membuat hati Paulus bergembira. Ia sadar kemalangannya tak bisa mengagalkan rencana Tuhan.
Kalau kita sedang patah hati, lihatlah hal-hal yang positif! Jangan terpaku pada kemalangan kita.
Kita bisa gagal.
Orang lain bisa mengagalkan impian kita.
Namun rencana indah Allah untuk masa depan kita tidak akan gagal.
TIDAK PERLU HADIAH ISTIMEWA UNTUK MEMBUAT HATI GEMBIRA, SYUKURILAH HAL-HAL YANG SEDERHANA.
*Amsal 17:22,
Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang
"Amor Medicabilis Nullis Herbis", kalimat ini ditulis di tembok sebuah apotek tua di kota Luzern, Swiss. Artinya? "Tidak Ada Obat Yang Dapat Menyembuhkan Patah Hati."
Tidak jelas mengapa si pemilik apotek menulis kalimat ini. Yang jelas, ia benar! Patah hati adalah padamnya semangat hidup akibat hati yang terluka. Entah karena di khianati kekasih atau mengalami kecewa berat.
Hati yang patah tidak bisa di pulihkan dengan pil tidur, minuman keras, atau hiburan duniawi.
Obat patah hati, kata amsal, adalah "Hati yang gembira". Namun, bagaimana kita bisa gembira kalau sedang patah hati...?
Teladanilah Rasul Paulus. Saat menulis surat Filipi, sudah dua tahun ia di penjara. Ia banyak dikecewakan. Sementara di penjara ia tidak bisa apa-apa, di luar sana banyak saudara seiman mengkhianatinya.
Mereka memberitakan Injil "karena dengki dan perselisian" (ayat 15). Mumpung Paulus absen, mereka yang selama ini kalah bersaing mengabarkan Injil untuk menarik pengikut Paulus menjadi pengikutnya.
Namun, Paulus melihat sisi positifnya. Gara-gara di penjara,
orang-orang istana yang mengadilinya bisa mendengar Injil (ayat 12,13). Tindakan rekan yang mau merebut popularitasnya malah membuat hati Paulus bergembira. Ia sadar kemalangannya tak bisa mengagalkan rencana Tuhan.
Kalau kita sedang patah hati, lihatlah hal-hal yang positif! Jangan terpaku pada kemalangan kita.
Kita bisa gagal.
Orang lain bisa mengagalkan impian kita.
Namun rencana indah Allah untuk masa depan kita tidak akan gagal.
TIDAK PERLU HADIAH ISTIMEWA UNTUK MEMBUAT HATI GEMBIRA, SYUKURILAH HAL-HAL YANG SEDERHANA.
Selalu Bersyukur
*1 Tawarikh 16:34,
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
*Mazmur 9:2,
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.
Tidak semua orang mampu mensyukuri apa yang mereka miliki. Betapa sering kita bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan ketika doa-doa kita belum dikabulkan atau ketika kita tidak menerima sesuai yang kita minta.
Bagaimanapun keadaannya, Tuhan mengingatkan kita untuk mengucap syukur senantiasa di dalam segala perkara karena itulah yang dikehendaki Tuhan.
Mengucap syukur dalam segala perkara berarti tidak hanya mengucap syukur dalam situasi-situasi yang menyenangkan saja, melainkan dalam setiap situasi, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah.
Mengapa? Seperti yang Tuhan janjikan bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami situasi-situasi yang sangat tidak memungkinkan untuk mengucap syukur, tetapi sebenarnya kita akan selalu menemukan alasan untuk tetap mengucap syukur kepada Allah.
Saya pernah membaca kalimat, “Jika engkau tidak memiliki apa yang engkau inginkan, mengucap syukurlah untuk sesuatu yang tidak engkau inginkan namun engkau memilikinya.”
Lihatlah betapa banyak pemberian di dalam hidup kita yang mungkin tidak pernah kita minta atau bahkan tidak kita inginkan, tetapi Tuhan mengaruniakannya.
Kalau kita selalu membandingkan diri dengan orang lain, maka kita tidak akan sanggup bersyukur bahkan untuk perkara-perkara besar sekalipun.
Orang-orang yang menyadari bahwa mereka telah menerima banyak yang baik dari Tuhan dan meyakini bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berubah sekalipun sekeliling mereka berubah, merekalah yang dapat senantiasa mengucap syukur.
Daripada bersungut-sungut dan menyesali diri, lebih baik bersyukur karena ada kekuatan di dalam pengucapan syukur.
Pernahkah kita merasakan bahwa semakin kita mengucap syukur, semakin kita merasa lega dan semakin kita bersungut-sungut semakin terasa berat beban kita?
Hari ini bagaimanapun keadaan Anda, kuatkanlah hati Anda untuk mengucap syukur kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya dengan segenap hati.
Kita mengucap syukur bukan agar hati Tuhan senang lalu Ia memberkati dan memberikan jalan keluar bagi kita, tetapi karena sudah sepatutnya kita mengucap syukur kepadaNya karena Ia setia dan baik.
Untuk membawa kita pada rencana agungNya, mungkin saja Allah memakai cara-cara yang tidak kita inginkan. Ketika kita menilai itu dari sudut pandang kita yang penuh keterbatasan, kita akan bersungut-sungtu dan tidak bersyukur. Tetapi cobalah memandang segala sesuatunya dari sudut pandang Allah, maka kita akan dimampukan untuk mengucap syukur dalam segala perkara.
Ucapan syukur memampukan kita bertahan menghadapi suatu keadaan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
*Mazmur 9:2,
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib.
Tidak semua orang mampu mensyukuri apa yang mereka miliki. Betapa sering kita bersungut-sungut dan mempersalahkan Tuhan ketika doa-doa kita belum dikabulkan atau ketika kita tidak menerima sesuai yang kita minta.
Bagaimanapun keadaannya, Tuhan mengingatkan kita untuk mengucap syukur senantiasa di dalam segala perkara karena itulah yang dikehendaki Tuhan.
Mengucap syukur dalam segala perkara berarti tidak hanya mengucap syukur dalam situasi-situasi yang menyenangkan saja, melainkan dalam setiap situasi, baik dalam keadaan senang maupun dalam keadaan susah.
Mengapa? Seperti yang Tuhan janjikan bahwa Ia tidak akan pernah meninggalkan kita dan Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.
Ada kalanya Tuhan mengizinkan kita untuk mengalami situasi-situasi yang sangat tidak memungkinkan untuk mengucap syukur, tetapi sebenarnya kita akan selalu menemukan alasan untuk tetap mengucap syukur kepada Allah.
Saya pernah membaca kalimat, “Jika engkau tidak memiliki apa yang engkau inginkan, mengucap syukurlah untuk sesuatu yang tidak engkau inginkan namun engkau memilikinya.”
Lihatlah betapa banyak pemberian di dalam hidup kita yang mungkin tidak pernah kita minta atau bahkan tidak kita inginkan, tetapi Tuhan mengaruniakannya.
Kalau kita selalu membandingkan diri dengan orang lain, maka kita tidak akan sanggup bersyukur bahkan untuk perkara-perkara besar sekalipun.
Orang-orang yang menyadari bahwa mereka telah menerima banyak yang baik dari Tuhan dan meyakini bahwa kasih setia Tuhan tidak pernah berubah sekalipun sekeliling mereka berubah, merekalah yang dapat senantiasa mengucap syukur.
Daripada bersungut-sungut dan menyesali diri, lebih baik bersyukur karena ada kekuatan di dalam pengucapan syukur.
Pernahkah kita merasakan bahwa semakin kita mengucap syukur, semakin kita merasa lega dan semakin kita bersungut-sungut semakin terasa berat beban kita?
Hari ini bagaimanapun keadaan Anda, kuatkanlah hati Anda untuk mengucap syukur kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya dengan segenap hati.
Kita mengucap syukur bukan agar hati Tuhan senang lalu Ia memberkati dan memberikan jalan keluar bagi kita, tetapi karena sudah sepatutnya kita mengucap syukur kepadaNya karena Ia setia dan baik.
Untuk membawa kita pada rencana agungNya, mungkin saja Allah memakai cara-cara yang tidak kita inginkan. Ketika kita menilai itu dari sudut pandang kita yang penuh keterbatasan, kita akan bersungut-sungtu dan tidak bersyukur. Tetapi cobalah memandang segala sesuatunya dari sudut pandang Allah, maka kita akan dimampukan untuk mengucap syukur dalam segala perkara.
Ucapan syukur memampukan kita bertahan menghadapi suatu keadaan.
Tuhan Yesus Memberkati.
Berlaku Ramah
*Kisah Para Rasul 28:7,
Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari
Indonesia pernah kedatangan seorang tamu istimewa dari Amerika Serikat. Presiden ke-44 negara adidaya, yaitu Barack Obama yang sebelumnya telah dua kali meng-cancel kedatangannya sebanyak dua kali akhirnya menapakkan kakinya juga ke Republik ini.
Meski hanya berada di Indonesia kurang dari 24 jam, tetapi banyak masyarakat yang memuji pria berkarisma ini.
Salah satu yang membuat rakyat di negeri ini terkesima dengan Obama adalah keramahannya seperti ditunjukkannya saat seusai memberikan kuliah umum di depan civitas akademika Universitas Indonesia.
Ketika suami dari Michelle Obama turun dari podium, ia tidak berjalan lalu saja ke tempat duduk yang disediakan panitia, tetapi dengan sambil tersenyum ia menyalami orang-orang yang dilewatinya satu per satu.
Keramahan adalah hal yang penting di dunia ini. Dengan berlaku ramah, orang lain akan senang dekat Anda.
Bukan itu saja, lewat keramahan yang Anda tunjukkan, mereka akan memperlakukan Anda secara baik layaknya sahabat atau saudara mereka.
Begitu banyak hal positif yang didapat karena Anda memperlihatkan sikap ini. Bahkan perlu Anda ketahui bahwa saat Anda ramah kepada orang lain, Allah Bapa di Surga tersenyum bahagia melihat perbuatan Anda tersebut.
Maukah Anda membuat-Nya tersenyum setiap hari? Jadilah orang yang ramah!
Berlaku ramah kepada orang lain adalah ciri-ciri nyata pengikut Kristus sejati.
Tidak jauh dari tempat itu ada tanah milik gubernur pulau itu. Gubernur itu namanya Publius. Ia menyambut kami dan menjamu kami dengan ramahnya selama tiga hari
Indonesia pernah kedatangan seorang tamu istimewa dari Amerika Serikat. Presiden ke-44 negara adidaya, yaitu Barack Obama yang sebelumnya telah dua kali meng-cancel kedatangannya sebanyak dua kali akhirnya menapakkan kakinya juga ke Republik ini.
Meski hanya berada di Indonesia kurang dari 24 jam, tetapi banyak masyarakat yang memuji pria berkarisma ini.
Salah satu yang membuat rakyat di negeri ini terkesima dengan Obama adalah keramahannya seperti ditunjukkannya saat seusai memberikan kuliah umum di depan civitas akademika Universitas Indonesia.
Ketika suami dari Michelle Obama turun dari podium, ia tidak berjalan lalu saja ke tempat duduk yang disediakan panitia, tetapi dengan sambil tersenyum ia menyalami orang-orang yang dilewatinya satu per satu.
Keramahan adalah hal yang penting di dunia ini. Dengan berlaku ramah, orang lain akan senang dekat Anda.
Bukan itu saja, lewat keramahan yang Anda tunjukkan, mereka akan memperlakukan Anda secara baik layaknya sahabat atau saudara mereka.
Begitu banyak hal positif yang didapat karena Anda memperlihatkan sikap ini. Bahkan perlu Anda ketahui bahwa saat Anda ramah kepada orang lain, Allah Bapa di Surga tersenyum bahagia melihat perbuatan Anda tersebut.
Maukah Anda membuat-Nya tersenyum setiap hari? Jadilah orang yang ramah!
Berlaku ramah kepada orang lain adalah ciri-ciri nyata pengikut Kristus sejati.
BERIMAN DENGAN TULUS
Daniel 3:14-21
*Ibrani 11:1,
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ketika seorang murid bertanya, apa yang diminta gurunya jika bertemu dengan Tuhan, "Aku akan meminta api dan air. Api untuk membakar surga, sedangkan air untuk memadamkan neraka sehingga surga dan neraka tidak ada lagi dijadikan alasan manusia untuk beriman kepada Tuhan. Biarlah setiap orang beriman hanya karena cintanya kepada Tuhan. Tanpa pamrih, tanpa syarat."
Bekerja untuk mendapatkan upah itu wajar. Yang tidak wajar adalah beriman untuk mendapatkan "Upah".
Upah entah takut sesuatu atau pun berharap sesuatu. Sama dengan kita mencintai seseorang karena takut kelak tidak ada yang mengurus atau karena kita ingin mendapat berbagai fasilitas. Bukankah itu cinta yang tidak tulus...?
Demikian juga Iman. Iman yang didorong untuk medapatkan "upah" adalah iman yang tidak tulus.
Iman yang Tulus adalah iman seperti yang ditunjukkan oleh sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Mereka diperintahkan untuk tunduk kepada patung emas Raja Nebukadnezar. Itu artinya mereka harus menyangkal iman mereka kepada Allah. Jikalau mereka tidak patuh, perapian yang menyala-nyala sudah menanti.
Lalu apa jawab mereka? Ini jawaban mereka, "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
IMAN YANG SEJATI SEPERTI JUGA CINTA YANG SEJATI SELALU TANPA SYARAT...
TUHAN MEMBERKATI
*Ibrani 11:1,
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Ketika seorang murid bertanya, apa yang diminta gurunya jika bertemu dengan Tuhan, "Aku akan meminta api dan air. Api untuk membakar surga, sedangkan air untuk memadamkan neraka sehingga surga dan neraka tidak ada lagi dijadikan alasan manusia untuk beriman kepada Tuhan. Biarlah setiap orang beriman hanya karena cintanya kepada Tuhan. Tanpa pamrih, tanpa syarat."
Bekerja untuk mendapatkan upah itu wajar. Yang tidak wajar adalah beriman untuk mendapatkan "Upah".
Upah entah takut sesuatu atau pun berharap sesuatu. Sama dengan kita mencintai seseorang karena takut kelak tidak ada yang mengurus atau karena kita ingin mendapat berbagai fasilitas. Bukankah itu cinta yang tidak tulus...?
Demikian juga Iman. Iman yang didorong untuk medapatkan "upah" adalah iman yang tidak tulus.
Iman yang Tulus adalah iman seperti yang ditunjukkan oleh sadrakh, Mesakh, dan Abednego.
Mereka diperintahkan untuk tunduk kepada patung emas Raja Nebukadnezar. Itu artinya mereka harus menyangkal iman mereka kepada Allah. Jikalau mereka tidak patuh, perapian yang menyala-nyala sudah menanti.
Lalu apa jawab mereka? Ini jawaban mereka, "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
IMAN YANG SEJATI SEPERTI JUGA CINTA YANG SEJATI SELALU TANPA SYARAT...
TUHAN MEMBERKATI
Belajar Dari Burung Elang & Lebah
*Yakobus 4:8,
Mendekatlah kepada Allah dan Dia akan mendekat kepadamu.
Tahu tidak jika kita masukin seekor burung elang dalam sebuah kandang ukuran 2x2,5m dan bagian atapnya terbuka sekalipun, tetap seekor elang tidak bisa terbang.
Ternyata elang akan memulai terbang dari tanah dengan berlari sejauh 3-3,5m. Tanpa tempat untuk berlari, elang tidak akan mampu terbang, dan terjebak selamanya dalam kandang kecil tanpa penutup.
Tahu juga tidak kalau seekor lebah yang jatuh ke dalam cangkir kopi yang terbuka, juga akan tetap di sana sampai mati, kecuali jika kita yang mengeluarkannya.
Lebah tidak pernah lihat jalan keluar pada bagian atasnya, melainkan terus berusaha mencari jalan keluar lewat pinggir dekat dasarnya.
Cari jalan di mana tidak ada jalan, hingga ia menghancurkan diri sendiri.
Nah...
Ternyata banyak dari kita juga seperti burung elang dan lebah itu, bergumul dengan masalah, fokus terus dengan masalah, mengeluh terus sampai akhirnya frustasi sendiri.
Sadarilah bahwa jawaban dari masalah kita adalah selalu DIATAS, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS...
Menengadahlah,
Ucapkanlah doa,
dan lepas landaslah dalam BERTINDAK mencari solusi.
LAKUKAN & LAKUKAN LAGI & TERUS BERJUANG !!!
BE A WINNER!
TUHAN YESUS MEMBERKATI!
Mendekatlah kepada Allah dan Dia akan mendekat kepadamu.
Tahu tidak jika kita masukin seekor burung elang dalam sebuah kandang ukuran 2x2,5m dan bagian atapnya terbuka sekalipun, tetap seekor elang tidak bisa terbang.
Ternyata elang akan memulai terbang dari tanah dengan berlari sejauh 3-3,5m. Tanpa tempat untuk berlari, elang tidak akan mampu terbang, dan terjebak selamanya dalam kandang kecil tanpa penutup.
Tahu juga tidak kalau seekor lebah yang jatuh ke dalam cangkir kopi yang terbuka, juga akan tetap di sana sampai mati, kecuali jika kita yang mengeluarkannya.
Lebah tidak pernah lihat jalan keluar pada bagian atasnya, melainkan terus berusaha mencari jalan keluar lewat pinggir dekat dasarnya.
Cari jalan di mana tidak ada jalan, hingga ia menghancurkan diri sendiri.
Nah...
Ternyata banyak dari kita juga seperti burung elang dan lebah itu, bergumul dengan masalah, fokus terus dengan masalah, mengeluh terus sampai akhirnya frustasi sendiri.
Sadarilah bahwa jawaban dari masalah kita adalah selalu DIATAS, yaitu TUHAN YESUS KRISTUS...
Menengadahlah,
Ucapkanlah doa,
dan lepas landaslah dalam BERTINDAK mencari solusi.
LAKUKAN & LAKUKAN LAGI & TERUS BERJUANG !!!
BE A WINNER!
TUHAN YESUS MEMBERKATI!
Ketekunan
Ibrani 10:19-39
“Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”. Ibrani 10:36
Bob Wieland seorang veteran perang Vietnam mencatat waktu terlama sebagai peserta yang masuk finish lomba lari marathon di kota New York tahun 1986 yang diikuti sekitar 19.000 peserta.
Catatan waktu yang berhasil ia raih adalah 4 hari 2 jam 48 menit dan 17 detik. Bob tentu menorehkan catatan waktu yang buruk untuk seorang pelari marathon. Namun, ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang karena kegigihannya.
Ya, Wieland bukan sekedar pelari biasa. Ia berlari menggunakan kedua tangannya, karena telah kehilangan kedua kakinya dalam perang Vietnam. Yang lebih luar biasanya lagi sebelumnya Wieland telah berlari dengan jarak yang tak tanggung-tanggung, yakni sejauh 42 Km!
Ketekunan, demikianlah Firman Tuhan. Mengikut Kristus ternyata tidak dapat menghindarkan kita dari pergumulan dan persoalan hidup.
Mengikut Kristus merupakan sebuah perjuangan yang harus di bayar dengan tenaga, waktu, harta, bahkan nyawa kita.
Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa tiap orang yang ingin mengikut-Nya harus memperhitungkan segala sesuatunya terlebih dahulu, agar tidak berhenti di tengah jalan (Luk 14:28-29).
Lalu apa yang kita dapatkan dengan pengorbanan dan ketekunan yang begitu besar?
Yang jelas kita tidak akan pernah rugi!, Tuhan telah memberikan segalanya termasuk nyawa-Nya dan kita masih mendapatkan jaminan kekal yang jauh lebih berharga dari apapun juga di dunia ini.
Sering kali kita bertanya, “Saya sudah setia melayani, menjaga hidup, memberi persembahan dan perpuluhan, tetapi kenapa hidup saya masih saja menghadapi banyak masalah?”
Ingatlah selama kita masih hidup masalah tidak akan pernah hilang. Orang percaya ataupun tidak, selalu punya masalah.
Namun, bagi kita yang mau tetap taat dan berjuang, bukan melihat besar/ kecil/ berat / ringannya masalah, tetapi belajar melihat proses dan campur tangan Allah di dalamnya, sehingga hasil akhirnya sudah pasti yakin keselamatan dan harta sorgawi.
Jika kita mau terus mengingat hal ini, seharusnya tidak akan lagi patah arang/ putus semangat / putus asa dalam menghadapi seluruh pergumulan dan masalah kita.
Seberat apapun pergumulan dan masalah Anda, Alkitab menyatakan tetaplah tekun, bersukacita selalu, dalam pengharapan dan jangan berhenti untuk percaya!
Belajar dari kebulatan tekad Wieland, jika tidak ada kaki, maka tangan pun bisa untuk berlari!
Tuhan Yesus Memberkati!
“Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup”. Ibrani 10:36
Bob Wieland seorang veteran perang Vietnam mencatat waktu terlama sebagai peserta yang masuk finish lomba lari marathon di kota New York tahun 1986 yang diikuti sekitar 19.000 peserta.
Catatan waktu yang berhasil ia raih adalah 4 hari 2 jam 48 menit dan 17 detik. Bob tentu menorehkan catatan waktu yang buruk untuk seorang pelari marathon. Namun, ia telah menjadi inspirasi bagi banyak orang karena kegigihannya.
Ya, Wieland bukan sekedar pelari biasa. Ia berlari menggunakan kedua tangannya, karena telah kehilangan kedua kakinya dalam perang Vietnam. Yang lebih luar biasanya lagi sebelumnya Wieland telah berlari dengan jarak yang tak tanggung-tanggung, yakni sejauh 42 Km!
Ketekunan, demikianlah Firman Tuhan. Mengikut Kristus ternyata tidak dapat menghindarkan kita dari pergumulan dan persoalan hidup.
Mengikut Kristus merupakan sebuah perjuangan yang harus di bayar dengan tenaga, waktu, harta, bahkan nyawa kita.
Tuhan Yesus sendiri menyatakan bahwa tiap orang yang ingin mengikut-Nya harus memperhitungkan segala sesuatunya terlebih dahulu, agar tidak berhenti di tengah jalan (Luk 14:28-29).
Lalu apa yang kita dapatkan dengan pengorbanan dan ketekunan yang begitu besar?
Yang jelas kita tidak akan pernah rugi!, Tuhan telah memberikan segalanya termasuk nyawa-Nya dan kita masih mendapatkan jaminan kekal yang jauh lebih berharga dari apapun juga di dunia ini.
Sering kali kita bertanya, “Saya sudah setia melayani, menjaga hidup, memberi persembahan dan perpuluhan, tetapi kenapa hidup saya masih saja menghadapi banyak masalah?”
Ingatlah selama kita masih hidup masalah tidak akan pernah hilang. Orang percaya ataupun tidak, selalu punya masalah.
Namun, bagi kita yang mau tetap taat dan berjuang, bukan melihat besar/ kecil/ berat / ringannya masalah, tetapi belajar melihat proses dan campur tangan Allah di dalamnya, sehingga hasil akhirnya sudah pasti yakin keselamatan dan harta sorgawi.
Jika kita mau terus mengingat hal ini, seharusnya tidak akan lagi patah arang/ putus semangat / putus asa dalam menghadapi seluruh pergumulan dan masalah kita.
Seberat apapun pergumulan dan masalah Anda, Alkitab menyatakan tetaplah tekun, bersukacita selalu, dalam pengharapan dan jangan berhenti untuk percaya!
Belajar dari kebulatan tekad Wieland, jika tidak ada kaki, maka tangan pun bisa untuk berlari!
Tuhan Yesus Memberkati!
JEBAKKAN KENYAMANAN
*Yesaya 6:1,
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Alexander Solzhenitsyn, seorang Kristiani Rusia, pernah di buang di kamp pekerja Soviet.
Di situ ia di siksa. Disuruh bekerja bagai kuda. Anehnya, setelah ia keluar ia malah mensyukuri masa-masa itu.
"Disitu saya mendapat pengalaman berharga", katanya.
"Sebelum menghadapi bahaya dan kesusahan, jebakkan kenyamanan membuat saya malas bertumbuh. Di kamp itu, baru saya sadari, betapa pentingnya mengandalkan Tuhan. Hidup keras dan sulit justru membuat iman saya bertumbuh.
Nabi Yesaya mendapat panggilan Tuhan "dalam tahun matinya Raja Uzia" Siapakah Uzia? Dia adalah Raja terbaik zaman Raja Salomo.
Ia berhasil membuat rakyat merasa aman dan nyaman di bawah pemerintahannya. Ia menciptakan kemakmuran.
Sisi buruknya, rakyat menjadi sangat bergantung padanya. Jebakkan kenyamanan membuat mereka kurang bergantung pada Tuhan.
Kini sang Raja telah wafat. Yang diandalkan lenyap. Padahal musuh (bangsa Asyur) sudah semakin dekat.
Pada saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada Yesaya. Tuhan ingin menyadarkan umat-Nya bahwa di atas Raja dunia masih ada Raja alam semesta.
Ketika Raja dunia sudah tidak bisa diandalkan, mereka perlu bergantung pada Raja Surgawi.
Tanpa sadar, kita pun bisa terjebak dalam kenyamanan hidup. "Raja Uzia" kita bisa berbentuk harta, asuransi, suami, istri, anak, kepandaian, atau karier. Itu memang perlu, tetapi itu semua hanya menciptakan rasa aman yang semu.
Maka, jangan jadikan hal-hal itu sebagai andalan. Bergantunglah hanya pada Tuhan, supaya jika segala yang semu itu lenyap, kita tidak sampai kehilangan pegangan yaitu Raja diatas segala Raja.
Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Alexander Solzhenitsyn, seorang Kristiani Rusia, pernah di buang di kamp pekerja Soviet.
Di situ ia di siksa. Disuruh bekerja bagai kuda. Anehnya, setelah ia keluar ia malah mensyukuri masa-masa itu.
"Disitu saya mendapat pengalaman berharga", katanya.
"Sebelum menghadapi bahaya dan kesusahan, jebakkan kenyamanan membuat saya malas bertumbuh. Di kamp itu, baru saya sadari, betapa pentingnya mengandalkan Tuhan. Hidup keras dan sulit justru membuat iman saya bertumbuh.
Nabi Yesaya mendapat panggilan Tuhan "dalam tahun matinya Raja Uzia" Siapakah Uzia? Dia adalah Raja terbaik zaman Raja Salomo.
Ia berhasil membuat rakyat merasa aman dan nyaman di bawah pemerintahannya. Ia menciptakan kemakmuran.
Sisi buruknya, rakyat menjadi sangat bergantung padanya. Jebakkan kenyamanan membuat mereka kurang bergantung pada Tuhan.
Kini sang Raja telah wafat. Yang diandalkan lenyap. Padahal musuh (bangsa Asyur) sudah semakin dekat.
Pada saat itulah Tuhan menyatakan diri kepada Yesaya. Tuhan ingin menyadarkan umat-Nya bahwa di atas Raja dunia masih ada Raja alam semesta.
Ketika Raja dunia sudah tidak bisa diandalkan, mereka perlu bergantung pada Raja Surgawi.
Tanpa sadar, kita pun bisa terjebak dalam kenyamanan hidup. "Raja Uzia" kita bisa berbentuk harta, asuransi, suami, istri, anak, kepandaian, atau karier. Itu memang perlu, tetapi itu semua hanya menciptakan rasa aman yang semu.
Maka, jangan jadikan hal-hal itu sebagai andalan. Bergantunglah hanya pada Tuhan, supaya jika segala yang semu itu lenyap, kita tidak sampai kehilangan pegangan yaitu Raja diatas segala Raja.
Berkat Tertinggi
*1 Yohanes 1:3,
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul mencatat bahwa karena memperoleh koinonia (persekutuan), jemaat mula-mula "tetap bersatu, dan segaa kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama" {2:44}.
Ini adalah berkat yang luar biasa yang Tuhan curahkan pada umat-Nya, yaitu kesatuan. Tetapi lambat laun kedagingan manusia menyusup ke dalam sehingga berkat kesatuan ini hancur. Kita semua menyadari bagaimana saat ini kondisi umat Tuhan yang terpecah belah.
Yang menarik dari ayat diatas adalah persekutuan itu merupakan persekutan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya. Bapa dan Anak adalah sesuatu yang berhubungan dengan keluarga. Jadi koinonia itu adalah sesuatu yang seharusnya ada didalam keluarga.
Apabila suatu keluarga Kristen memperoleh koinonia yang sesungguhnya, maka keluarga itu adalah satu. Ini sesungguhnya adalah berkat tertinggi yang mungkin diperoleh dalam suatu keluarga.
Kebanyakan keluarga Kristen tidak mengejar berkat kesatuan ini. Salah satu sebanya adalah karena banyak keluarga tidak menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah keluarga, dan bahwa Allah adalah satu.
Allah ingin mengekspresikan diriNya didalam keluarga-keluarga dimuka bumi ini. Inilah alasan untama Allah menciptakan keluarga dimuka bumi ini. Jika kita sebagai keluarga Kristen dapat melihat perkara ini dengan jelas, maka kita akan sungguh-sungguh mengejar berkat kesatuan ini.
Tetapi kesatuan keluarga ini tidak mudah dicapai, karena kesatuan yang dimaksud disini adalah kesatuan seperti yang ada pada Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kesatuan ini adalah satu dalam pikiran, perasaan, dan kehendak. Anak-anak bukan saja tidak memberontak pada orang tua, tetapi mereka mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang sama dengan orang tua.
Isteri bukan mengalah dan mematahkan keinginannya sendiri agar dapat tunduk pada suami, tetapi isteri mempunyai keinginan yang sama dengan suaminya.
Kesatuan dalam Kristus yang seperti ini, dapat dicapai walaupun tidak mudah. Karena kesatuan keluarga ini adalah berkat, bahkan kami percaya ini adalah berkat tertinggi yang dicurahkan Tuhan bagi umat pilihan-Nya.
Semoga kita mengejar berkat ini dengan sepenuh hati ~
Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
Kisah Para Rasul mencatat bahwa karena memperoleh koinonia (persekutuan), jemaat mula-mula "tetap bersatu, dan segaa kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama" {2:44}.
Ini adalah berkat yang luar biasa yang Tuhan curahkan pada umat-Nya, yaitu kesatuan. Tetapi lambat laun kedagingan manusia menyusup ke dalam sehingga berkat kesatuan ini hancur. Kita semua menyadari bagaimana saat ini kondisi umat Tuhan yang terpecah belah.
Yang menarik dari ayat diatas adalah persekutuan itu merupakan persekutan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya. Bapa dan Anak adalah sesuatu yang berhubungan dengan keluarga. Jadi koinonia itu adalah sesuatu yang seharusnya ada didalam keluarga.
Apabila suatu keluarga Kristen memperoleh koinonia yang sesungguhnya, maka keluarga itu adalah satu. Ini sesungguhnya adalah berkat tertinggi yang mungkin diperoleh dalam suatu keluarga.
Kebanyakan keluarga Kristen tidak mengejar berkat kesatuan ini. Salah satu sebanya adalah karena banyak keluarga tidak menyadari bahwa sesungguhnya Allah adalah keluarga, dan bahwa Allah adalah satu.
Allah ingin mengekspresikan diriNya didalam keluarga-keluarga dimuka bumi ini. Inilah alasan untama Allah menciptakan keluarga dimuka bumi ini. Jika kita sebagai keluarga Kristen dapat melihat perkara ini dengan jelas, maka kita akan sungguh-sungguh mengejar berkat kesatuan ini.
Tetapi kesatuan keluarga ini tidak mudah dicapai, karena kesatuan yang dimaksud disini adalah kesatuan seperti yang ada pada Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kesatuan ini adalah satu dalam pikiran, perasaan, dan kehendak. Anak-anak bukan saja tidak memberontak pada orang tua, tetapi mereka mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang sama dengan orang tua.
Isteri bukan mengalah dan mematahkan keinginannya sendiri agar dapat tunduk pada suami, tetapi isteri mempunyai keinginan yang sama dengan suaminya.
Kesatuan dalam Kristus yang seperti ini, dapat dicapai walaupun tidak mudah. Karena kesatuan keluarga ini adalah berkat, bahkan kami percaya ini adalah berkat tertinggi yang dicurahkan Tuhan bagi umat pilihan-Nya.
Semoga kita mengejar berkat ini dengan sepenuh hati ~
Keluarga Yang Kudus
Imamat 19:2,
Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
Perintah supaya keluarga yang ada menjadi kudus bukanlah aturan baru yang dibuat dengan sembarangan. Tetapi perintah itu sudah muncul dan disampaikan sejak perjanjian lama kepada keluarga Yakub.
Allah memanggil kita adalah kudus. Kudus artinya dipisahkan untuk suatu maksud-maksud tertentu.
Kekudusan keluarga Yakub dihadapan Allah berarti bahwa keluarga Yakub haruslah melakukan semua perintah Tuhan, baik yang bersifat ritual (upacara-upacara korban, db), maupun yang bersifat moral (memiliki karakter Allah).
Pada Imamat pasal 19 ini, perintah Tuhan bagi keluarga Yakub agar menjadi kudus, lebih bersifat moral dari pada ritual.
Keluarga Yakub dituntut untuk menyegani ayah dan ibunya (ay. 3), menjauhi penyembahan berhala (ay. 4), memperhatikan orang miskin dan orang asing (ay. 9-10, 13), bersikap adil dalam peradilan (ay. 15), serta perintah-perintah lain yang bersifat moral.
Tuhan tidak berkenan jika umatNya hanya memperhatikan aspek ritualnya saja dalam menjaga kekudusan sebagai umat pilihanNya. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat di zaman Tuhan Yesus gagal dalam memiliki karakter Allah, dan terjebak dalam kekudusan secara ritual saja.
Ada hal menarik yang perlu kta perhatikan berkaitan dengan kekudusan suatu keluarga Kristen.
Dalam 1 Korintus 7:14, ditegaskan bahwa seorang suami dapat menguduskan isterinya yang tidak beriman, dan sebaliknya. Bahkan, jika merea mempunyai anak, maka anak-anak mereka adalah anak-anak yang kudus.
Di sini kita lihat suatu prinsip dalam keluarga, yaitu bahwa suami atau isteri sekalipun tidak beriman, namun ia dikhususkan bagi pasangannya. Dan karena pasangannya kudus, maka suami atau isteri yang tidak beriman itu juga menjadi kudus.
Jika prinsip ini dipahami dengan baik, maka wajarlah jika isteri atau suami yang beriman itu dapat dengan mudah menyelamatkan pasangannya dan membawanya mengikut Tuhan.
Sangat ganjil, jika suami atau isteri hidup bersama selama puluhan tahun, namun salah satu dari mereka tetap tidak beriman.
Semoga keganjilan seperti ini tidak terjadi dalam keluarga-keluarga Kristen.
Imamat 19:2,
Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.
Perintah supaya keluarga yang ada menjadi kudus bukanlah aturan baru yang dibuat dengan sembarangan. Tetapi perintah itu sudah muncul dan disampaikan sejak perjanjian lama kepada keluarga Yakub.
Allah memanggil kita adalah kudus. Kudus artinya dipisahkan untuk suatu maksud-maksud tertentu.
Kekudusan keluarga Yakub dihadapan Allah berarti bahwa keluarga Yakub haruslah melakukan semua perintah Tuhan, baik yang bersifat ritual (upacara-upacara korban, db), maupun yang bersifat moral (memiliki karakter Allah).
Pada Imamat pasal 19 ini, perintah Tuhan bagi keluarga Yakub agar menjadi kudus, lebih bersifat moral dari pada ritual.
Keluarga Yakub dituntut untuk menyegani ayah dan ibunya (ay. 3), menjauhi penyembahan berhala (ay. 4), memperhatikan orang miskin dan orang asing (ay. 9-10, 13), bersikap adil dalam peradilan (ay. 15), serta perintah-perintah lain yang bersifat moral.
Tuhan tidak berkenan jika umatNya hanya memperhatikan aspek ritualnya saja dalam menjaga kekudusan sebagai umat pilihanNya. Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat di zaman Tuhan Yesus gagal dalam memiliki karakter Allah, dan terjebak dalam kekudusan secara ritual saja.
Ada hal menarik yang perlu kta perhatikan berkaitan dengan kekudusan suatu keluarga Kristen.
Dalam 1 Korintus 7:14, ditegaskan bahwa seorang suami dapat menguduskan isterinya yang tidak beriman, dan sebaliknya. Bahkan, jika merea mempunyai anak, maka anak-anak mereka adalah anak-anak yang kudus.
Di sini kita lihat suatu prinsip dalam keluarga, yaitu bahwa suami atau isteri sekalipun tidak beriman, namun ia dikhususkan bagi pasangannya. Dan karena pasangannya kudus, maka suami atau isteri yang tidak beriman itu juga menjadi kudus.
Jika prinsip ini dipahami dengan baik, maka wajarlah jika isteri atau suami yang beriman itu dapat dengan mudah menyelamatkan pasangannya dan membawanya mengikut Tuhan.
Sangat ganjil, jika suami atau isteri hidup bersama selama puluhan tahun, namun salah satu dari mereka tetap tidak beriman.
Semoga keganjilan seperti ini tidak terjadi dalam keluarga-keluarga Kristen.
Ujian Kenaikan Kelas
2 Petrus 1:3-11
*Roma 12:2,
Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kita belajar di sekolah selama bertahun-tahun dan akan terus melanjutkan di tahun-tahun yang akan datang.
Saat kita ditanya buat apa belajar? Buat apa sekolah? Kita hanya menjawab bahwa sekolah adalah kewajiban agar kita bisa bertahan hidup di masa depan.
Ya, kita belajar untuk hidup. Dan kita belajar kebenaran Firman Tuhan untuk menghadapi yang namanya ujian.
Di setiap kenaikan kelas, tentu akan ada ujian atau semacam test yang sebelumnya diberikan oleh pihak sekolah. Bila siswa berhasil mendapat nilai bagus dalam ujian, maka ia dinyatakan berhak untuk naik kelas, namun bila siswa gagal dalam ujian, maka ia akan diberikan kesempatan, untuk memperbaiki nilai, melalui ujian ulang.
Sama halnya dengan kelas kehidupan, sebelum kita naik ke kelas selanjutnya kita akan mendapat ujian. Hasil ujian yang kita dapat menentukan apakah kita layak untuk naik kelas atau tidak.
Tidak semua manusia tahu akan hal ini sehingga mereka tidak sadar bahwa sebenarnya setiap permasalahan atau proses adalah ujian naik kelas.
Di antara mereka ada yang tidak peduli, menghadapinya dengan sepele dan akhirnya mendapat nilai jelek sehingga mereka hanya berputar-putar di kelas yang sama.
Ketahuilah, bahwa kita harus bersikap bijaksana dengan hidup kita.
Setiap detik, setiap menit, setiap waktu yang kita hadapi adalah sebuah ujian. Ketika kita bertemu dengan orang, ketika kita membaca buku, menonton TV atau apapun juga...kita sedang diuji, kebaikan dan keramahan kita diuji untuk kematangan dan kesiapan kita.
Untuk apa? Untuk menjadi terang dan garam bagi sekeliling kita, untuk menjadi saksi Kristus yang sesuai dengan apa yang diinginkan-Nya.
Bagaimana, sahabat? Apakah hari ini kita akan lulus? Ataukah gagal?
Tetapkanlah hati untuk terus lulus supaya kita memuliakan nama Tuhan kita di surga dan menjadi saksi Kristus yang efektif.
"Jangan salahkan situasi. Kalahkan situasi dengan bersikap dan bertindak seperti yang seharusnya. Ingat, setiap saat kita sedang diuji."
*Roma 12:2,
Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kita belajar di sekolah selama bertahun-tahun dan akan terus melanjutkan di tahun-tahun yang akan datang.
Saat kita ditanya buat apa belajar? Buat apa sekolah? Kita hanya menjawab bahwa sekolah adalah kewajiban agar kita bisa bertahan hidup di masa depan.
Ya, kita belajar untuk hidup. Dan kita belajar kebenaran Firman Tuhan untuk menghadapi yang namanya ujian.
Di setiap kenaikan kelas, tentu akan ada ujian atau semacam test yang sebelumnya diberikan oleh pihak sekolah. Bila siswa berhasil mendapat nilai bagus dalam ujian, maka ia dinyatakan berhak untuk naik kelas, namun bila siswa gagal dalam ujian, maka ia akan diberikan kesempatan, untuk memperbaiki nilai, melalui ujian ulang.
Sama halnya dengan kelas kehidupan, sebelum kita naik ke kelas selanjutnya kita akan mendapat ujian. Hasil ujian yang kita dapat menentukan apakah kita layak untuk naik kelas atau tidak.
Tidak semua manusia tahu akan hal ini sehingga mereka tidak sadar bahwa sebenarnya setiap permasalahan atau proses adalah ujian naik kelas.
Di antara mereka ada yang tidak peduli, menghadapinya dengan sepele dan akhirnya mendapat nilai jelek sehingga mereka hanya berputar-putar di kelas yang sama.
Ketahuilah, bahwa kita harus bersikap bijaksana dengan hidup kita.
Setiap detik, setiap menit, setiap waktu yang kita hadapi adalah sebuah ujian. Ketika kita bertemu dengan orang, ketika kita membaca buku, menonton TV atau apapun juga...kita sedang diuji, kebaikan dan keramahan kita diuji untuk kematangan dan kesiapan kita.
Untuk apa? Untuk menjadi terang dan garam bagi sekeliling kita, untuk menjadi saksi Kristus yang sesuai dengan apa yang diinginkan-Nya.
Bagaimana, sahabat? Apakah hari ini kita akan lulus? Ataukah gagal?
Tetapkanlah hati untuk terus lulus supaya kita memuliakan nama Tuhan kita di surga dan menjadi saksi Kristus yang efektif.
"Jangan salahkan situasi. Kalahkan situasi dengan bersikap dan bertindak seperti yang seharusnya. Ingat, setiap saat kita sedang diuji."
Muliakan Tuhan Dengan Hidupmu!
Roma 12:1; Filipi 1:20
Dulu, di kota ini ada banyak tempat untuk membakar hidup-hidup para janda. Bahkan, anak-anak kecil pun dipersembahkan kepada dewa "air suci" dengan cara membuangnya ke Sungai Gangga yang dianggap suci dan membiarkan mereka mati lemas atau dimakan buaya.
Kolkata adalah nama kota itu, terletak di India, tepatnya di tepi muara Sungai Gangga.
Tidak jauh dari kota itu, ada sebuah kota kecil namanya Serampore. Di Serampore pernah ada sebuah percetakan Alkitab yang biasa disebut "Pabrik Firman Hidup Di Tepi Sungai Gangga".
Produk pabrik itu tersebar luas ke seluruh India, bahkan ke negeri-negeri lain, termasuk pulau Jawa. Walau persentase orang India yang percaya sepenuhnya akan berita Injil itu agak kecil, namun beritanya telah membawa pengaruh besar terhadap cara hidup rakyat. Lambat-laun adat yang membawa maut itu terkikis habis. Selama tahun 1800-1832, pabrik itu telah memproduksi Alkitab dalam enam bahasa.
"Pabrik Firman Hidup Di Tepi Sungai Gangga" itu dipelopori oleh William Carey. Walau pendidikan awalnya sangat kurang, tetapi Carey dengan gigih mencari ilmu. Sering kali ia bekerja di bengkel sepatu dengan sebuah buku di sampingnya. Tanpa guru dan kuliah, ia belajar bahasa asli Alkitab dan beberapa bahasa modern. Bahkan ia membuat peta dunia dari kulit binatang yang biasa dipakainya untuk membuat sepatu.
Di peta itu ia menandai bangsa-bangsa yang belum mendengar keselamatan di dalam Yesus. Lambat-laun Carey berhasil mengembalikan pandangan orang Kristen di sekitarnya kepada pandangan yang benar, yaitu bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus berlaku sepanjang abad.
Akhirnya, tahun 1792 jemaat Gereja Baptis di Inggris mengumpulkan dana sehingga mereka dapat mengutus Carey ke India. Di sana Carey mengabdikan diri untuk melayani dan menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa. Meski banya tantangan, namun Carey selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan segala kemampuannya. Tuhan pun menolong Carey dan beberapa rekannya membuka percetakan Alkitab itu.
Kini "Pabrik Firman Hidup Di Sungai Gangga" yang mereka dirikan itu sudah tidak ada lagi. Tetapi firman itu sendiri masih hidup sampai sekarang. Orang Kristen India yang setia selalu membawa firman ini ke mana saja mereka berada dan berhasil mengikis kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat.
Hati yang rindu untuk memuliakan Tuhan dengan melakukan pekerjaanNya seharusnya dimiliki oleh setiap kita umat tebusan Tuhan. Pasalnya, panggilan itu bukan hanya ditujukan kepada William Carey, tetapi kepada setiap orang percaya.
Sebagai manusia, tidak salah kalau kita mempunyai impian-impian yang hendak kita capai. Tetapi, alangkah indahnya kalau di setiap impian kita, atau bahkan keberhasilan kita, terselip sebuah misi untuk membawa Kabar Sukacita kepada setiap orang. Itulah bagian dari ibadah yang sejati, yang memuliakan Tuhan dengan tubuh yang dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan.
"Orang Kristen sejati akan memuliakan Tuhan dengan cara memberi diri untuk melakukan pekerjaan Tuhan"
Dulu, di kota ini ada banyak tempat untuk membakar hidup-hidup para janda. Bahkan, anak-anak kecil pun dipersembahkan kepada dewa "air suci" dengan cara membuangnya ke Sungai Gangga yang dianggap suci dan membiarkan mereka mati lemas atau dimakan buaya.
Kolkata adalah nama kota itu, terletak di India, tepatnya di tepi muara Sungai Gangga.
Tidak jauh dari kota itu, ada sebuah kota kecil namanya Serampore. Di Serampore pernah ada sebuah percetakan Alkitab yang biasa disebut "Pabrik Firman Hidup Di Tepi Sungai Gangga".
Produk pabrik itu tersebar luas ke seluruh India, bahkan ke negeri-negeri lain, termasuk pulau Jawa. Walau persentase orang India yang percaya sepenuhnya akan berita Injil itu agak kecil, namun beritanya telah membawa pengaruh besar terhadap cara hidup rakyat. Lambat-laun adat yang membawa maut itu terkikis habis. Selama tahun 1800-1832, pabrik itu telah memproduksi Alkitab dalam enam bahasa.
"Pabrik Firman Hidup Di Tepi Sungai Gangga" itu dipelopori oleh William Carey. Walau pendidikan awalnya sangat kurang, tetapi Carey dengan gigih mencari ilmu. Sering kali ia bekerja di bengkel sepatu dengan sebuah buku di sampingnya. Tanpa guru dan kuliah, ia belajar bahasa asli Alkitab dan beberapa bahasa modern. Bahkan ia membuat peta dunia dari kulit binatang yang biasa dipakainya untuk membuat sepatu.
Di peta itu ia menandai bangsa-bangsa yang belum mendengar keselamatan di dalam Yesus. Lambat-laun Carey berhasil mengembalikan pandangan orang Kristen di sekitarnya kepada pandangan yang benar, yaitu bahwa Amanat Agung Tuhan Yesus berlaku sepanjang abad.
Akhirnya, tahun 1792 jemaat Gereja Baptis di Inggris mengumpulkan dana sehingga mereka dapat mengutus Carey ke India. Di sana Carey mengabdikan diri untuk melayani dan menerjemahkan Alkitab ke berbagai bahasa. Meski banya tantangan, namun Carey selalu berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan segala kemampuannya. Tuhan pun menolong Carey dan beberapa rekannya membuka percetakan Alkitab itu.
Kini "Pabrik Firman Hidup Di Sungai Gangga" yang mereka dirikan itu sudah tidak ada lagi. Tetapi firman itu sendiri masih hidup sampai sekarang. Orang Kristen India yang setia selalu membawa firman ini ke mana saja mereka berada dan berhasil mengikis kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat.
Hati yang rindu untuk memuliakan Tuhan dengan melakukan pekerjaanNya seharusnya dimiliki oleh setiap kita umat tebusan Tuhan. Pasalnya, panggilan itu bukan hanya ditujukan kepada William Carey, tetapi kepada setiap orang percaya.
Sebagai manusia, tidak salah kalau kita mempunyai impian-impian yang hendak kita capai. Tetapi, alangkah indahnya kalau di setiap impian kita, atau bahkan keberhasilan kita, terselip sebuah misi untuk membawa Kabar Sukacita kepada setiap orang. Itulah bagian dari ibadah yang sejati, yang memuliakan Tuhan dengan tubuh yang dipersembahkan untuk pekerjaan Tuhan.
"Orang Kristen sejati akan memuliakan Tuhan dengan cara memberi diri untuk melakukan pekerjaan Tuhan"
SIAPAKAH AKU...???
*Mazmur 8:5,
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Seorang biolog dari Hongkong pernah meneliti tubuh manusia dan mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat berbagai unsur bahan kimia seperti lemak, zat besi, fosfor, kapur, dan air dengan jumlah yang nilainya dalam rupiah kira-kira sebesar data berikut:
- LEMAK, yang hanya dapat di buat sebatang lilin = Rp 500,00
- ZAT BESI, yang hanya dapat di buat 1 ons paku = Rp 300,00
- FOSFOR, yang hanya dapat di buat sekotak korek api = Rp 500,00
- KAPUR, yang hanya dapat untuk melabur kandang ayam = Rp 1000,00
- AIR, yang dapat di peroleh secara gratis
Jika perhitungan ini benar, maka nilai seorang manusia hanya sekitar Rp 2300,00.
Wah betapa murahnya...!!! Apalagi jika mengingat fakta bahwa manusia diciptakan dari debu tanah, maka semakin dihitung sebenernya kita, manusia ini, makin tidak ada harganya.
Berdasarkan kebenaran tersebut, maka kita pasti akan terheran-heran saat melihat betapa indahnya karya dan berkat-berkat Allah bagi kita.
Dan seperti Raja Daud, kita juga akan bertanya hal yang sama dengan kepada-Nya: "Tuhan, siapakan kami manusia ini sehingga Engkau membuat kami segambar dengan-Mu, memberi kami nafas hidup, memerhatikan, bahkan mengindahkan kami?" (Ayat 5,6)
Biarlah kita yang tidak berharga, tetapi telah dibuat Tuhan menjadi sangat berharga, makin memuliakan Tuhan saja dari hari ke hari.
Tidak lupa diri, tidak banyak menuntut Tuhan, sebaliknya kita banyak bersyukur. Jikalau bukan Tuhan, kita ini tidak ada apa-apanya dan bukan siapa-siapa.
DIKASIHI TUHAN, ITU SUDAH BERKAT YANG LUAR BIASA!
TUHAN MEMBERKATI
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Seorang biolog dari Hongkong pernah meneliti tubuh manusia dan mengatakan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat berbagai unsur bahan kimia seperti lemak, zat besi, fosfor, kapur, dan air dengan jumlah yang nilainya dalam rupiah kira-kira sebesar data berikut:
- LEMAK, yang hanya dapat di buat sebatang lilin = Rp 500,00
- ZAT BESI, yang hanya dapat di buat 1 ons paku = Rp 300,00
- FOSFOR, yang hanya dapat di buat sekotak korek api = Rp 500,00
- KAPUR, yang hanya dapat untuk melabur kandang ayam = Rp 1000,00
- AIR, yang dapat di peroleh secara gratis
Jika perhitungan ini benar, maka nilai seorang manusia hanya sekitar Rp 2300,00.
Wah betapa murahnya...!!! Apalagi jika mengingat fakta bahwa manusia diciptakan dari debu tanah, maka semakin dihitung sebenernya kita, manusia ini, makin tidak ada harganya.
Berdasarkan kebenaran tersebut, maka kita pasti akan terheran-heran saat melihat betapa indahnya karya dan berkat-berkat Allah bagi kita.
Dan seperti Raja Daud, kita juga akan bertanya hal yang sama dengan kepada-Nya: "Tuhan, siapakan kami manusia ini sehingga Engkau membuat kami segambar dengan-Mu, memberi kami nafas hidup, memerhatikan, bahkan mengindahkan kami?" (Ayat 5,6)
Biarlah kita yang tidak berharga, tetapi telah dibuat Tuhan menjadi sangat berharga, makin memuliakan Tuhan saja dari hari ke hari.
Tidak lupa diri, tidak banyak menuntut Tuhan, sebaliknya kita banyak bersyukur. Jikalau bukan Tuhan, kita ini tidak ada apa-apanya dan bukan siapa-siapa.
DIKASIHI TUHAN, ITU SUDAH BERKAT YANG LUAR BIASA!
TUHAN MEMBERKATI
Pecinta Atau Pembawa Damai
Matius 5:9
Suatu hari, ada dua anak laki-laki Indian bertengkar. Tidak ada yang mau mengalah. Lalu mereka berniat menyelesaikannya dengan mengadukan kepada ibu mereka.
Ibu mereka pun memberi tiga tongat. "Ini adalah tongkat argumen yang istimewa. Tongkat ini akan memecahkan masalah kalian tegakkan satu tongkat di tengah dan sandarkan ujung atas kedua tongkat yang lain ke ujung atas tongkat yang di tengah, hingga ketiganya bisa berdiri. Lalu tunggulah sampai satu bulan. Jika ketiga tongkat jatuh ke Selatan, maka anak yang menyandarkan tonkat ke arah Utaralah yang benar."
Kedua anak itu lalu membawa ketiga tongkat itu ke hutan dan melakukan seperti apa yang ibu mereka perintahkan. Mereka merasa puas karena akan dapat mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah.
Setelah satu bulan, keduanya teringat akan tongkat argumen mereka. Lalu mereka pergi ke hutan untuk menentukan siapa di antara mereka yang benar. Sesampainya di sana, mereka melihat ketiga tongkat itu telah jatuh saling bertumpuk dan mulai membusuk. Maka pemenangnya pun tidak ada.
Cerita di atas mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada gunanya jika kita mempertahankan ego yang menyebabkan pertengkaran tidak kunjung selesai.
Pertengkaran adalah sesuatu yang memang bisa terjadi di mana saja, entah di dalam lingkup keluarga, di tempat kerja, maupun di sekitar lingkungan kita tinggal.
Ada baiknya kita memerhatikan sikap Abraham ketika terjadi pertengkaran. Memang disebutkan bahwa pertengkaran tersebut terjadi karena gembala Abraham dengan gembala Lot, tetapi ini menyangkut harta kepunyaan mereka. Oleh sebab itu, merekalah yang harus menyelesaikannya. Dan, Abraham mengambil sikap yang sangat baik, yaitu mencari jalan damai.
Abraham tidak hanya mencintai perdamaian, tetapi dia mengusahakan perdamaian. Inisiatif perdamaian datangnya dari Abraham, padahal kita tahu bahwa Abraham adalah pamannya Lot. Inilah sikap luhur yang harus diteladani.
Banyak orang yang berkoar-koar mencintai perdamaian, tetapi tidak semua dari mereka yang mau membawa damai itu. Tidak semua dari mereka sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian itu. Apa yang dikatakan Yesus di dalam Mat 5:9 tentang membawa damai itu bukanlah sikap pasif, tetapi aktif.
Orang percaya tidak boleh hanya menunggu terjadinya perdamaian, tetapi harus proaktif mengusahakannya. Yesus menegaskan bahwa jika kita sungguh-sungguh mau mengusahakan perdamaian, maka kita layak disebut sebagai anak-anak Allah.
Sebagai anak-anak Tuhan berarti kita ada dalam pengawasan, perlindungan dan kasihNya. Kita berhak mewarisi harta kepunyaanNya, yaitu harta sorgawi. Maka tidak heran kalau orang yang membawa damai adalah orang-orang yang berbahagia.
Mari kita buka hati untuk panggilan ini karena banyak tempat merindukan terciptanya perdamaian.
"Menjadi pembawa damai adalah satu sikap yang harus melekat dalam diri setiap orang Kristen."
Suatu hari, ada dua anak laki-laki Indian bertengkar. Tidak ada yang mau mengalah. Lalu mereka berniat menyelesaikannya dengan mengadukan kepada ibu mereka.
Ibu mereka pun memberi tiga tongat. "Ini adalah tongkat argumen yang istimewa. Tongkat ini akan memecahkan masalah kalian tegakkan satu tongkat di tengah dan sandarkan ujung atas kedua tongkat yang lain ke ujung atas tongkat yang di tengah, hingga ketiganya bisa berdiri. Lalu tunggulah sampai satu bulan. Jika ketiga tongkat jatuh ke Selatan, maka anak yang menyandarkan tonkat ke arah Utaralah yang benar."
Kedua anak itu lalu membawa ketiga tongkat itu ke hutan dan melakukan seperti apa yang ibu mereka perintahkan. Mereka merasa puas karena akan dapat mengetahui siapa yang benar dan siapa yang salah.
Setelah satu bulan, keduanya teringat akan tongkat argumen mereka. Lalu mereka pergi ke hutan untuk menentukan siapa di antara mereka yang benar. Sesampainya di sana, mereka melihat ketiga tongkat itu telah jatuh saling bertumpuk dan mulai membusuk. Maka pemenangnya pun tidak ada.
Cerita di atas mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada gunanya jika kita mempertahankan ego yang menyebabkan pertengkaran tidak kunjung selesai.
Pertengkaran adalah sesuatu yang memang bisa terjadi di mana saja, entah di dalam lingkup keluarga, di tempat kerja, maupun di sekitar lingkungan kita tinggal.
Ada baiknya kita memerhatikan sikap Abraham ketika terjadi pertengkaran. Memang disebutkan bahwa pertengkaran tersebut terjadi karena gembala Abraham dengan gembala Lot, tetapi ini menyangkut harta kepunyaan mereka. Oleh sebab itu, merekalah yang harus menyelesaikannya. Dan, Abraham mengambil sikap yang sangat baik, yaitu mencari jalan damai.
Abraham tidak hanya mencintai perdamaian, tetapi dia mengusahakan perdamaian. Inisiatif perdamaian datangnya dari Abraham, padahal kita tahu bahwa Abraham adalah pamannya Lot. Inilah sikap luhur yang harus diteladani.
Banyak orang yang berkoar-koar mencintai perdamaian, tetapi tidak semua dari mereka yang mau membawa damai itu. Tidak semua dari mereka sungguh-sungguh mengusahakan perdamaian itu. Apa yang dikatakan Yesus di dalam Mat 5:9 tentang membawa damai itu bukanlah sikap pasif, tetapi aktif.
Orang percaya tidak boleh hanya menunggu terjadinya perdamaian, tetapi harus proaktif mengusahakannya. Yesus menegaskan bahwa jika kita sungguh-sungguh mau mengusahakan perdamaian, maka kita layak disebut sebagai anak-anak Allah.
Sebagai anak-anak Tuhan berarti kita ada dalam pengawasan, perlindungan dan kasihNya. Kita berhak mewarisi harta kepunyaanNya, yaitu harta sorgawi. Maka tidak heran kalau orang yang membawa damai adalah orang-orang yang berbahagia.
Mari kita buka hati untuk panggilan ini karena banyak tempat merindukan terciptanya perdamaian.
"Menjadi pembawa damai adalah satu sikap yang harus melekat dalam diri setiap orang Kristen."
Langganan:
Postingan (Atom)