Sabtu, 03 November 2012

Yesus dan Perempuan Samaria

Pembacaan Firman:
Yohanes 4,
*1 Petrus 1,
18 Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,
19 melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.

Renungan:

Perempuan itu tertegun. Ia memandang orang yang mengajak bicara. Seorang laki-laki, dan orang Yahudi pula. Padahal sudah lama, ia sebagai seorang perempuan Samaria, tidak berbicara dengan laki-laki Yahudi, yang umumnya menganggap dia rendah.

Hmm, pikir-pikir, sebenarnya semua orang yang menganggap dia rendah, termasuk orang-orang di desanya. Itulah sebabnya ia keluar dan menimba saat siang hari, ketika tidak ada seorangpun yang akan di temuinya di sumur itu. Kecuali laki-laki ini yang menyapa dan meminta air dari padanya.

Injil Yohanes penuh dengan kisah orang-orang yang hidupnya di ubahkan ketika bertemu dengan Yesus. Tak terkecuali perempuan Samaria ini, yang datang ke sumur itu dengan membawa masalah dan kesakitannya, namun justru mendapatkan satu wawasan baru melalui dialog teologis dengan Yesus sendiri yang memulihkan dirinya. Dari situ kita bisa melihat beberapa prinsip penting Ia lakukan terhadap wanita Samaria tersebut.

Yesus tertarik dengan masalah Anda! Dengan sengaja Ia melewati daerah Samaria (ay4), berhenti di sebuah sumur (ay6), menyuruh murid-murid-Nya pergi agar Ia bisa sendirian (ay8), agar Ia bisa membangun hubungan dengan seorang wanita yang sedang bermasalah (ay7). Memang wanita ini bermasalah dengan seksualitas, namun ia juga bermasalah dengan emosi-emosi yang negatif. Sebagai wanita yang telah di ceraikan 5 kali (karena pada jaman itu seorang wanita tidak bisa meminta cerai), dan sekarang sedang tinggal dengan seorang yang bukan suaminya, jelas ia memiliki masalah emosi dan sosial dengan orang di sekelilingnya.

Inisiatif kesembuhan dan pemulihan datang dari Yesus. Bukan saja Ia tahu masalah kita, namun Ia juga yang empunya solusi akan seluruh masalah itu, dan solusi itu Ia tawarkan dengan cuma-cuma (ay10, 13-14)!

Ketika kita minta, Ia akan memberikan penyelesaian untuk masalah kita. Yesus sendiri memberi solusi buat masalah kita dengan memberi diri-Nya sendiri bagi kita (ay26). Yang Ia minta adalah agar kita percaya kepada janji-janjiNya.

Hasilnya adalah seorang wanita yang diubahkan. Ia menjadi penginjil pertama untuk tanah Samaria. Orang-orang di berkati lewat kesaksian hidupnya. Keselamatan itu datang bagi orang-orang Samaria. Dan itu terjadi ketika seorang wanita berdosa diubahkan hidupnya lewat perjumpaan dengan Yesus secara pribadi. Dari hidup yang sia-sia, sekarang wanita itu telah memiliki hidup yang bermakna. Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan keluarga kita? Apakah keluarga kita membutuhkan pemulihan dan kesembuhan? Apakah keluarga kita rindu melihat kehidupan yang di ubahkan, dari yang sia-sia menjadi hidup yang sejati dan bermakna?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar