Sabtu, 03 November 2012

Bila TUHAN Meminta Secara Pribadi

*Kejadian 22:2,
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Bila Tuhan meminta sesuatu yang ada pada kita maka cuma satu yang dapat kita lakukan, yaitu merelakan hati dan mentaati perintah-Nya. S

ebab sangat jarang Tuhan meminta atau memerintahkan sesuatu yang sifatnya pribadi kepada umat manusia. Kebanyakan orang hanya melakukan perintah agama yang sudah menjadi tradisi turun temurun dan itu bukanlah permintaan Tuhan secara langsung dan pribadi.

Merupakan hal yang istimewa jika seseorang atau suatu keluarga mengalami pergumulan atau perjuangan hidup dan setelah melewatinya dengan gilang gemilang atau setelah memperoleh apa yang dinanti-nantikan, Tuhan menguji kita dan meminta supaya berkat itu dikorbankan menjadi persembahan yang menyenangkan hati-Nya.

Kita tahu bersama, bahwa Abraham sangat mendambakan seorang anak dari Sara, namun ketika Abraham berada di puncak kesuksesan dan kebahagiaan bersama anak tunggalnya, Tuhan justru meminta dan memerintahkan Abraham supaya Ishak, anak yang dikasihinya tersebut dipersembahkan menjadi korban bakaran.

Ada kalanya ujian yang paling berat bukanlah saat seseorang sedang berjuang menghadapi badai hidup, melainkan saat dipuncak kebahagiaan, lalu tiba-tiba Allah meminta atau mengambil sebagian atau semua yang ada pada kita.

Pernahkah Anda mengalami hal itu hari-hari ini, dimana semua yang Anda miliki, banggakan dan kasihi justru diambil dari Anda atau sengaja Tuhan minta supaya Anda lepas dan berikan kepada orang lain?

Namun sesungguhnya, saat kita merelakan hati untuk taat maka kita sedang melakukan penyembahan yang sempurna kepada Tuhan dan ketaatan kita tersebut merupakan korban yang menyenangkan hati TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar