*Matius 11:29-30,
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.
Renungan:
Ada sebuah dongeng tentang bagaimana awalnya burung memiliki sayap.
Mereka awalnya diciptakan tanpa sayap. Kemudian Tuhan membuat sayap dan berkata pada mereka, “Ayo, ambillah beban ini dan tanggunglah.” Burung-burung itu memiliki bulu dan suara yang indah; mereka bisa menyanyi, dan bulu mereka berkilau tertimpa sinar matahari, tetapi mereka tidak dapat melayang di udara.
Mereka awalnya ragu-ragu saat diperintahkan untuk mengambil beban yang diberikan pada mereka, namun mereka mentaati Tuhan dan menaruh beban itu di bahu mereka. Untuk beberapa saat beban itu terasa berat dan sulit untuk ditanggung, tetapi kemudian, mereka bisa dengan mudah membawanya, mereka melipatnya di dekat hati mereka, lalu sayap itu dengan cepat menyatu dengan tubuh mereka, dan dalam waktu singkat, para burung itu mengetahui cara menggunakan sayap itu, dan mereka dibawa sayap itu terbang di udara – beban itu kini telah menjadi sayap mereka.
Ini hanyalah sebuah perumpamaan. Kita adalah burung-burung bersayap itu, dan kita diberi tugas untuk mengepakkan sayap rohani kita sehingga kita bisa terbang. Kita mungkin melihat beban itu berat, dan berusaha menyingkirkannya, tetapi jika kita mau menanggungnya dan menaruhnya di dekat hati kita, beban itu akan menjadi sayap yang akan membawa kita melambung tinggi di hadapan Tuhan.
Tidak ada beban, jika kita dengan senang hati menanggungnya dengan kasih dalam hati kita, tidak akan menjadi berkat dalam hidup kita.
Pikullah kuk yang Tuhan pasang, sebab itu akan membuat kita semakin kuat dan dewasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar