Rasul Paulus mengatakan, "Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku" bdk Filipi 3:13. Ia melupakan segala dosanya terhadap umat Tuhan, bahkan ia juga melupakan segala kesombongan dan kesuksesannya sebelum ia bertobat.
Yusuf melupakan segala sakit hati dan kepedihannya terhadap saudara-saudaranya, dan meli
hat segala duka hatinya sebagai rencana dan jalan Tuhan dalam hidupnya untuk menjadi saluran berkat bagi umat pilihanNya.
Abraham meninggalkan segala kenyamanan hidupnya di Ur-Kasdim, demi sebuah panggilan Tuhan untuk menuju ke sebuah tempat yang sama sekali tidak ia kenal.
Musa harus menghapus bayang-bayang ketakutannya atas ancaman Firaun untuk kembali ke Mesir demi sebuah visi Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.
Petrus berjuang untuk menghapus perasaan tertuduh atas penyangkalannya terhadap Yesus dan mulai berjalan di dalam kuasa Roh Kudus untuk meneruskan pemberitaan Injil.
Kesimpulan dari kisah para tokoh Alkitab ini ialah bahwa Tuhan tidak melihat kepada masa lalu, melainkan Ia ingin mempertajam mata rohani kita untuk melihat sesuatu yang baru, yang dapat Ia kerjakan di masa depan. Ketika kehidupan hanya berorientasi ke masa lalu, maka mata rohani kita menjadi buta untuk melihat hal-hal baru yang dapat Ia kerjakan. Namun, jika kita mengarahkan diri ke depan Tuhan akan menunjukkan jalan untuk membawa kita keluar dari masa lalu dan menjadi alatNya di masa depan.
Colton Harris, yang berusia 20 tahun, terkenal sebagai seorang penjahat dengan julukan "Bandit Telanjang Kaki", dikarenakan kebiasaannya bertelanjang kaki pada waktu melakukan kejahatan.
Masa kecilnya dipenuhi dengan hal-hal yang menyedihkan, karena ia mengalami penyiksaan dan diabaikan orang tuanya. Sehingga acap kali para tetangganya menghubungi Departemen Perlindungan Anak.
Ketika ayah tirinya meninggal pada waktu ia berusia 7 tahun, ibunya pun sering mabuk dan membiarkan ia lapar, serta memperlakukannya dengan tidak baik. Sejak dari situ, ia mulai menjalani kehidupan yang liar di luar rumah. Pada usia 12 tahun, ia mulai mencuri makanan, selimut, air minum, dan kemudian menyembunyikan diri di hutan selama beberapa hari. Masa lalu yang begitu menyedihkan ini akhirnya menghantarnya menjadi bandit besar yang terkenal.
Begitulah masa lalu bisa memengaruhi pembentukan masa depan kita. Kita tidak dapat mengubah masa lalu. Namun, cara kita menanggapinya akan menentukan masa depan kita. Tahun-tahun telah kita lalui, dipenuhi dengan cerita suka dan duka. Adakah setiap duka akan menjadi anak panah di tangan Tuhan, yang ditarik dan diluncurkan untuk menjadi sasaran rencanaNya atau malah menjadi bumerang bagi masa depan kita? Dan adakah suka dan kebahagiaan akan membuat rasa syukur kita melimpah kepadaNya?
"Masa lalu yang buruk bisa menjadi bumerang bagi masa depan, jika kita terus membiarkannya menguasai kita."
Abraham meninggalkan segala kenyamanan hidupnya di Ur-Kasdim, demi sebuah panggilan Tuhan untuk menuju ke sebuah tempat yang sama sekali tidak ia kenal.
Musa harus menghapus bayang-bayang ketakutannya atas ancaman Firaun untuk kembali ke Mesir demi sebuah visi Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir.
Petrus berjuang untuk menghapus perasaan tertuduh atas penyangkalannya terhadap Yesus dan mulai berjalan di dalam kuasa Roh Kudus untuk meneruskan pemberitaan Injil.
Kesimpulan dari kisah para tokoh Alkitab ini ialah bahwa Tuhan tidak melihat kepada masa lalu, melainkan Ia ingin mempertajam mata rohani kita untuk melihat sesuatu yang baru, yang dapat Ia kerjakan di masa depan. Ketika kehidupan hanya berorientasi ke masa lalu, maka mata rohani kita menjadi buta untuk melihat hal-hal baru yang dapat Ia kerjakan. Namun, jika kita mengarahkan diri ke depan Tuhan akan menunjukkan jalan untuk membawa kita keluar dari masa lalu dan menjadi alatNya di masa depan.
Colton Harris, yang berusia 20 tahun, terkenal sebagai seorang penjahat dengan julukan "Bandit Telanjang Kaki", dikarenakan kebiasaannya bertelanjang kaki pada waktu melakukan kejahatan.
Masa kecilnya dipenuhi dengan hal-hal yang menyedihkan, karena ia mengalami penyiksaan dan diabaikan orang tuanya. Sehingga acap kali para tetangganya menghubungi Departemen Perlindungan Anak.
Ketika ayah tirinya meninggal pada waktu ia berusia 7 tahun, ibunya pun sering mabuk dan membiarkan ia lapar, serta memperlakukannya dengan tidak baik. Sejak dari situ, ia mulai menjalani kehidupan yang liar di luar rumah. Pada usia 12 tahun, ia mulai mencuri makanan, selimut, air minum, dan kemudian menyembunyikan diri di hutan selama beberapa hari. Masa lalu yang begitu menyedihkan ini akhirnya menghantarnya menjadi bandit besar yang terkenal.
Begitulah masa lalu bisa memengaruhi pembentukan masa depan kita. Kita tidak dapat mengubah masa lalu. Namun, cara kita menanggapinya akan menentukan masa depan kita. Tahun-tahun telah kita lalui, dipenuhi dengan cerita suka dan duka. Adakah setiap duka akan menjadi anak panah di tangan Tuhan, yang ditarik dan diluncurkan untuk menjadi sasaran rencanaNya atau malah menjadi bumerang bagi masa depan kita? Dan adakah suka dan kebahagiaan akan membuat rasa syukur kita melimpah kepadaNya?
"Masa lalu yang buruk bisa menjadi bumerang bagi masa depan, jika kita terus membiarkannya menguasai kita."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar