*2 Chronicles 7,
13 Bilamana Aku menutup langit, sehingga tidak ada hujan, dan bilamana Aku menyuruh belalang memakan habis hasil bumi, dan bilamana Aku melepaskan penyakit sampar di antara umat-Ku,
14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan me
ndengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
Renungan:
Seorang nenek menjelaskan lima kualitas dari sebatang pensil kepada cucunya.
Pertama, pensil mengingatkan kita bahwa kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika dipakai menulis, ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Allah senantiasa membimbing kita menurut kehendakNya.
Kedua, dalam proses menulis, sesekali digunakan rautan untuk menajamkan pensil. Rautan pasti membuat si pensil menderita, tetapi setelah proses meraut selesai, pensil menjadi lebih tajam dan hasil tulisan menjadi lebih bagus.
Ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus, untuk memperbaiki tulisan yang salah. Memperbaiki kesalahan dalam hidup ini, bukanlah hal yang buruk. Ini bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.
Keempat, bagian paling penting dari sebatang pensil bukanlah bagian luar, melainkan arang yang ada di dalamnya. Bagian luar bisa dicat dan dihias dengan amat menarik, tetapi yang teramat penting adalah apa yang ada di dalam diri dan hati! Tuhan melihat jauh ke dalam hati kita.
Kelima, sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Demikian pula kita, segala sesuatu yang kita perbuat atau ucapkan akan meninggalkan kesan. Sebab itu hendaknya kita selalu berhati-hati dan menjaga setiap tindakan dan ucapan kita.
Renungan:
Seorang nenek menjelaskan lima kualitas dari sebatang pensil kepada cucunya.
Pertama, pensil mengingatkan kita bahwa kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika dipakai menulis, ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Allah senantiasa membimbing kita menurut kehendakNya.
Kedua, dalam proses menulis, sesekali digunakan rautan untuk menajamkan pensil. Rautan pasti membuat si pensil menderita, tetapi setelah proses meraut selesai, pensil menjadi lebih tajam dan hasil tulisan menjadi lebih bagus.
Ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus, untuk memperbaiki tulisan yang salah. Memperbaiki kesalahan dalam hidup ini, bukanlah hal yang buruk. Ini bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar.
Keempat, bagian paling penting dari sebatang pensil bukanlah bagian luar, melainkan arang yang ada di dalamnya. Bagian luar bisa dicat dan dihias dengan amat menarik, tetapi yang teramat penting adalah apa yang ada di dalam diri dan hati! Tuhan melihat jauh ke dalam hati kita.
Kelima, sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Demikian pula kita, segala sesuatu yang kita perbuat atau ucapkan akan meninggalkan kesan. Sebab itu hendaknya kita selalu berhati-hati dan menjaga setiap tindakan dan ucapan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar