Minggu, 21 Oktober 2012

Penjual Ikan Segar

Pembacaan Firman:
*Amsal 7:2,
Berpeganglah pada perintah-Ku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaran-Ku seperti biji matamu.

Renungan:
Seseorang mulai berjualan ikan segar di pasar. Ia memasang papan pengumuman bertuliskan, "Disini Jual Ikan Segar".

Tak lama kemudian datanglah seorang pengunjung yang menanyakan tentang tulisannya, "Mengapa kau tuliskan kata: DISINI? Bukankah semua orang sudah tau kalo kau berjualan DISINI, bukan DISANA?"

"Benar juga!" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "DISINI" & tinggallah tulisan "JUAL IKAN SEGAR"

Tak lama kemudian datang pengunjung kedua yang juga menanyakan tulisannya, "Mengapa kau pakai kata SEGAR? Bukankah semua orang sudah tahu kalo yang kau jual adalah ikan segar, bukan ikan busuk?"

"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata "SEGAR" & tinggallah tulisan "JUAL IKAN"

Sesaat kemudian datanglah pengunjung ketiga yang juga menanyakan tulisannya: "Mengapa kau tulis kata JUAL? Bukankah semua orang sudah tau kalo ikan ini untuk dijual, bukan dipamerkan?"

Benar juga pikir si penjual ikan, lalu dihapusnya kata JUAL & tinggallah tulisan "IKAN"

Selang beberapa waktu kemudian, datang pengunjung keempat, yang juga menanyakan tulisannya: "Mengapa kau tulis kata IKAN? Bukankah semua orang sudah tau kalo ini Ikan
bukan Daging?"

"Benar juga" pikir si penjual ikan, lalu diturunkannya papan pengumuman itu.

Kita tak bisa memuaskan keinginan semua orang, sebab tiap orang memiliki prinsip sendiri menurut cara pandang pribadi tersebut.

Adanya beda prinsip tersebut hendaknya jangan dijadikan perdebatan, karena TUHAN menciptakan tiap pribadi berbeda-beda.

So, adanya perbedaan hendaknya dijadikan untuk saling melengkapi antara pribadi satu dengan pribadi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar