Minggu, 21 Oktober 2012

Delila Dan Ular Di Taman Eden

Kejadian 3:1-6

Ketika melihat Tatang di dalam sebuah acara di televisi, saya langsung bertanya, "Itu Gepeng ya?" "Bukan, itu Tatang," jawab istri saya. "Kok mirip ya wajahnya, gayanya, lucunya?" tanya saya lagi. "Ya iyalah, Tatang itu kan anaknya Gepeng," kata istri saya. Tatang memang bukan Gepeng, tetapi ada beberapa persamaan di antara kedua pribadi tersebut.

Del

ila memang bukan ular di Taman Eden, sebab Delila itu manusia dan ular itu Iblis. Tetapi, ada dua persamaan di antara kedua pribadi itu. Delila dan ular di Taman Eden hanya tampil sejenak di hadapan orang yang digodanya. Kisah tentang Delila dan Simson hanya dicatat 18 ayat saja. Tetapi, penampilan Delila yang sesingkat itu di hadapan Simson telah menelurkan sebuah kisah yang akan dikenang sepanjang masa. Kisah yang terus akan menjadi peringatan bagi setiap laki-laki untuk tidak sembrono di dalam masalah percintaan. Kisah yang membuat kaum wanita tercoreng karena pengkhianatan yang dilakukan Delila. Demikian juga dengan ular, dia hanya tampil sejenak di hadapan Hawa. Hanya ada 15 ayat saja yang megisahkan hubungan antara dirinya dengan Hawa, yang secara intens hanya 5 ayat saja. Namun, penampilan ular yang singkat itu telah mengubah sejarah manusia. Itulah hebatnya Delila dan ular di Taman Eden. Di samping itu, Delila dan ular di Taman Eden hadir untuk menghancurkan. Simson bukan manusia sempurna, tetapi dia seorang nazir Tuhan. Menarik untuk diperhatikan bahwa mantan istrinya dan perempuan sundal tidak sanggup menghancurkan Simson. Tetapi, Delila tampil dan menghancurkan Simson dengan cara melanggar aturan kenaziran. Simson yang dikenal sebagai manusia terkuat itu, menjadi orang yang harus dituntun oleh seorang anak kecil. Dia yang bisa mengalahkan begitu banyak musuh, menjadi orang yang dengan mudah dibelenggu. Dia yang dipuji dan ditakuti oleh kawan dan lawan, menjadi orang terhina. Karena Delila, karier Simson pun berakhir. Kalau kita ada pada saat itu, mungkin kita awalnya akan berkata, "Hebat ya Samson, tiada lawan." Di kemudian hari kita akan berkata, "Kasihan Samson." Tidak beda dengan kehadiran ular di hadapan Hawa. Ular menghancurkan persekutuan Hawa dengan Tuhan. Ular menganggu keharmonisan hubungan antara Hawa dengan Adam. Ular menghancurkan kenyamanan hidup sebagai umat Tuhan dan menyebabkan timbulnya kesengsaraan bagi Hawa. Kehancuran ini bukan hanya dialami Hawa, tetapi merembet kepada Adam dan menurun kepada seluruh umat manusia.

Saat ini ada Delila-Delila modern, juga masih ada ular yang siap menghancurkan kita. Kalau kita tidak waspada, karier kita bisa terhenti dengan segera. Perhatikan para koruptor yang sudah ditahan. Perhatikan juga hamba Tuhan yang jatuh dalam dosa. Untuk itu, jangan tergiur oleh kesenangan sesaat yang disodorkan di hadapan kita. Tetaplah teguh dan bertahan dalam kekudusan dan kebenaran, maka karier kita akan menanjak dan bukan hancur.

"Setiap orang percaya akan diperhadapkan kepada godaan yang membawa kepada kehancuran. Waspadalah!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar