Minggu, 21 Oktober 2012

Memengaruhi VS Dipengaruhi

Matius 5:13-16

Mungkin setiap kita tahu yang namanya termometer ataupun termostat. Termometer dan termostat mempunyai nama yang agak mirip, namun sesungguhnya sangat berbeda di dalam fungsinya. Termometer adalah alat pengukur suhu. Jika suhu dingin, termometer akan menunjuk pada angka rendah. Jika suhu panas, ia akan menunjuk pada angka yang tinggi. Dengan kata lain, na

ik turunnya angka penunjuk termometer dipengaruhi oleh keadaan suhu. Lain halnya dengan termostat. Termostat adalah alat pengatur suhu. Kita bisa mengatur suhu berdasarkan angka penunjuk termostat. Jika kita ingin suhu menjadi panas, kita bisa mengaturnya dengan menaikkan angka penunjuk termostat. Demikian juga jika kita ingin suhu menjadi dingin, kita dapat menurunkan angka penunjuknya. Dengan kata lain, panas dinginnya suhu ruangan dipengaruhi oleh termostat. Jadi, termometer "dipengaruhi" oleh keadaan sekitarnya, sedangkan termostat "memengaruhi" keadaan sekitarnya.

Jika kita menganalogikan orang Kristen sebagai termometer dan termostat, maka orang Kristen bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yakni: orang Kristen termometer dan orang Kristen termostat. Orang Kristen termometer adalah orang Kristen yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh keadaan orang-orang di sekitarnya. Jika orang-orang di sekitarnya hidup secara benar, maka ia pun akan hidup secara benar. Tetapi jika orang-orang di sekitarnya cenderung berbuat dosa, maka ia juga akan ikut-ikutan berbuat dosa. Sedangkan orang Kristen termostat adalah kebalikannya. Mereka selalu berusaha hidup secara benar sesuai firman Tuhan, sekalipun harus tinggal di lingkungan orang-orang yang berbuat dosa. Mereka tidak mau mngikuti perbuatan orang-orang di sekitarnya, malahan mereka memengaruhi orang-orang di sekitarnya itu dengan nilai-nilai Kerajaan Sorga.

Tuhan ingin setiap kita menjadi orang Kristen termostat, yang harus memengaruhi orang-orang di mana kita berada, bukan menjadi orang Kristen termometer, yang justru dipengaruhi oleh orang-orang di sekitar kita. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyebut kita sebagai garam dan terang dunia. Sebagai garam kita dituntut untuk memberi "rasa sedap" pada dunia sekitar kita, sebagaimana masakan menjadi sedap ketika dibubuhi dengan garam. Sedangkan sebagai terang kita dituntut untuk menerangi kegelapan di sekitar kita, sebagaimana sebuah ruangan gelap yang menjadi terang ketika disinari oleh pelita.

Agar kita dapat berfungsi sebagai garam dan terang, maka kita harus hidup sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, baik di dalam berkata-kata maupun di dalam bertindak. Dengan demikian mereka yang belum percaya Yesus boleh melihatnya dan memuliakan Bapa di Sorga. Karena itu di mana pun kita berada: di tempat kerja, di sekolah, ataupun di lingkungan tempat tinggal, hendaklah kita menjadi orang Kristen termostat, bukan orang Kristen termometer.

"Jika Anda tidak dapat memengaruhi dunia sekitar Anda, maka Andalah yang akan dipengaruhinya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar