Bacaan: Amsal 9:1-10
NATS: Orang bodoh menolak didikan ayahnya, tetapi siapa mengindahkan teguran adalah bijak (Amsal 15:5)
Peneliti kanker Dr. Robert Good adalah sosok pekerja keras yang secara cerdas dapat memunculkan ide-ide baru. Menurut artikel yang saya baca tentang beliau, ia memiliki kemampuan untuk menggunakan semua informasi yang pernah ia peroleh.
Meskipun demikian saya sangat terkesan dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa ia bersedia mengakui kesalahan yang terjadi dalam berbagai teorinya dan meninggalkannya lebih cepat dari siapa pun dalam penelitian medis. Salah seorang rekannya berkata, "Dr. Good tidak pernah ‘menikahi’ hipotesa-hipotesanya, jadi ia juga tidak merasakan sakitnya ‘perceraian’ apabila salah satu hipotesanya terbukti salah."
Amsal 9 sangat menghargakan kesediaan untuk menghadapi kesalahan dan mengakuinya. Renungan hari ini menggambarkan "orang bijak" sebagai orang yang mau belajar dari kesalahannya. Apabila ia ditantang, ia menahan diri untuk tidak meninggikan punggungnya seperti layaknya kucing jantan yang terancam. Sebaliknya, ia menerima setiap nasihat dengan baik dan bahkan itu menjadi sarana penting baginya untuk menambah pengetahuan (ayat 9). Di pihak lain, apabila seorang "pencemooh" dikecam, ia menanggapinya dengan kemarahan dan kebencian (ayat 8). Karena rasa egonya terlalu besar, ia tidak mau mendengar apabila kesalahannya dikemukakan.
Kita perlu mengikuti jalan yang penuh hikmat dengan memerhatikan kata-kata yang menegur kita. Untuk sungguh-sungguh menjadi bijak, kita harus ingat bahwa adakalanya kita juga melakukan hal yang bodoh --MRD
ORANG YANG TIDAK MAU MENDENGARKAN KRITIK
TIDAK AKAN PERNAH BELAJAR DARINYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar