Bacaan: Keluaran 12:21-30
NATS: Tuhan ... tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi (Keluaran 12:23)
Teman saya Deb dan Bryce diundang oleh beberapa kawan berkebangsaan Yahudi untuk menghadiri makan malam seder [perayaan bangsa Yahudi untuk memperingati keluarnya bangsa itu dari tanah Mesir]. Perayaan ini diselenggarakan oleh para keluarga Yahudi untuk memperingati Paskah pertama mereka di Mesir (Keluaran 12:24-27). Seluruh keluarga terlibat dalam perayaan ini, termasuk anak-anak kecil.
Deb dan Bryce mengira perayaan itu bakal muram, tetapi ternyata perayaan itu sangat meriah. Pada awal santap malam, sepotong roti dibagi dua. Setengahnya dibagi di antara para tamu; bagian lainnya disembunyikan oleh anggota keluarga yang paling muda. Semua orang dewasa mencarinya, sehingga anak itu merasa sangat senang. Bila tidak ditemukan, maka si anak mengangkat roti tersebut di tengah gelak tawa yang riuh. Setelah itu disusul acara cerita dan nyanyian, dan kalimat yang sering diulang-ulang "L’Chayim! Demi kehidupan!"
Mengapa Paskah tidak dirayakan dengan penuh sukacita? Padahal Paskah menandai pembebasan Israel dari perbudakan dan si "pemusnah"!
Saat Yesus dan para murid mengadakan perjamuan malam terakhir, itu juga suatu perayaan Paskah, tetapi dengan nuansa serius. Inilah awal dari banyak peristiwa yang membawa pada pengurbanan-Nya serta penyelamatan kita dari dosa dan Setan.
Dari perbudakan rohani ke pembebasan rohani. Dari kematian ke kehidupan. Ketika merayakan pembebasan kita, kita pun dapat berkata dengan sukacita satu kepada yang lain, "L’Chayim! Demi kehidupan!" --DCE
PEMBEBASAN DARI DOSA ADALAH KEMERDEKAAN YANG TERBESAR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar