Bacaan: 2Raja-raja 20:1-7
NATS: Telah Kudengar doamu ... sesungguhnya Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari ketiga engkau akan pergi ke rumah Tuhan (2Raja-raja 20:5)
Seorang pelari dalam perlombaan sekolah melewati garis akhir satu langkah mendahului pesaingnya. Melihat bibir pelari tersebut berkomat-kamit selama detik-detik terakhir, seorang penonton bertanya-tanya apa yang ia lakukan. Ia kemudian bertanya kepadanya. "Saya berdoa," jawab pelari tersebut. Sambil menunjuk ke arah kakinya, ia pun berkata, "Saya katakan, ‘Angkatlah kaki ini Tuhan, dan aku yang akan menurunkannya.’" Atlet itu berdoa memohon bantuan Allah, tetapi ia juga melakukan apa yang bisa dilakukan untuk menjawab doanya sendiri.
Apabila kita memohon pertolongan kepada Allah, kita harus mau melakukan apa pun yang bisa kita lakukan, menggunakan sarana apa pun yang Dia berikan. Ketika Hizkia mendengar bahwa ia akan mati, ia kemudian berdoa memohon mukjizat, dan Allah berjanji untuk memperpanjang hidupnya lima belas tahun lagi. Kemudian Yesaya memerintahkan untuk menaruh kue ara pada barah (2 Raja-raja 20:5-7). Allah memberikan kesembuhan, tetapi menggunakan usaha manusia dan sarana-sarana alami.
Suatu pagi, ada dua orang anak berjalan menuju sekolah. Tiba-tiba mereka sadar bahwa apabila mereka tidak bergegas, maka mereka akan terlambat. Salah satu dari mereka mengajak berhenti sejenak dan berdoa supaya mereka tidak terlambat masuk sekolah. "Tidak," jawab yang lain, "ayo kita berdoa sambil lari secepat mungkin."
Apabila kita memohon kepada Allah agar Dia mengerjalan sesuatu bagi kita, maka kita pun harus siap untuk melakukan bagian kita —RWD
BERDOALAH SEAKAN-AKAN SEGALANYA, TERGANTUNG PADA ALLAH;
BEKERJALAH SEAKAN-AKAN SEGALANYA, TERGANTUNG PADA ANDA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar