Bacaan: Amsal 2:1-21
NATS: Berbahagialah orang yang mendapat hikmat ... karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas (Amsal 3:13,14)
Tatkala Betty Goldstein dari Staten Island, New York, dirawat di rumah sakit, suaminya, Ron membungkus cincin berlian 3,5 karat dengan sebuah saputangan untuk disimpan supaya aman. Namun suatu ketika, Ron Goldstein yang berusia 63 tahun ini tanpa sengaja melemparkan saputangan itu ke tempat sampah. Ketika menyadari kesalahannya itu, ia buru-buru keluar untuk mengambilnya lagi. Akan tetapi, ia hanya mendapati truk sampah yang telah mengangkut semua sampah rumah sakit. Lalu, ia menghubungi dinas kebersihan di kota itu dan mendapatkan izin untuk mengikuti truk itu ke tempat pembuangan akhir. Para pekerja mulai menyortir ratusan kantong sampah dan menemukan cincin itu sejam kemudian.
Penulis kitab Amsal mendorong kita untuk bertekun dalam mencari sesuatu yang jauh lebih berharga, yaitu hikmat. Di pasal 2, seorang ayah mendorong anaknya melakukan apa pun untuk mendapatkan pengetahuan dan hikmat. Pencarian hikmat yang tak mudah ini sebenarnya merupakan pencarian akan Allah sendiri (ayat 3-5). Sebenarnya, kebahagiaan batin muncul saat manusia mendapatkan hikmat itu (3:13). Seorang ayah mengarahkan anaknya untuk terus bertekun dalam mencari permata langka ini karena hikmat tak akan ditemukan orang yang mencari dengan cara biasa-biasa saja. Hikmat ditemukan dan dinikmati hanya oleh mereka yang bertekun, bersungguh-sungguh, dan berketetapan mencarinya.
Mari kita curahkan seluruh keberadaan kita untuk mencari permata hikmat yang langka tersebut --MW
Lebih berharga daripada permata yang langka
Itulah hikmat tak ternilai dari surga;
Dengan emas murni pun tak dapat dibandingkan
Karena ia penuh kasih dan kebenaran. --D. De Haan
DENGAN SEGALA YANG KAUPEROLEH
PEROLEHLAH PENGERTIAN (AMSAL 4:7) --SALOMO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar