Kamis, 16 Mei 2013

Monyet

Seorang profesor sedang mengadakan penelitian terhadap beberapa ekor monyet. Monyet A dan monyet B dimasukkan ke sebuah ruangan tertutup yang di dalamnya diletakkan sebatang tiang, dimana pada puncak tiang itu terdapat setandan pisang. Monyet A mulai memanjat tiang itu, pada saat yang bersamaan, sang profesor menyiramkan air sehingga terpelesetlah monyet A dan jatuh. Monyet A berusaha untuk memanjat lagi, tapi karena licin, kembali dia terjatuh, begitu seterusnya, sehingga monyet A menyerah.

Kemudian giliran monyet B, melakukan hal yang sama dengan monyet A, berulang kali mencoba dan jatuh, menyerah jugalah monyet B.

Kemudian, sang profesor memasukkan monyet C ke dalam ruangan tersebut. Monyet C ingin memanjat tiang tersebut. Sebelum hal itu terjadi, monyet A dan monyet B dengan semangat menasehati monyet C untuk tidak mengalami hal yang konyol yaitu terpeleset dan jatuh. “Percuma kamu memanjat tiang itu, kami berdua sudah mencoba berulang kali tetapi selalu gagal.” Akhirnya monyet C menuruti nasehat kedua monyet itu, dia tidak berusaha mencoba memanjat lebih dahulu.

Kemudian sang profesor mengeluarkan monyet A dan B, dimasukkannyalah monyet D dan monyet E. Monyet D dan monyet E ingin sekali memanjat tiang itu, tetapi monyet C mencoba menasehati mereka untuk tidak sekali-kali memanjatnya kalau tidak ingin terpeleset dan jatuh. Monyet D mendengar dan mematuhi nasehat tersebut, dia tidak berusaha untuk memanjat

Tapi lain halnya dengan monyet E, dia tidak mendengarkan nasehat itu, dia tidak terpengaruh dengan nasehat itu, dia mulai mencoba untuk memanjat. “Apa salahnya mencoba?” pikir monyet E. Karena sang profesor tidak memberi air lagi pada tiang itu, monyet E akhirnya dapat mencapai puncak dan mendapatkan pisang.

Ada beberapa karakter yang dapat kita jumpai:

Monyet A dan monyet B:
Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter dengan mudahnya menyerah kalah dan dengan mudahnya mempengaruhi orang lain untuk tidak berusaha, menanamkan input-input negatif kepada orang lain. Padahal 99% kita-kita yang merasa gagal sebetulnya belum tentu gagal, hanya saja kita cepat menyerah. Sangat disayangkan bahwa dunia ini sebenarnya dipenuhi oleh orang-orang hebat yang potensial, tetapi terlalu cepat menyerah. Banyak dari kita yang keburu sudah mati sebelum mencoba menggali seluruh potensi yang ada pada diri kita.

Monyet C dan monyet D:
Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter mudah sekali percaya dengan input-input negatif yang dia terima, tanpa mau bersusah-susah untuk meraih kesuksesan, orang-orang yang takut gagal, padahal belum mencoba. Kita cenderung mengikuti falsafah Jan Spoelman “Kalau ragu, lebih baik tidak usah dilakukan”. Jika kita tidak pernah mencoba, kita sudah pasti tidak akan pernah berhasil. Kita berjuang bukan dengan kepandaian, tetapi dengan kegigihan.

Monyet E:
Ibaratnya adalah orang yang mempunyai karakter tidak mudah terpengaruh dengan input-input negatif, orang yang selalu berjuang untuk mendapatkan kesuksesan, berani mencoba dan tidak takut gagal. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah mengalami kegagalan. Orang yang sukses selalu bangkit kembali meskipun sudah jatuh. Kalau kita ingin berhasil, kita harus berani mengambil RESIKO.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar