Minggu, 19 Mei 2013

Hari Pentakosta

“ ... kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai keujung bumi.” (Kis.1:8)

Hari Pentakosta adalah puncak dari rangkaian 50 hari masa acara/peringatan sekitar Paskah. Dimulai dari minggu sengsara Yesus yang berakhir pada hari Perjamuan Malam dan penyaliban Yesus, disusul dengan kematian Yesus, lalu kebangkitanNya yang dirayakan sebagai Paskah. Kemudian Yesus memberikan Amanat Agung Penginjilan , dan 40 hari setelah hari Paskah, Yesus naik ke Surga (Ascensi). 10 hari kemudian atau 50 hari setelah hari Paskah, pada hari Pentakosta, terjadi Pencurahan Roh Kudus kepada para murid seperti yang sudah dijanjikan oleh Yesus.

Hari Pentakosta adalah akhir dari drama penebusan dan pelayanan Yesus dibumi sebelum Ia mengutus Roh Kudus sebagai penerus usahanya mendampingi para murid-Nya, namun Hari Pentakosta sekaligus menjadi awal sejarah gereja, sebab sejak itu terjadi Pekabaran Injil keseluruh dunia dan dimana-mana berdiri gereja-gereja Kristen sampai dengan saat ini.

Peristiwa yang terjadi pada hari Pentakosta seperti yang diceritakan dalam Kisah pasal 2 memang luar biasa, karena pada waktu itu Petrus yang penakut menjadi penginjil yang berani dan pada hari itu tercatat ribuan orang bertobat dan kemudian mereka menjadi penginjil-penginjil setelah pulang ke daerah-daerah asal mereka. Juga terjadi demonstrasi karunia-karunia rohani dan mujizat mengiringi hari pencurahan Roh Kudus yang spektakuler itu.

Dalam Kisah 2:1-13 kita membaca bahwa para murid penuh dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Sekalipun dalam fasal ini digambarkan hanya terjadi gejala karunia lidah dan mujizat berbahasa lain, kita jangan hanya terpaku pada gejala demikian, sebab dari bagian-bagian lain, kita dapat melihat makna ‘Turunnya Roh Kudus’ dengan lebih lengkap.

Dalam Injil Yohanes 14:15-31;16:4b-15, kita melihat bahwa sebelumnya Yesus telah menjanjikan pada umat percaya Penolong dan Penghibur, dan dalam Roma 8:1-17 kita dapat membaca mengenai kehidupan dalam Roh Kudus mereka yang telah menerima Roh Kudus. Yang jelas, Roh Kudus sekalipun berkuasa tidak sekedar kuasa (tenaga/daya batin/the Force), tetapi dalam Alkitab jelas ditunjukkan sebagai pribadi. Hanya berbeda dengan pribadi Bapa yang tidak terjamah dan tidak terlihat, dan Yesus yang berinkarnasi menjadi manusia, Roh Kudus adalah pribadi Roh yang mendiami dan menyertai umat percaya. Rasul Yohanes menyebutnya sebagai Penolong dan Penghibur yang diutus oleh Yesus untuk meneruskan pekerjaan-Nya (Yoh.14:16,26;16:7), Ia juga disebut sebagai Roh Kebenaran yang akan memimpin umat percaya kepada seluruh kebenaran (Yoh.14:17;16:13; Rom.8:10).

Berbeda dengan Yesus yang menyadarkan orang-orang akan dosa dan hukuman melalui firman-Nya, Roh Kudus bekerja dari dalam hati manusia untuk menginsyafkan dunia  akan dosa, kebenaran dan penghakiman (Yoh.16:8). Kalau dalam Perjanjian Lama Roh Kudus sewaktu-waktu mendiami dan mendampingi umat Allah, sesudah hari Pentakosta, Roh Kudus mendiami umat percaya secara tetap , Roh yang tidak dikenal dunia tetapi akan dikenal oleh umatNya (Yoh.14:17; Rom.8:9).

Satu hal yang menarik, bahwa kehadiran Roh Kudus dalam diri umat percaya dimaksudkan agar kita menjadi anak-anak Allah yang dipimpin oleh Roh Allah sendiri (Rom.8:14,16) sehingga roh kita bersama dengan Roh Allah dalam diri kita dapat berseru ‘Abba ya Bapa’ (Rom.8:15), sebuah pengakuan tulus dari dalam diri umat manusia bahwa kita adalah anak-anakNya yang dikasihinya.

Seperti pada awal renungan ini, Roh Kudus bukan saja sekedar memberi kita karunia dan kuasa, tetapi lebih dalam Ia akan mengajar dan mengingatkan kita semua akan firman Yesus (Yoh.14:26;16:15), dan umat yang dikarunia dengan Roh Kudus akan mengasihi Allahnya dan akan hidup menurut dan memegang firman-Nya (Yoh.14:21,23).

Tidak boleh tidak, umat percaya yang percaya kepada Tuhan Yesus sepatutnya hidup di dalam dan menurut Roh itu (Yoh.14:20; Rom.8:5,9,11), karena Ia telah memerdekakan kita dari hukum dosa dan maut (Roma 8:2) sehingga kita tidak lagi diperbudak oleh dunia
dengan segala kuasa kegelapannya, sebab keinginan Roh Kudus adalah agar kita hidup dalam damai sejahtera (Yoh.14:27; Rom.8:6).

Menarik untuk mengetahui bahwa kehadiran Roh Kudus yang dikaruniakan kepada umat percaya menjadikan kita ahli waris yang menerima janji-janji keselamatan Allah (Rom.8:17), dan lebih dari itu, kita akan ikut dipermuliakan bersama Dia (Rom.8:17). Janji penyertaan Tuhan tidak hanya diberikan sewaktu-waktu melainkan penyertaan itu akan diberikan selama-lamanya (Yoh.14:16) yaitu seperti yang diamanatkan oleh Tuhan Yesus, akan menyertai kita selama-lamanya sampai Akhir Zaman (Mat.28:20).

Lebih dari itu semua, kehadiran Roh Kudus yang dikaruniakan dalam diri umat percaya akan memberi kita kuasa mujizat dan kuasa untuk berani menjadi saksi kebangkitan (Kis.1:8). Rasul Petrus yang pengecut dan takut ketika dituduh sebagai teman Yesus pada waktu Yesus diadili, telah berubah hidupnya dan menjadi rasul yang berani mati berdiri mempertahankan iman dan kesaksian kebangkitannya di hadapan Mahkamah Agama Yahudi (Kis.2:31-32).

Rasul Paulus adalah pembunuh berdarah dingin dan seorang pemimpin agama yang fanatik yang membunuh Stefanus yang tidak berdosa (Kis.7:54 – 8:1), akhirnya bertobat dan mengaku bahwa sebelumnya ia hidup dalam dosa dan
permusuhan, tetapi kemudian ia mengikuti jalan Tuhan yang membawanya kepada damai sejahtera dan menjadi rasul kebangkitan (1Kor.15).

Sekarang, bagaimana dengan kehidupan kita sebagai umat percaya? Mungkin kita sudah membaca firman Yesus tetapi apakah kita sudah mengalami kehadiran Roh Kudus dalam diri kita? Apakah kita sudah hidup berkemenangan dan berkuasa atas dosa yang sebelumnya menguasai hidup kita? Dan apakah kita sudah memiliki kuasa untuk menjadi saksi kebangkitan? Sudah tiba saatnya umat Kristen bangun dari iman yang suam dan kembali bergairah menjadi saksi kebangkitan, karena itu sudah dijanjikan dan Roh Kudus sudah dikaruniakan kepada kita.
            Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar