Rabu, 31 Juli 2013

"PERLOMBAAN"

Kisah Pelari yang Sangat Menginspirasi

Namanya adalah Derek Redmond,pelari pemegang rekor 400 m dari Inggris

Kisahnya terjadi pada olimpiade musim panas di Barcelona tahun 1992.Derek Redmond mulai berlari, namun larinya terhenti pada 150meter. Derek jatuh karena cedera hamstring. Derek terisak-isak. Ia terkapar di arena lari.

Ia bangkit. Ia berlari, sambil terpincang-pincang menahan rasa sakit. Beberapa official mendekatinya dan menyuruhnya berhenti, namun ia tidak menggubrisnya. Ia terus berlari.

Tiba-tiba dari kerumunan penonton, seseorang berlari mendekatinya, setelah berhasil menerobos penjagaan pihak keamanan stadion. Ia merangkul Derek.

Ia mengatakan, "Nak, sebaiknya kamu berhenti. Tidak mungkin kamu bisa menang.."Derek menjawab, "Tidak. Aku harus berlari sampai finish."

Orang itu berkata lagi, "Baiklah. Mari kita berlari bersama. Ulurkan tanganmu ke pundakku..."

Demikianlah, mereka berdua berlari sepanjang lintasan, sampai garis finish.

Kegigihan Derek memukau penonton saat itu.65.000 penonton melakukan standing ovation pada saat ia memasuki garis finish.

Derek kalah dari lomba, namun ia memenangkan hati penonton.Dia mengalahkan rasa sakitnya, dan memenangkan lomba untuk dirinya sendiri.dan,pria yang mendukung sepenuhnya aksi Derek itu adalah ayahandanya,Jim Redmond.

Bagi Derek, menang bukanlah suatu keharusan, yg diharuskan adalah berjalan sampai dengan garis akhir. Dia mendapat kesempatan untuk ikut olimpiade sampai garis akhir, bukan menyerah pada kesakitan yg dia rasa ..

Lalu bagaimana dengan kita ?

Maukah kita juga berjalan sampai akhir ? Tak peduli seberat apapun beban yg kita tanggung, Allah yg akan menuntun kita sampai garis akhir ...

Ibrani 12 : 1
Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita .

Selamat berlomba hingga garis akhir ..

GBU

JEMBATAN KASIH KARUNIA

Bacaan: Kisah 5:33-42
NATS: Rasul-rasul itu meninggalkan sidang ... dengan gembira, karena telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus (Kisah 5:41)

Coba layangkan imajinasi Anda sejenak. Bayangkan Anda sedang berkendaraan melewati gurun di Kalifornia Selatan dan Anda melihat jembatan Golden Gate yang sangat gagah terbentang di antara aliran sungai kecil yang kering dan terletak di pinggiran persimpangan jalan desa. Pemandangan itu pasti akan sangat menggelikan.

Demikian juga Allah senantiasa menunjukkan kuasa dan kasih karunia-Nya pada waktu atau tempat yang tepat. Dia selalu menyediakan sesuai dengan kesulitan yang sedang dihadapi. Dia tidak akan memberikan kekuatan bila kekuatan itu belum diperlukan.

Kita merasa ngeri apabila memikirkan hal-hal yang dialami oleh beberapa anak Allah karena iman mereka kepada Juruselamat. Banyak di antara mereka lebih memilih jalan yang penuh penderitaan daripada mengikuti jalur yang lebih sedikit mengandung perlawanan. Saya pun kemudian bertanya-tanya, apakah kita akan melakukan hal yang sama?

Tentu saja Tuhan tidak meminta kita untuk membuat komitmen semacam itu sebelum hal tersebut diperlukan. Kita dapat meyakini bahwa apabila kita menderita demi Dia (Filipi 1:29), Dia akan menyediakan apa pun yang kita perlukan untuk menanggung penderitaan itu.

Sebagai pelayan-pelayan Kristus, kita dapat melakukannya selangkah demi selangkah dan percaya bahwa entah kita menemui ngarai yang kering atau sungai yang deras, jembatan kasih karunia Allah akan membuat kita dapat menyeberang dengan aman ke seberang MRD

ALLAH MEMBERI KASIH KARUNIA YANG CUKUP
UNTUK MENGHADAPI SETIAP COBAAN YANG KITA HADAPI

BANGUNLAH!

Bacaan: Mazmur 54
NATS: Allah adalah penolongku (Mazmur 54:6)

Saya sudah tidak berolahraga ski air selama 15 tahun, tetapi ketika teman-teman menawarkan diri untuk mengajak menantu saya, Todd, dan saya ke sebuah danau musim panas yang lalu, bagaimana mungkin saya dapat menolak mereka? Saya merasa ini ide bagus sampai saya memerhatikan bahwa Todd kesulitan untuk berdiri di atas selancarnya. Ia sudah sering bermain ski air, tetapi ketika ia berusaha untuk berdiri di atas satu papan, ia terus-menerus jatuh. Jadi, ketika tiba giliran saya, kepercayaan diri saya tidak lagi sebesar sebelumnya.

Untunglah, teman saya sang peselancar ulung menemani saya saat berada di air dan menuntun saya melakukan apa yang harus saya lakukan. Ia berkata, "Biarkan perahu mengangkatmu ke atas," dan "Bertahanlah!" Berbagai pernyataan yang tampaknya bertentangan ini membuat semuanya berbeda. Saya melakukan keduanya -- saya memercayai perahu itu untuk melakukan tugasnya, dan saya bertahan sekuat tenaga. Ketika untuk pertama kali perahu itu terangkat, saya berdiri dan menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan mengelilingi danau.

Apabila hidup membuat Anda patah hati -- entah itu karena kesedihan yang rasanya terlalu berat untuk dipikul atau keadaan yang membuat hari-hari Anda terus-menerus tidak bahagia -- nasihat teman saya dapat menolong Anda. Pertama-tama, izinkan Allah mengangkat Anda ke atas dengan kuasa-Nya (Mazmur 54:1-6). Lalu, peganglah tangan-Nya. Berpautlah pada-Nya dan "hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya" (Efesus 6:10).

Percayalah pada kuasa-Nya dan bertahanlah. Dia akan memberi Anda kekuatan agar Anda tidak terjatuh (Yesaya 40:31) --JDB

ORANG-ORANG YANG MENANTI-NANTIKAN TUHAN
MENDAPAT KEKUATAN BARU --YESAYA 40:31

AIR MATA DI SURGA

Bacaan: Wahyu 21:1-8
NATS: Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis (Wahyu 21:4)

Pada tahun 1991, seorang gitaris terkenal asal Inggris, Eric Clapton, sangat berduka ketika putranya Conor yang berusia empat tahun tewas karena terjatuh dari jendela apartemennya. Sebagai sarana untuk menyalurkan dukacitanya, Clapton menulis syair lagu dengan nada kesedihan yang mendalam: "Tears in Heaven". Tampaknya setiap nada dalam lagu itu mengandung kepedihan dan kehilangan yang hanya dapat dimengerti oleh orangtua yang pernah kehilangan anak.

Namun yang mengejutkan, beberapa tahun kemudian dalam sebuah wawancara di televisi, Clapton mengatakan, "Dalam beberapa hal, lagu itu sebenarnya bukanlah lagu yang mengandung kesedihan, melainkan lagu yang penuh keyakinan. Ketika dikatakan bahwa tidak akan ada lagi air mata di surga, menurut saya itu adalah lagu optimisme, yaitu tentang pertemuan kembali."

Pemikiran tentang reuni surgawi sungguh menguatkan. Bagi setiap orang yang telah memercayai Kristus untuk mendapatkan keselamatan, ada pengharapan bahwa kelak kita akan dipersatukan kembali selamanya, di tempat "Ia akan menghapus segala air mata dari mata [kita], dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis (Wahyu 21:4). Dan yang terpenting, di situlah kita akan "melihat wajah-Nya" dan tinggal bersama Kristus untuk selamanya (22:4).

Kala kita mengalami kehilangan dan dukacita, ratap tangis dan perkabungan, alangkah menghibur bila kita mengetahui bahwa Kristus telah membeli sebuah rumah surgawi bagi kita yang di dalamnya tidak ada lagi ratap tangis! --WEC

KETIKA ALLAH MENGHAPUS AIR MATA KITA

DUKACITA AKAN MENYUARAKAN LAGU KEKEKALAN

SESUAI ATURAN PAKAI

Bacaan: Mazmur 119:33-48
NATS: Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku (Yeremia 15:16)

Dr. Smiley Blanton adalah seorang ahli jiwa kota New York yang sibuk. Ia menyimpan sebuah Alkitab di atas mejanya. Karena agak terkejut melihat hal tersebut, seorang klien bertanya kepadanya, Apakah Anda, sebagai seorang ahli jiwa, membaca Alkitab?

Saya tidak hanya membacanya, tetapi juga mempelajarinya, kata Dr. Blanton yang adalah seorang kristiani yang saleh. Lalu ia menambahkan, Jika orang-orang bersedia menyerap pesannya, maka banyak ahli jiwa yang akan kehilangan pekerjaan.

Untuk memperjelas maksudnya, Dr. Blanton mengatakan bahwa jika para klien yang terganggu oleh perasaan bersalah bersedia membaca perumpamaan tentang anak yang hilang dan bapanya yang mau mengampuni (Lukas 15:11-32), maka mereka dapat menemukan kunci kesembuhan.

Apakah kita mencari kesembuhan di dalam firman Allah yang penuh kuasa? Kita mungkin membaca Alkitab, namun apakah kita benar-benar meyakini, mempelajari, dan menerapkan ajaran-ajarannya? Kebenaran Kitab Suci yang menyelamatkan merupakan obat Allah yang manjur untuk membebaskan kita dari penyakit dosa.

Nabi Yeremia, di tengah kesulitan dan penderitaan, menemukan sukacita di dalam firman Tuhan (Yeremia 15:16). Sang pemazmur yang mencintai perintah-perintah Allah (Mazmur 119:48) berkata kepada-Nya, Aku hendak bergemar dalam perintah-perintah-Mu .... Aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu (ayat 47,48).

Seperti layaknya obat, firman Allah pun harus digunakan sesuai dengan aturan pakai. Apakah Anda telah menyerap kebenarannya? VCG

ALKITAB MENGANDUNG BERBAGAI VITAMIN
YANG BERGUNA BAGI KESEHATAN JIWA

BANYAK MENERIMA

Bacaan: Lukas 12:41-48
NATS: Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, akan lebih banyak lagi dituntut dari dirinya (Lukas 12:48)

Jeff, seorang pemuda berusia 20 tahun di komunitas kami, telah mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang seharusnya ia terima. Ia pernah menjatuhkan batu dengan sengaja dari atas jembatan layang sehingga jatuh mengenai kaca depan mobil yang sedang dikendarai Vickie Prantle. Batu itu menyobek wajah Vickie, membuat mata kanannya keluar, merusak gigi-giginya, sehingga wanita itu perlu menjalani serangkaian panjang pembedahan yang menyakitkan.

Jeff mengira Vickie dendam padanya. Akan tetapi, bahkan ketika ia menunggu kedatangan paramedis, Vickie berdoa agar Tuhan mengampuni pelaku kejahatan itu.

Lalu, wanita itu meminta kepada hakim untuk memberikan kesempatan kedua kepada Jeff, dan pemuda ini divonis untuk mengikuti program rehabilitasi anak nakal selama 90 hari. "Ia memberi hadiah kepada saya," kata Jeff, "dan saya akan memanfaatkan pemberian itu sebaik-baiknya. Saya sangat bersyukur bahwa ia seorang kristiani. Kalau tidak, saya pasti masih mendekam di penjara."

Bila kemudian pemuda bermasalah itu beriman kepada Yesus Kristus, ia akan sangat berterima kasih kepada Vickie atas hadiah yang diterimanya. Namun jika tidak, kesalahannya akan bertambah pada hari penghakiman terakhir. Yesus berkata, "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, akan banyak dituntut dari dirinya" (Lukas 12:48). Jeff telah diberi banyak. Demikian juga Anda dan saya. Kita yang telah mengenal Kristus sudah menerima sesuatu yang jauh lebih besar, yaitu keselamatan dan pengampunan dari Yesus.

Apa yang akan Anda lakukan dengan hadiah kasih karunia-Nya? -HVL

KASIH KARUNIA ADALAH BERKAT CUMA-CUMA

YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADA ORANG YANG TAK LAYAK MENERIMANYA

Senin, 29 Juli 2013

SUMBER PENGHARAPAN

Bacaan: Ratapan 3:19-41
NATS: Tak habis-habisnya rahmat-Nya (Ratapan 3:22)

Apa gunanya iman jika semuanya tampak sia-sia? Saya telah melontarkan pertanyaan yang mendalam itu dalam hidup saya, dan belum lama ini saya menerima surat dari seorang ibu yang menanyakan hal yang sama.

Ia menceritakan bahwa ia dan suaminya memulai pernikahan mereka dengan mencari kehendak Allah bagi hidup mereka dan memercayakan masa depan mereka kepada-Nya. Kemudian anak kedua mereka terlahir dengan sindrom Down. Respons awal mereka atas hal itu adalah sedih, terkejut, dan tak percaya. Namun pada hari kelahiran anak itu, Allah memakai Filipi 4:6,7 untuk meletakkan kedamaian di dalam hati mereka dan memberikan kasih yang abadi bagi anak mereka yang istimewa itu. Ayat itu berbunyi: Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah .... Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal akan memelihara hati.

Namun, hari-hari yang mereka lalui di gurun belum usai. Sembilan tahun kemudian, anak mereka yang keempat didiagnosa mengidap kanker. Sebelum usianya genap tiga tahun, ia meninggal. Keterkejutan, kesakitan, dan kesedihan menyeruak sekali lagi ke dalam kehidupan mereka. Dan sekali lagi, mereka menemukan pertolongan di dalam Allah dan firman-Nya. Ketika kesengsaraan mengimpit kami, kata ibu ini, kami kembali kepada firman Allah dan anugerah hidup kekal melalui Yesus Kristus.

Ketika persoalan hidup menghantam kita seperti gelombang pasang, kita dapat mengingat bahwa belas kasih Allah tak pernah meninggalkan kita (Ratapan 3:22). Dia dapat memberikan pengharapan yang kita perlukan JDB

PERASAAN TAK BERPENGHARAPAN AKAN MENGINGATKAN KITA
BAHWA KITA TAK BERDAYA TANPA ALLAH

KASIH YANG TAK BERUBAH

Bacaan: Yakobus 1:12-20
NATS: Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang (Yakobus 1:17)

Pada suatu pesta pernikahan yang saya hadiri, kakek mempelai perempuan mengutip di luar kepala sebuah pilihan yang mengharukan dari Kitab Suci tentang hubungan suami dan istri. Kemudian, seorang teman dari pasangan itu membacakan "Soneta 116" karya William Shakespeare. Pendeta yang memimpin upacara memakai sebuah kalimat dari soneta itu untuk melukiskan jenis kasih yang harus menjadi ciri pernikahan kristiani: "Bukan kasih namanya jika ia berubah ketika mendapati perubahan." Sang penyair ingin mengatakan bahwa kasih yang sejati tidak berubah dalam keadaan apa pun.

Pendeta itu mencatat banyaknya perubahan yang akan dialami pasangan ini dalam kehidupan bersama mereka, termasuk kesehatan dan akibat-akibat penuaan yang tak terhindarkan. Kemudian, ia menantang mereka untuk mengembangkan cinta kasih alkitabiah sejati yang tidak akan goyah ataupun pudar meskipun mereka pasti akan menghadapi berbagai perubahan.

Ketika saya menyaksikan sukacita dan kegembiraan pasangan muda ini, saya teringat akan sebuah ayat yang dikatakan Yakobus, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran" (1:17). Allah tidak pernah berubah, demikian pula kasih-Nya kepada kita. Kita adalah penerima kasih sempurna dari Bapa surgawi kita, yang mengasihi kita "dengan kasih yang kekal" (Yeremia 31:3).

Kita dipanggil untuk menerima kasih-Nya yang tidak pernah pudar, agar kasih itu dapat membentuk hidup kita, sehingga kita dapat menunjukkannya juga kepada orang lain --DCM

KASIH ALLAH TETAP BERTAHAN
SAAT SEGALA HAL TIDAK BERJALAN LANCAR

S.T.M.K.

Bacaan: Ulangan 10:17-22
NATS: Haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir (Ulangan 10:19)

Kadang kala kehidupan kristiani menampakkan ekspresi yang luar biasa dari kebajikan yang biasa-biasa saja. Sebagai contoh, Anda pasti berharap bahwa orang yang diliputi Roh Kudus akan bersikap ramah. Dan dengan mempraktikkan sikap tersebut di tengah masyarakat ternyata membawa perbedaan yang luar biasa!

Dalam bukunya, Liability Factor, Tim Sanders berkata bahwa seseorang yang menebarkan kepada sesamanya "sukacita, kebahagiaan, penghiburan, atau perasaan menjadi muda kembali" akan lebih mungkin direkrut atau dipromosikan. Ia menyatakan bahwa sebagian perusahaan telah menyingkirkan ketidakramahan. Mereka menyebut sistem mereka S.T.M.K.: "Saya Tidak Melihat Ketidakramahan".

Prinsip itu seharusnya dipraktikkan oleh warga kerajaan Kristus. Bila orang ditanya apa yang mereka cari di gereja, jawaban pertama mereka adalah keramahan. Sayangnya, realitas menunjukkan bahwa banyak umat kristiani terasa sejauh bintang dan sedingin ruang angkasa.

Tuhan berkata kepada umat Israel kuno bahwa Dia "menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian" (Ulangan 10:18). Dia memerintahkan mereka untuk ikut teladan perilaku-Nya (ayat 19).

Keramahan bukanlah sekadar praktik bisnis yang bijaksana. Sikap itu seharusnya menjadi karakteristik semua pengikut Kristus. Apabila Anda ke gereja hari ini, berperilakulah sedemikian rupa sehingga seorang pendatang baru akan berkata, "Saya tidak melihat ketidakramahan" --HWR

DI DUNIA DI MANA BANYAK ORANG KURANG MEMBERI PERHATIAN

ORANG KRISTIANI SEHARUSNYA MEMBERI PERHATIAN LEBIH

Minggu, 28 Juli 2013

KULIT JERUK

Bacaan: 1Korintus 10:1-13
NATS: Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh! (1Korintus 10:12)

Pada tahun 1911, seorang pemeran pengganti bernama Bobby Leach terjun di air terjun Niagara dalam sebuah tong baja yang sudah dirancang secara khusus. Ia berhasil terjun dengan selamat dan menceritakan tentang hal itu. Meskipun mengalami beberapa cedera ringan, ia bertahan hidup karena menyadari bahaya yang sangat besar dalam tindakan tersebut, dan ia telah melakukan semua yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari bahaya.

Beberapa tahun kemudian, ketika sedang berjalan menyusuri sebuah jalan di New Zealand, Bobby Leach terpeleset kulit jeruk, jatuh, dan mengalami patah kaki yang parah. Ia kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal di sana akibat komplikasi dari peristiwa itu. Ia justru mengalami cedera yang lebih parah saat berjalan kaki di New Zealand daripada saat ia terjun di air terjun Niagara. Ia tidak siap menghadapi bahaya di situasi yang dianggapnya aman.

Beberapa godaan hebat yang bergemuruh di sekeliling kita bagaikan suara gemuruh air di Niagara tidak akan membahayakan kita. Akan tetapi, suatu peristiwa kecil yang tampaknya tidak berarti dapat membuat kita jatuh. Mengapa demikian? Karena kita tidak hati-hati dan tak menyadari bahaya yang mungkin terjadi. Kita keliru karena berpikir bahwa kita berada dalam keadaan aman (1Korintus 10:12).

Kita harus selalu waspada terhadap godaan. Orang kristiani yang berkemenangan adalah seorang kristiani yang waspada, yang selalu berhati-hati bahkan ketika menghadapi kulit jeruk yang kecil RWD

KAPAN PUN KITA JATUH
BIASANYA HAL ITU TERJADI KETIKA KITA MENGANGGAP DIRI KUAT

PENUNDAAN DARI ALLAH

Bacaan: Habakuk 1:12-2:3
NATS: Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku (Habakuk 2:1)

Menanti adalah hal yang berat bagi saya. Saya ingin mendapatkan jawabannya sekarang. Penangguhan membuat saya bingung; penundaan mematahkan semangat. Saya frustrasi atas penundaan oleh Allah, dan saya bertanya-tanya mengapa itu terjadi dan kapan waktunya akan tiba. "Berapa lama lagi, oh, Tuhan?"

Nabi Habakuk juga ingin mendapat jawaban, tetapi Allah memilih waktu-Nya sendiri. "Aku mau berdiri di tempat pengintaianku ... menantikan apa yang akan difirmankan Allah kepadaku," tulis Habakuk (2:1). "Penglihatan itu masih menanti saatnya," jawab Allah. "Nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang" (ayat 3).

Iman tidak pernah putus asa. Iman tahu bahwa selain yang terlihat, semua berjalan dengan baik. Iman dapat menunggu tanpa melihat tanda-tanda atau petunjuk yang jelas bahwa Allah sedang bekerja, sebab dengan iman kita memercayai-Nya. "Semua penangguhan itu sungguh baik, sebab kita selamat jika berada di tangan Allah," kata Madame Guyon (1648-1717).

Kita harus belajar memandang setiap penundaan sebagai hal yang "sungguh baik". Penangguhan justru dapat menjadi kesempatan untuk berdoa, bukannya menjadi cemas, tak sabar, dan jengkel. Penangguhan adalah kesempatan bagi Allah untuk membangun sifat abadi yang sulit kita peroleh, yaitu kerendahan hati, kesabaran, ketenangan, dan kekuatan. Allah tak pernah berkata, "Tunggu sebentar," kecuali Dia berencana melakukan sesuatu dengan keadaan kita -- atau di dalam kita. Dia menunggu menunjukkan kasih karunia-Nya.

Jadi, bersabarlah! Jika jawaban Allah tampak lambat, "Nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang" --DHR

ALLAH MENGULUR KESABARAN KITA
SUPAYA KITA BERJIWA BESAR

KENALILAH "PRODUK" ANDA

Bacaan: Mazmur 33:4-15
NATS: Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan (Mazmur 33:4)

Salah satu ciri seorang wiraniaga yang cakap adalah ia menguasai produknya secara menyeluruh. Ia mengetahui bahan-bahan pembuat produknya. Ia memahami kekuatan produknya. Ia mempelajari manfaat barang tersebut bagi konsumen. Dan ia dapat menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh konsumennya. Penjual yang tidak mengenal produknya tidak akan mendapatkan penjualan.

Dalam buku yang berjudul The Big Sell, John R. Rushmore melakukan survei terhadap para pria dan wanita yang membeli produk-produk yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat. Para pria dan wanita tersebut berpendapat bahwa lebih dari 80 persen wiraniaga yang mendatangi mereka, ternyata tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang barang yang akan dijual.

Saat membaca itu, saya lalu berpikir tentang kita, orang-orang kristiani. Kita sudah dipanggil untuk menjadi saksi Kristus, tetapi seberapa jauh kita menguasai "produk" kita dengan baik? Kita mewakili Kristus dalam segala hal yang kita perbuat dan kita ucapkan. Oleh karena itu, ketika berbicara mewakili Dia, kita pun harus berbicara dengan berani dan jelas. Ini berarti kita harus mengetahui apa yang dikatakan oleh Kitab Suci tentang dosa, keselamatan, dan kebutuhan manusia akan iman. Jika kita tidak menyampaikan Injil secara akurat, kesaksian kita bagi Sang Juru Selamat pun tidak akan efektif.

Pelajarilah firman Allah. Pelajarilah doktrin-doktrinnya dan praktikkan. Dengan demikian Anda akan menjadi saksi Kristus yang lebih baik --DCE

UNTUK MENJADI PENJALA MANUSIA

JADILAH PEMBURU KEBENARAN FIRMAN TUHAN TERLEBIH DAHULU

Jangan Cemas

Shalom.. Para tentara Tuhan Yesus..

Puji Tuhan dulu yuk..

Di dalam kehidupan ini, banyak persoalan yg menerpaku..
Tantangan dunia menghimpit jln imanku, hingga ku seakan tak kuat bertahan..
Namun saat ku bertemu Kau Yesus, Kau berikan aq harapan baru..
Engkaulah Jawaban Pasti untuk kudapat, menjalani hidup dngn kekuatanMu..

Reff:
Kaulah Andalanku, Kaulah Harapanku,
Kutahu Kau setia selalu menopangku
Tuhan kumau setia, kupegang janjiMu, FirmanMu setia trangi jalanku..
Kaulah Andalanku, Kaulah Perisaiku
Kutahu Kau setia selalu menjagaku
Tuhan kumau setia, kubrikan hidupku, firmanMu setia trangi jalanku..

Sekarang baca Yoshua 6.

Tidak ada perwira yg mau terjun kemedan peperangan tanpa persiapan, tanpa rencana serangan yg jelas dan meyakinkan. Resikonya terlalu besar n peluang untuk menang sangat tipis.
Namun itulah tepatnya yg Tuhan kehendaki untuk dilakukan Yosua. Mendekati kota benteng Yerikho yg mempesona tanpa persiapan perang sama sekali.

Secara harfiah perintah yg hrs dilakukan Yosua n orang Israel cuma berbaris mengelilingi tembok itu sehari sekali! Selama 6 hari. Dan pada hari yg ke 7, hrs 7 kali mengelilingnya selama satu hari itu.. Dan sebuah janji bahwa bangsa Israel pasti menang!

Bagaimana Yosua dapat menegakkan kepalanya dan mendekati medan pertempuran dngn keyakinan? Yosua sadar bahwa dirinya adalah pimpinan. Dia nggak perlu cemas tentang kekalahan n kerugian. Tentang perasaan yg sebentar2 timbul, bahwa dia runtuh bersama dngn tembok itu dan terlupakan karena kemuliaan merebut kota itu untuk Tuhan.

Bila kita menghadapi tembok Yerikho dalam hidup kita - sebuah masalah yg tak terpecahkan - sebuah benteng yg tak dapat ditembus - percayakan kepada Tuhan untuk penaklukannya. Patuhilah FirmanNya dan tetapkan kebenaranNya dalam setiap situasi..
Kita mungkin tak mengerti urutan peristiwanya n kita mungkin tidak merasakan emosi kemenangan saat kita menunggu hasilnya. Tetapi di dalam Tuhan kita tidak dapat kalah, kemenangan dipihak kita!

Roma 8:31-32
31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Met pagi my dear friends..
Bersama Yesus kita lakukan perkara yg besar hari ini..

Doa kita: Tuhan Yesus.. Aq tahu setiap hari aq akan hadapi masalah, tetapi bersama Engkau, aq sanggup mengatasi semua.. Krn aq percaya Engkau di dalamku oleh RohMu n aq di dalamMu n kita ada di dalam BAPA.. Dalam Nama Tuhan Yesus, amen!

Have a nice day..

Sabtu, 27 Juli 2013

Akar Dari Tuhan

Seorang tukang kebun mencoba mengadakan penelitian sederhana. Ia menanam dua tanaman yang sama pada lahan yang sama, yang membedakan hanyalah bagaimana cara dia merawat tanaman tersebut.

Tanaman yang pertama disirami secara rutin tiap pagi dan sore, sedangkan tanaman yang kedua disirami dua hari sekali.

Ketika tanaman itu bertumbuh cukup besar, tiba waktunya untuk menguji kekuatan akar tersebut. Perbedaannya cukup mencolok. Dibutuhkan waktu kurang dari dua menit untuk mencabut akar dari tanaman yang pertama. Untuk tanaman yang kedua, dibutuhkan waktu lebih lama yaitu empat menit untuk bisa mencabutnya!

Mengapa hal itu bisa terjadi? Tanaman yang pertama cukup dimanjakan dengan air yang ia dapat dengan mudah, sehingga akarnya tidak berusaha mencari ke tanah yang lebih dalam. Sedangkan tanaman yang kedua karena mendapat suplai air yang lebih sedikit, maka mau tidak mau akarnya mencari ke sumber air sehingga didapatinya akarnya jauh lebih kuat karena masuk lebih dalam ke tanah.

Cara Tuhan mendidik kita tak jauh beda dengan illustrasi tersebut. Bayangkan saja jika Tuhan memanjakan kita dengan mengabulkan semua doa yang kita minta atau tidak pernah mengijinkan penderitaan dan masalah hidup, tentu ini akan membuat kita jadi orang yang manja. Tak hanya itu, kita akan menjadi orang yang cengeng. Akibatnya akar iman kita tidak kuat dan ketika permasalahan terjadi, dengan mudahnya kehidupan kita tumbang!

Tuhan sangat mengasihi kita, itu sebabnya Dia selalu mendewasakan dan melatih akar iman kita. Mengijinkan penderitaan, masalah, tekanan hidup atau keadaan yang tidak menyenangkan, dengan harapan bahwa akar iman kita terus mencari “Sumber” yang sejati.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda memilih untuk menjadi orang yang manja dengan akar yang rapuh, ataukah menjadi orang yang didewasakan oleh Tuhan? Tanpa masalah, kita hanya akan menjadi orang yang manja dan dengan akar iman yang rapuh.

KETIKA MATAHARI TAK BERSINAR

Bacaan: Mazmur 103
NATS: Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Mazmur 103:2)

Acap kali kita menyepelekan berkat-berkat Allah hingga akhirnya berkat-berkat itu diambil dari kita. Lalu kita menyadari betapa berartinya anugerah Allah, bahkan untuk hal yang paling lazim sekalipun.

Ada sebuah legenda mengenai hari ketika matahari tidak bersinar. Pada pukul enam pagi, langit masih gelap. Pukul tujuh pagi masih tetap malam. Siang datang, tetapi suasana masih seperti tengah malam. Akhirnya, pada pukul empat sore, orang-orang berkumpul di beberapa gereja untuk memohon matahari kepada Allah.

Pagi berikutnya, sekumpulan orang berkumpul di luar rumah dan memandang ke langit sebelah timur. Ketika secercah cahaya matahari menyibak fajar, orang-orang tersebut bersorak dan memuji Allah karena matahari itu.

Pemazmur mengerti ia tidak mungkin mengingat semua kebaikan yang telah dilakukan Allah baginya. Ia sedih karena ia mungkin saja melupakan hal-hal tersebut. Lalu ia menggenggam jiwanya yang lembek, menggoncang-goncangkannya, dan memaksanya untuk memikirkan beberapa karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.

Karena kebaikan Allah sepasti matahari, kita berada dalam bahaya jika melupakan apa yang dicurahkan-Nya bagi kita setiap hari. Jika kita menghitung berkat satu per satu, kita tak akan pernah dapat menyelesaikannya. Tetapi jika kita mendaftar 10 atau 20 pemberian yang diberikan Allah bagi kita setiap hari, akan terjadi sesuatu pada hati kita.

Marilah kita coba dan kita akan mengetahui sendiri hasilnya HWR

JIKA ANDA INGIN KAYA
HITUNG SEMUA MILIK ANDA YANG TAK DAPAT DIBELI

Semua Karena Anugerah-Nya

Shalom.. Orang-orang yang sudah berolehkasih anugerah Tuhan kita Yesus Kristus..

Mari kita merenungkan kembali kasih Tuhan..

* Mazmur 8:3-6,
3 (8-4) Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan:
4 (8-5) apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
5 (8-6) Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

Akibat SALIB, sesungguhnya menjangkau jauh melebihi sekedar keselamatan jiwa kita, itu terjalin ke dalam semua yang kita lakukan dan seluruh kepribadian kita..

Paulus menulis, "Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah." Rm. 5:9.

Alkitab selanjutnya menyatakan,

"Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan." Ibr. 9:22.

Kematian Yesus menghapus dosa kita yang mau menerimaNya sebagai Juruselamat.

PERHATIKAN:
JIKA BAPA MEMANDANG HIDUP KITA, ITU KARENA KARYA PENYELAMATAN PUTRANYA.

Inilah ticket paling berharga kita untuk memasuki tahta Nya, dimana kasih dan rahmat mengalir selama-lamanya. Yesus membuat jalan ajaib agar kita dapat berdiri dalam keadaan suci dan diampuni di hadapan mezbahNya.

Sesungguhnya dosa kita tak terampuni oleh karena apapun yang kita perbuat, kita selamat oleh karena BAPA MEMANDANG APA YANG SUDAH DILAKUKAN YESUS UNTUK KITA.

YESUSLAH YANG MENANGGUNG SEMUA DOSA KITA.

Sepatutnya kita bersyukur dan menaikkan pujian kita hari ini dan selama-lamanya.

Happy weekend..

Still in Jesus Christ love.. N GOD bless u all..

Lumpur hidup …

Kalau kita hidup tanpa Tuhan ….

Kita ini seperti didalam lumpur hidup, “berenang” dalam dosa, semakin kita bergerak ingin keluar dari lumpur itu, semakin kita tenggelam dan tenggelam …

Kita membutuhkan seseorang yang dapat menarik kita keluar dari lumpur itu, karena sedikitpun kita bergerak, lumpur akan terus menarik dan menarik kita, sungguh mustahil untuk kita lepas dari lumpur hidup itu …

Siapakah yg dapat menarik kita keluar dari lumpur hidup itu ???

Tuhan Yesus lah jawabannya !!!

Tuhan Yesus adalah anak Allah yang Maha tinggi, rela turun ke dunia serupa dengan hamba, lahir dikandang domba, rela menjadi hina hanya untuk dapat menyelamatkan kita umat berdosa …

Dia adalah Juruselamat yang telah menebus, membayar lunas bahkan mengeluarkan kita dari gelapnya dunia pada terangNya yang ajaib …

“Efesus 2:8 : sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu; tetapi pemberian Allah”

Bersyukurlah ….
Karna pengorbananNya, kita tidak tenggelam dan mati di lumpur hidup !!!

Terimakasih Juruselamatku yang hidup,

Raja diatas segala Raja,

Tuan diatas segala Tuan ..

Kamis, 25 Juli 2013

MENGHADAPI PERTENTANGAN.

* 2 Korintus 4:17,
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

Baca 2Kor. 4:1-18.

Pertentangan atau konflik mempengaruhi manusia dengan cara berlainan:

* Sebagian orang diam dan ini mengantar mereka kepada kemarahan dan kekecewaan yang berlarut-larut.

* Sebagian melampiaskannya dengan emosi dan perasaan mereka, ini melegakan tapi tidak menyelesaikan persoalan mereka.

* Yang lain berusaha mengabaikannya sambil berharap masalah itu akan lenyap dengan berlalunya waktu.

Dalam rencana Tuhan, pertentangan/persoalan diijinkan untuk kita mengerti dan makin mengenal Dia, sesuai kebenaran Alkitab:

1. Pertentangan/pesoalan seharusnya mendorong kita mendekatkan diri pada Tuhan Yesus Kristus. Menjadikan FT sebagai pemandu kehidupan kita. Selalu mencari wajahNya untuk memantapkan perjalanan kehidupan kita. Bersandar penuh pada kekuatanNya, bergantung pada hikmatNya dan berlindung dalam dekapanNya.

2. Mempercayakan maslah kita pada pemeliharaan Tuhan. Bukan berarti kita berhenti melakukan bagian yang harus kita lakukan, loo.. Tuhan bertanggung jawab atas anak-anakNya dan Dia berjanji:

* 1 Petrus 5:6-7,
6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.
7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

3. Bersyukurlah untuk hasil yang memuliakan Dia karena Dia memakai persoalan yang ada untuk mendatangkan kebaikan, baik di bumi maupun di sorga.

Dengan membawa masalah kita kepada Tuhan, kita melibatkanNya untuk bekerja bagi kepentingan kita. Semua masalah kita akan dipecahkanNya saat kita mengijinkan Dia berperang ganti kita (Kel. 14:14, Why. 19:11).

Kiranya renungan di atas dapat membantu kita untuk terus bertumbuh dalam kemuliaanNya.

* Mazmur 91:14-16,
14 Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

Tuhan Yesus memberkati kita

TERJEBAK!

Bacaan: Matius 11:25-30
NATS: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:29)

Seorang pria New York penjual buku dan majalah di jalanan dikeluarkan dari bawah tumpukan kertas di apartemennya setelah dua hari terjebak di sana. Koleksi surat kabar tua milik pria itu, yang ditumpuk di sepanjang dinding dan dari lantai hingga langit-langit, ambruk serta menguburnya hidup-hidup. Para petugas gawat darurat mengisi tumpukan kertas itu ke dalam 50 kantung plastik saat mereka menggali reruntuhan itu untuk menggapainya.

Kita tak memerlukan tumpukan surat kabar tua setinggi Gunung Everest untuk mengetahui bagaimana rasanya terjebak di bawah desakan pekerjaan kita dan tuntutan kerohanian. Namun, pandangan sekilas pada Juruselamat kita akan mengungkapkan ketenangan yang dalam pada diri-Nya. Dalam buku Tyranny of the Urgent, Charles E. Hummel menulis: Penantian dalam doa yang dilakukan Yesus untuk menantikan petunjuk dari Allah ... memberi-Nya pengertian akan arah, mempersiapkan langkah yang mantap, dan membuat Dia sanggup melakukan setiap tugas yang diberikan Allah.

Yesus mengundang orang yang letih lesu untuk datang kepada-Nya. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Matius 11:29).

Ketenangan yang datang bersama dengan keselamatan tidak dapat dicapai dengan usaha, namun harus diterima dengan iman. Di dalam Kristus kita juga dapat terlepas dari tirani urgensi yang membelenggu dan menyelesaikan semua tugas yang diberikan-Nya untuk dikerjakan DCM

MENGIKUT YESUS AKAN MENGHILANGKAN KESIBUKAN DARI KEHIDUPAN

PERAWATAN KUKU GAJAH

Bacaan: 2Timotius 2:22-26
NATS: Dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan (2Timotius 2:25)

Merawat kuku gajah bukanlah kemewahan, melainkan lebih pada keharusan. Menurut artikel dalam The Kansas City Star, jika kaki gajah-gajah yang ditangkap tidak dirawat secara teratur, mereka akan cenderung terkena infeksi yang dapat berakibat fatal. Akan tetapi, menggunting kuku kaki binatang yang bobotnya bisa mencapai 6 ton itu merupakan pekerjaan berbahaya. Jadi, ada orang yang memunculkan sebuah ide. Ia mengembangkan alat bernama "sirip untuk gajah" yang dapat mempermudah para pawang dalam menenangkan seekor gajah dengan mengaktifkan alat itu di samping gajah. Alat itu tingginya 3,6 meter, beratnya lebih dari 15 ton, dan harganya kurang lebih 900 juta rupiah. Beberapa kebun binatang telah membeli alat yang sangat membantu ini.

Memerhatikan orang lain juga bisa berisiko. Paulus menjelaskan bahwa menolong orang yang telah menyimpang dari jalan kebenaran juga bisa mengandung bahaya. Namun, Paulus tak menawarkan alat canggih untuk menolong orang-orang yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain (2Timotius 2:23,25). Sebaliknya, ia mengingatkan bahwa ketika kita harus memerhatikan pikiran dan perasaan orang lain, kita tak dapat bergantung pada kecerdikan dan otot manusia. Yang sangat kita perlukan adalah hikmat Allah. Pelayan Tuhan tak boleh memicu pertengkaran atau menjadi sombong. Sebaliknya, ia harus lemah lembut dan sabar (ayat 24).

Memadukan kebenaran dan kasih karunia saat menghadapi bahaya, jauh lebih baik daripada sikap melindungi diri sendiri. Sikap ini menggambarkan hati Pribadi yang ingin kita perkenalkan kepada orang-orang yang menyimpang itu --MRD II

GUNAKAN SIKAP BIJAK DAN PENUH KASIH
SAAT MENYADARKAN KEMBALI ORANG YANG TERSESAT

DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT

Bacaan: Kejadian 12:1-9
NATS: Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya (Ibrani 11:8)

Salah satu pengalaman yang paling menyedihkan dalam hidup ini adalah ketika kita dipisahkan dari benda-benda dan orang yang kita cintai. Kerap kali sulit bagi kita untuk meninggalkan rumah yang menyimpan banyak kenangan indah, dan selalu berat bagi kita untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang kita kasihi tatkala harus meninggalkan mereka.

Demikian pula tidak mudah bagi Abraham untuk menaati permintaan Allah supaya ia meninggalkan negeri, teman-teman, dan kerabatnya. Namun, bila ia tidak taat pada perintah Allah, tidak akan ada berkat bagi dia dan keturunannya.

Allah memanggil Abraham untuk menjalani kehidupan dengan pengabdian yang khusus ini, karena Dia telah memilihnya menjadi saluran yang melaluinya Dia akan mengerjakan rencana penebusan. Umat manusia telah memberontak dan menjadi penyembah berhala, sedangkan Abraham harus menyembah satu-satunya Allah yang sejati.

Tugas semua orang kristiani adalah memutuskan hubungan dengan segala yang menghalangi kemajuan dan efektivitas kerohanian. Kita harus meninggalkan semua dosa, seluruh kekerasan hati, dan setiap kesenangan duniawi yang dapat menjauhkan hati kita dari Allah.

Jika kita melakukan hal ini, saat diuji dan dicobai, maka integritas rohani dalam hidup kita akan tetap bertahan melalui ujian kehidupan itu. Kita dikuatkan dalam proses tersebut, agar pada gilirannya kita dapat menjadi berkat bagi orang lain yang ada di sekitar kita --HVL

MELEKAT PADA KRISTUS

ADALAH RAHASIA UNTUK MENJAUHKAN DIRI DARI DUNIA

MALAM

Bacaan: Mazmur 42
NATS: Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku (Mazmur 42:9)

Dalam bukunya yang memukau dan menegangkan berjudul Night (Malam), Elie Weisel menggambarkan pengalaman masa kecilnya sebagai salah satu dari sekian banyaknya korban Holocaust [peristiwa pembantaian orang Yahudi secara besar-besaran]. Karena direnggut dari rumahnya dan dipisahkan dari seluruh keluarganya, kecuali ayahnya (yang kemudian meninggal di kamp maut), Weisel menderita kekelaman malam jiwa, seperti yang dialami oleh beberapa orang. Hal ini membuatnya meragukan pandangan dan imannya tentang Allah. Kemurnian hati dan imannya menjadi korban di atas mezbah kejahatan manusia serta kegelapan dosa.

Daud mengalami sendiri kekelaman malam jiwa, yang oleh banyak cendekiawan dipercayai telah menginspirasi tulisannya di Mazmur 42. Karena terus diuber dan diburu, mungkin ketika dikejar oleh putranya, Absalom, yang memberontak (2Samuel 16-18), Daud mengalami kepedihan dan ketakutan yang dapat dirasakan orang dalam pengasingan malam. Malam adalah tempat kegelapan mencekam dan memaksa kita memikirkan kepedihan hati kita dan mempertanyakan Allah. Pemazmur sadar mengeluh tentang Allah yang seolah-olah tidak hadir, namun justru dalam semua pengalaman itu ia memperoleh nyanyian malam (ayat 9) yang memberikan damai dan kepercayaan kepadanya untuk menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi.

Ketika kita memiliki pergumulan yang kelam, kita harus yakin bahwa Allah bekerja dalam kegelapan. Kita dapat berkata bersama pemazmur, "Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (ayat 12) --WEC

JIKA LANGIT CUKUP GELAP
KITA DAPAT MELIHAT BINTANG --EMERSON

KEJUJURAN DAN KEBAIKAN

Bacaan: Keluaran 23:1-13
NATS: Sifat yang diinginkan pada seseorang adalah kesetiaannya; lebih baik orang miskin daripada seorang pembohong (Amsal 19:22)

Seorang pria yang jujur dan baik hati mengendarai mobil menyusuri sepanjang jalanan San Fransisco lebih dari satu jam. Ia hendak menemukan seorang wanita pemilik dompet berisi uang 1.792 dolar yang tertinggal di kursi belakang taksinya. Saya menyukai hal yang dikatakannya pada saat beberapa rekannya sesama sopir taksi mengolok-olok dirinya karena tidak mengambil uang itu. Ia menjawab mereka, Saya adalah pembawa kartu anggota iman kristiani. Apa gunanya ke gereja jika kalian tidak mempraktikkan apa yang sudah dikhotbahkan?

Dalam kitab Keluaran 23, prinsip kejujuran dan kebaikan diberikan secara bersamaan bagi bangsa Israel dalam hukum yang diberikan Allah untuk mereka. Mereka harus cukup jujur untuk mengembalikan ternak yang tersesat kepada pemiliknya, meskipun orang itu adalah musuh (ayat 4). Mereka harus cukup baik hati kepada musuh mereka untuk menolong keledai yang keras kepala agar berdiri (ayat 5). Mereka harus sangat perhatian sehingga orang miskin diperlakukan secara adil dan diberi pertolongan, meski jika hal itu dilakukan dapat mendatangkan kerugian (ayat 6-9). Para pemilik tanah harus membiarkan lahan mereka pada tahun yang ketujuh, dan mengizinkan orang-orang miskin dengan bebas mengumpulkan sedikit hasil dari ladang tersebut (ayat 10,11).

Orang yang jujur bisa menjadi orang yang kejam. Orang yang baik hati mungkin lembek dan tak terlalu memerhatikan kebenaran. Namun, jika Anda menempatkan kejujuran dan kebaikan bersama-sama, keduanya akan menjadi pasangan hebat yang menghormati Allah dan memberkati sesama HVL

KEBIJAKSANAAN ADALAH KEMAMPUAN
MENYATAKAN SESUATU TANPA MENGAKIBATKAN PERMUSUHAN

“Cabe rawit vs cabe merah …”

Tahukah kita, kalau “cabe rawit” dan “cabe merah” memiliki kesamaan ?

Yah, kesamaannya adalah dapat membuat masakan menjadi pedas …

Tapi tahukah kita, kalau “cabe rawit” dan “cabe merah” juga memiliki perbedaan ?

Yah, perbedaannya adalah ukurannya …

Lalu apa kelebihannya “cabe merah” dan “cabe rawit” ?

“cabe merah” memiliki kelebihan pada “warna” nya yg bisa membuat masakan lebih merah, tapi memiliki “rasa” yg sedikit pahit (warna adalah popularitas) …

“cabe rawit” memiliki kelebihan pada “rasa” nya yg justru lebih pedas dan tidak pahit dibanding “cabe merah” , berukuran kecil tapi memiliki dampak yg sangat besar, bahkan bagi sebagian org, jika ingin makan pedas, “cabe rawit” adalah jawabannya, bukan “cabe merah” (rasa adalah terang dunia, dapat memberikan berkat bagi lingkungan sekitar)

Begitupun dengan kita …

“Cabe merah” adalah kita yang selalu ingin menjadi no 1, dihargai dan dicintai oleh semua org …

“Cabe rawit” adalah kita yang selalu berusaha hidup kudus dan dipimpin Roh Kudus, agar dapat menjadi terang dunia …

Tuhan tidak melihat sebagaimana besar “popularitas” kita, tapi bagiNya, bagaimana setiap anakNya dapat menjadi “terang” bagi lingkungan sekitar. Karna popularitas tidak menjamin kita hidup berkenan dimataNya, tapi setiap org yg bisa menjadi “terang”, pasti dapat hidup berkenan dimata Tuhan …

Allah adalah terang, dan setiap anakNya harus menjadi terang juga …

Allah harus dimuliakan, tetapi anakNya tidak boleh mencuri kemuliaan untuk dirinya sendiri, kembalikanlah segalanya untuk kemuliaan Tuhan Allah ….

Janganlah kita mementingkan popularitas, layanilah Tuhan dengan hati, meski org tidak akan mengenal atau mengenang kita, tapi Tuhan tau semua pengorbanan pelayanan kita …

Ingat kita ini hanyalah manusia biasa yg tidak bisa berbuat apa2 tanpa Tuhan, justru…. Tuhan pakai kita untuk dapat memuliakanNya dalam hidup kita …

Ingatlah akan Firman Tuhan,

“Lukas 9:48b : …. Karena yg terkecil diantara kamu sekalian, dialah yg terbesar “

Selamat menjadi terang …

Selasa, 23 Juli 2013

PERGUMULAN

Bacaan: 2Timotius 3
NATS: Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (2Timotius 3:1)

Pernahkah Anda mendengar seseorang berkata bahwa dengan percaya kepada Yesus saja, Dia akan memecahkan seluruh masalah Anda dan Anda akan menikmati kekayaan dan kedamaian dalam hidup ini?

Jika itu jalan yang Allah rancangkan bagi orang-orang yang melayani-Nya, lalu apa masalah Paulus? Setelah bertobat, hidup Paulus begitu saleh, tetapi ia tetap mendapat banyak masalah. Ia adalah salah seorang misionaris terbesar sepanjang zaman -- dan apa masalah yang dihadapinya? Dipukul. Ditangkap. Hampir tenggelam. Melarikan diri ke luar kota.

Perhatikan Yusuf, Abraham, Ayub, Yeremia, Petrus. Mereka adalah orang-orang saleh. Namun, mereka semua menghadapi berbagai bahaya dan kesulitan yang tak pernah kita harapkan untuk kita alami.

Lalu, mengapa ada pergumulan seperti di atas? Mengapa tragedi yang menerpa orang kristiani sama kuatnya seperti tragedi yang menerpa kebanyakan kaum ateis yang antagonistis? Mengapa kita tidak terbebas dari bencana alam, penyakit serius, perselisihan antarpribadi, dan perlakuan tidak adil oleh orang lain?

Bagaimanapun juga, dengan cara yang dipakai Allah untuk membereskan segalanya, berbagai masalah kita dapat membawa kebaikan bagi kerajaan dan rencana-Nya (Roma 8:28; Filipi 1:12). Tugas kita adalah memuliakan Allah dalam keadaan apa pun. Jika kita melakukan hal itu, maka pergumulan kita akan dapat mengarahkan orang lain kepada Sang Juru Selamat saat kita berhasil mencapai tujuan utama kita, yakni untuk mendapatkan kedamaian dan upah di surga --JDB

ALLAH MENGIZINKAN UJIAN KEHIDUPAN MENIMPA KITA

BUKAN UNTUK MENGHAMBAT MELAINKAN UNTUK MENUMBUHKAN KITA

SIAPA YANG AKAN KUUTUS?

Bacaan: Yesaya 6:1-8
NATS: Aku mendengar suara Tuhan berkata, "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku, "Ini aku, utuslah aku!" (Yesaya 6:8)

Sebagai seorang pendeta muda, saya melayani sekelompok jemaat baru, termasuk orangtua saya. Ayah saya sangat aktif dalam "pelayanan terhadap sesama" di gereja. Ia melakukan penginjilan, kunjungan ke rumah sakit dan panti jompo, melayani sesama di dalam bus, memberi pertolongan kepada orang miskin, dan lain sebagainya. Meski tidak pernah dilatih secara formal tentang pelayanan, Ayah ternyata memiliki kemampuan alami untuk menjalin relasi dengan orang-orang yang berada di tengah masa-masa sukar. Itu adalah fokus kecintaannya, yaitu orang-orang tertindas yang kerap diabaikan. Bahkan, pada hari ia mengembuskan napas terakhir, hal terakhir yang ia katakan kepada saya adalah janjinya untuk mampir ke rumah seseorang. Ia ingin memastikan bahwa janjinya itu tetap ia pegang.

Saya yakin pelayanan ayah saya adalah pelayanan yang mengikuti teladan hati Kristus. Yesus memandang banyak orang yang dilupakan di dunia dan berbelas kasih kepada mereka (Matius 9:36-38). Dia memerintahkan para pengikut-Nya untuk berdoa agar Bapa surgawi mengutus para pekerja (seperti ayah saya) untuk menjangkau mereka yang berbeban berat dengan memerhatikan kehidupan mereka.

Ayah saya telah menjadi jawaban atas doa-doa yang dinaikkan dalam kehidupan orang-orang yang terluka. Dan kita pun dapat menjadi jawaban atas doa-doa tersebut. Tatkala ada orang yang memanjatkan doa agar muncul seseorang yang mewakili kasih Kristus, kiranya hati kita memberi tanggapan demikian, "Ya Tuhan, ini aku, utuslah aku!" --WEC

PELAYANAN SEJATI ADALAH KASIH DALAM PERBUATAN

HATIKU MENUDUHKU

Bacaan: 1Timotius 1:12-17
NATS: Bilamana hati kita menuduh kita ... Allah lebih besar daripada hati kita serta mengetahui segala sesuatu (1Yohanes 3:20)

Apakah Anda kadang-kadang merasa bersalah dan tidak layak karena sesuatu yang Anda lakukan bertahun-tahun lalu? Anda sudah mengakuinya dan memohon supaya Allah mengampuni Anda, tetapi ingatan itu masih saja menghantui Anda.

Saya berempati dengan Anda. Saya juga masih diliputi perasaan bersalah jika saya teringat kembali bagaimana saya gagal menolong seorang perempuan tua yang tak mempunyai anak ketika saya masih belajar menjadi penginjil. Ia adalah pengunjung tetap toko tempat saya bekerja paruh waktu. Setelah beberapa waktu, saya menjadi sahabat dan penasihat rohani bagi wanita itu dan suaminya. Saya bahkan memimpin pemakaman suaminya.

Ketika saya pindah ke kota lain untuk kuliah teologi, saya kehilangan kontak dengannya. Sebenarnya saya berniat menghubunginya, tetapi saya terus menundanya. Sampai akhirnya, suatu hari saya membaca berita kematiannya. Saya diliputi kesedihan dan mengakui dosa saya kepada Allah.

Lebih dari 30 tahun setelah Paulus bertobat, ia berbicara tentang saat ketika ia menjadi "seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang yang ganas" (1Timotius 1:13). Ia bahkan menyatakan dirinya sendiri sebagai orang yang paling berdosa (ayat 15). Namun, ia berkali-kali bersukacita dalam kepastian bahwa ia adalah pendosa yang diampuni.

Allah, yang lebih besar daripada hati kita dan yang sungguh-sungguh mengenal kita (1Yohanes 3:20), telah mengampuni kita untuk dosa-dosa yang sudah kita akui (1:9). Kita dapat memercayai-Nya! --HVL

PENGAKUAN DOSA KEPADA ALLAH
SELALU DIIKUTI OLEH PENGAMPUNAN DARI-NYA

Gembok dan Anak Kunci

Apakah ada di antara Anda yang memiliki profesi seorang guru, dosen, atau pengajar? Pada saat Anda menguji anak didik Anda dalam sebuah tes, saya yakin bahwa ketika Anda memberikan pertanyaan, Anda pastinya sudah memiliki jawabannya juga. Tidak mungkin Anda memberikan soal kepada mereka, sementara Anda sendiri tidak tahu jawaban dari soal yang Anda berikan tersebut. Hal yang sama berlaku pada sebuah pabrik pembuatan gembok. Mereka tidak hanya menciptakan gembok, tapi juga membuat kunci untuk setiap gembok tersebut. Bayangkan betapa konyolnya jika mereka hanya jual gembok tanpa anak kunci.
Dua analogi sederhana di atas kiranya memberikan pencerahan kepada kita bahwa hal yang sama Tuhan lakukan dalam hidup kita. Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, maka sesungguhnya Dia sudah punya jawaban untuk persoalan tersebut. Tuhan tidak pernah membiarkan kita mengalami persoalan yang tidak terpecahkan atau masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Tuhan menyediakan kunci untuk setiap pergumulan hidup yang kita alami.
Tuhan tidak hanya menyediakan jawaban atau kunci untuk setiap masalah yang kita alami, tetapi Dia juga bijak dalam mengukur kemampuan dan kapasitas kita dalam menanggung persoalan. Tuhan tidak akan pernah memberikan soal yang melebihi kemampuan kita.
Bukankah seorang guru tidak akan memberikan soal kelas VI untuk anak yang masih kelas I? Jika seorang guru saja bisa demikian bijak dalam menakar kemampuan kita, apalagi Tuhan?
Melalui kebenaran ini kita diingatkan agar jangan sampai menjadi orang yang mudah mengeluh dan merasa persoalan yang kita alami sangat berat dan tak tertanggungkan. Jangan juga kita menjadi orang yang mudah putus asa karena berpikir masalah kita tidak ada jalan keluarnya. Ingatlah bahwa ada soal, berarti ada jawaban, ada gembok, berarti ada kuncinya.
Ketika Tuhan mengijinkan sebuah persoalan, Dia sudah menyediakan kunci jawabannya.

Senin, 22 Juli 2013

Hati Seorang Petani

Allah tertarik untuk menciptakan hati seorang petani. Seorang petani menyiapkan tanah, membajaknya, dan menanaminya, mengawasi dengan seksama, dan mencari cara untuk melindungi apa yang telah ia tanam, tetapi ia menaruh percaya penuh kepada Allah akan hasil panen yang berlimpah pada waktunya.

Apabila ia tidak melihat hasil yang memuaskan pada waktu yang diharapkannya, ia tahu bahwa pada musimnya, hasil yang memuaskan akan ia terima.

Apabila ia menggigil kedinginan, diguyur hujan, diterjang badai dan kekeringan, ia terus saja bertani, karena ia memiliki hati seorang petani.

Banyak ora membicarakan mengenai janji “hasil berlipat ganda sampai seratus kali lipat”. Kebenarannya adalah, tidak setiap petani menerima hasil berlipat ganda seperti itu.

Seringkali kita mengalami cobaan, ujian, dan kesukaran yang nyaris membuat kita putus asa, sementara kita tetap meneruskan untuk setia kepada Tuhan. Tetapi, kita juga harus memahami bahwa semua yang kita miliki adalah milik Allah dan kita hanyalah pengurus-pengurusnya.

Sepasti pengharapan seorang petani akan datangnya masa panen dan ia yakin bahwa masa itu akan tiba pada waktunya, demikianlah juga pengharapan itu adalah penting.

Tetapi fokusnya tidak terletak pada hal itu. Seharusnya kita tidak memikirkan diri sendiri, tetapi justru memahami nilai dari memberi dan berbagi supaya kita hidup seperti sungai.

“Kita harus merasa seperti sungai. Betapa pun besarnya yang kita berikan, kita tidak pernah kekurangan; betapa pun besarnya yang kita terima, kita tidak pernah kelebihan.”

Apa yang kita terima, kita salurkan menjadi alat bagi Allah. Dengan demikian kita dapat senantiasa menyalurkan apa yang Tuhan berikan bagi kita, menjadi alat dan ungkapan kasih Allah kepada sesama kita.

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah keluar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Luk 6: 38)

NALURI

Bacaan: Mazmur 32
NATS: Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu (Mazmur 32:8)

Terbang menembus badai adalah pengalaman yang berbahaya. Ada godaan untuk terbang sesuai dengan naluri saja, atau, seperti istilah yang dipakai para penerbang: "untung-untungan". Namun, seperti perkataan setiap pilot kepada Anda, resep itu dapat mendatangkan bencana. Apabila Anda bergantung pada perasaan dan naluri, Anda akan kehilangan arah, dan berpikir bahwa pesawat mengarah ke atas padahal sebenarnya mengarah ke bawah. Untunglah, panel peralatan disetel ke arah utara dan selalu dapat dipercaya. Dengan dibimbing berbagai peralatan itu, keamanan Anda dalam badai dapat terjamin, bahkan meskipun kita merasa sepertinya alat-alat itu salah.

Kita semua menghadapi badai-badai yang dapat mengacaukan dan membingungkan. Badai-badai ini mungkin berupa masalah-masalah kesehatan, sahabat yang mengkhianati Anda, atau impian yang hancur. Itulah saatnya Anda harus sungguh berhati-hati. Jika Anda dibutakan oleh kekecewaan hidup, jangan percayai naluri Anda. Terbang untung-untungan dalam berbagai badai kehidupan dapat membawa kita kepada keputusasaan, kebingungan, dan pembalasan dendam yang justru semakin memperburuk keadaan. Allah ingin membimbing Anda, dan firman-Nya penuh dengan hikmat serta pengertian tentang kehidupan. "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" (Mazmur 119:105). Pimpinan-Nya selalu benar!

Bukalah Alkitab Anda, dan percayailah Allah untuk membimbing Anda. Dia telah berjanji, "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh" (Mazmur 32:8) --JMS

SEMAKIN DEKAT KITA BERJALAN DENGAN ALLAH
SEMAKIN JELAS KITA MELIHAT BIMBINGAN-NYA

Minggu, 21 Juli 2013

JALAN-NYA

Bacaan: Matius 26:36-46
NATS: Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39)

Sebuah pertanyaan mengenai judul sebuah pujian membuat saya teringat lagu kuno yang indah, yang saya nyanyikan saat bertumbuh di gereja. Nyanyian itu berjudul Biarlah Kehendak-Nya yang Terjadi dalam Hidupmu. Refrein lagu itu berbunyi: Kuasa-Nya dapat membuatmu menjadi engkau yang seharusnya; Darah-Nya dapat menyucikan hati dan memerdekakanmu; Kasih-Nya dapat memenuhi jiwamu, dan akan kaulihat hal yang terbaik adalah ketika kehendak-Nya yang terjadi dalam hidupmu.

Bahkan ketika kita tahu bahwa jalan Allah adalah yang terbaik bagi kita, kita mungkin masih bergumul untuk mematuhi-Nya. Ketika Kristus Juruselamat kita menghadapi kenyataan mengerikan menanggung dosa-dosa kita di kayu salib, Dia sangat menderita dalam doa-Nya, Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39). Yesus, yang hidup untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, bergumul dan berdoa, kemudian mematuhi dengan rela. Dan Dia dapat menolong kita saat bergumul dengan pilihan sukar dalam hidup kita.

C.S. Lewis menulis: Pada akhirnya hanya ada dua macam orang: orang-orang yang berkata pada Allah, Jadilah kehendak-Mu, dan orang-orang yang kepadanya Allah berkata, pada akhirnya, Jadilah kehendakmu. Jika kita senantiasa memilih jalan kita sendiri, akhirnya Dia akan membiarkan kita menderita sebagai akibatnya.

Yang terbaik adalah berserah kepada Allah sekarang. Jika kita melakukannya, kita akan mendapat jaminan bahwa jalan-Nya adalah yang terbaik bagi kita DCM

ADA KEMENANGAN DALAM PENYERAHAN
JIKA PENAKLUKNYA ADALAH KRISTUS

DIKENAL DI SURGA

Bacaan: Yohanes 20:11-18
NATS: Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yohanes 10:27)

Maria berdiri di depan kuburan yang kosong dan menangis dengan sedih karena Tuhannya telah wafat. Ia mendambakan "sentuhan tangan yang telah lenyap", seperti yang dilukiskan Tennyson dalam syairnya tentang dinginnya kepastian maut, "suara yang sunyi".

Lalu, Yesus pun muncul. Dalam kesedihannya, mata Maria terkecoh. Ia mengira Yesus adalah tukang kebun. Akan tetapi, Yesus kemudian memanggil namanya, dan ia segera mengenali-Nya. Ia berteriak, "Rabuni!" yang artinya Guru (Yohanes 20:16).

Saya ditanya apakah nantinya kita akan saling mengenal di surga. Saya percaya bahwa kelak di sana kita akan mengenal dan dikenal. Pada waktu Yesus memperoleh tubuh-Nya yang mulia, para pengikut-Nya dapat mengenali-Nya (Yohanes 20:19,20). Dan, pada suatu hari nanti kita juga akan memperoleh tubuh yang mulia (1Korintus 15:42-49, 1Yohanes 3:2).

"Bersukacitalah," kata Yesus kepada murid-murid-Nya, "karena namamu ada terdaftar di surga" (Lukas 10:20). Kelak kita akan kembali mendengar suara orang-orang yang kita kasihi dan yang namanya tertulis di surga -- suara-suara yang kini masih sunyi. Kita akan mendengar suara ayah yang memanggil nama kita dengan kasih yang murni, dan suara ibu yang memanggil kita supaya masuk rumah setelah kita bermain di luar.

Meskipun demikian, ada satu suara yang sangat ingin saya dengar melebihi semua suara lainnya, yaitu suara Tuhan Yesus yang memanggil nama saya, "David." Dan, seperti Maria, saya akan segera mengenali-Nya. Juru Selamatku! --DHR

SELAMAT TINGGAL ADALAH HUKUM DUNIA --
PERTEMUAN KEMBALI ADALAH HUKUM SURGA

SISI TERJAUH DUNIA

Bacaan: Kolose 3:1-4
NATS: Kewargaan kita terdapat di dalam surga (Filipi 3:20)

Patrick O’Brian (1914-2000) adalah seorang penulis terkenal novel-novel yang berbau sejarah. Pada tahun 1969 ia menerbitkan sebuah novel yang berjudul Master and Commander: The Far Side of the World. Itu adalah novel (yang kemudian menjadi film yang sukses) tentang peperangan di laut selama berlangsungnya Perang Napoleon. Salah satu pengangkat kepopuleran buku ini adalah perhatian O’Brian yang luar biasa terhadap pengetahuan tentang angkatan laut dan sejarah alam. Dan ia menuliskannya dengan wawasan yang merasuk sampai ke dalam jati diri manusia.

Dalam suatu adegan yang menggugah hati, digambarkan Kapten "Lucky Jack" Aubrey sedang mempersiapkan awak kapalnya untuk suatu pertempuran. Ia berkata, "Inggris terancam akan diserbu, dan meski saat ini kita berada di sisi terjauh dunia, kapal ini adalah kampung halaman kita. Kapal ini adalah Inggris."

Pandangan Kapten Aubrey tentang kewarganegaraan tersebut didasarkan pada kesetiaan, bukan pada suatu tempat tertentu. Pandangan ini dengan jelas menggambarkan suatu prinsip yang alkitabiah. Rasul Paulus pernah menulis surat kepada jemaat di Filipi, sebuah daerah jajahan Romawi, "Kewargaan kita terdapat di dalam surga dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat" (Filipi 3:20).

Kita perlu senantiasa diingatkan bahwa walaupun kita tinggal di bumi saat ini, kita harus meletakkan kesetiaan kita di rumah abadi kita. Kita perlu selalu memikirkan "hal-hal yang di atas, bukan yang di bumi" (Kolose 3:2) --HDF

TATKALA ANDA MEMIKIRKAN TUGAS-TUGAS DI DUNIA

PIKIRKANLAH SURGA SENANTIASA

Jumat, 19 Juli 2013

** TUHAN AKU PATAH HATI ***

Tuhan, aku patah hati......
Mungkin itu yang selalu kita keluhkan saat kita kehilangan orang yang sangat kita sayangi. Beberapa hari ini, Tuhan ijinkan beberapa dari teman saya mengalami patah hati karena pacar. Dunia serasa kiamat bila putus dengan pacar. Hidup pun menjadi tak berarti tanpa sang pacar.

Saya pun juga pernah mengalami patah hati. Saya juga pernah mengalami kekecewaan. Semua rasa yang ada di dalam hati kita itu memang wajar, itu adalah bukti bahwa kita masih hidup sebagai manusia yang memiliki banyak rasa.

Kita memang memiliki waktu untuk meratap. Kita memiliki waktu untuk bersedih. Namun, kita tidak perlu berlama-lama meratap karena ratapan dan kesedihan tidak akan berguna. Kesedihan yang mendalam akan mengkerdilkan kehidupan kita sehingga hidup kita terus-menerus berkubang dalam kekecewaan.

Bersyukurlah terhadap apa yang terjadi dalam hidup kita. Saat seseorang yang kita kasihi meninggalkan kita, percayalah bahwa kejadian itu juga merupakan bagian dari rencana Allah. Allah telah menyediakan pasangan yang seimbang dan sepadan dengan kita.

Patah hati bukanlah akhir dari segalanya. Setiap orang memiliki jalannya sendiri. Setiap orang memiliki berkatnya sendiri. Semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Kita hanya perlu bersyukur dan melakukan yang terbaik sesuai dengan kehendak Allah.

TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (Mazmur 27:1)

Kamis, 18 Juli 2013

IDE CEMERLANG

Bacaan: 2Tawarikh 16:1-13
NATS: Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar (2Tawarikh 14:11)

Sebuah dongeng kuno dari Indonesia menceritakan tentang seekor kura-kura yang dapat terbang. Ia menggigit sebatang kayu yang dibawa oleh dua ekor angsa. Pada saat kura-kura itu mendengar orang-orang dari darat yang melihatnya berkata, Wah, cemerlang sekali ide angsa-angsa itu! harga dirinya sangat terluka sehingga ia berteriak, Itu ideku! Tentu saja ia jadi kehilangan pegangan. Harga dirinya telah menjadi kehancuran bagi dirinya.

Selama empat puluh satu tahun, Asa menjadi raja yang kuat dan rendah hati. Ia membawa kedamaian dan kemakmuran bagi kerajaan Yehuda. Dan pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Asa menaikkan doa demikian, Ya Tuhan, selain daripada Engkau, tidak ada yang dapat menolong yang lemah terhadap yang kuat. Tolonglah kami ya Tuhan, Allah kami, karena kepada-Mulah kami bersandar (2Tawarikh 14:11).

Namun pada akhir pemerintahannya, ketika pasukan kerajaan Israel bagian utara menyerangnya, Asa mencari pertolongan dari raja Siria dan bukannya dari Allah. Karena kebodohannya, pemerintahannya melemah dan bangsanya mengalami peperangan. Apa yang salah dalam hal ini? Karena bangga dengan keberhasilan masa lalu, Asa telah lupa bahwa seharusnya ia bergantung pada Tuhan, sehingga Tuhan tak lagi menunjukkan diri-Nya kuat demi kepentingan Asa (2Tawarikh 16:9).

Allah masih mencari orang-orang yang mengizinkan Dia untuk menunjukkan kekuatan-Nya dalam hidup mereka. Hidup dengan rendah hati dan bergantung pada Allah merupakan ide yang benar-benar cemerlang! AL

TAK SEORANG PUN LEBIH KUAT
DARIPADA SESEORANG YANG BERGANTUNG PADA ALLAH

Rabu, 17 Juli 2013

SAAT BERBELAS KASIH

Bacaan: Lukas 23:26-34
NATS: Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Lukas 23:34)

Pada tahun 2002 saya berada di Jakarta, Indonesia. Saat itu saya menjadi pengajar selama dua malam dalam suatu konferensi Alkitab. Malam pertama, saya berangkat lebih awal ke gereja yang menjadi penyelenggara acara, dan sang pendeta mengajak saya untuk berkeliling gedung. Keindahan gereja itu mengesankan saya.

Kemudian sang pendeta mengajak saya ke ruangan yang besar di tempat yang lebih rendah. Di bagian depan terdapat mimbar dan meja Perjamuan Kudus. Di belakangnya tampaklah dinding beton sederhana dengan salib kayu menempel di dinding. Di bawahnya tertera tulisan berbahasa Indonesia. Saya menanyakan apa bunyi tulisan itu, dan saya terkejut saat ia mengutip perkataan Kristus yang dilontarkan-Nya dari atas kayu salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."

Saya menanyakan apakah ada alasan khusus sehingga tulisan itu tertulis di situ. Ia lalu menjelaskan bahwa beberapa tahun sebelumnya di kota ini pernah terjadi kerusuhan hebat, dan 21 gereja dibakar habis dalam satu hari. Dinding beton itu merupakan satu-satunya yang tersisa -- dari gereja pertama yang dibakar.

Dinding dan ayat tersebut mengingatkan mereka pada belas kasih yang ditunjukkan Kristus di atas kayu salib, dan hal itu menjadi pesan gereja bagi kota mereka. Balas dendam dan kepahitan bukanlah respons yang menyembuhkan kebencian dan kemarahan dunia yang terhilang ini. Akan tetapi, belas kasih Kristus dapat menjadi respons yang memulihkan, seperti halnya yang terjadi 2.000 tahun silam --WEC

BELAS KASIHAN DIBUTUHKAN UNTUK

MENYEMBUHKAN LUKA DAN HATI SESAMA

Senin, 15 Juli 2013

MEMBUANG SAMPAH

Bacaan: Mazmur 103
NATS: Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita (Mazmur 103:12)

Istri saya harus mengingatkan saya untuk membawa sampah ke luar rumah sesuai jadwal hari pemungutan sampah. Ini bukan pekerjaan yang saya sukai, tetapi saya bertekad menyelesaikannya. Maka, saya melakukannya. Setelah sampah itu berada di luar rumah, saya merasa lega, dan saya melupakan pekerjaan itu sampai minggu berikutnya.

Kita memerlukan truk untuk mengangkut sampah yang sudah menimbun di rumah. Mirip dengan hal itu, kita juga perlu mengizinkan Yesus mengambil "sampah" yang tak terelakkan sudah tertimbun di dalam hati kita. Apabila kita lupa membawa "sampah" tersebut ke luar, maka rumah kita akan menjadi tampak kotor. Yesus ingin agar kita rutin membuang sampah dosa kita di kaki salib. Dia telah berjanji untuk membuang dan melupakannya.

Akan tetapi, tunggu sebentar! Apakah kita mengaduk-aduk isi tempat sampah itu lagi, dan berusaha mencari hal-hal yang belum siap kita buang? Misalnya, kebiasaan penuh dosa yang tak ingin kita tinggalkan, khayalan yang masih ingin kita pertahankan, dendam yang masih ingin kita nyalakan? Mengapa kita masih ingin mempertahankan sampah itu?

Tindakan "membuang sampah" dimulai dengan mengakuinya, kemudian menyerahkannya kepada Yesus supaya dibuang. "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1Yohanes 1:9).

Hari ini adalah jadwal pemungutan sampah. Keluarkan dan tinggalkanlah sampah dosa Anda di luar sana! --JMS

PENGAKUAN ADALAH KUNCI YANG MEMBUKA
PINTU PENGAMPUNAN

Minggu, 14 Juli 2013

BATU KARANG DAN ROBOT

Bacaan: Mazmur 8
NATS: Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kau-tempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? (Mazmur 8:4,5)

Selama berjalan-jalan menyusuri Taman Dewa yang indah di Colorado Springs, perhatian kami beralih dari batu karang yang besar, agung, dan terbuat dari batu pasir kepada dua orang yang sedang mengenakan pakaian robot. Saat itu taman dijejali para turis musim panas yang tiba-tiba ingin memotret robot tersebut, sementara anak-anak mereka mengelilinginya untuk menyentuh dan berbicara dengan robot-robot tersebut. Masyarakat yang tadinya datang ke taman itu untuk mengagumi keindahan ciptaan Allah, kini lebih tertarik untuk menyaksikan orang yang mengenakan kostum kardus yang disemprot dengan cat berwarna perak.

Hal ini kemudian mengingatkan saya pada waktu saya sedang melakukan saat teduh. Betapa seringnya saya duduk untuk mencari Tuhan dengan membaca Alkitab dan berdoa, tetapi tiba-tiba perhatian saya beralih ke koran, tagihan yang belum dibayar, atau daftar berbagai hal yang harus dikerjakan. Pemazmur memusatkan perhatiannya ketika menulis, "Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan .... Jika aku melihat langit-Mu ... apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mazmur 8:2,4,5).

Ketika sedang merenungkan Tuhan dan ciptaan-Nya, sikap pemazmur yang tinggi hati kemudian berubah menjadi rendah hati dan menghargai kebaikan Allah. Kita pun dapat mengalami hal yang sama dengan sang pemazmur apabila kita dapat meletakkan robot dan batu karang dalam sudut pandang yang benar --DCM

MENYEMBAH ALLAH DI ALAM INI ADALAH BAIK

JIKA ITU MENUNTUN KITA UNTUK MENYEMBAH ALLAH SEMESTA ALAM

Sabtu, 13 Juli 2013

PENGHARAPAN YANG REALISTIS

Bacaan: 2Timotius 4:16-18
NATS: Tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku ... tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku (2Timotius 4:16,17)

Salah satu hal yang saya pelajari setelah dewasa adalah jangan berharap banyak dari sesama. Kita mungkin mencurahkan banyak tenaga dan kasih kepada seorang teman atau anggota keluarga, tetapi kita tidak melihat adanya perkembangan atau tidak menerima ucapan terima kasih atas usaha kita. Bahkan mungkin orang lain yang menerima pujian atas pekerjaan yang kita lakukan.

Jika kita berharap semua orang mengakui dan menghargai hasil kerja kita bagi mereka, maka kita akan sangat terluka. Kita akan mulai bertanya pada diri sendiri, "Hanya inikah wujud terima kasih yang saya dapatkan?"

Di tengah kekecewaan itu, kita perlu mencermati motivasi kita. Apakah kita memiliki pemahaman yang tidak kudus tentang pemberian hak, atau hasrat besar agar dilihat dan dipuji karena usaha kita? Dapatkah kita memberi dengan rela dan membiarkan orang lain bertanggung jawab dengan respons mereka sendiri? Dalam pelayanannya bagi Tuhan, Rasul Paulus pernah melewati masa-masa ketika semua orang meninggalkannya. Namun, perhatiannya tetap terfokus pada kekuatan yang Allah berikan kepadanya "supaya ... Injil diberitakan dengan sepenuhnya" melalui dirinya (2Timotius 4:16,17).

Kita seharusnya tidak berharap memperoleh apa yang hanya dapat diberikan oleh Yesus dari sesama kita. Berharap seperti itu hanya menunjukkan betapa tidak realistisnya kita. Tugas kita hanyalah memberi dan menyerahkan hasilnya kepada Tuan kita, karena kita tahu bahwa pada waktunya kelak kita akan menerima upah dari Dia: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia" (Matius 25:21) --DHR

JIKA KITA BEKERJA DENGAN BAIK BAGI KRISTUS

KITA AKAN MENERIMA PUJIAN DARI-NYA

DIA INGIN

Bacaan: Kisah Para Rasul 1:1-8
NATS: Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8)

Dalam bukunya yang berjudul Love Is Now, Peter Gilquist menyatakan bahwa ia dan rekan-rekannya diundang menjadi pembicara bagi sekelompok mahasiswa UCLA [University of California, Los Angeles]. Seusai pertemuan itu, seorang pria muda mengungkapkan keinginannya untuk mendiskusikan keselamatan. Karena itu, Gilquist mengatur pertemuan dengannya pada keesokan paginya.

Mahasiswa ini benar-benar menginginkan apa yang dilihatnya dalam kehidupan orang kristiani. Namun, ia ragu untuk membuat komitmen karena mengira ia harus bersaksi kepada orang lain tentang Yesus. Namun, Gilquist meyakinkannya bahwa untuk menjadi seorang kristiani ia tidak dituntut melakukan apa pun selain percaya kepada Kristus.

Karena menyadari bahwa keselamatan merupakan anugerah Allah melalui iman, mahasiswa itu dengan gembira menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya. Namun, terjadi sesuatu yang aneh saat ia kembali ke asrama. Ia berjumpa dengan temannya, lalu menceritakan kepada temannya itu tentang iman barunya dalam Kristus. Sebelum hari itu berakhir, ia telah bersaksi kepada semua orang di asramanya tentang Yesus.

Kesaksian kita bagi Kristus seharusnya mencerminkan hati yang penuh rasa syukur, yaitu suatu hasrat yang sungguh-sungguh untuk membagikan berkat keselamatan kepada sesama. Jika kita enggan memberikan kesaksian, marilah kita meminta kepada Allah agar Dia memberi kita hasrat untuk berbicara tentang Dia. Dengan demikian, kita akan bersaksi karena kita memang ingin melakukannya --RWD

BILA ANDA MENGENAL KRISTUS

ANDA AKAN INGIN AGAR ORANG LAIN JUGA MENGENAL DIA

Jumat, 12 Juli 2013

FAKTA TENTANG KETAKUTAN:

1. Ketakutan dalam bahasa Inggrisnya adalah FEAR (Fake Evidence Appearing Real) yang bisa diartikan tanda-tanda palsu yang tampak seperti kenyataan.

2. Ketakutan merupakan motivator handal untuk menjadikan kehidupanmu seperti yang ia (ketakutan) inginkan.

Ketika ketakutan membawa kita akan takut akan Tuhan mengakibatkan tindakan mematuhi stiap kehendak Tuhan sehingga akan menyenangkan bagi Tuhan. Hal ini merupakan suatu nilai positif akan ketakutan tetapi bagaimana bila kita takut akan Iblis?

Ada pepatah mengatakan ketika seseorang takut menjadi miskin maka dia tidak akan mungkin menjadi orang kaya.

3. Ketakutan menyebabkan kekuatiran yang berlebih sehingga seringkali menghasilkan keputusan yang bodoh.

4. Ketakutan adalah 'teroris' yang sesungguhnya di dalam kehidupan kita. Dirunut dari asal kata takut adalah yir'ah (Ibrani) atau photos (yunani) yang bisa diartikan teror dalam bahasa Indonesia.

Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. (Lukas 21:26)

Bagaimana Cara Keluar dari Ketakutan ?

1. Ketakutan tidak dapat tinggal bersamaan dengan iman:

Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. (Matius 8:26)

Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" (Matius 14:24-27)

2. Fokus kepada Allah dan firman-Nya:

Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku! (Mazmur 27:8-9)

3. Buang ketakutan dengan paksa:

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. (1 Yohanes 4:18)

Dan sebagai penutup maka kita harus bisa mengendalikan ketakutan di dalam kehidupan kita karena takut adalah penyebab kegagalan di dalam kehidupan kita.

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. (1 Petrus 5:7-9)

Fakta Alkitab : Terdapat 365 kata "Jangan Takut" di dalam Alkitab, yang bisa diartikan Tuhan selalu memberi kata "Jangan Takut" untuk setiap harinya di dalam kehidupan kita.

SEBARKAN!

TUHAN YESUS MEMBERKATI!

Rabu, 10 Juli 2013

Terima Kasih, Tuhanku

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” * 1 Tesalonika 5:18*

Sewaktu kecil, orang tua kita selalu mengajar untuk mengucapkan terima kasih apabila diberikan sesuatu oleh seseorang, entah itu berupa barang maupun uang. Bila kita tidak melakukannya, biasanya ayah atau ibu kita akan mengingatkan kita agar mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah memberikan sesuatu kepada kita. Tanpa sadar, hal yang diajarkan itu terus teringat oleh kita sampai sekarang.

Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk mengucap terima kasih kepada Tuhan. Hal yang sebenarnya mungkin sering kali kita dengar di saat ibadah gereja, persekutuan doa, atau pun dari orang tua kita sendiri. Tetapi, tahukah Anda bahwa ucapan syukur yang Anda naikkan kepada Allah adalah kerinduan dari hatiNya sendiri?

Anda jangan salah sangka mengira pertanyaan di atas dan langsung berpikir bahwa Allah gila pujian atau kehormatan. Bukan, bukan itu yang Dia inginkan. Anda harus tahu bawa tanpa manusia pun, namaNya sudah ditinggikan dan dimuliakan oleh para malaikat di Surga dan seluruh alam semesta. Jadi, kalau begitu untuk apa manusia harus mengucap syukur kepada Allah? Jawabannya adalah karena Dia ingin berhubungan dengan makhuk ciptaan spesialNya ini.

Allah tahu ketika manusia tidak diajar untuk bersyukur, maka ia akan menjadi orang yang tinggi hati. Ketika seseorang sudah menjadi sombong, maka dipastikan orang tersebut tidak dapat mengucap syukur. Akibatnya, hubungan ia dan Allah pun akan semakin menjauh.

Tidak ada dalam pikiran Allah untuk menjauh dari anak-anakNya. Ia selalu ingin dekat dan berbicara setiap waktu. Hanya saja hal itu dapat terjadi bila anak-anakNya memiliki hati yang mengucap syukur. Ucapan syukur yang Anda naikkan tidak hanya membuat hati Tuhan disenangkan, tetapi hidup Anda pun dipenuhi oleh kasih.

Mulailah selalu mengawali hari-hari Anda dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Bahkan tidak hanya itu, ucapkanlah kata terima kasih kepadaNya saat masalah atau kondisi yang tidak mengenakkan datang dalam hidup Anda. Percayalah, ketika Anda melakukannya dengan segenap hati, berkat Tuhan turun dengan luar biasanya.

Terima kasih adalah kata yang sederhana, tetapi kata tersebut adalah kata yang menyukakan hati Tuhan. Sudahkah Anda membuat hatiNya bersuka hari ini?

Senin, 08 Juli 2013

PANDANGLAH BURUNG

Bacaan: Matius 6:25-34
NATS: Pandanglah burung-burung di langit .... Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26)

Ketika Anda melambatkan jalan pikiran Anda dan membiarkannya bermalas-malasan, ke mana pikiran Anda melayang? Apakah Anda mengkhawatirkan uang? Kita harus berhati-hati dengan uang, namun Yesus mengajarkan agar kita tak boleh mencurahkan seluruh perhatian pada uang. Jika Anda beriman kepada Tuhan, Anda tak perlu mengkhawatirkan kebutuhan hidup. Allah sendiri telah memikul tanggung jawab atas tersedianya makanan dan pakaian Andadan segala kebutuhan Anda.

Ketika Yesus berbicara mengenai kebutuhan kita akan makanan, Dia mengacu pada burung-burung, dan berkata, [Mereka] tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Matius 6:26). Itu tidak berarti kita bisa mendapatkan apa pun yang kita perlukan tanpa usaha. Burung-burung harus mengais dan mencari makanan. Intinya, mereka tidak perlu khawatir mengenai makanan.

Yesus memerintahkan kita agar memusatkan hidup pada kerajaan Allah. Maka pakaian, makanan, dan minuman pasti akan kita dapatkan. Lihatlah dengan cara demikian: Entah Anda hidup hanya untuk uang atau tidak, pada akhirnya Anda pasti akan meninggalkannya atau uang yang meninggalkan Anda. Namun jika Anda memusatkan kehidupan Anda pada Allah dan melakukan kehendak-Nya, hal-hal lain akan disediakan bagi Anda.

Apakah kepedulian Anda untuk menghasilkan uang dan menyimpannya mengalahkan kepedulian Anda melakukan kehendak Allah? Jika iya, berhenti dan pandanglah burung-burung HWR

TIDAK MEMILIKI TUJUAN HIDUP LEBIH BURUK
DARIPADA TIDAK MEMILIKI UANG

DASAR YANG BENAR

Bacaan: Galatia 1:6-12
NATS: Tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus (1Korintus 3:11)

"David, kok tadi saya tidak melihatmu di kelas," kata saya kepada salah seorang mahasiswa saya ketika kami kebetulan bertemu di kantor Bagian Informasi. Ia memandang saya dengan keterkejutan seorang "mahasiswa baru di minggu pertama kuliahnya" dan kemudian tersadar bahwa ia ternyata telah keliru membaca jadwal kuliahnya, sehingga ia masuk ke kelas yang salah.

Hal yang lucu ialah memang ada dua laboratorium bahasa; yang satu dipimpin oleh saya dan yang lain dipimpin oleh dosen lain. Dan, hari itu David telah masuk ke laboratorium yang salah. Saya kemudian berkata kepadanya, "Tidak apa-apa. Sekarang saya tahu bahwa kamu tetap mendapat pengajaran yang benar, jadi ketidakhadiranmu tadi tidak saya anggap absen."

Ketika merenungkan kejadian ini, saya menyimpulkan bahwa hal semacam ini mirip dengan kesempatan yang dipunyai oleh banyak orang kristiani dalam memilih gereja tempat mereka beribadah. Dalam hal ini, yang terpenting ialah orang kristiani hadir di gereja yang memberikan informasi yang benar, yaitu gereja yang memberitakan keselamatan melalui Yesus Kristus (1Korintus 15:3-5), menjadikan Alkitab sebagai patokan iman dan ibadah, serta memberi kesempatan bagi para anggotanya untuk melayani di dalam nama Yesus. Khotbah yang disampaikan harus mewartakan Injil yang benar dan kisah nyata tentang Yesus -- bukan "Injil yang lain" (Galatia 1:6-9). Bukan pembawa beritanya yang terpenting, melainkan berita yang disampaikan.

"Injil" apa yang Anda dengar? Apakah Injil itu sudah diletakkan di atas dasar Yesus Kristus? (1Korintus 3:11) --JDB

SATU-SATUNYA DASAR GEREJA
ADALAH YESUS KRISTUS, TUHAN KITA

Minggu, 07 Juli 2013

KITAB YANG HILANG?

Bacaan: 1Yohanes 4:1-3
NATS: Setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus (1Yohanes 4:3)

Setiap orang menyukai cerita yang bagus, namun banyak orang menganggap novel terlaris The Da Vinci Code sebagai fakta sejarah.

Alur cerita utama dalam buku itu adalah adanya dugaan bahwa kitab yang hilang dari Alkitab telah dirahasiakan oleh gereja selama berabad-abad. Kitab-kitab yang hilang ini menyatakan bahwa Yesus menikahi Maria Magdalena dan memiliki beberapa anak dari pernikahan itu. Hal ini sama sekali tidak mengungkapkan sejarah dan menyesatkan banyak orang.

Kitab-kitab yang diduga sebagai kitab-kitab yang hilang dari Alkitab ini ditemukan di Nag Hammadi, Mesir, pada tahun 1945. Kitab-kitab ini menyangkal kealkitabiahan Yesus dan mengembangkan penyembahan terhadap dewa-dewa, pendewaan diri sendiri, dan informasi rahasia.

Lalu mengapa gereja tidak memasukkan kitab-kitab ini ke dalam Alkitab? Karena dokumen-dokumen di dalamnya tidak memenuhi kriteria keaslian Kitab Suci, yang melibatkan beberapa pertanyaan utama: Apakah penulisnya adalah seseorang yang telah dipilih Yesus sebagai seorang rasul? Apakah kitab tersebut diterima secara luas di kalangan para pemimpin gereja? Apakah Roh Allah berbicara melalui kitab itu? Kitab-kitab yang hilang itu tidak lolos tes ini. Namun, semua kitab yang kita miliki di dalam Perjanjian Baru lulus tes ini.

Ketika banyak orang mempertanyakan keabsahan Kitab Suci, kita perlu memberi mereka jawaban yang terhormat dan jelas. Hal itu mungkin akan membuat mereka ingin lebih mengenal Alkitab kitadan Allah kita HDF

BAGI ORANG BIJAK, FIRMAN ALLAH ITU CUKUP

JANGAN CEPAT MENYERAH

Bacaan: 1Korintus 9:24-27
NATS: Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun (Ibrani 12:1)

Chris Couch baru berusia 16 tahun ketika ia pertama kali memenuhi syarat untuk bermain golf di tingkat tertinggi Tur PGA (Professional Golfers' Association). Dengan cepat ia diramalkan akan menjadi pemain cemerlang di masa depan dan dipastikan akan meraih sukses pada tahun-tahun mendatang.

Meskipun demikian, hidupnya lebih merupakan aktivitas yang menjemukan. Chris tidak meraih kesuksesan dalam waktu singkat. Ia harus bekerja keras selama 16 tahun dan mengikuti 3 pertandingan "mini-tours". Ia pernah tergoda untuk tidak meneruskan kariernya, tetapi Chris terus bertekun. Akhirnya, pada usia 32 tahun, untuk pertama kalinya Chris menjadi pemenang dalam pertandingan New Orleans Open. Ketekunannya membawa hasil, tetapi itu tidak diperolehnya dengan mudah.

Dalam bukunya A Long Obedience in the Same Direction (Ketaatan yang Panjang di Arah yang Sama), pengajar Alkitab, Eugene Peterson, mengingatkan kita bahwa hidup orang kristiani lebih mirip dengan pertandingan maraton daripada pertandingan lari 100 meter. Peterson berkata bahwa kita dipanggil untuk "terus berlari, karena hal inilah yang membuat hidup kita pantas untuk dijalani".

Dengan anugerah dan kekuatan Kristus, kita pun dapat "berlomba dengan tekun" dalam perlombaan hidup ini (Ibrani 12:1). Dan, dengan berbekal teladan dari Tuhan kita yang menolong serta membesarkan hati kita, maka seperti nasihat Rasul Paulus, kita pun dapat berlari untuk memperoleh hadiah "mahkota yang abadi" (1Korintus 9:25).

Jangan menyerah terlalu cepat --WEC

BERLARILAH DALAM PERLOMBAAN
DENGAN MATA YANG MEMANDANG PADA KEKEKALAN

Sabtu, 06 Juli 2013

SUJUD MENYEMBAH

Bacaan: Mazmur 95
NATS: Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita (Mazmur 95:6)

Orang-orang Yunani dan orang-orang Roma zaman kuno menolak posisi berlutut sebagai bagian dari ibadah penyembahan. Mereka berkata bahwa posisi berlutut tidak patut dilakukan oleh orang merdeka. Posisi itu tidak cocok dengan budaya Yunani dan hanya sesuai untuk orang-orang yang belum beradab. Cendekiawan Plutarch dan Theophrastus menganggap bahwa berlutut merupakan ungkapan kepercayaan kepada takhayul. Aristoteles bahkan mengatakan bahwa berlutut merupakan bentuk kelakuan yang tidak beradab. Meskipun demikian, keyakinan ini sama sekali tidak pernah diikuti oleh umat Allah.

Dalam Mazmur 95:6, pemazmur menyatakan bahwa berlutut menunjukkan penghormatan yang sangat dalam kepada Allah. Di dalam satu ayat ini, pemazmur menggunakan tiga kata Ibrani yang berbeda untuk menunjukkan bagaimana seharusnya sikap dan posisi seorang penyembah.

Yang pertama, pemazmur menggunakan kata sujud, yakni posisi berlutut dengan dahi merapat ke lantai sebagai tanda hormat kepada Tuhan yang berarti setia kepada-Nya. Kata kedua yang digunakannya ialah menyembah, yang artinya bertelut untuk memberi hormat dan menyembah Tuhan. Kemudian, ia menggunakan kata berlutut, yang berarti melipat lutut sebagai tumpuan berdiri untuk memuji Allah.

Menurut pemazmur, berlutut di hadirat Allah adalah tanda penghormatan, bukan bentuk kelakuan tidak beradab. Meskipun demikian, yang penting bukan hanya posisi tubuh kita, melainkan juga sikap kerendahan hati kita --MLW

SIKAP KITA DALAM PENYEMBAHAN LEBIH BERHARGA
DARIPADA POSISI TUBUH KITA KALA MENYEMBAH

Persepuluhan

Persepuluhan harus dilakukan dengan konsep yang benar

Bisa saja seseorang memberikan persepuluhan, tetapi dengan konsep yang salah. Memberikan persepuluhan dengan konsep yang benar adalah sangat penting, apalagi di zaman Perjanjian Baru, zaman penyembahan di dalam Roh dan kebenaran.

Adalah salah jika menganggap persepuluhan sebagai semacam “pajak” rohani. Pajak adalah sesuatu yang memberatkan. Tuhan ingin agar orang percaya memberi dengan sukacita, dan dengan kerelaan hati (2 Kor. 9:7).

Adalah salah untuk menganggap bahwa 10% adalah milik Tuhan dan 90% adalah milik saya. Sebenarnya seluruh hidup orang percaya adalah milik Tuhan (Roma 12:1; Gal. 2:20). Jadi, termasuk, seluruh harta dan uang orang percaya adalah milik Tuhan yang Tuhan percayakan kepada anak-anakNya. Dari Firman Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menaruh minimal 10% dari harta yang Ia percayakan itu, ke tiang penopang dan dasar kebenaran (Israel/Bait Suci di PL dan jemaat lokal di PB). Sisanya, tetap adalah milik Tuhan yang kita kelola. Jadi, orang percaya tidak boleh sembarang menggunakan uang”nya” apalagi untuk berdosa. Dengan penuh doa, ia menggunakan uang”nya” dengan bijak.

Adalah salah untuk berpikir bahwa memberi persepuluhan adalah semacam sogok kepada Tuhan, sehingga seseorang bebas untuk “berdosa” asal ia membayar persepuluhan. Tuhan tidak berkenan.kepada persembahan lebih daripada ketaatan! Baca 1 Samuel 15:22-23.

Adalah salah untuk berpikir bahwa persepuluhan adalah satu-satunya persembahan yang perlu diberikan. Di dalam Perjanjian Lama, orang Israel memberikan persepuluhan, dan juga sering memberikan persembahan khusus, misalnya ketika ada pembangunan Kemah Suci, dan peristiwa-peristiwa lainnya.

Persepuluhan adalah permulaan yang baik, tetapi jangan stop dengan persepuluhan. Justru semakin kita belajar memberi kepada Tuhan, semakin kita dimampukan untuk memberi lebih dan lebih lagi. Tidak ada yang lebih baik daripada ketika Tuhan berkenan untuk memakai kita sebagai saluran berkatNya, untuk pekerjaanNya di bumi ini. Saluran berkat tidak akan kekurangan berkat.

Adalah salah untuk memberikan persepuluhan dengan motivasi “investasi duniawi,” mengharapkan berkat materi dalam jangka waktu pendek. Tuhan memang berjanji akan memberkati orang yang memberikan persepuluhan, tetapi janganlah mengukur berkat Tuhan secara materi belaka. Persepuluhan seharusnyalah diberikan dengan motivasi utama cinta akan Tuhan, dan cinta akan pekerjaan Tuhan. Berkat akan diurus.oleh Tuhan pada waktuNya.

Satu-satunya cara untuk melakukan persepuluhan dengan efektif adalah.untuk melakukannya dengan iman.

Kita harus percaya akan janji-janji Allah bahkan di masa-masa yang sulit. Dan kita harus ingat bahwa Allah menguji iman untuk melihat apakah itu iman sejati, dan untuk membuat iman itu semakin kuat (Yak. 1:2-4).  Banyak kali ketika seorang Kristen memutuskan untuk mulai memberi persepuluhan, ia akan terkena masalah keuangan untuk menguji keputusannya itu.

Semoga berhikmat & mencerahkan.

Tuhan Yesus Memberkati.

Bicara Tentang Kejujuran

Terkadang kita merasa bahwa kita adalah manusia paling jujur, tak pernah berbuat salah, dan sekalipun kita merasa bahwa kita adalah orang yang sangat baik.

Tinggi hati yang kita miliki membuat kita sombong, kita menjadi sering merendahkan orang lain, dan kita menganggap orang yang pernah berbuat dosa, dan bahkan pernah dipenjara adalah orang yang paling hina...

Apakah benar orang yang suka mengintimidasi itu adalah anak-anak ALLAH? Tentunya tidak...!!!

Kenapa??? karena disaat kamu membeda-bedakan sesamamu, saa itu kamu bukan melakukan kehendak Tuhan, tapi kehendakmu yang kau paksakan agar kau merasa hebat, dan merasa kamu adalah orang hebat yang patut disanjung. Tidak banyak orang yang terkenal tapi menjadi sombong, karena apa???? karena menurutnya dunia lebih penting daripada menuruti kehendak Tuhan.

Mungkin diantara kita ada yang seperti ini. karena itu ayolah..!!! lakukan kehendak Tuhan, jangan kita mengatakan bahwa kita adalah PENGIKUT YESUS tapi kita tidak mencerminkan kehendak Tuhan...

Tuhan sangat menyayangi kita semua, karena itu tinggalkan kesan lama, dan buka lembaran baru yang jauh lebih baik...

Tuhan Yesus Memberkati.

Jumat, 05 Juli 2013

BAPA TAHU YANG TERBAIK

Bacaan: 2Samuel 16:5-12
NATS: Mungkin Tuhan akan memerhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu (2Samuel 16:12)

Tidak seperti Daud dalam 2Samuel 16, kita cenderung ingin membalas dendam, membungkam pengecam kita, menuntut keadilan, dan membereskan segalanya. Akan tetapi, Daud berkata kepada mereka yang ingin membelanya, "Biarkanlah [Simei] dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhan yang telah berfirman kepadanya" (ayat 11).

Bagi saya, seiring dengan tahun-tahun berlalu, kita bertumbuh -- seperti halnya Daud -- dalam kesadaran akan kasih Allah yang melindungi. Kita menjadi tidak terlalu memedulikan perkataan orang lain tentang kita, dan justru semakin menyerahkan diri kepada Bapa kita. Kita belajar taat dengan penuh kerendahan hati pada kehendak Allah.

Tentunya kita dapat meminta lawan kita memberi alasan atas tuduhan mereka terhadap kita, atau kita dapat menyangkal dengan gigih jika mereka memfitnah kita. Namun, ketika kita telah bertindak semaksimal mungkin, satu-satunya hal yang tertinggal adalah menanti dengan sabar hingga Allah membenarkan kita.

Sementara itu, alangkah baiknya apabila kita menyerahkan perkataan mereka yang memfitnah kita pada kehendak Pribadi yang mengasihi kita dengan kasih yang tak terbatas. Kita perlu mengatakan bahwa segala hal yang diizinkan Allah untuk terjadi adalah demi kebaikan-Nya untuk diri kita atau orang lain -- walaupun hati kita hancur dan air mata kita bercucuran.

Apa pun yang dikatakan orang tentang Anda, Anda berada di dalam tangan Allah. Dia melihat penderitaan Anda, dan pada saatnya nanti akan membalas Anda dengan kebaikan. Percayalah kepada-Nya dan tinggallah di dalam kasih-Nya --DHR

DIPERLUKAN BADAI UNTUK MEMBUKTIKAN

TEMPAT BERNAUNG YANG SEJATI

Kekuatan Sebuah Pujian

Ada dua gadis bekerja pada sebuah perusahaan yang sama. Nona Wang dan Chang. Keduanya memiliki karakter yang berbeda dan karenanya tak dapat sharing atau bertukar pikiran bersama. Walaupun keduanya tidak saling membenci, namun mereka bukanlah sahabat karib dan tak saling mengagumi cara kerja serta sifat masing-masing.

Suatu hari, nona Chang meminta teman kerja yang lain, Pak Chou, untuk menegur nona Wang agar ia memperbaiki serta mengontrol dorongan emosinya. Sebab kalau tidak demikian, tak akan ada orang yang mau berteman dengannya. Demikian alasan nona Chang. Pak Chou menyetujui permintaan nona Chang itu.

Setelah beberapa hari, nona Chang berpapasan dengan nona Wang. Nona Wang dengan penuh ramah dan sopan menegur nona Chang. Sejak itu nona Chang melihat adanya perubahan besar dalam diri nona Wang, yang kelihatannya seakan-akan telah berubah menjadi seorang pribadi baru, seorang pribadi yang menyenangkan dan disukai banyak orang.

Nona Chang lalu bertemu Pak Chou untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, serta menanyakan resep yang dipakai Pak Chou menasihati nona Wang. Pak Chou menjawab, “Saya hanya berkata kepada nona Wang: Saat ini ada banyak orang yang memuji dan mengagumimu, terutama nona Chang secara istimewa mengatakan bahwa engkau sangat lemah lembut, tahu mengontrol emosi, serta disukai banyak orang.”

Nona Chang tertegun akan kehebatan Pak Chou yang telah mengubah pribadi nona Wang itu.

Pujian adalah bunyi yang paling indah dari segala jenis bunyi-bunyian.

Sudahkah Anda melantunkan nada pujian Anda kepada anak, adik atau orang-orang yang Anda kasihi???

TIDAK HORMAT

Bacaan: Kisah 12:20-24
NATS: Lalu rakyatnya bersorak membalasnya, "Ini suara dewa dan bukan suara manusia!" Seketika itu juga ia ditampar malaikat Tuhan (Kisah 12:22,23)

Raja Herodes, dengan mengenakan pakaian kerajaan, berpidato di hadapan rakyat karena ia ingin mereka berpihak kepadanya. Ia senang mendengar sanjungan rakyatnya. "[Ini] suara dewa dan bukan suara manusia!" sorak rakyatnya (Kisah Para Rasul 12:22). Rasa takut dan hormat kepada satu-satunya Allah yang sejati seharusnya membuat Herodes menyanggah sanjungan itu, tetapi ia tidak melakukannya. Karena ia tidak bersedia "memberi hormat kepada Allah", Herodes segera ditampar oleh malaikat Tuhan. Ia mengalami kematian yang mengerikan karena telah bersikap tidak hormat kepada Allah.

Di lain pihak, Paulus dan Barnabas sangat menghormati Allah, sehingga mereka panik ketika orang-orang memuja mereka (Kisah Para Rasul 14:14,15). Ketika orang banyak melihat Rasul Paulus secara ajaib menyembuhkan orang yang sudah menderita lumpuh sejak lahir, mereka pun berseru, "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia!" Lalu, mereka mempersiapkan diri untuk mempersembahkan korban kepada Paulus dan Barnabas (ayat 11-13). Ketika mendengar hal itu, keduanya lalu "mengoyakkan pakaian mereka, lalu menerobos ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru, 'Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian?'" (ayat 14,15).

Dari kedua kisah Alkitab yang kontras ini, kita menemukan panggilan yang sungguh-sungguh untuk menghormati Allah di dunia yang tidak menghormati-Nya. Hanya Dia yang patut kita muliakan, kita puji, dan kita hormati. Dialah satu-satunya yang patut kita sembah --HVL

BUKAN KEPADA KAMI, YA TUHAN, BUKAN KEPADA KAMI
TETAPI KEPADA NAMA-MULAH BERI KEMULIAAN -- MAZMUR 115:1