Kehebatan Memberi
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. (1Kor 13: 13)
Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima, karena ada keajaiban dibalik “memberi”, suatu rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang yang berjiwa besar.
Memberi itu menyehatkan. Dr. Allan Kuts mengadakan penelitian yang melibatkan 3.000 sukarelawan, mengambil kesimpulan, “Memberi dan menolong orang lain dapat mengurangi rasa sakit, mengurangi rasa stres, meningkatkan endorphin, dan meningkatkan kesehatan.”
Prof. David McClelland juga menambahkan, “Melakukan sesuatu yang positif terhadap orang lain akan dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sebaliknya orang kikir cenderung terserang penyakit.”
Mengapa demikian? Karena orang kikir biasanya cinta uang. Bila uangnya sedikit berkurang, maka dia akan stres, tubuh akan mengeluarkan hormon kortisol yang akan mengurangi kekebalan tubuh.
Memberi dapat memperpanjang umur. James Hous dalam risetnya
menyimpulkan, “Menolong orang lain secara sukarela meningkatkan kebugaran tubuh dan angka harapan hidup.”
Rockeffeler adalah orang kaya yang tidak bahagia dan sulit tidur. Dokter memvonis hidupnya tidak akan lama, lalu Rockeffeler memutuskan mengubah hidupnya untuk menolong kaum miskin. Apa yang terjadi? Kesehatannya membaik dan berlawanan dengan perkiraan dokter. Ia hidup sampai umur 98 tahun sebagai ahli filantropi dan dermawan yang terkenal.
Memberi mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa. Saat kita mengulurkan tangan untuk menolong sesama dan berbagi dengan kehidupan mereka, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang mendalam dan hidup jauh lebih berarti.
Setiap orang yang suka memberi tidak pernah kekurangan. Dia akan membaikkan orang lain, dirinya sendiri, dan menyenangkan hati TUHAN.
Jadilah insan yang suka memberi tanpa pamrih, maka hidup kita akan berlimpah berkat tak terhingga, kasih tak berkesudahan, kebahagiaan tak terbatas, dan sukacita sepanjang masa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar