Bacaan: 1Tawarikh 16:8-13,23-36
NATS: Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! (1Tawarikh 16:34)
Kidung pujian yang indah ini, "We Plow the Fields [Kita Membajak Sawah]," kerap dinyanyikan di Amerika Serikat selama hari Pengucapan Syukur pada bulan November. Bagi saya, kidung pujian itu mengingatkan kita pada banyak keluarga yang berbagi hidangan tradisional selama musim panen.
Namun, saya terkejut ketika mendengar lagu itu dinyanyikan di gereja selama bulan Juni, melenceng dari konteks hari besar tradisional itu. Saya jadi sadar bahwa bersyukur kepada Allah atas kebaikan dan pemeliharaan-Nya harus menjadi perayaan yang berkelanjutan bagi umat-Nya.
Untuk sebuah acara perayaan nasional yang istimewa, Raja Daud menulis sebuah lagu untuk memimpin bangsanya memuji Allah pada masa itu, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! ... Biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan!" (1Tawarikh 16:8,10). Hingga kini lagu ini bertahan menjadi bagian dalam buku kidung pujian di Israel yang tak henti-hentinya dinyanyikan (Mazmur 105:1-15).
Dua abad silam, Matthias Claudius menulis:
Kami bersyukur kepada-Mu, Bapa, atas segala hal
yang cemerlang dan indah; /
Masa menabur dan masa menuai, kehidupan kami,
kesehatan kami, makanan kami; /
Tak ada yang mampu kami berikan kepada-Mu atas segala kasih
yang Engkau curahkan selain yang Kaukehendaki, kerendahan hati
kami dan hati yang penuh syukur. /
Segala anugerah yang baik di sekeliling kami berasal dari surga; /
Syukur kepada Tuhan, oh syukur kepada Tuhan atas kasih-Nya.
Ada banyak hal yang bisa kita syukuri setiap hari. Allah senantiasa menyediakan segala kebutuhan kita. Dengan demikian, mari kita merayakan hari Pengucapan Syukur sepanjang masa --DCM
BAGI ORANG KRISTIANI, MENGUCAP SYUKUR BUKAN SEKADAR PERINGATAN
MELAINKAN SEBUAH CARA HIDUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar