Selasa, 09 April 2013

Siapa yang Harus Didahulukan

Siapa yang Harus Didahulukan

Ada sebuah perusahaan besar yang sedang mencari karyawan. Dalam tes tertulisnya, mereka hanya memberikan satu kasus untuk dijawab:

"Anda sedang mengendarai motor di tengah malam gelap gulita dan hujan lebat di sebuah daerah yang penduduknya sedang diungsikan semuanya karena bencana banjir.

Pemerintah setempat hanya bisa memberikan bantuan 1 buah bis yang
saat ini juga sedang mengangkut orang-orang ke kota terdekat.

Saat itu juga Anda melewati sebuah perhentian bis satu-satunya di daerah itu. Di perhentian bis itu, Anda melihat 3 orang yang merupakan orang terakhir di daerah itu yang sedang menunggu kedatangan bis:

Seorang nenek tua yang sekarat,

Seorang dokter yang pernah menyelamatkan hidup Anda sebelumnya,

Seseorang yang selama ini menjadi idaman hati Anda dan akhirnya Anda temukan.

Anda hanya bisa mengajak satu orang untuk membonceng Anda.

Siapakah yang akan Anda ajak?

Dan, jelaskan jawaban Anda mengapa Anda melakukan itu!"

STOPPP MEMBACA!!! Anda jawablah dulu pertanyaan itu dalam HATI...
.
.
.
.
.
.
.

Namun, sebelum Anda fix dengan jawaban Anda, saya ingin sedikit menghasut Anda, sebab ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan:

Seharusnya Anda menolong nenek tua itu dulu karena dia sudah sekarat. Jika tidak segera ditolong akan meninggal. Namun, kalo dipikir-pikir, orang yang sudah tua memang sudah mendekati ajalnya. Sedangkan yang lainnya masih sangat muda dan harapan hidup ke depannya masih panjang.

Dokter itu pernah menyelamatkan hidup Anda. Inilah saat yang tepat untuk membalas budi kepadanya. Tapi, kalo dipikir, kalo sekadar membalas budi bisa lain waktu kan? Namun, kita tidak pernah tahu kapan kita akan mendapatkan kesempatan itu lagi.

Mendapatkan idaman hati adalah hal yang sangat langka. Jika kali ini Anda lewatkan, mungkin Anda tidak akan pernah ketemu dia lagi. Dan, impian Anda akan kandas selamanya.

Jadi yang mana yang Anda pilih?

.
.
.
.

Dari sekitar 2000 orang pelamar, hanya 1 orang yang diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Orang tersebut tidak menjelaskan jawabannya, hanya menulis dengan singkat:

"Saya akan memberikan kunci motor saya kepada sang dokter dan meminta dia untuk membawa nenek tua yang sedang sekarat tersebut untuk ditolong segera.

Sedangkan saya sendiri akan tetap tinggal di sana dengan sang idaman hati saya untuk menunggu ada yang kembali menolong kami."

Ya, jawaban di atas adalah jawaban yang terbaik bukan?

Tapi, kenapa sebagian besar hal tersebut tidak kita pikirkan sebelumnya?

Apakah karena kita terbiasa dengan tidak mau untuk melepas apa yang sudah kita dapatkan di tangan dengan susah payah? Dan, bahkan berusaha meraih sebanyak-banyaknya?

Terkadang..., dengan rela untuk melepaskan sesuatu yang kita miliki, melepaskan kekeraskepalaan kita, mengakui segala keterbatasan yang kita miliki dan melepaskan semua keinginan kita untuk sesuatu yang lebih mulia, kita akan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih besar.

Lalu, bagaimana dengan Anda?

Apakah Anda sudah merasa prioritas yang Anda jawab dalam hati tadi adalah yang terbaik dari prioritas satu karyawan itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar