Rabu, 17 April 2013

FANANYA HARTA

Bacaan: Yakobus 5:1-6
NATS: Jadi, sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah .... Kekayaanmu sudah busuk (Yakobus 5:1,2)

Steve Wynn sangat beruntung. Tahun 1997, ia membeli sebuah lukisan karya Pablo Picasso senilai 47 juta dolar di balai lelang Christie. Belum sampai 10 tahun, ia bisa menjualnya lagi seharga 139 juta dolar. Tiga kali lipat! Transaksi itu bakal masuk rekor penjualan barang seni termahal di dunia. Sayangnya, saat lelang terjadi, Wynn berdiri di dekat lukisan itu dan tanpa sengaja menyenggolnya dengan sikutnya. Celaka! Lukisan itu robek sepanjang 15 cm, tepat di tengahnya. Batallah penjualan termahal itu! Dalam sekejap, 139 juta dolar menguap dari mata Wynn.

Betapa fana harta kekayaan. Ia bisa menguap dalam sekejap. Itulah pesan yang disampaikan dalam Yakobus 5. Jika seseorang mengandalkan harta sebagai jaminan masa depan, ia perlu menangis dan meratap. Mengapa? Sebab kekayaan bisa tiba-tiba saja meninggalkannya. Rapuh. Kalaupun seumur hidup harta bisa terjaga, saat mati ia tak dapat dibawa pergi. Harta tak bisa dijadikan modal sukses di akhirat. Bahkan, kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kita atas bagaimana cara kita mendapatkan dan mengelola harta di bumi. Menahan upah buruh, misalnya (ayat 4), adalah pelanggaran serius di mata Tuhan. Mencari harta dengan cara salah di dunia akan membuat kita melarat di akhirat!

Setiap orang perlu harta, maka tidak salah jika kita mencari uang. Menjadi kaya pun tidak masalah. Namun, jangan jadikan harta segala-galanya, sehingga kita rela menindas sesama, menipu, atau berkelahi dengan saudara demi mendapatkannya. Sebaliknya, jadikanlah harta sebagai alat berkat. Alat untuk menyatakan kasih Allah dengan menolong sesama -JTI

ALKITAB TIDAK MENENTANG KEMAKMURAN
DIA HANYA MINTA AGAR KEMAKMURAN ITU DIBAGIKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar